Anda di halaman 1dari 3

Efek Kesehatan dan

Efek Kognitif DHA & ARA


DR. Dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A(K), M.Med

Seperti kita ketahui, sistem saraf pusat (SSP) kaya akan asam lemak tak jenuh ganda rantai
panjang (long-chain polyunsaturated fatty acids/LCPUFA), yaitu asam dokosaheksaenoat
(docosahexaenoic acid/DHA) dan asam arakidonat (arachidonic acid/ARA). Penimbunan pesat
DHA pada SSP terjadi pada trimester ketiga kehamilan dan 2 tahun pertama kehidupan. Sejumlah
studi acak telah dilakukan untuk mengetahui manfaat fungsional suplementasi DHA post-natal.
Selain ketajaman visual, pembelajaran dan kognisi juga merupakan hasil dari suplementasi DHA.
Sejumlah studi lainnya telah menunjukkan bahwa atensi bayi mencerminkan kecerdasan di
kemudian hari.1

Manfaat DHA yang telah diketahui lebih rendah, demikian pula halnya dengan diare.4
Suplementasi LCPUFA pada formula bayi juga

D
HA dan ARA penting untuk perkembangan memperbaiki ketajaman visual sampai usia 12 bulan.5
otak normal. Janin dan bayi baru lahir mampu Untuk menentukan efek 4 macam suplementasi DHA
mengubah asam α-linolenat dan asam linoleat terhadap ketajaman visual pada bayi yang mendapatkan
menjadi DHA dan ARA tetapi efisiensinya dipengaruhi formula bayi di usia 12 bulan, Birch dkk telah melakukan
oleh lingkungan dan genetik. Konsentrasi DHA Studi DIAMOND (DHA Intake And Measurement Of Neural
pada korteks serebri bayi aterm dan prematur yang Development) pada 344 bayi aterm. Empat kelompok
mendapatkan formula tanpa suplementasi LCPUFA formula: A 0,00% DHA, 0,00% ARA; B 0,32% DHA, 0,64%
lebih rendah dibandingkan bayi yang mendapatkan ARA; C 0,64% DHA, 0,64% ARA dan D 0,96% DHA, 0,64%
ASI. Ini menunjukkan bahwa sintesis DHA tidak cukup ARA secara acak diberikan sejak usia 1-9 hari sampai
untuk memenuhi kebutuhan bayi selama bulan pertama usia 12 bulan. Suplementasi ini secara bermakna
kehidupan.2 mempengaruhi kadar LC-PUFA darah (P<.001).6

1.00
DHA dalam konsentrasi tinggi ditemukan di retina dan 0.00
Sweep VEP Acuity (logMAR)

membran sel saraf, dan berkaitan dengan transduksi 0.80 0.32


sinyal, neurotransmisi, dan neurogenesis. Suatu 0.64
0.96
meta-analisis menunjukkan bahwa bayi-bayi yang 0.60
mendapatkan suplementasi LCPUFA (DHA/ARA) dan
menjalani tes perkembangan bayi skala Bayley (Bayley 0.40
Scales of Infant Development/BSID), memiliki indeks
0.20
perkembangan mental 3 poin lebih tinggi dari bayi-bayi
kontrol.3 0.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pada bayi sehat, formula dengan LCPUFA berkaitan Age (months)

dengan insidens penyakit saluran pernapasan yang Gambar 1. Suplementasi DHA dan ketajaman visual

4
Bayi kelompok kontrol (A) secara bermakna memiliki percepatan perkembangan atensi. Dengan demikian
ketajaman visual yang lebih rendah dibandingkan dengan atensi memiliki nilai poten sebagai suatu alat untuk
bayi yang mendapatkan formula dengan suplementasi mengevaluasi efek suplementasi LCPUFA pada kognisi.
DHA. Tetapi tidak dijumpai perbedaan ketajaman visual Colombo dkk telah melakukan studi prospektif
bermakna pada 3 kelompok bayi DHA. Suplementasi grup paralel terkontrol acak tersamar ganda untuk
dengan 0,32-0,36% DHA cukup untuk meningkatkan menentukan apakah terdapat suatu respon terkait dosis
maturasi ketajaman visual selama masa bayi.6 pada suplementasi DHA dengan kadar yang berbeda
terhadap perfoma kognitif pada bayi. Sejumlah 122 bayi
DHA dan atensi bayi aterm mendapatkan salah satu dari formula dengan
kandungan DHA 0,00%, 0,32%, 0,64%, atau 0,96% dari
Pada masa bayi dan batita terjadi perkembangan dramatis asam lemak total, sejak lahir sampai usia 12 bulan. Ketiga
kemampuan kognitif yang ditandai dengan munculnya formula dengan DHA juga mengandung 0,64% ARA.9
kendali kognitif yang baru. Perkembangan kendali kognitif
ini dianggap berkaitan erat dengan maturasi sistem Pengukuran primer yang dianalisa pada studi ini adalah
atensi. Atensi merupakan proses kognitif dimana stimuli, puncak pandangan (durasi memandang/mengamati/
pikiran atau objek tertentu diprioritaskan, sementara melihat terlama yang diobservasi selama habituasi),
stimuli/pikiran/objek lain yang tidak relevan diabaikan.7 pengukuran perilaku yang diambil dari sesi habituasi
Atensi penting untuk yang mencerminkan ke-
perkembangan kemampuan “Anak-anak yang mendapatkan cepatan relatif bayi mem-
anak dalam hal regulasi diri suplementasi LCPUFA pelajari/menyandikan
dan mencapai tujuan di masa memroses informasi lebih cepat stimulus, dan proporsi wak-
yang akan datang. dibandingkan anak-anak yang tu yang diperlukan untuk
tidak mendapatkan suplementasi mempertahankan atensi. Pa-
Cuevas dkk telah melakukan asam lemak ini” da usia 4, 6, dan 9 bulan
analisis longitudinal siste- dilakukan tes protokol
matik pertama mengenai atensi bayi dan fungsi habituasi visual yang menghasilkan indeks atensi perilaku
eksekutif pada masa kanak-kanak dini, Pada analisis ini dan psikofisiologis. Analisis durasi pandangan menunjukkan
sekelompok bayi usia 5 bulan diikutsertakan pada tugas suatu penurunan bermakna durasi pandangan sesuai
atensi. Tugas atensi ini menggunakan stimulus boneka umur, yang tidak dipengaruhi formula. Proporsi waktu yang
tangan untuk menentukan median puncak pandangan diperlukan untuk atensi berkelanjutan (sustained attention/
bayi. Bayi dengan puncak pandangan sekitar 9,84 detik SA) berkurang secara bermakna sesuai umur. Dibandingkan
dikelompokkan sebagai long lookers, sedangkan bayi dengan kelompok kontrol, SA pada kelompok DHA 0,32%
dengan puncak pandangan < 9,84 detik dimasukkan ke dan 0,64% secara bermakna relatif lebih tinggi (Gambar 1).
kelompok short lookers. Pada usia 24, 36, dan 48 bulan,
bayi-bayi tersebut menjalani tugas fungsi eksekutif yang
sesuai dengan usianya. Hasilnya menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan kelompok long lookers, bayi-
bayi short looker lebih efisien memroses informasi. Para
peneliti menduga bahwa perbedaan ini disebabkan oleh
perkembangan jaringan otak yang berkaitan dengan
sirkuit neuron, yang berkontribusi pada kemampuan
seseorang untuk melepaskan diri dari memusatkan
atensi.8

Paparan DHA yang lebih tinggi dalam rahim berkaitan Gambar 1. Proporsi waktu yang diperlukan untuk atensi
dengan perilaku tahun pertama, yang mengindikasikan berkelanjutan (sustained attention/SA)

5
Distribusi waktu yang diperlukan bayi pada berbagai jantung yang lebih rendah dibandingkan bayi tanpa
fase atensi bervariasi, tergantung dosis. Dibandingkan suplementasi, namun tidak ada efek terkait dosis. Seperti
dengan bayi tanpa suplementasi, bayi dengan dosis DHA yang diharapkan, denyut jantung bayi menunjukkan
yang lebih rendah lebih banyak menghabiskan waktu perubahan konsisten sesuai umur untuk setiap variabel
dalam memroses stimulus aktif. Sedangkan dosis DHA selama pengujian. Secara keseluruhan, denyut jantung
yang paling tinggi membutuhkan waktu dalam durasi pada usia 4, 6, dan 9 bulan menurun dari 146 menjadi
yang sedang untuk memroses stimulus aktif dan tidak 138 lalu 133 per menit. Selain itu, ketiga kelompok
berbeda dengan kelompok suplementasi lainnya.9 suplementasi menunjukkan denyut jantung yang relatif
lebih rendah dibandingkan kontrol (Gambar 3).9
Analisis data dari respon psikofisiologis bayi dan
155
kualitas atensi di usia 4, 6, dan 9 bulan menunjukkan Infant Looking 0.00% DHA/0.00% ARA
150
efek bermakna dan positif suplementasi DHA terhadap
0.96% DHA/0.64% ARA
145
kualitas atensi pada bayi usia 4-9 bulan. Proporsi waktu 0.64% DHA/0.64% ARA
0.32% DHA/0.64% ARA

HR (bpm)
140
yang diperlukan dalam SA, yang merupakan fase atensi
yang paling kuat hubungannya dengan pemrosesan 135

informasi aktif pada bayi manusia, meningkat relatif 130

terhadap kontrol pada dosis DHA 0,32% dan 0,64%, 125

tetapi tidak dijumpai pada DHA dosis tertinggi 0,96%. 120

Peningkatan SA ini dijumpai pada semua kelompok umur. Baseline Pre-Looking OR SA AT

Karena perbaikan ini tidak berkaitan secara linear dengan Trial Data Collection Period

dosis DHA, maka mencerminkan indikasi pertama bahwa Gambar 3. Denyut jantung rata-rata pada keempat grup formula
dosis DHA lebih tinggi mungkin tidak diimbangi dengan selama tugas habituasi
manfaat proporsional. Studi terbaru menunjukkan
bahwa bayi-bayi yang menunjukkan penurunan durasi Kesimpulan
pandangan terkait usia tetapi memiliki SA tinggi selama Pada bayi sehat, pemberian formula dengan DHA/ARA
tahun pertama, memiliki performa bahasa dan kognitif berkaitan dengan:
yang lebih baik pada usia 4 tahun.9
• Rendahnya insidens gejala/penyakit saluran
pernapasan dan diare.4
DHA dan denyut jantung bayi • Perbaikan ketajaman visual sampai usia 12 bulan.5
Pada studi yang sama, Colombo dkk juga menilai denyut • Perbaikan kualitas atensi pada bayi usia 4-9 bulan.9
jantung dan kualitas atensi melalui penggabungan • Penurunan denyut jantung bayi.9
penurunan denyut jantung dengan fiksasi visual
sehingga dapat dilakukan kalkulasi fase atensi yang
ditentukan oleh denyut jantung. Pengukuran denyut Daftar Pustaka:
jantung pada paradigma kognitif juga memungkinkan 1. Cohen SE, Beckwith L. Infant Behavior and Dev. Los Angeles:ABLEX Publishing
tes efek sumplementasi DHA/ARA pada variabel jantung Corporation; 1997. Hal.133-l 40. ISSN 0163-6383.
2. Willatts P, Forsyth S, Agostoni C, Casaer P, Riva E, Boehm G. Am J Clin Nutr.
bayi. Literatur menunjukkan bahwa DHA/ARA terutama 2013;98:536S-42S.
asam lemak omega-3 mungkin mempengaruhi denyut 3. Szajewska H, Makrides M. Ann Nutr Metab. 2011;58:38-48.
4. Lapillonne A, Pastor N, Zhuang W, Scalabrin DMF. BMC Pediatrics. 2014;14:168.
jantung dan variabilitas denyut jantung melalui sejumlah 5. Qawasmi A, Landeros-Weisenberger A, Bloch MH. Pediatrics. 2013;131:e262-72.
mekanisme.9 6. Birch EE, Carlson SE, Hoffman DR, Fitzherald-Gustafson KM, Fu VLN, Drover JR, et
al. Am J clin Nutr. 2010;91:884-59.
7. Forssman L. Digital Comprehensive Summaries of Uppsala Dissertations from the
Dilakukan pengukuran fase atensi berdasarkan denyut Faculty of Social Sciences 74. Stockholm: Acta Universitatis Upsaliensis Uppsala;
jantung, dan denyut jantung rata-rata selama periode 2012. Hal.9-11.
8. Cuevas K, Bell MA. Child Dev. 2014;85:397-404. doi: 10.1111/cdev.12126.
awal, sebelum memandang dan selama memandang. 9. Colombo J, Carlson SE, Cheatham CL, Fitzgerald-Gustafson KM, Kepler A, Doty T.
Bayi-bayi pada kelompok DHA+ARA memiliki denyut Pediatr Res. 2011;70:406-10. doi:10.1203/PDR.0b013e31822a59f5.

Anda mungkin juga menyukai