(SPO)
DITETAPKAN
Tanggal Terbit :
STANDAR PROSEDUR KARUMKIT BHAYANGKARA TK II
SARTIKA ASIH BANDUNG
OPERASIONAL
(SPO)
dr. HARRY KAMIJANTONO,Sp.OT.,FICS.,M.M
KOMBES POL NRP.66050699
I. PENGERTIAN Suatu kegiatan pendaftaran operasi cito / emergensi dari
IGD, Ranap, Rajal dan ICU ke IBS.
II. TUJUAN Mengatur penjadwalan dan pelaksanaan tindakan operasi di
ruang IBS.
III. KEBIJAKAN Keputusan Karumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih
Bandung Nomor : Kep / 58 / I / 2017 tanggal 9 Januari
2017 tentang Kebijakan Pelayanan Bedah.
IV. PROSEDUR 1. Petugas dibagian IRNA / IRJAL / IGD / ICU memberi
informasi ke petugas Instalasi Bedah Sentral bahwa ada
pasien yang harus menjalani operasi cito dengan
memberikan identitas berupa Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Status Pasien , Diagnosa, Rencana Tindakan
Operasi, Operator, Jam Operasi dan Ruang asal pasien
atau kepastian tempat perawatan setelah operasi.
2. Petugas dibagian IRNA / IRJAL / IGD / ICU
menghubungi Instalasi Bedah Sentral untuk
memberitahukan bahwa pasien akan segera dikirim.
3. Petugas di Instalasi Bedah Sentral melakukan serah
terima dengan petugas yang mengirim pasien.
4. Petugas Instalasi Bedah Sentral menyiapkan pasien dan
perlengkapan operasi sesuai dengan prosedur operasi
yang akan dilakukan.
V. UNIT TERKAIT 7. InstalasiBedah Sentral.
8. Instalasi RawatJalan.
9. Instalasi RawatInap.
10. ICU.
11. Instalasi Rekam Medik.
12. Instalasi Farmasi.
PENUNDAAN / PEMBATALAN JADWAL
OPERASI INSTALASI BEDAH SENTRAL
DITETAPKAN
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit: KARUMKIT BHAYANGKARA TK II
SARTIKA ASIH BANDUNG
OPERASIONAL
(SPO)
DITETAPKAN
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : SARTIKA ASIH
OPERASIONAL
Januari
(SPO)
2022
dr. HARRY KAMIJANTONO,Sp.OT.,FICS.,M.M
KOMISARIS BESAR POLISI NRP.66050699
II. PENGERTIAN Mengadakan kunjungan ke kamar pasien guna
mengevaluasi kondisi pasien dan kesiapan tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
II. TUJUAN Mengadakan evaluasi dan penilaian tindakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan baik atau
tidaknya tindakan tersebut dilakukan atau untuk
menentukan langkah dalam upaya memberikan
pelayanan tindakan yang optimal.
III. KEBIJAKAN Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II
Sartika Asih Nomor : Kep / / / 2022 tanggal 3
Januari 2022 tentang Pedoman Pelayanan Anastesi.
IV. PROSEDUR 1. Dokter spesialis anestesi atau perawat anestesi
melakukan kunjungan sebelum pelaksanaan
operasi.
2. Dokter spesialis anestesi atau perawat anestesi
mengunjungi pasien di tempat tidur dan
memperkenalkan diri.
3. Dokter spesialis anestesi atau perawat anestesi
memberikan penjelasan tentang tindakan anestesi
sehubungan dengan tindakan/operasi yang akan
dilakukan dan memberikan dorongan mental
untuk mengurangi kecemasan.
4. Dokter spesialis anestesi atau perawat anestesi
melakukan pemeriksaan minimal, meliputi:
a. Melakukan anamnesis
b. Mempelajari hasil pemeriksaan dan
konsultasi yang tersedia terkait dengan
risiko penyulit dan rencana tindakan
anestesi yang akan dilakukan
c. Meminta proses pemeriksaan penunjang
dan tindakan konsultasi lain sesuai kondisi
pasien
d. Menentukan status fisik pasien
e. Menentukan teknik anestesi dan alternatif
yang akan dilakukan
f. Pemeriksaan sistem saraf pusat (kesadaran,
kecerdasan, dll.)
g. Pemeriksaan sistem pernapasan (jalan
napas dan fungsi pernapasan)
Pemeriksaan sistem sirkulasi (tekanan
darah, nadi, dan perfusi)
h. Mengecek hasil pemeriksaan penunjang
i. Menentukan persiapan puasa sebelum
sedasi
j. Menentukan transportasi ke tempat
tindakan sesuai dengan kondisi pasien
k. Menentukan pengelolaan pasca sedasi,
termasuk manajemen nyeri pasca tindakan
l. Bila diperlukan, menentukan kebutuhan
ruang rawat khusus pasca sedasi
5. Memeriksa kembali bahwa hal-hal tersebut di atas
sudah dilakukan secara benar dan dicatat dalam
rekam medis pasien.