net/publication/324551626
CITATIONS READS
0 110
2 authors, including:
Rachmi Yanita
Institut Teknologi Indonesia
24 PUBLICATIONS 35 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Advantages of Conversion Factor for Paving-Block Compression Strength Test View project
All content following this page was uploaded by Rachmi Yanita on 17 April 2018.
Abstrak
Paving-block banyak digunakan sebagai material konstruksi sehingga kekuatan dan mutu
harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Pengujian paving-block dilakukan sesuai
standar SNI 03-0691-1996 yang mengacu kepada SNI 03-0348-1989. Standar yang bersifat
umum mengakibatkan perbedaan interpretasi sehingga pelaksanaannya menjadi tidak
standar. Adanya kebutuhan pihak industri konstruksi bahwa pengujian kualitas material
dapat diperoleh hasilnya dengan cepat, harus juga diantisipasi oleh standar pengujian,
dengan tetap berpegang pada norma akademik. Pengujian langsung benda uji paving-block
pada alat tekan standar ASTM C39 tanpa faktor konversi tidak diperkenankan, sehingga
diperlukan besaran faktor konversi yang di standarkan.Oleh sebab itu dilakukan penelitian
besaran faktor konversi bentuk benda uji standar paving-block dengan ketebalan 6 cm
terhadap benda uji kubus 15x15x15 cm. Hasil kajian penelitian ini menunjukkan bahwa
pengujian langsung sampel paving-block tanpa penggunaaan faktor konversi akan
menghasilkan kuat tekan yang lebih besar dari yang seharusnya atau tidak memenuhi
spesifikasi. Hal ini merupakan hal yang merugikan dan dapat membahayakan bagi industri
konstruksi
Kata Kunci : Uji tekan paving-block, waktu uji cepat, faktor konversi
Abstract
Paving-block is widely used as a construction material so that the strength and quality must
conform to the specified specifications. Paving-block testing is done according to SNI 03-
0691-1996 standard which refers to SNI 03-0348-1989. Common standards result in different
interpretations so that their implementation become nonstandard. There is a need for
construction industry parties that the quality testing of materials can be obtained quickly but
still compliance with the testing standards which stick to the academic norms. Direct test of
the paving-block test specimen in ASTM C39 standard compression machine without
conversion factor will give incorrect result, so the standardized conversion factor is required.
Therefore,research on the amount of conversion factor of standard paving-block test object
with thickness of 6 cm to the cube 15x15x15 cm is conducted. The results of this study
indicate that direct testing of paving-block samples without conversion factor usability will
result in greater compressive strength that should not meet specifications. This is
disadvantage and dangerous for construction industry.
____________________
*Penulis Korespondensi. Tepl:+62 21 7561112;
Alamat E-mail :rachmi.yanita@iti.ac.id (Rachmi Yanita)
79
Manfaat Faktor Konversi untuk Pengujian Kuat Tekan Paving-Block
Rachmi Yanita, Gufron Andreas
80
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017: 79 - 87
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu dari block press mesin hidrolik, yang dapat diuraikan
Produk Paving-Block [6] sebagai berikut:
1) Semen
Mutu semen merupakan faktor penting yang 1. Paving-block Press Manual/Tangan (K 50-
mempengaruhi kebutuhan dasar beton. Semen 100)
adalah semen tipe I, haruslah baru dan tidak Paving-block Press Manual/Tangan diproduksi
bergumpal. menggunakan cetakan paving-block dengan
tenaga press tangan manusia. Mutu beton dari
2) Perbandingan Air–Semen paving-block jenis ini tergolong dalam mutu
Perbandingan jumlah minimum air dan beton kelas D (K 50-100).Paving-blockjenis ini
beratsemen, perlu diketahui konsistensi dan relatif lebih murah dari pada jenis yang lainnya.
kemampuan kerja adukan beton yang diinginkan Pada umumnya paving-block press manual hanya
yang disebut perbandingan air–semen. Kekuatan digunakan untuk pemakaian non-struktural,
beton menurun dengan meningkatnya seperti taman, trotoar, halaman rumah dan
perbandingan air–semen. Hal ini disebabkan penggunaan lainnya yang tidak diperlukan untuk
penambahan air setelah penguapan akan menahan beban di atasnya
meninggalkan kekosongan yang sangat kecil.
Semakin banyak kekosongan pada beton, maka 2. Paving-block Press Mesin Vibrasi/Getar (K
akan semakin tidak kuat. 150-250)
Pada umumnya paving-block Press Mesin
3) Bahan Baku Vibrasi tergolong sebagai paving-blockdengan
Pasir dan kerikil harus bebas dari dedaunan, mutu beton kelas C-B (K 150-250).Paving-
rumput dan benda-benda asing. Pasir haruslah blockjenis ini diproduksi dengan mesin press
agak kasar dengan ukuran partikel mulai dari sistem getar. Paving-blockPress Mesin Vibrasi
ukuran debu hingga 5 mm. Kerikil bersih dengan dapat digunakan sebagai alternatif perkerasan
ukuran 26,5 mm, 19 mm atau 9,2 mm dapat lahan pelataran parkir. Akan tetapi, karena
digunakan untuk beton. Ukuran kerikil 26,5 mm pertimbangan selisih harga yang tidak terlalu
dapat digunakan untuk bagian yang tebal seperti jauh berbeda dengan paving-blockjenis press
pondasi, slop dan lantai untuk industri yang lebih mesin hidrolik (K 300-450) mengakibatkan
dari 120 mm. Kerikil 19 mm dapat digunakan banyak konsumen lebih tertarik memilih paving-
untuk lantai, jalan setapak, jalan raya. Kerikil block jenis press hidrolik daripada paving-block
13,2 mm atau 9,5 mm dapat digunakan untuk jenis press vibrasi.
bagian beton yang tipis, seperti slop tipis, beton
pra cetak dengan ketebalan mulai dari 40 mm–50 3. Paving-blockPress Mesin Hidrolik (K300-
mm. Pemanfaatan bahan Limbah sebagai bahan 450)
campuran material paving-block diteliti pada Pembuatan jenis paving-block lainnya yang
tahun 2009 [7]. dipasarkan di Indonesia adalah paving-block
press mesin hidrolik (K 300-450). Paving-block
4) Kehalusan Kerikil Halus jenis ini diproduksi dengan cara dipress
Kekuatan beton akan menurun dengan semakin menggunakan mesin press hidrolik dengan kuat
halusnya kerikil halus. Hal ini disebabkan kerikil tekan diatas 300 kg/cm². Paving-block press
halus membutuhkan lebih banyak semen yang hidrolik dapat dikategorikan sebagai paving-
digunakan yang mempengaruhi keseluruhan block dengan mutu beton kelas B-A (K 300-450).
adukan. Pemakaian paving-block jenis ini dapat
digunakan untuk keperluan non-struktural
5) Mesin Cetak Produksi maupun untuk keperluan struktural yang
Khusus untuk produk paving-block, peralatan berfungsi untuk menahan beban yang berat yang
mesin cetak produksi juga dapat menentukan melalui di atasnya seperti areal jalan lingkungan
kekuatan beton yang dihasilkan. Semua hingga guna pengerasan lahan pelataran terminal
bergantung pada kemampuan mesin tersebut peti kemas di pelabuhan. Selain karena kekuatan
memberikan tekanan pada proses pencetakan betonnya yang mampu menahan beban yang
paving-block. berat di atasnya, paving-block jenis ini pun
harganya cukup murah dan terjangkau untuk
Tipe Paving-Blocksesuai Proses Produksi khalayak masyarakat Indonesia. Faktor kekuatan
Secara umum di Indonesia terdapat 3 dan ketahanan paving-block press hidrolik untuk
jenis paving-block standar SNI 03-0691-1996 jangka panjang turut menjadi bahan
yang bila dibedakan dari alat dan proses pertimbangan bagi sebagian konsumen hingga
produksinya, yaitu paving-block press tangan, akhirnya memilih paving-block jenis ini
paving-block press mesin vibrasi dan paving- dibanding paving-block jenis lainnya.
81
Manfaat Faktor Konversi untuk Pengujian Kuat Tekan Paving-Block
Rachmi Yanita, Gufron Andreas
82
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017: 79 - 87
Industri Paving-Block
Survai lapangan dilakukan untuk
mengetahui bahan–bahan material yang Gambar 1b. Kericak di pabrik paving-block
digunakan industri paving-block dan proses
pembuatan paving-block di lapangan, dan standar Sedangkan mutu paving block dapat disesuaikan
yang dipakai. Lokasi produsen paving-block dengan penggunaan dan kebutuhan dengan cara
terletak di daerah Tangerang Selatan – Banten, mengolah perbandingan campuran bahan yaitu :
yang merupakan tempat pembuatan maupun Paving-block untuk mutu B penggunaan
penyimpanan paving-block, serta pemasaran pelataran parkir dan halaman biasanya
hasil industri paving block. dibuat dengan perbandingan campuran 1 PC
Berdasarkan SNI 03-6861.1-2002, : 5 Pasir : 4 Kericak (split).
persyaratan agregat yang digunakan dalam Paving-block untuk mutu A penggunaan
pembuatan bata-beton/paving-block harus untuk jalan biasanya dibuat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut: perbandingan campuran 1 PC : 5 Pasir : 8
1. Berbutir tajam dan keras. Kericak (split).
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh Kericak (split) lolos ³̸₄” tertahan ¹̸₂” Mutu
pengaruh cuaca (terik matahari dan A.
hujan). Kericak (split) lolos saringan 3/8” tertahan
3. Tidak mengandung lumpur. saringan No.4 Mutu B.
4. Modulus halus butir sesuai dengan
standargradasi yang telah ditetapkan. Proses pembuatan paving-block bisa dilakukan
5. Khusus untuk beton dengan tingkat dengan dua cara, yaitu dengan cara manual dan
keawetan tinggi, agregat halus (pasir) pembuatan dengan mesin. :
harus tidak reaktif terhadap alkali. a) Pembuatan dengan cara manual
6. Agregat halus (pasir) dari pantai/laut Pembuatan paving-block dimulai dengan
boleh dipakai asalkan dengan petunjuk mencampur semen, air, pasir penambahan
dan persetujuan dari lembaga pemeriksa batu pecah (kericak) dan penambahan abu
bahan-bahan yang diakui. batu (sebagai filler) dengan komposisi
tertentu. Setelah adukan homogen,
Paving-block terbuat dari campuran antara pasir, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan
abu batu, semen, kericak (split) dan air. di press dengan kekuatan tenaga manusia.
Membuat paving-block dengan menggunakan Setelah 24 jam, paving dilepas dari cetakan
jenis bahan semen PC dan pasir yang disaring dan selanjutnya paving diangin-anginkan
dengan ayakan 1cm dengan perbandingan dan diangkat selama 14 hari, kemudian siap
campuran yang telah disesuaikan dengan dipakai pada umur 28 hari.
kebutuhan (gambar 1a, gambar 1b). Keterangan: Pembuatan dengan cara manual
ini umum nya menghasilkan mutu paving
block yang rendah karena tekanan yang
diberikan pada saat mengempa tidak
maksimal
b) Pembuatan dengan mesin
Mencampurkan bahan material penyusun ke
dalam mesin molen, kemudian di masukkan
ke dalam mesin press paving block (Gambar
2). Pada mesin ini dapat diatur tekanan yang
akan diterima untuk menghasilkan paving-
Gambar 1a. Pasir di pabrik paving-block
blockdengan mutu tertentu. Tidak seperti
pembuatan paving-block secara manual yang
harus menunggu selama 24 jam, jika
menggunakan mesin setelah ditekan paving
83
Manfaat Faktor Konversi untuk Pengujian Kuat Tekan Paving-Block
Rachmi Yanita, Gufron Andreas
press bisa langsung dilepas dan diangin- menggunakan fasilitas Laboratorium Bahan
anginkan selama 14 hari, kemudian siap Bangunan Institut Teknologi Indonesia
dipakai pada umur 28 hari.
Proses Pelaksanaan Penelitian (Gambar 3)
Pembuatan paving-block dengan menggunakan 1. Studi literatur peraturan pengujian kekuatan
mesin akan menghasilkan mutu yang tinggi, paving-block beserta hasil penelitian
keseragaman, dan kestabilan tekanan pada saat terdahulu.
penempaan memberikan kontribusi peningkatan 2. Survei ke lokasi industri paving-block yang
mutu paving-block, meskipun demikian, relatif besar yang produknya digunakan oleh
komposisi material penyusun bata beton/paving- proyek konstruksi di Jabodetabek. Survei ke
block sangat menentukan mutu produk tersebut. laboratorium mengenai proses pelaksanaan
uji paving-block.
3. Membuat benda uji di lokasi industri dengan
ukuran 20x10x6 cm dan 15x15x15 cm sesuai
standar pengujian ASTM C39 dan SNI 03-
1974-1990 tentang pengujian kuat tekan
beton masing-masing 15 benda uji dengan
total 30 benda uji.
4. Pengujian kuat tekan benda uji
5. Analisis dan pembahasanfaktor konversi
ukuran paving-block dan kebutuhan untuk
melengkapi standar yang ada.
6. Kesimpulan penelitian
Permasalahan :
Pelaksanaan uji lab paving-block dengan
standar pengujian paving-block yang belum
rinci dan perilaku penyedia jasa konstruksi
yang harus cepat dan praktissehingga perlu
penyesuaian
84
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017: 79 - 87
menjadi hal yang tidak standar antar Tabel 6. Kuat Tekan Benda Paving-Block
laboratorium. Pihak kontraktor berkeinginan, Sampel Kuat Tekan Benda Uji (Kg)
bahwa dengan membawa benda uji produk BETON UMUR
Ukuran Beban Kuat
Rata-rata
paving-block yang akan digunakannya dapat 20x10x6 Maks. Tekan
(Kg/cm²)
cm (KN) (Kg/cm²)
langsung diuji yang hasilnya segera ditunjukkan
kepada pengguna jasa bahwa sesuai dengan 1 210.6 125.62
3 2 233.4 139.22 138.54
spesifikasi pekerjaannya. Sehingga ketentuan
3 252.8 150.79
ukuran benda uji dan faktor konversinya
1 300.8 179.42
sangatlah dibutuhkan sehingga dilaksanakan 7 198.34
2 357.5 213.24
dengan ketentuan standar yang sama di semua 3 339.3 202.38
lab, disamping faktor kecepatan hasil uji yang 1 445.2 265.55
dengan segera dapat diterima pihak kontraktor. PAVING
14 2 420.6 250.88 256.70
BLOCK
3 425.3 253.68
Hasil Uji Laboratorium 1 482.9 288.04
Pembuatan benda uji ukuran 20x10x6 cm 21 2 404.7 241.4 285.57
yang merupakan salah satu ukuran standar 3 533.6 318.28
paving-block dan kubus 15x15x15 cm dibuat 1 590.7 352.34
dengan material produk pabrik paving-block. 28 2 640.5 382.05 366.16
Hasil pengujian tekan diberikan pada Tabel 5 dan 3 610.4 364.09
Tabel 6.
Pada pengujian benda uji Kubus (Tabel 5), beban
Tabel 5.Kuat Tekan Benda Uji Kubus maksimum yang diterima Kubus adalah (P) =
Kuat Tekan Benda Uji (Kg) 510.8KN. Dengan luas Penampang Kubus A
Sampel
Ukuran
Kuat =15cm x 15cm = 225 cm², maka
BETON UMUR Beban Maks. Tekan Rata-rata 𝑃 510.8
15x15x15
P (KN) =P/A0 (Kg/cm²)
𝐹𝑐 = = = 2.270 KN
cm 𝐴 225
(Kg/cm²) = 2.270 x 102 = 231.54 kg/cm²
1 134.6 61.01
3 2 144.2 65.37 64.59 Sedangkan untuk pengujian benda uji paving-
3 148.7 67.41 block (Tabel 6), beban maksimum yang diterima
1 220.4 99.91
P = 640.5KN. Dengan luas penampang paving
7 2 208.7 94.29 104.14
block A = 19cm x 9cm=171 cm², maka
3 260.8 118.22 𝑃 640.5
1 270.6 122.67 𝐹𝑐 = = = 3.745 KN
𝐴 171
KUBUS 14 2 275.8 125.02 125.66 = 3.745 x 102 = 382.05 Kg/cm²
3 285.2 129.29
1 295.6 134.00 Berdasarkan hasil uji tekan kubus dan
21 2 316.8 143.61 135.27
paving-block yang telah dilakukan, maka akan
3 282.8 128.20
dapat diperoleh nilai Faktor Konversi untuk
1 480.4 217.78
28 219.16
mendapatkan hasil kuat tekan sebenarnya dari
2 510.8 231.56
3 460.5 208.76
paving-block/bata beton. Perbedaan hasil kuat
tekan kubus dan paving- block ditunjukkan pada
grafik Gambar 4.
85
Manfaat Faktor Konversi untuk Pengujian Kuat Tekan Paving-Block
Rachmi Yanita, Gufron Andreas
Faktor konversi (FK) = kuat tekan konversi, maka akan diperoleh kuat tekan
kubus/kuat tekan paving-block.Diperoleh besaran paving-block yang lebih tinggi dari
faktor konversi paving block terhadap kubus semestinya sehingga berbahaya untuk mutu
untuk berbagai umur seperti Tabel 7. dan keamanan konstruksi.
4. Dengan melengkapi angka faktor konversi
Tabel 7. Faktor Konversi Paving Block 20x10x6 kuat tekan antara bentuk benda uji ukuran-
Terhadap Kubus 15x15x15 cm ukuran standar paving-block terhadap benda
UMUR HASIL KUAT TEKAN RATA-RATA FAKTOR uji kubus 15x15x15 cm ke dalam SNI 03-
KONVERSI 1974-1990, maka kuat tekan paving-block
PAVING-BLOCK KUBUS
Kg/cm2 Kg/cm2 dengan menggunakan mesin tekan standar
3 138.54 64.59 0.47 ASTM C-39 dapat diperoleh pihak penyedia
7 198.34 104.14 0.53
jasa dengan cepat dan akurat karena sesuai
standar yang berlaku.
14 256.70 125.66 0.49
21 285.57 135.27 0.47 Daftar Pustaka
28 366.16 219.16 0.60
[1] [ASTM] American Standard for Testing
Material. ASTM C39: Standard Test
Guna mendapatkan hasil kuat tekan pengujian Method for Compressive Strength of
paving-block secara langsung adalah = Hasil Uji Cylindrical Concrete Specimens
Langsung Benda Uji Paving-Block x Faktor
Konversi [2] [BSN] Badan Standarisasi Nasional.
Bila hasil uji langsung tekan benda uji Standar Nasional Indonesia 03-0691-1996
tekan sampel paving-block adalah 366,16 kg/cm2 tentang Bata Beton (Paving-Block). 1996.
maka kekuatan paving-block adalah 366,16
kg/cm2 * 0,6 = 219,16 kg/cm2.Tanpa faktor [3] [BSN] Badan Standarisasi Nasional.
konversi, nilainya terlihat lebih besar, namun Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-0348-
sesungguhnya lebih kecil. Hal ini berbahaya, 1989 tentang Bata Beton Pejal, Mutu dan
karena seolah masuk dalam persyaratan Cara Uji. 1989.
spesifikasi teknis material (misalnya 350 kg/cm2)
namun sesungguhnya tidak masuk/rejected. [4] [BSN] Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1974-
5. Kesimpulan 1990 tentang Metode Pengujian Kuat Tekan
Dari hasil analisis dan pembahasan Beton, Pusjatan Balitbang PU. 1990.
diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut :
[5] Paving Block Bekasi. 2017. Produk Paving-
1. Sesuai kebutuhan gerak langkah para pihak Block Standar SNI, Sertifikat ISO 9001-2008.
pelaku industri konstruksi maka harus (Online), (http://pabrikconblock.com, diakses 6
ditunjang dengan peraturan dan standar yang juni 2016)
mendukung proses pengujian mutu material
[6] CV. Marga Jaya Yogyakarta - Building Material
konstruksi di laboratorium yang dapat Manufactures. 2017. Faktor yang
dilaksanakan dengan waktu yang cepat Mempengaruhi Mutu Batako dan Paving-Block.
dengan tetap terjaga dan dipenuhi syarat (Online), (https://marga-jaya.com/faktor-yang-
akademisnya. mempengaruhi-mutu-batako-dan-paving-
2. Standar pengujian kuat tekan paving-block block.html, diakses 25 April 2016)
yang berlaku saat ini belum rinci
menyebutkan bentuk benda uji dan cara [7] Kiki Marina Murdiani, Nendy Apriandi,
membuat benda uji dari sampel paving-block Armando Pensa, Fitri M. 2009. Naskah Program
Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah
yang diserahkan pihak penyedia jasa untuk
Universitas Muhammadiyah Malang:
di uji. Hal ini menimbulkan interpretasi Pemanfaatan Limbah Gas Kolektor Hasil
berbeda dan berkembang menjadikan Pengolahan Logam PT. Krakatau Steel Cilegon
pengujian kuat tekan paving-block menjadi Sebagai Bahan Campuran Conblock. (Online),
tidak standar. (http://student-
3. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan research.umm.ac.id/index.php/pkmi/article/view/
bahwa besaran faktor konversi untuk 7976/552, diakses 27 Novermber 2017)
paving-block 20x10x6 cm umur 28 hari
terhadap kubus 15x15x15 cm untuk [8] Ocsen Gregorius Talinusa, Ruddy Tenda,
pengujian tekan dengan mesin tekan standar Winny J. Tamboto. Pengaruh Dimensi
ASTM C-39 adalah 0,6. Tanpa faktor Benda Uji Terhadap Kuat Tekan Beton.
86
Jurnal IPTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017: 79 - 87
87