Anda di halaman 1dari 2

SOP PENANGGULANGAN

FILARIASIS
No. Dokumen:
……/PKM-.../2019
SOP No. Revisi :
Tgl.Terbit :
Halaman : (1/2)

PUSKESMAS dr. Afri Amorrinto


PEKAUMAN NIP.19780418 200903 1 002

1. Pengertian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular


menahun yang disebabkan oleh cacing filarial yang
menyerang saluran dan kelenjar getah bening.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menanggulangi kasus Filariasis
dengan tepat di puskesmas Pekauman
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor:
01. SK/ /UKM/PK/2019 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Pekauman
4. Referensi PERMENKES RI No.94 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Filariasis
5. Prosedur / PENATALAKSANAAN
Langkah- langkah Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau
memperbaiki perjalanan penyakit, antara lain dengan:
a. Memelihara kebersihan kulit.
b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita
limfedema kronis.
c. Obat antifilaria adalah Diethyl carbamazine citrate
(DEC) dan Ivermektin.
d. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing
dewasa, Ivermektin merupakan anti mikrofilaria
yang kuat, tetapi tidak memiliki efek makrofilarisida.
e. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan,
selama 12 hari, pada TropicalPulmonary Eosinophylia
(TPE) pengobatan diberikan selama tiga minggu.
f. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap
DEC atau reaksi terhadap cacing dewasa yang mati.
Reaksi tubuh terhadap protein yang dilepaskan pada
saat cacing dewasa mati dapat terjadi beberapa jam
setelah pengobatan, didapat 2 bentuk yang mungkin
terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal:
g. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB
efektif terhadap penurunan derajat mikrofilaria
W.bancrofti, namun pada filariasis oleh Brugia spp.
penurunan tersebut bersifat gradual. Efek samping
ivermektin sama dengan DEC, kontra indikasi
ivermektin yaitu wanita hamil dan anak kurang dari
5 tahun. Karena tidak memiliki efek terhadap cacing
dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6 bulan
atau 12 bulan untuk menjaga agar derajat
mikrofilaremia tetap rendah.
h. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan
mengurangi serangan berulang, sehingga mencegah
terjadinya limfedema kronis.
i. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk
mengatasi efek samping pengobatan. Analgetik
dapat diberikan bila diperlukan.
j. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik
memerlukan tindakan operatif, demikian pula pada
chyluria yang tidak membaik dengan terapi
konservatif.

KONSELING DAN EDUKASI


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat
penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga
juga harus memahami pencegahan dan pengendalian
penyakit menular ini melalui:
a. Pemberantasan nyamuk dewasa.
b. Pemberantasan jentik nyamuk.
c. Mencegah gigitan nyamuk.
Setelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap
gejala dan mikrofilaria, bila masih terdapat gejala dan
mikrofilaria pada pemeriksaan darahnya, pengobatan
dapat diulang 6 bulan kemudian.

KRITERIA RUJUKAN
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau
bila gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif.
6. Unit terkait 1. Ruangan Pemeriksaan Umum
2. Apotik
3. Laboratorium
4. UGD

(2/2)

Anda mungkin juga menyukai