Anda di halaman 1dari 50

Kajian tentang etika Kedokteran Gigi dalam

Rangka Meningkatkan Profesionalisme


Dokter Gigi

“Memelihara martabat dan tradisi luhurnya ilmu kedokteran”

Prof. drg. Mei Syafriadi, MDSc., PhD., Sp.PMM


Ketua MKEKG PB PDGI 2017-2020

Disampaikan pada Webinar Hari Ulang Tahun PDGI-72


Jakarta, 23 Januari 2022
Pengertian Etika
 Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’
yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang
baik

 Etika adalah Nilai mengenai benar dan


salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat

 Atau
 tentang apa yang baik dan yang buruk,
tentang hak dan kewajiban moral
Pengertian Etika

 Etika adalah Seperangkat aturan atau


norma atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat
atau profesi” Etika Profesi Kedokteran
Gigi (KODEKGI) MKEKG
Jenis-jenis Etik

1. Etika umum yang berisi prinsip


serta moral dasar
2. Etika khusus atau etika terapan
yang berlaku khusus Etika
Kedokteran
Etika khusus ini masih dibagi lagi
menjadi etika individual dan etika
sosial.
FUNGSI ETIKA
 Saranauntuk memperoleh orientasi kritis
berhadapan dengan pelbagai moralitas
yang membingungkan.

 Untuk menampilkan ketrampilan


intelektual yaitu ketrampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.

 Mengambil sikap yang wajar dalam


suasana pluralisme
Perbandingan Etika dan Etiket

 Etika berarti moral sedangkan etiket


berarti sopan santun.

 Antara etika dengan etiket terdapat


persamaan yaitu:

 Etika dan etiket menyangkut perilaku


manusia.
Etika dan Profesionalisme
 Etika Kedokteran  baik dan buruk,
boleh atau tidak boleh dalam tindakan
perawatan Kedokteran 
Profesionalisme VS Generasi (Baby
boomers, X,Y,Z, Alpha dst..)
 Ajaran Bersikap professional dalam
tindakan Kedokteran Gigi diawali:
1. Janji Profesi
2. Sumpah Dokter Gigi
3. Kode Etik Kedokteran Gigi
LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA (SK Menkes No
434/Menkes/SK/X/1983)
Demi Allah saya bersumpah bahwa :
1. Saya, akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur
profesi Dokter Gigi,
3. Saya, akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila
sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter gigi.
4. Saya, akan marahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui sehubungan
dengan pekerjaan saya sebagai dokter gigi.
5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran gigi saya untuk
sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan sekalipun di ancam.
6. Saya, akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita Saya, dalam
menunaikan kewajiban terhadap pasien akan berikhtiar dengan sungguh-
sungguh tanpa terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, perbedaan kelamin, politik, kepartaian, dan kedudukan sosial.
8. Saya, akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan
terimakasih yang selayaknya.
9. Saya, akan memperlakukan teman sejawat sebagai mana saya sendiri ingin
diperlakukan,
10. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Gigi
Indonesia
11. Saya, ikrarkan sumpah / janji dengan sungguh-sungguh serta penuh keinsyafan
dan tanggungjawab dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.
Menjalankan Profesi Kedokteran Gigi yang
Profesional, hal-hal yang perlu dipahami

 Etika dan Prinsip Perawatan


Kedokteran

 Disiplin Kedokteran

 Hukum Kesehatan
Kodekgi 2020
Terdiri dari :
A. Pendahuluan

B. Kode Etik : 6 Bab 35 Pasal

C. Penjelasan Kode Etik


Kedokteran Gigi Indonesia Pasal
Demi Pasal
KODEKGI Menjawab Tantangan
perkembangan MEDSOS
 Tidak mungkin dihindari,
di zaman teknologi digital
pada era industry 4.O
Penggunaan media social
dan media elektronik
sudah merupakan suatu
kebutuhan primer
disemua bidang termasuk
Kedokteran Gigi,
 tapi apapun di dunia ini
selalu ada 2 sisi: yaitu sisi
positif dan sisi negatif.
Keuntungan/manfaat MEDSOS
 Mempersingkat waktu dengan instant messaging hanya
dalam hitungan detik bertukar informasi tersampaikan
 Komunikasi dengan telepon yang tidak bisa melihat wajah
 video call
 Mudah dan cepat menanggapi atau mengomentari sebuah
issue permasalahan jadi cepat teratasi
 Media pembelajaran
Kerugian/kelemahan/sisi negatif
MEDSOS
 Disalahgunakan oleh beberapa pihak dokter gigi
untuk ajang promosi dan pamer

 Disalahgunakan untuk mencari keuntungan yang


sebesar-besarnya di bidang perawatan kedokteran
gigi
 Endorse oleh perusahaan tertentu , memberikan
diskon harga perawatan, pamer tempat praktek,
pamer hasil perawatan dsb  merusak keluhuran
profesi kedokteran

 Tenaga kesehatan perlu kehati-hatian dalam


menggunakan Medsos dalam menjalankan profesi 
terutama iklan dan publikasi
MEDSOS Di bidang kesehatan

 Di bidang kesehatan tidak ada UU atau


peraturan yang melarang menggunakan
sosmed, Cuma kontennya yang diatur oleh
Undang-undang atau peraturan tertentu.
Jadi tergantung kita ( tenaga-tenaga
kesehatan) dengan bijak memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi
khususnya SOSMED
MEDSOS “PERMASALAHAN YANG
MUNCUL DI BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN”
 PENYALAHGUNAAN TUJUAN &
KONTEN

 Gunakan untuk Komunikasi


Kesehatan Mempromosikan
Informasi kesehatan (Public health
Campaigns)
X :Jangan Promosi kehebatan pribadi
sebagai dokter gigi
Peran Informasi Kesehatan dalam
sosmed

 Pengumpulan informasi tentang


suatu penyakit
 Managemen info kesehatan
 Info tempat perawatan
 Info Layanan darurat
 Teledentistry
Aspek pelayanan teledentistry

 Promotif
 Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif
PERMASALAHAN KEDOKTERAN GIGI
YANG MAKIN MARAK DI ERA DIGITAL

1. PROMOSI IKLAN 
POTONGAN HARGA
Diskon !!!!
 Tidak ada satu aturan pun yang
memperbolehkan baik itu untuk
praktek pribadi, klinik dan rumah
sakit mempromosikan potongan
harga!! Merendahkan Profesi KG

 Jangan samakan Praktek KG seperti


berjualan sayur, supermarket dsb!!
2. PROMOSI PRAKTEK 
PAMER JENIS-JENIS
PERAWATAN
3. PROMOSI OBAT 
INFLUENCER
Dasar Pertimbangan
TUJUAN IKLAN/PROMOSI LAYANAN
KESEHATAN PADA MEDSOS

Pasal 9 (Permenkes 1787/2010)

- Iklan layanan Masyarakat bertujuan


untuk mengubah masyarakat untuk
Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
- Mendukung program pemerintah
- Tidak komersil
ISI IKLAN

 Pasal 1 (Permenkes 1787/2010)


Promosi Kesehatan :

berisi informasi untuk


memperkenalkan/mempromosikan
kebijakan program pembangunan
kesehatan maupun jasa pelayanan
kesehatan di berbagai media
Promosi /iklan yang tidak
diperbolehkan

KODEKGI Pasal 3
Permenkes 1787/2010 Pasal 5

Dilakukan

Pelanggaran Etika
Pencegahan Pelanggaran
Etika
!!! INGAT
 KODE ETIK KEDOKTERAN GIGI
INDONESIA (KODEKGI) drg
 SUMPAH DOKTER GIGI drg
 Permenkes RI no.
1787/MENKES/PER/XII/2010 
Tenaga Kesehtan , RS, FasYanKes
Pasal 3
Dalam menjalankan profesinya Dokter Gigi di
Indonesia tidak boleh dipengaruhi oleh
pertimbangan untuk mencari keuntungan
pribadi
Ayat (1)
Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan
promosi dalam bentuk apapun seperti memuji
diri, dilarang mengiklankan alat dan bahan
apapun, dilarang memberi janji baik langsung
maupun tidak langsung dan lain-lain, dengan
tujuan agar pasien datang berobat kepadanya
MEMUJI DIRI SENDIRI

 Gelar atau keahlian=gambaran


kompetensi  STR, STRKT
 Dikeluarkan oleh lembaga pendidikan
 Pelatihaan-course merupakan
pelengkap
 Kualitas kompetensi merupakan alat
pujian yang tepat
MENGIKLANKAN BAHAN
DAN ALAT

 Dokter memiliki martabat luhur


 Tidak menganggap bisnis murni
 Iklan tidak sama dengan informasi
Medsos Kesehatan Gigi yang baik

 Berisi Edukasi
 Membuat kata-kata yang bijak
 Menunjukkan appresiasi
 Merespon dengan cepat
 Selalu di update
 Menunjukkan kreatifitas
Sanksi Pelanggaran : Pasal 14
(Permenkes 1787/2010)
Sanksi Pelanggaran ( Pasal 36
KODEKGI)

Pasal 36. Sanksi Pelanggaran Etik


Dokter Gigi di Indonesia jika terbukti secara
sah melakukan pelanggaran etik dalam
melaksanakan kewajiban umum dan
kewajiban dokter gigi sehari-hari dapat
menerima sanksi yang paling ringan yaitu
teguran lisan, tulisan, Pendidikan (Pelatihan
ulang ilmu kedokteran Gigi) hingga yang
paling berat pencabutan Surat Tanda
Registrasi sesuai dengan berat ringannya
pelanggaran yang dilakukan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pelanggaran Etika

 Kebutuhan Individu
 Tidak memahami/cuek dengan
Pedoman
 Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang
Terakumulasi dan Tak Dikoreksi 
sesuatu yang salah menjadi
pembenaran
 Lingkungan Yang Tidak Etis
 Perilaku Dari Komunitas
Permasalahan Etika Kedokteran
Gigi – 2018-2020

 Mengiklankan diri >>>


 Dokter tidak menepati janji
 Berdagang  janji bonus, discount,
murah ..dsb
 Miskomunikasi
 Dokter tidak memberi informasi
lengkap Malpraktek
Malpraktek dalam Perawatan
Kedokteran dapat dicegah dengan
memahami etika perawatan
kedokteran
PRINSIP DASAR
ETIKA KEDOKTERAN
Prinsip Dasar Etika Kedokteran

Meliputi:
 1. prinsip menghormati otonomi

pasien (autonomy)
 2. prinsip berbuat baik (beneficence),

 3. prinsip tidak merugikan (non

maleficence)
 4. dan prinsip keadilan (justice).
1. Prinsip menghormati otonomi pasien
(autonomy)

 Dalam hubungan dokter-pasien ada


otonomi klinik atau kebebasan
professional dari dokter dan kebebasan
terapetik yang merupakan hak pasien
untuk menentukan yang terbaik bagi
dirinya, setelah mendapatkan informasi
selengkap-lengkapnya.
Ciri-cirinya:

 1. Menghargai hak menentukan


nasib sendiri
 2. Berterus terang
 3. Menghargai privasi pasien
 4. Menjaga rahasia
 5. Melaksanakan informed concern
2. Prinsip berbuat baik (beneficence)

 General dan Specific Beneficence


 Selain menghormati martabat
manusia, dokter juga harus
mengusahakan agar pasien yang
dirawatnya terjaga keadaan
kesehatannya (patient welfare).
 Pengertian ”berbuat baik” diartikan
bersikap ramah atau menolong, tidak
hanya sekedar memenuhi kewajiban.
Ciri-cirinya:
 Mengutamakan kepentingan pasien
 Bersikap ramah
 Menghormati martabat manusia
 Mengusahakan agar pasien yang
dirawatnya terjaga kesehatannya
 Memandang pasien/keluarga/sesuatu
tak hanya sejauh menguntungkan
dokter/rumah sakit/pihak lain
 Maksimalisasi akibat baik (termasuk
jumlahnya> akibat-buruk)
3. Prinsip tidak merugikan
(non maleficence)

 Merupakan prinsip dasar menurut


tradisi Hipocrates, primum non nocere.
Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada
seseorang, paling tidak kita tidak
merugikan orang itu.
 Praktik Kedokteran haruslah memilih
pengobatan yang paling kecil risikonya
dan paling besar manfaatnya.
Prinsip tidak merugikan
(non maleficence)

Dalam bidang medis, seringkali kita


menghadapi situasi dimana tindakan
medis yang dilakukan, baik untuk
diagnosis atau terapi, menimbulkan
efek yang tidak menyenangkan.
Ciri-cirinya:

 Menolong pasien emergency


(darurat)
 Mencegah pasien dari bahaya lebih
lanjut
 Manfaat pasien lebih besar daripada
kerugian dokter
4. Prinsip keadilan (justice)
 berupa perlakuan yang sama untuk
orang-orang dalam situasi yang sama,
artinya menekankan persamaan dan
kebutuhan, bukannya kekayaan dan
kedudukan sosial.

 Tidak
ada pertimbangan lain selain
kesehatan pasien yang menjadi
perhatian utama dokter
CONTOH KASUS
1. Permasalahan beneficence VS autonomy

Seorang pasien datang ke praktek dokter gigi memaksa


untuk dilakukan ekstraksi pada gigi kanan bawah
belakang. Setelah dilakukan anamnesa ternyata pasien
menderita diabetes mellitus. Pasien ingin saat itu juga
dilakukan ekstraksi pada giginya.

Keputusan yang diambil dokter gigi:


 Menerima untuk ekstraksi setelah dilakukan konsul ke
ahli penyakit dalam
 Menerima untuk ekstraksi berdasar pada prinsip
autonomy dengan membuat inform consent
 Menolak untuk ekstraksi berdasar pada prinsip
beneficence dan mempersilahkan pasien untuk mencari
second opinion
Peraturan Perundang – undangan yang
berhubungan dengan dokter/dokter gigi
 UUPK no 29 tahun 2004 ttg Praktik
kedokteran
 UU No 36 tahun 2009 ttg Kesehatan,
 UU No 44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit,
 UU No 36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan,
 PP No 72 tahun 2012 ttg Sistem Kesehatan
Nasional,
 PP No 12 tahun 2013 ttg Jaminan
Kesehatan,
 PP No 93 tahun 2015 ttg Rumah Sakit
Pendidikan,
 PMK No 1173 tahun 2004 ttg Rumah Sakit
Gigi Mulut.
 Permenkes 1787/2010 ttg iklan publikasi
 Permenkes no 9/2014 ttg klinik
Wassalamualaikum
Thank you

Anda mungkin juga menyukai