Anda di halaman 1dari 2

PEMBERIAN OBAT FILARIASIS

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1 /2

UPT Puskesmas Dr. Timothy Von Simon


Palingkau NIP. 19790612 200802 1 001

Filariasis merupakan salah satu penyakit menular yang yang masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh cacing filarial
yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan
1. Pengertian kecacatan menetap. Secara tidak langsung, penyakit yang ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas
kerja penderita, beban keluarga dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi
Negara yang tidak sedikit.
Dapat melakukan konseling dan edukasi kepada klien dan keluarga dalam
2. Tujuan
memeberikan terapi dengan baik.

1 3. Kebijakan

 Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, 2015


2 4. Referensi  Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan,
2015

Penatalaksanaan:
 .Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memeperbaiki
perjalalanan penyakit, antara lain dengan:
- Memelihara kebersihan kulit
- Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema
kronis
- Obat antifilariasis adalah diethyl carbamazine citrate
(DEC) dan ivermektin.
- DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa,
invermektin merupakan antimikrofilaria yang kuat tetapi
tidak memiliki efek maakrofilariasida.
3 5. Prosedur
- Dosis DEC 6 mg/kg BB ,3 dosis perhari setelah makan
,selama 12 hari pada tropical pulmonary eoshinophilia
(TPE) pengobatan diberikan selama 3 minggu
 Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau
reaksi terhadapcacing dewasa yang mati. Reaksi tubuh
terhadap protein yang dilepaskan pada saat cacing dewasa mati
dapat terjadi beberapa jam setelah pengobatan, didapat 2
bentuk yang mungkin terjadi yaitu reaksi sestemik dan reaksi
lokal.
- .reaksi sistemik berupa demam, sakit kepala , nyeri badan ,
pusing anoreksia, malaise, dan muntah-muntah. Reaksi
sistemik cenderungberhubungan dengan intensitas infeksi.
- Reaksi lokal berbentuk limfadenitas, abses, dan transein
limfedema reaksi lokal terjadi lebih lambat namun
berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik.
4 6. Output - Pemberian obat berjalan dengan lancar
- Dokumentasi pelayanan tercatat dengan lengkap dan rapi.
Poli Umum
7. Unit Terkait
No
8. Rekaman historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai