Anda di halaman 1dari 3

220907962_Elizabeth Meyliana Tambunan

DRAFT OPINI

Tema : Peristiwa / Kejadian


Judul : Perayaan Halloween Berujung Tragedi

Poin-Poin:
1. Lebih dari 150 orang tewas dalam insiden ini
2. Perayaan dilakukan tanpa penyelenggara
3. Polisi di sekitar Itaewon mengabaikan 112 panggilan pertama selama 4 jam
4. Aksi penyelamatan dari aktor dan streamer Korea selama insiden terjadi
5. Dua WNI dilaporkan menjadi korban

Lebih dari 150 orang tewas dalam perayaan Halloween di distrik Itaewon, Sabtu
malam, 29 Oktober 2022. Penyebab dari banyaknya kematian tersebut tak lain dan tak bukan
adalah karena over-capacity atau kelebihan pengunjung. Dilaporkan sebanyak kurang lebih
100.000 orang mengunjungi tempat tersebut, yang menyebabkan orang-orang berdesak-
desakan dan saling mendorong hingga jatuh dan terinjak. Dikutip dari Allkpop, hingga 30
Oktober pukul 11 malam KST, Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat
mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas meningkat hingga 154 dan jumlah korban luka
132. Sebanyak 26 warga negara asing diidentifikasi sebagai korban, termasuk 5 dari Iran, 4
dari China, 4 dari Rusia, 2 dari Amerika Serikat, dan 2 dari Jepang.

Setiap tahunnya, Itaewon memang merayakan Halloween, namun tahun ini,


diperkirakan jumlah pengunjung sepuluh kali lebih ramai dari biasanya. Ini dipengaruhi oleh
penurunan Covid-19, yang membuat banyak orang kembali bisa beraktivitas secara normal.
Seperti yang diketahui, Itaewon adalah kota multikultur di Korea yang menjadi sasaran
pengunjung mancanegara. Itaewon sendiri mulai dikenal secara luas dan menarik perhatian
publik setelah drakor (drama Korea) yang dibintangi aktor Park Seo-joon,”Itaewon Class”
tayang pada Maret 2020. Di dalam drama tersebut memang tergambar jelas bagaimana keadaan
Itaewon saat perayaan Halloween.

Halloween sendiri adalah sebuah kebudayaan barat yang populer di kalangan


masyarakat Korea Selatan dan negara Asia lainnya. Eksistensi Itaewon sebagai distrik hiburan
di Korea Selatan memang menjadi salah satu faktor terjadinya tragedi ini. Tak hanya
Halloween, kawasan Itaewon memang dipenuhi dengan anak-anak muda Korsel setiap
weekend dan perayaan spesial lainnya. Namun, memang tidak ada penyelenggara resmi oleh
lembaga maupun instansi yang ada di kawasan tersebut. Karena itu, perayaan Halloween pada
Sabtu malam, 29 Oktober 2022 berjalan tanpa pengawasan, sementara ratusan ribu orang
datang untuk menikmati suasana dan keramaian di Itaewon.

Penanganan yang berbeda terlihat saat polisi menutup akses jalan di beberapa titik
kawasan Itaewon ketika ada gelaran Global Village Festival pada awal Oktober lalu. Festival
ini diselenggarakan oleh Organisasi Zona Turis Khusus Itaewon dan didukung oleh pemerintah
Seoul dan Distrik Yongsan. Dikutip dari Korean Herald, Global Village Festival adalah acara
resmi, sementara Halloween diadakan atas kemauan masyarakat dan orang-orang di sektor
bisnis, serta wisatawan asing yang ada di Itaewon. Pembatasan jalan di Itaewon untuk perayaan
Halloween juga tidak pernah dipertimbangkan sejak awal. Karena inilah jumlah pengunjung
saat Halloween membludak, apalagi setelah penurunan Covid-19.

Di tengah insiden yang terjadi, terungkap pula dugaan di balik lonjakan massa di
Itaewon pada 29 Oktober 2022. Dilansir dari Korea Ilbo, polisi diketahui mengabaikan 112
panggilan pertama yang mana di dalam panggilan tersebut masyarakat meminta agar polisi
mengendalikan area stasiun Itaewon. Polisi juga diduga mengabaikan panggilan tersebut
selama empat jam. Atas hal ini, polisi melalaikan tugas yang seharusnya mereka emban.
Mereka menganggap panggilan masyarakat sebagai panggilan ‘ketidaknyamanan’, sementara
banyak orang yang membutuhkan pertolongan mereka pada saat itu. Sebagai sebuah lembaga
negara yang menjaga keamanan masyarakat, polisi Korea seharusnya bisa bertanggung jawab
atas tragedi ini. Atas hal ini pula, masyarakat mulai meminta polisi Yongsan (daerah sekitar
Itaewon) agar mengundurkan diri. Investigasi perlu dilakukan untuk mengetahui apa yang
mereka lakukan selama empat jam setelah laporan pertama diterima. Pemerintah pun tak luput
dari kecaman masyarakat Korea yang meminta penjelasan mengapa tragedi semacam ini tidak
bisa diantisipasi.

Dari banyaknya korban yang ada di Itaewon, aktor Lee Ji-han dilaporkan menjadi salah
satu korban tewas. Dilansir dari Kbizoom, sang aktor terungkap telah menyelamatkan seorang
gadis kecil sebelum ia meninggal. Sebelumnya, terkuak bahwa Lee Ji-han tidak pergi ke
perayaan Halloween, tetapi ia hendak pulang dari syuting ke rumahnya yang terletak di area
Itaewon. Menurut saksi di tempat kejadian, sang aktor melihat gadis kecil terjebak di
kerumunan dan datang untuk menyelamatkannya. Gadis kecil itu akhirnya selamat, namun
naas, Lee Ji-han kehilangan nyawanya. Keluarga si gadis diketahui menyampaikan rasa terima
kasih dan penyesalan kepada keluarga Lee Ji-han. Lee Ji-han adalah bukti nyata dari
pengorbanan dan rasa kemanusiaan.

Tak hanya Lee Ji-han, aksi heroik juga datang dari streamer Korea dengan nama
Vegeta. Ia mendapatkan banyak pujian dari netizen karena aksinya yang menyelamatkan lebih
dari 10 nyawa saat tragedi terjadi. Koreaboo melaporkan bahwa video dari tempat kejadian
pada 29 Oktober 2022 menunjukkan banyak warga sipil yang bahu-membahu, membantu para
korban. Vegeta diidentifikasi sebagai salah satu dari warga sipil itu. Ia diketahui datang ke
Itaewon untuk menyiarkan langsung perayaan Halloween, namun terjebak. Berhasil keluar dari
kerumunan, dia mencoba menyelamatkan orang lain. Saksi mata mengatakan bahwa Vegeta
mencoba menyelamatkan orang-orang yang bersandar di pagar dengan cara meraih tangan
mereka dan mengangkatnya. Lebih dari 10 orang selamat atas pertolongan Vegeta. Di zaman
sekarang, sangat sulit ditemukan orang yang peduli terhadap sesama. Kebanyakan dari mereka
bersikap apatis dan tidak mau tahu. Orang-orang seperti Lee Ji-han dan Vegeta layak dijadikan
teladan. Oleh karena kepedulian dan rasa kemanusiaan yang mereka miliki, banyak nyawa
bisa terselamatkan.

Sementara itu, Dubes RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto menyatakan ada 2
orang WNI dengan inisial AR dan CA yang menjadi korban dalam tragedi Itaewon. Keduanya
sempat menjalani perawatan dan telah kembali ke rumahnya masing-masing. Berikut
pernyataan Gandi dilansir dari Lensa Indonesia RTV di TikTok.

“Di antara korban, ada dua warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam tragedi
Itaewon ini. Namun, perlu kita syukuri, Puji Tuhan Alhamdulillah bahwa 2 warga negara
Indonesia itu atas inisial AR dan CA yang sudah dirawat di rumah sakit dan saat ini sudah
kembali ke rumahnya masing-masing dalam keadaan sehat dan sedikit terluka, tetapi tidak
serius. Jadi, ini yang kita patut syukuri dan terus kami akan monitor apakah ada warga negara
Indonesia yang lain yang menjadi korban di tempat tersebut.”

Per tanggal 9 November 2022, tidak ada laporan WNI lain yang menjadi korban dalam tragedi
ini.

Tragedi Itaewon ini adalah satu dari banyaknya tragedi lain yang merenggut nyawa
ratusan manusia. Sejak awal Oktober, Indonesia telah berduka atas tragedi Kanjuruhan yang
menewaskan 133 orang. Tragedi-tragedi seperti ini seharusnya bisa dicegah dan dihindari
dengan cara menciptakan koordinasi yang baik antara pemerintah, penyelenggara, dan
pengunjung yang ada. Komunikasi dan antisipasi pun sangat penting sebelum memulai sebuah
acara atau perayaan, mengingat keduanya melibatkan khalayak ramai. Dalam tragedi Itaewon,
pemerintah Korea harus mengevaluasi dan menginvestigasi seluruh kejadian agar tragedi
ataupun insiden seperti ini tidak terulang di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai