Audit Iklan
Audit Iklan
Kesehatan: kemampuan diri, obat, alat/produk kesehatan, anjuran/nasehat atau, tindakan kedokteran, prototipe/cara/perangkat/sistem manajemen klinis
pelayanan langsung pasien dan/atau penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan/kiat kedokteran yang belum berdasarkan bukti ilmiah
(evidence) dan/atau diakui di bidang kedokteran (KODEKI 2012 Pasal 3 cakupan pasal butir 1 dan 2), produk yang memiliki klaim penyembuhan penyakit,
kesehatan, kecantikan, atau kebugaran (Lamp. Fatwa MKEK No. 022/PB/K.MKEK/VII/2020 angka 2).
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. TUJUAN: Artikel edukasi layanan masyarakat dibuat dengan niat tujuan mendidik masyarakat
untuk hidup sehat, bukan untuk tujuan mempromosikan penjualan produk tertentu.
2. ISI: Karena menyandang nama “edukasi” maka iklan tersebut isinya harus berimbang, objektif,
bersifat mendidik, tidak menakut-nakuti, dan melanggar norma kepantasan/kesusilaan yang
berlaku bagi masyarakat Indonesia.
3. PENYUSUN: Artikel edukasi disusun oleh orang-orang yang kompeten, bebas dari konflik
kepentingan, dan harus objektif.
4. PEMERAN: KODEKI Pasal a ayat (4) huruf
1) maksimal satu kali pemeran iklan layanan masyarakat dalam rangka promosi kesehatan d
masyarakatsuatu program resmi yang dibuat oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia yang telah direkomendasikan MKEK Pusat;
2) Seyogyanya pemeran iklan adalah dokter yang tidak berpraktek.
5. BIAYA: Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, biaya kerja untuk
penulisan artikel edukasi tidak boleh disampaikan oleh sponsor langsung ke penulis artikel,
tetapi hanya diperbolehkan melalui perhimpunan profesi.
6. SPONSOR: Apabila iklan edukasi layanan masyarakat ini mendapatkan sponsor, maka perlu
dipastikan bahwa sponsor sama sekali tidak boleh ikut campur dalam penyusunan tulisan
edukasi. Sponsor hanya diperbolehkan sebatas menampilkan logonya dengan keterangan
turut mendukung isi dari iklan edukasi layanan masyarakat tersebut.
7. KONSULTASI: Supaya memenuhi kaidah penilaian etik kedokteran yang baik dan akuntabel,
agar iklan edukasi layanan masyarakat yang mendapatkan sponsor dikonsultasikan kepada
MKEK IDI tingkat Pusat atau wilayah, atau Dewan Etik PDSp.
KETENTUAN KEGIATAN P2KB (Fatwa MKEK No. 022/PB/K.MKEK/07/2020):
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. PUBLIKASI
a. Boleh menampilkan foto diri dokter secara tidak berlebihan,
b. Pencantuman gelar hanya gelar yang diakui di pendidikan tinggi,
c. Dapat disandingkan dengan logo organisasi profesinya apabila diperlukan
2. NARASUMBER
a. Narasumber/moderator harus menghindarkan diri dari mengajak pemakaian obat atau
produk kesehatan lain, memberikan keterangan superlatif yang sifatnya pamer, memuji
diri, atau komparatif yang bersifat merendahkan dokter/fasyankes lain.
b. Informasi jadwal dan tarif layanan praktik dokter
1) diberikan hanya apabila ditanya dalam kegiatan P2KB;
2) diberikan hanya terbatas melalui media informasi internal di klinik/RS, laman daring
dan akun media sosial internal klinik/RS.
3. MATERI
a. Harus lebih ditonjolkan konten yang akan disajikan daripada citra dokter penyaji makalah.
b. Dalam melakukan sosialisasi temuan baru, dokter wajib hanya menggunakan forum dan
media ilmiah untuk sosialisasi temuan tersebut hingga masyarakat ilmiah profesi dan atau
lembaga yang berwenang telah mensahkan manfaat temuan tersebut melalui penelitian
yang valid.
DOKTER DAN MLM (Fatwa MKEK No. 022/PB/K.MKEK/07/2020)
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. Dokter tidak diperbolehkan MEMASARKAN AKTIF (termasuk meresepkan produk dan
menggunakan media sosial untuk aktivitas pemasaran produk)
2. Dokter tidak diperbolehkan menjadi ANGGOTA Multilevel Marketing (MLM) yang memiliki
produk dengan klaim penyembuhan penyakit, kesehatan, kecantikan, atau kebugaran
sebagaimana metode penjualan lainnya dengan cara selain MLM.
3. Dokter yang memakai pengaruhnya untuk MEMAKSA dokter dan atau tenaga kesehatan lain
serta pasien menjadi downline jaringan MLM-nya dapat dikategorikan melakukan
PELANGGARAN ETIK BERAT.
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. Perkonsil No. 4/2011 Pasal 3 ayat (2) huruf x: Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau
kelebihan kemampuan/ pelayanan yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan yang TIDAK BENAR
atau menyesatkan.
Penjelasan: Melakukan penyuluhan kesehatan di media massa tidak termasuk pelanggaran
disiplin. Melakukan pengiklanan diri tentang kompetensi atau layanan yang
BENAR merupakan PELANGGARAN ETIK dan tidak termasuk dalam pelanggaran
Disiplin Profesional Dokter
PROMOSI ATAU IKLAN RUMAH SAKIT
DITINJAU DARI PEDOMAN ETIKA PROMOSI RUMAH SAKIT DAN PMK 1787/2010
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. Pasal 8 : Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak
komparatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode
Etik Rumah Sakit Indonesia.
Penjelasan Pasal 8: Promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit dapat dilakukan dengan
pemberian informasi yang jujur, jelas, tidak berlebihan dan tidak membanding-
bandingkan dengan rumah sakit lain. Promosi dilaksanakan dengan memperhatikan
aspek informatif, edukatif, preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai umumnya
dan pasien khususnya. Imformatif, Edukatif, Preskriptif, Preparatif.
Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit 2011 (Hanya dibahas yang berkaitan dengan dokter)
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. Asas Umum, angka 5: Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggungjawab sosial: a)
Layanan yang ditawarkan harus profesional dan bermutu. Setiap rumah sakit dan
institusi pelaku layanan kesehatan harus selalu mengacu kepada etika profesi dan
etika numah sakit, serta bekerja sesuai pedoman dan standar layanan yang berlaku di
lndonesia
Asas Khusus, angka 2: Penampilan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan tidak boleh digunakan
untuk mengiklankan rumah sakit dan jasa pelayanan kesehatan, kecuali memakai
peran pengganti.
2. Rumah sakit dapat mencantumkan pendidikan dan pelatihan yang dijalani serta prestasi dari
tenaga profesional yang dimilikinya.
3. Dapat pula menyebutkan nama dan keahlian dokter serta jam praktek.
4. Siaran radio atau televisi, dapat mengumumkan kegiatan seminar atau melakukan talk show
dengan ketentuan dokter hanya menyampaikan masalah teknis medis, dan tidak boleh
mengesankan memberi kesaksian (testimony) atau anjuran baik langsung maupun tidak
langsung. Humas rumah sakit atau petugas yang ditunjuk dapat mempromosikan fasilitas dan
sarana rumah sakit.
5. Materi informasi yang tidak boleh disampaikan sebagai berikut:
a) Bila belum terbukti kebenarannya.
b) Membandingkan dengan institusi lain.
c) Pernyataan yang bersifat memuji diri sendiri secara berlebihan.
d) Mengiklankan pemberian diskon pelayanan kuratif
e) Menjanjikan hasil pelayanan / pengobatan.
f) Testimoni pasien untuk iklan.
g) Larangan periklanan yang sudah berlaku secara umum.
h) Melakukan promosi dengan cara tidak pantas seperti penyebaran brosur dari pintu ke pintu
atau di jalan raya .
i) Melakukan wawancara atau perbincangan di media massa yang didampingi oleh sponsor
perusahaan obat atau alat kesehatan.
PERMENKES No. 1787/2010 Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan
Dugaan Unsur
No Jenis Pelanggaran Keterangan
Ada Tidak
1. Penyelenggaraan iklan dan/atau publikasi HARUS SESUAI dengan etika iklan dan/atau Pasal 3 ayat (2) PMK
publikasi yang diatur dalam kode etik rumah sakit indonesia, kode etik masing-masing tenaga 1787/2010
kesehatan, kode etik pariwara, dan ketentuan peraturan perundangundangan.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan iklan dan/atau publikasi harus Pasal 4 ayat (1) PMK
memenuhi syarat meliputi: 1787/2010
a. memuat informasi dengan data dan/atau fakta yang akurat;
b. berbasis bukti;
c. informatif;
d. edukatif; dan
e. bertanggung jawab.
3. Iklan dan/atau publikasi yang dilakukan melalui media cetak, media elektronik, dan media luar Pasal 4 ayat (2) PMK
ruang wajib mencantumkan nama dan alamat fasilitas pelayanan kesehatan serta tanggal 1787/2010
publikasi.
4. Iklan dan/atau publikasi pelayanan kesehatan tidak diperbolehkan apabila bersifat: Pasal 5 PMK 1787/2010
a. menyerang dan/atau pamer yang bercita rasa buruk seperti merendahkan kehormatan dan
derajat profesi tenaga kesehatan;
b. memberikan informasi atau pernyataan yang tidak benar, palsu, bersifat menipu dan
menyesatkan;
c. memuat informasi yang menyiratkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat
memperoleh keuntungan dari pelayanan kesehatan yang tidak dapat dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau menciptakan pengharapan yang tidak tepat dari
pelayanan kesehatan yang diberikan;
d. membandingkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, atau mencela mutu pelayanan
kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
e. memuji diri secara berlebihan, termasuk pernyataan yang bersifat superlatif dan
menyiratkan kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama mengenai keunggulan,
keunikan atau kecanggihan sehingga cenderung bersifat menyesatkan;
f. memublikasikan metode, obat, alat dan/atau teknologi pelayanan kesehatan baru atau
non-konvensional yang belum diterima oleh masyarakat kedokteran dan/atau kesehatan
karena manfaat dan keamanannya sesuai ketentuan masing-masing masih diragukan atau
belum terbukti;
g. mengiklankan pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang fasilitas pelayanan
kesehatannya tidak berlokasi di negara Indonesia;
h. mengiklankan pelayanan kesehatan yang dilakukan tenaga kesehatan dan/atau fasilitas
pelayanan kesehatan yang tidak memiliki izin;
i. mengiklankan obat, makanan suplemen, atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
atau tidak memenuhi standar mutu dan keamanan;
j. mengiklankan susu formula dan zat adiktif;
k. mengiklankan obat keras, psikotropika dan narkotika kecuali dalam majalah atau forum
ilmiah kedokteran;
l. memberi informasi kepada masyarakat dengan cara yang bersifat mendorong penggunaan
jasa tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut;
m. mengiklankan promosi penjualan dalam bentuk apa pun termasuk pemberian potongan
harga (diskon), imbalan atas pelayanan kesehatan dan/atau menggunakan metode
penjualan multi-level marketing;
n. memberi testimoni dalam bentuk iklan atau publikasi di media massa;
o. menggunakan gelar akademis dan/atau sebutan profesi di bidang kesehatan.
5. Tenaga kesehatan dilarang mengiklankan atau menjadi model iklan obat, alat kesehatan, Pasal 8 ayat (1) & Pasal 9
perbekalan kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan kecuali dalam iklan layanan PMK 1787/2010
masyarakat. Iklan layanan masyarakat yang dimaksud disini adalah iklan promosi kesehatan
yang bertujuan untuk mengubah masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
atau mendukung program pemerintah dan tidak bersifat komersiil. Iklan layanan masyarakat
tidak boleh memperlihatkan merek dagang, alat kesehatan, perbekalan kesehatan, dan
fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Tenaga kesehatan dapat melakukan publikasi atas pelayanan kesehatan dan penelitian Pasal 8 ayat (2) PMK
kesehatan dalam majalah kesehatan atau forum ilmiah untuk lingkungan profesi. 1787/2010