Anda di halaman 1dari 6

UTS JURNALISTIK TV

“ ANALISAH 3 BERITA ”

TUGAS INDIVIDU (ANALISA KONTEN BERITA)


DISUSUN OLEH :

Surya Aji Pangestu (42190032)


Kelas 42.4A.25

FAKULTAS KOMUNIKASI & BAHASA


PROGRAM STUDI BROADCASTING
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2021
BERITA ONLINE

Ratusan Burung Mati Misterius, Berjatuhan di Jalanan Roma Usai Tahun Baru 2021

Liputan6.com, Roma - Pasca-perayaan Tahun Baru 2021, beredar di media sosial foto dan video
yang menunjukkan ratusan burung mati misterius. Bangkainya berjatuhan di tengah jalan Roma,
memicu segala macam teori konspirasi.

Seperti diberitakan Oddity Central, yang dikutip Rabu (13/1/2021), foto dan video tersebut
menunjukan ratusan burung mati tergeletak di sekitar stasiun kereta Termini, Roma, Italia, pada
malam Tahun Baru 2021.

Walau belum dapat dipastikan penyebab misteri kematian para burung tersebut, kelompok
penyayang hewan menyalahkan pertunjukan kembang api tradisional sebagai penyebab tragedi
misterius ini.

Walaupun ibu kota Italia telah mengumumkan larangan kembang api saat Tahun Baru 2021,
sebagian besar dari masyarakat mengabaikan larangan tersebut.

Karena insiden menyedihkan ini, organisasi perlindungan hewan OIPA (International Animal
Protection Organization) Italia menyerukan larangan nasional, atas penjualan kembang api dan
petasan untuk penggunaan pribadi.

"Saya sedang bertugas selama jam kerja ketika saya melewati Cavour, sebuah jalan dekat stasiun
kereta api pusat," kata Diego Fennichia, seorang supir taksi dari Roma, kepada Mail Online.

"Awalnya saya tidak mengerti apa yang ada di tanah, kemudian saya menyadari bahwa mereka
adalah burung yang sudah mati, dan jumlahnya ratusan. Pemandangan yang sangat buruk," katanya.

Fennichia terus menjelaskan bahwa ia melewati jalan tersebut pada pukul 00.40, beberapa saat
setelah pertunjukan kembang api dimulai.

"Saya bukan ilmuwan atau dokter hewan, jadi saya tidak bertanggung jawab untuk mengatakan
dengan pasti bahwa itu alasannya," lanjutnya setelah mengatakan bahwa ia sempat berpikir bahwa
kembang api mungkin menjadi penyebab kejadian tersebut.

Kecurigaan Fennichia lalu dilanjutkan oleh juru bicara OIPA, Loredana Diglio, ketika ia
menjelaskan bahwa ada beberapa cara burung bisa mati karena akibat dari pertunjukan kembang api
yang nyaring dan terang.

"Bisa jadi mereka mati karena ketakutan," kata Diglio. "Mereka bisa terbang bersama dan saling
bertabrakan, atau menabrak jendela atau kabel listrik. Jangan lupa, mereka juga bisa mati karena
serangan jantung." Walaupun kembang api masih menjadi tersangka dalam kasus ini, foto dan video
burung-burung mati tersebut berhasil menjadi berita utama selama beberapa hari. Kejadian misterius
ini bukanlah yang pertama, beberapa tahun yang lalu, hampir ada 5.000 burung yang ditemukan mati
di tepi danau di India.
Analisa Berita

What  (apa) : ratusan burung mati misterius.


Who   (siapa) : burung-burung di roma
When  (kapan) : Rabu (13/1/2021) pada saat tahun baru
Where (dimana) : ekitar stasiun kereta Termini, Roma, Italia
Why (mengapa) :  Walau belum dapat dipastikan penyebab misteri kematian para burung
tersebut, kelompok penyayang hewan menyalahkan pertunjukan kembang api tradisional sebagai
penyebab tragedi misterius ini.
How   (bagaimana) : Karena insiden menyedihkan ini, organisasi perlindungan hewan OIPA
(International Animal Protection Organization) Italia menyerukan larangan nasional, atas penjualan
kembang api dan petasan untuk penggunaan pribadi.

Sumber : https://www.liputan6.com/global/read/4455463/ratusan-burung-mati-misterius-berjatuhan-
di-jalanan-roma-usai-tahun-baru-2021

BERITA KORAN

Sumber : https://fin.co.id/2020/03/27/epaper-koran-fajar-indonesia-network-edisi-27-maret-2020/

Presiden joko widodo ikut mengantarkan ibunda Hj sudjiami Notomihardjo di tempat

Peristirahatan trakhir di kompleks pemakamankeliarga di mudu selokaton,Gondangrejo, kabupaten


karanganyar, jawa tengah, kamis (26/3).

Karanganyara – tak ada yang istimewa dalam proses pemakan, hanya Doa-doa takpernah lepas dari
khidnat nya sebuah tradisi Brobosan, sebelum menghantarkan orang tercinta ke liang lahat.

Sesampainya di pemakaman, jenajah sudah di sambut keluarga, Di pemakaman ibunda,terdapat


makam ayah presiden.

Demi ibu tercinta dan negara : presiden joko widodo ikut duduk bersimpuh di makam ibunda
tercinta Hj Sudjatmi Notomihardjo Di komleks kompleks pemakamankeliarga di mudu selokaton,
Gondangrejo, kabupaten karanganyar, jawa tengah, kamis (26/3). Selepas itu, ia bertolak ke istana
bogor, mengikuti kofensi G20via virtual membahas penaggulangan Covid -19.

Jokowi, Widjiatno Notomihardjo. Termasuk kedua orang tua Sudjiatmi serta beberapa kerabat lain,

di antaranya adik ipar jokowi.


Presiden terlihat yang mengenakan kemeja putih, celana hitam, kopiah, dan masker tampak berbeda
di liang lahat saat proses pemakaman Sudjiatmi Notomihardjo, sebelum mengantarkan jenajah
ibundany, presiden dan keluarga melakukan tradisi brobosa.

Dalam tradisi itu, Presiden sebagai anak laki-laki tertua bersama anak perempuan, tiga kali berjalan
berurutan di bawh peti mati yang di agkat oleh petugas.

Upacara Brobosan di selanggarakan di halaman rumah Sudjatmi di jl Plaret Raya


9A,Bayuanyar,Solo,Jawa Tengah , Yaitu sebelum di makamkan di pimpin oleh anggota keluarga
yang paling tua.

Analisa Berita

What  (apa) : pemakaman ibunda di kemas sederhana


Who   (siapa) : Sudjiatmi Notomihardjo ibunda dari presiden joko widodo
When (kapan) : kamis (26/3).

Where (dimana) : di kompleks pemakamankeliarga di mudu selokaton,Gondangrejo, kabupaten


karanganyar, jawa tengah.
Why (mengapa) : presiden joko widodo ikut duduk bersimpuh di makam ibunda tercinta Hj
Sudjatmi Notomihardjo Di komleks kompleks pemakamankeliarga di mudu selokaton, Gondangrejo,
kabupaten karanganyar, jawa tengah, kamis (26/3). Selepas itu, ia bertolak ke istana bogor,
mengikuti kofensi G20via virtual membahas penaggulangan Covid -19.

How   (bagaimana) : tak ada yang istimewa dalam proses pemakan, hanya Doa-doa takpernah
lepas dari khidnat nya sebuah tradisi Brobosan, sebelum menghantarkan orang tercinta ke liang lahat.

BERITA TV

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=0T_homNJ52Y

KOMPAS.TV - Polisi akhirnya menangkap perempuan yang diduga menjadi pengirim paket
hidangan beracun salah sasaran, penyebab kematian anak pengemudi ojek online di Bantul,
Yogyakarta.

Polisi turut mengungkap motif pelaku pengirim sate beracun di Kabupaten Bantul yang menewaskan
bocah NFP (10).Pelaku adalah warga Majalengka, Jawa Barat berisinial NA (25).

"Setelah kami lakukan penyelidikan selama 4 hari, akhirnya kami bisa mengungkap pengirim
makanan. Tersangka ditangkap Jumat (30/04/2021) di Potorono, di rumahnya," kata Direskrimum
Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin
(03/05/2021).

Perempuan tersebut berhasil ditangkap di Kalurahan Srimulyo, Piyungan.

"Setelah diperiksa akhirnya dia mengakui perbuatannya. Awalnya ingin memberi pelajaran pada
Tomy yang anggota polisi dan dicintainya meskipun sudah beristri," ujar AKP Ngadu pada Senin
(3/5/2021).

Dijelaskannya, kasus pengiriman sate maut ini berawal saat NA kesal dengan Tomy.

Tersangka NA menyebut merasa sakit hati oleh Tomy, sosok asli yang seharusnya menerima paket
sate beracun tersebut.

Ia mengaku sakit hati karena Tomy menikah dengan perempuan lain.

Tersangka NA kemudian curhat pada salah satu rekan pria yang sebenarnya mencintainya. Saran
tersebut ialah memberikan racun agar korban muntah mencret saja agar menjadi pembelajaran.

Namun, rencana mengirimkan lewat ojek online tanpa aplikasi justru salah sasaran.

Keluarga Tomy tidak mau menerima dengan alasan tidak kenal dengan pengirim dan menyuruh sang
pengemudi ojol untuk membawa kembali sate tersebut hingga pada akhirnya dibawa pulang dan
disantap bersama keluarga oleh sang pengemudi ojol dan berujung meninggalnya sang anak, Naba
Faiz Prasetyo.

Pelaku dijerat Pasal 340 KUHP Sub Pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76c Undang-undang RI Nomor 35
tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan
terancam penjara seumur hidup hingga ancaman maksimal yakni hukuman mati.

Analisa :

What  (apa) : Polisi akhirnya menangkap perempuan yang diduga menjadi pengirim paket
hidangan beracun salah sasaran.
Who   (siapa) : Tersangka NA
When (kapan) : Jumat (30/04/2021)

Where (dimana) : di Potorono, di rumahnya


Why (mengapa) : Keluarga Tomy tidak mau menerima dengan alasan tidak kenal dengan
pengirim dan menyuruh sang pengemudi ojol untuk membawa kembali sate tersebut hingga pada
akhirnya dibawa pulang dan disantap bersama keluarga oleh sang pengemudi ojol dan berujung
meninggalnya sang anak, Naba Faiz Prasetyo.

How   (bagaimana) : Pelaku dijerat Pasal 340 KUHP Sub Pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76c Undang-
undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dan terancam penjara seumur hidup hingga ancaman maksimal yakni hukuman
mati.

Anda mungkin juga menyukai