Anda di halaman 1dari 9

No UU No. 24 Tahun 2003 Perubahan UU No. 8 Perubahan UU No.

7
. Tahun 2011 Tahun 2020
1. Pasal 1 Pasal 1 Pasal 1
Angka 2 Tidak Ada Perubahan
Dalam Undang-Undang ini Dewan Perwakilan Rakyat
yang dimaksud dengan : yang selanjutnya disingkat
1. DPR adalah Dewan
Perwakilan Rakyat
Mahkamah Konstitusi sebagaimana dimaksud
adalah salah satu pelaku dalam Undang-Undang
kekuasaan kehakiman Dasar Negara Republik
sebagaimana dimaksud Indonesia Tahun 1945.
dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Angka 4
Indonesia Tahun 1945. Majelis Kehormatan
2. Mahkamah Konstitusi
Dewan Perwakilan Rakyat adalah perangkat yang
yang selanjutnya disebut dibentuk oleh Mahkamah
DPR adalah Dewan Konstitusi untuk
Perwakilan Rakyat memantau, memeriksa dan
sebagaimana dimaksud merekomendasikan
dalam Undang-Undang tindakan terhadap Hakim
Dasar Negara Republik Konstitusi, yang diduga
Indonesia Tahun 1945. melanggar Kode Etik dan
3. Pedoman Perilaku Hakim
Permohonan adalah Konstitusi.
permintaan yang diajukan
secara tertulis kepada
Mahkamah Konstitusi
mengenai :
a.
pengujian undang-undang
terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b.
sengketa kewenangan
lembaga negara yang
kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
c.
pembubaran partai politik;
d.
perselisihan tentang hasil
pemilihan urnum; atau
e.
pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil
Presiden diduga telah
melakukan pelanggaran
hukum berupa
pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya,
atau perbuatan tercela,
dan/atau tidak lagi
memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil
Presiden sebagaimana
dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Pasal 4 Pasal 4 Pasal 4
(1) Ayat 3 Ayat 3
Mahkarnah Konstitusi Ketua dan Wakil Ketua (3) Ketua dan Wakil
mempunyai 9 (sembilan) Mahkamah Konstitusi Ketua Mahkamah
orang anggota hakim dipilih dari dan oleh Konstitusi dipilih dari
konstitusi yang ditetapkan anggota hakim konstitusi dan oleh anggota hakim
dengan Keputusan Presiden. untuk masa jabatan selama konstitusi untuk masa
(2) 2 (dua) tahun 6 (enam) jabatan selama 5 (lima)
Susunan Mahkamah bulan terhitung sejak tahun terhitung sejak
Kontitusi terdiri atas tanggal pengangkatan tanggal pengangkatan
seorang Ketua merangkap Ketua dan Wakil Ketua Ketua dan Wakil Ketua
anggota, seorang Wakil Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi.
Ketua merangkap anggota, Ayat (3a) Ayat 4
dan 7 (tujuh) orang anggota Ketua dan Wakil Ketua (41 Sebelum Ketua dan
hakim konstitusi. Mahkamah Konstitusi Wakil Ketua Mahkamah
(3) yang terpilih sebagaimana Konstitusi sebagaimana
Ketua dan Wakil Ketua dimaksud pada ayat (3) dimaksud pada ayat (3)
dipilih dari dan oleh hakim dapat dipilih kembali terpilih, rapat pemilihan
konstitusi untuk masa dalam jabatan yang sama Ketua dan Wakil Ketua
jabatan selama 3 (tiga) untuk 1 (satu) kali masa Mahkamah Konstitusi
tahun. jabatan. dipimpin oleh hakim
(4) Ayat (4a) konstitusi yang tertua.
Sebelum Ketua dan Wakil Rapat pemilihan
Ketua Mahkamah sebagaimana dimaksud (4f) (4g) (4h) Dihapus.
Konstitusi terpilih pada ayat (4) dihadiri
sebagaimana dimaksud pada paling sedikit 7 (tujuh)
ayat (3), rapat pemilihan orang anggota hakim
Ketua dan Wakil Ketua konstitusi.
Mahkamah Konstitusi Ayat (4b)
dipimpin oleh hakim Dalam hal kuorum rapat
konstitusi yang tertua sebagaimana dimaksud
usianya. pada ayat (4a) tidak
(5) terpenuhi, rapat ditunda
Ketentuan mengenai tata paling lama 2 (dua) jam.
cara pemilihan Ketua dan Ayat (4c)
Wakil Ketua sebagaimana Apabila penundaan rapat
dimaksud pada ayat (3) sebagaimana dimaksud
diatur lebih lanjut oleh pada ayat (4b) telah
Mahkamah Konstitusi. dilakukan dan kuorum
rapat belum terpenuhi,
rapat dapat mengambil
keputusan tanpa kuorum.
Ayat (4d)
Pengambilan keputusan
dalam rapat pemilihan
Ketua dan Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi
sebagaimana dimaksud
pada ayat (4c) dilakukan
secara musyawarah
mufakat untuk mencapai
aklamasi.
Ayat (4e)
Apabila keputusan tidak
dapat dicapai secara
aklamasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4d),
keputusan diambil
berdasarkan suara
terbanyak melalui
pemungutan suara yang
dilakukan secara bebas dan
rahasia.
Ayat (4f)
Pemilihan Ketua dan
Wakil Ketua Mahkamah
Konstitusi dilakukan
dalam 1 (satu) kali rapat
pemilihan.
Ayat (4g)
Calon yang memperoleh
suara terbanyak dalam
pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4f)
ditetapkan sebagai Ketua
Mahkamah Konstitusi.
Ayat (4h)
Calon yang memperoleh
suara terbanyak kedua
dalam pemilihan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (4f) ditetapkan
sebagai Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi.
3. Pasal 6 Pasal 6 Pasal 6
(1) (1) Kedudukan Tidak Ada Perubahan
Kedudukan protokoler dan keprotokolan dan hak
hak keuangan Ketua, Wakil keuangan Ketua, Wakil
Ketua, dan anggota hakim Ketua, dan anggota
konstitusi berlaku ketentuan Mahkamah Konstitusi
peraturan perundang- berlaku ketentuan
undangan bagi pejabat peraturan perundang-
negara. undangan bagi pejabat
(2) negara.
Hakim konstitusi hanya (2) Negara memberikan
dapat dikenakan tindakan jaminan keamanan hakim
kepolisian atas perintah konstitusi dalam
Jaksa Agung setelah menjalankan tugas dan
mendapat persetujuan tanggung jawab sebagai
tertulis Presiden, kecuali penyelenggara kekuasaan
dalam hal : kehakiman.
a. (3) Hakim konstitusi hanya
tertangkap tangan dapat dikenai tindakan
melakukan tindak pidana; kepolisian atas perintah
atau Jaksa Agung setelah
b. mendapat persetujuan
berdasarkan bukti tertulis dari Presiden,
permulaan yang cukup kecuali dalam hal:
disangka telah melakukan a. tertangkap tangan
tindak pidana kejahatan melakukan tindak pidana;
yang diancam dengan atau
pidana mati atau tindak b. berdasarkan bukti
pidana kejahatan terhadap permulaan yang cukup
keamanan negara. disangka telah melakukan
tindak pidana kejahatan
yang diancam dengan
pidana mati, tindak pidana
kejahatan terhadap
keamanan negara, atau
tindak pidana khusus.
4. Pasal 7 Pasal 7 Pasal 7 A
Untuk kelancaran Di Mahkamah Konstitusi (1) Kepaniteraan
pelaksanaan tugas dan dibentuk sebuah sebagaimana dimaksud
wewenangnya, Mahkamah kepaniteraan dan dalam Pasal 7
Konstitusi dibantu oleh sekretariat jenderal untuk merupakan jabatan
sebuah Sekretariat Jenderal membantu pelaksanaan fungsional yang
dan Kepaniteraan. tugas dan wewenang menjalankan tugas teknis
Mahkamah Konstitusi. administratif peradilan
Mahkamah Konstitusi
Pasal 7a dengan usia pensiun 62
(1) Kepaniteraan (enam puluh dua) tahun
sebagaimana dimaksud bagi panitera, panitera
dalam Pasal 7 merupakan muda, dan panitera
jabatan fungsional yang pengganti.
menjalankan tugas teknis (2) Tugas teknis
administratif peradilan administratif peradilan
Mahkamah Konstitusi. sebagaimana dimaksud
(2) Tugas teknis pada ayat (1) meliputi: a.
administratif peradilan koordinasi pelaksanaan
sebagaimana dimaksud teknis peradilan di
pada ayat (1) meliputi: a. Mahkamah Konstitusi;
koordinasi pelaksanaan b. pembinaan dan
teknis peradilan di pelaksanaan administrasi
Mahkamah Konstitusi; b. perkara; c. pembinaan
pembinaan dan pelayanan teknis
pelaksanaan administrasi kegiatan peradilan di
perkara; c. pembinaan Mahkamah Konstitusi;
pelayanan teknis kegiatan dan d. pelaksanaan tugas
peradilan di Mahkamah lain yang diberikan oleh
Konstitusi; dan d. Ketua Mahkamah
pelaksanaan tugas lain Konstitusi sesuai dengan
yang diberikan oleh Ketua bidang tugasnya.
Mahkamah Konstitusi
sesuai dengan bidang
tugasnya.
Pasal 7B
(1) Sekretariat jenderal
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 menjalankan
tugas teknis administratif
Mahkamah Konstitusi.
(2) Tugas teknis
administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. koordinasi
pelaksanaan administratif
di lingkungan sekretariat
jenderal dan kepaniteraan;
b. penyusunan rencana dan
program dukungan teknis
administratif; c.
pelaksanaan kerja sama
dengan masyarakat dan
hubungan antarlembaga; d.
pelaksanaan dukungan
fasilitas kegiatan
persidangan; dan e.
pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh Ketua
Mahkamah Konstitusi
sesuai dengan bidang
tugasnya.
5. Pasal 8 Pasal 8 Pasal 8
Ketentuan mengenai Ketentuan lebih lanjut Tidak Ada Perubahan
susunan organisasi, fungsi, mengenai susunan
tugas, dan wewenang organisasi, fungsi, tugas,
Sekretariat Jenderal dan dan wewenang sebuah
Kepaniteraan Mahkamah Kepaniteraan dan
Konstitusi diatur lebih lanjut Sekretariat Jenderal
dengan Keputusan Presiden Mahkamah Konstitusi
atas usul Mahkamah diatur dengan Peraturan
Konstitusi. Presiden atas usul
Mahkamah Konstitusi.
6. Pasal 15 Pasal 15 Pasal 15 (Ketentuan
Hakim konstitusi harus (1) Hakim konstitusi harus huruf b, huruf d, dan
memenuhi syarat sebagai memenuhi syarat sebagai huruf h ayat (2) Pasal 15
berikut : berikut: diubah)
a.memiliki integritas dan a. memiliki integritas dan Hakim konstitusi harus
kepribadian yang tidak kepribadian yang tidak memenuhi syarat sebagai
tercela; tercela; berikut: a. memiliki
b.adil; dan b. adil; dan integritas dan
c.negarawan yang c. negarawan yang kepribadian yang tidak
menguasai konstitusi dan menguasai konstitusi dan tercela; b. adil; dan c.
ketatanegaraan. ketatanegaraan. negarawan yang
(2) Untuk dapat diangkat menguasai konstitusi dan
menjadi hakim konstitusi, ketatanegaraan.
selain harus memenuhi (2)
syarat sebagaimana Untuk dapat diangkat
dimaksud pada ayat (1), menjadi hakim
seorang calon hakim konstitusi, selain harus
konstitusi harus memenuhi memenuhi syarat
syarat: sebagaimana dimaksud
a. warga negara Indonesia; pada ayat (1), seorang
b. berijazah doktor dan calon hakim konstitusi
magister dengan dasar harus memenuhi syarat:
sarjana yang berlatar a. warga negara
belakang pendidikan tinggi Indonesia; b. berljazah
hukum; doktor (strata tiga)
c. bertakwa kepada Tuhan dengan dasar sarjana
Yang Maha Esa dan (strata satu) yang
berakhlak mulia; berlatar belakang
d. berusia paling rendah 47 pendidikan di bidang
(empat puluh tujuh) tahun hukum; c. bertakwa
dan paling tinggi 65 (enam kepada Tuhan Yang
puluh lima) Maha Esa dan berakhlak
tahun pada saat mulia; d. berusia paling
pengangkatan; rendah 55 (lima puluh
e. mampu secara jasmani lima) tahun; e. mampu
dan rohani dalam secara jasmani dan
menjalankan tugas dan rohani dalam
kewajiban; menjalankan tugas dan
f. tidak pernah dijatuhi kewajiban;
pidana penjara f. tidak pernah dijatuhi
berdasarkan putusan pidana penjara
pengadilan yang telah berdasarkan putusan
memperoleh kekuatan pengadilan yang telah
hukum tetap; memperoleh kekuatan
g. tidak sedang dinyatakan hukum tetap; g. tidak
pailit berdasarkan putusan sedang dinyatakan pailit
pengadilan; dan berdasarkan putusan
h. mempunyai pengalaman pengadilan; dan h.
kerja di bidang hukum mempunyai pengalaman
paling sedikit 15 (lima kerja di bidang hukum
belas) tahun dan/atau paling sedikit 15 (lima
pernah menjadi pejabat belas) tahun dan/atau
negara. untuk calon hakim yang
(3) Selain persyaratan berasal dari lingkungan
sebagaimana dimaksud Mahkamah Agung,
pada ayat (1) dan ayat (2) sedang menjabat sebagai
calon hakim konstitusi hakim tinggi atau
juga sebagai hakim agung.
harus memenuhi (3) Selain persyaratan
kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud
dengan menyerahkan: pada ayat (1) dan ayat
a. surat pernyataan (2) calon hakim
kesediaan untuk menjadi konstitusi juga harus
hakim konstitusi; memenuhi kelengkapan
b. daftar riwayat hidup; administrasi dengan
c. menyerahkan fotokopi menyerahkan: a. surat
ijazah yang telah pernyataan kesediaan
dilegalisasi dengan untuk menjadi hakim
menunjukkan ijazah asli; konstitusi; b. daftar
d. laporan daftar harta riwayat hidup; c.
kekayaan serta sumber menyerahkan fotokopi
penghasilan calon yang ljazah yang telah
disertai dengan dilegalisasi dengan
dokumen pendukung yang menunjukkan ijazah asli;
sah dan telah mendapat d. laporan daftar harta
pengesahan dari lembaga kekayaan serta sumber
yang penghasilan calon yang
berwenang; dan disertai dengan dokumen
e. nomor pokok wajib pendukung yang sah dan
pajak (NPWP). telah mendapat
pengesahan dari lembaga
yang berwenang; dan e.
nomor pokok wajib
pajak (NPWP).
7. Pasal 23 Pasal 23 Pasal 23 (Ketentuan
(1) (1) Hakim konstitusi hurut d ayat (1) Pasal 23
Hakim konstitusi diberhentikan dengan dihapus)
diberhentikan dengan hormat dengan alasan: (1) Hakim konstitusi
hormat apabila : a. meninggal dunia; diberhentikan dengan
a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri atas hormat dengan alasan: a.
b.mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang meninggal dunia;
permintaan sendiri yang diajukan kepada Ketua mengundurkan diri atas
diajukan kepada Ketua Mahkamah yang diajukan kepada
Mahkamah Konstitusi; Konstitusi; Konstitusi; c. telah
c.telah berusia 67 (enam c. telah berusia 70 (tujuh berusia 70 (tujuh puluh)
puluh tujuh) tahun; puluh) tahun; tahun; d. dihapus; atau e.
d. telah berakhir masa sakit jasmani atau rohani
d.telah berakhir masa jabatannya; atau secara terus-menerus
jabatannya; atau e. sakit jasmani atau rohani selama 3 (tiga) bulan
e.sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus sehingga tidak dapat
secara terus-menerus yang selama 3 (tiga) bulan menjalankan tugasnya
dibuktikan dengan surat sehingga tidak dapat yang dibuktikan dengan
keterangan dokter. menjalankan tugasnya surat keterangan dokter.
(2) yang dibuktikan dengan (2) Hakim konstitusi
Hakim konstitusi surat keterangan dokter. diberhentikan tidak
diberhentikan dengan tidak (2) Hakim konstitusi dengan hormat apabila:
hormat apabila : diberhentikan tidak dengan a. dijatuhi pidana penjara
a.dijatuhi pidana penjara hormat apabila: berdasarkan putusan
berdasarkan putusan a. dijatuhi pidana penjara pengadilan yang telah
pengadilan yang telah berdasarkan putusan memperoleh kekuatan
memperoleh kekuatan pengadilan yang telah hukum tetap karena
hukum tetap karena memperoleh kekuatan melakukan tindak pidana
melakukan tindak pidana hukum tetap karena yang diancam dengan
yang diancam dengan melakukan tindak pidana pidana penjara; b.
pidana penjara 5 (lima) yang diancam dengan melakukan perbuatan
tahun atau lebih; pidana penjara; tercela; c. tidak
b.melakukan perbuatan b. melakukan perbuatan menghadiri persidangan
tercela; tercela; yang menjadi tugas dan
c.tidak menghadiri c. tidak menghadiri kewajibannya selama 5
persidangan yang menjadi persidangan yang menjadi (lima) kali berturut-turut
tugas dan kewajibannya tugas dan kewajibannya tanpa alasan yang sah; d.
selama 5 (lima) kali selama 5 (lima) kali melanggar sumpah atau
berturut-turut tanpa alasan berturut-turut tanpa alasan janji jabatan;
yang sah; yang sah; e. dengan sengaja
d.melanggar sumpah atau d. melanggar sumpah atau menghambat Mahkamah
janji jabatan; janji jabatan; Konstitusi memberi
e.dengan sengaja e. dengan sengaja putusan dalam waktu
menghambat Mahkamah menghambat Mahkamah sebagaimana dimaksud
Konstitusi memberi putusan Konstitusi memberi dalam Pasal 7B ayat (4)
dalam waktu sebagaimana putusan dalam waktu Undang-Undang Dasar
dimaksud dalam Pasal 7B sebagaimana dimaksud Negara Republik
ayat (4) Undang-Undang dalam Pasal 7B ayat (4) Indonesia Tahun 1945; f.
Dasar Negara Republik Undang-Undang Dasar melanggar larangan
Indonesia Tahun 1945; Negara Republik rangkap jabatan
f.melanggar larangan Indonesia Tahun 1945; sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud f. melanggar larangan dalam Pasal 17; g. tidak
dalam Pasal 17; atau rangkap jabatan lagi memenuhi syarat
g.tidak lagi memenuhi sebagaimana dimaksud sebagai hakim
syarat sebagai hakim dalam Pasal 17; konstitusi; dan/atau h.
konstitusi. g. tidak lagi memenuhi melanggar Kode Etik
(3) syarat sebagai hakim dan Pedoman Perilaku
Permintaan pemberhentian konstitusi; dan/atau Hakim Konstitusi.
dengan tidak hormat h. melanggar Kode Etik (3) Permintaan
sebagaimana dimaksud pada dan Pedoman Perilaku pemberhentian tidak
ayat (2) huruf b, huruf c, Hakim Konstitusi. dengan hormat
huruf d, huruf e, huruf f, dan (3) Permintaan sebagaimana dimaksud
huruf g dilakukan setelah pemberhentian tidak pada ayat (2) huruf b,
yang bersangkutan diberi dengan hormat huruf c, huruf d, huruf e,
kesempatan untuk membela sebagaimana dimaksud huruf f, huruf g, dan/atau
diri di hadapan Majelis pada ayat (2) huruf b, huruf h dilakukan
Kehormatan Mahkamah huruf c, huruf d, huruf e, setelah yang
Konstitusi. huruf f, huruf g, dan/atau bersangkutan diberi
(4) huruf h dilakukan setelah kesempatan untuk
Pemberhentian hakim yang bersangkutan membela diri di hadapan
konstitusi ditetapkan dengan diberi kesempatan untuk Majelis Kehormatan
Keputusan Presiden atas membela diri di hadapan Mahkamah Konstitusi.
permintaan Ketua Majelis Kehormatan (4) Pemberhentian
Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi. hakim konstitusi
(5) (4) Pemberhentian hakim ditetapkan dengan
Ketentuan mengenai konstitusi ditetapkan Keputusan Presiden atas
pembentukan, susunan, dan dengan Keputusan permintaan Ketua
tata kerja Majelis Presiden atas permintaan Mahkamah Konstitusi.
Kehormatan Mahkamah Ketua (5) Keputusan Presiden
Konstitusi diatur lebih lanjut Mahkamah Konstitusi. sebagaimana dimaksud
oleh Mahkamah Konstitusi. (5) Keputusan Presiden pada ayat (41 ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu
pada ayat (4) ditetapkan paling lama 14 (empat
dalam jangka waktu paling belas) hari kerja
lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
kerja terhitung sejak Presiden menerima
tanggal Presiden menerima permintaan
permintaan pemberhentian.
pemberhentian.

Anda mungkin juga menyukai