Anda di halaman 1dari 8

MAHKAMAH KONSTITUSI

DiSusun Oleh:
NAMA : Ahmad Ferdiyana
KELAS : 3A
PRODI : Ilmu Administrasi Negara
MATA KULIAH : HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
DOSEN : H.YUSMEDI YUSUF, SH.,M.Si.

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF TANGERANG


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
MAHKAMAH KONSTITUSI (MK)

Pengertian Mahkamah Konstitusi


Mahkamah Konstitusi adalah salah satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Hal tersebut tertera dalam pasal 24 (2)
Undang-Undang Dasar NRI 1945. Visi dari Mahkamah Konstitusi adalah untuk
menegakkan konstitusi dalam rangka mewujudkan cita-cita negara hukum dan
demokrasi demi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang bermatabat.
Adapun misi dari Mahkamah Konstitusi terbagi dua yaitu mewujudkan diri
sebagai salah satu kekuasaan kehakiman yang modern dan terpercaya, serta
membangun konstitusionalitas Indonesia dan budaya sadar berkonstitusi.
Apa perbedaan antara Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung?
Menurut undang-undang, setiap perbuatan melawan hukum diadili oleh
pengadilan di lingkungan Mahkamah Agung, yang berarti bahwa setiap
ketentuan undang-undang yang dianggap bertentangan dengan undang-undang
juga diadili langsung oleh Mahkamah Agung. Sementara itu, fungsi Mahkamah
Konstitusi adalah melaksanakan Undang-Undang Dasar yang berkaitan
langsung dengan Undang-Undang Dasar dan undang-undang yang menjadi
landasannya.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Mahkamah Agung adalah
pengawal hukum, sedangkan Mahkamah Konstitusi adalah pengawal Konstitusi
[1]. Dengan kata lain, Mahkamah Konstitusi mengadili undang-undang yang
melanggar Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, sedangkan Mahkamah
Agung mengadili ketentuan hukum dan mengawasi peradilan pidana, perdata,
dan tata usaha negara.

Tugas Mahkamah Konstitusi (MK)


1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh undang-undang dasar.
3. Memutus pembubaran partai politik.
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
5. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
oleh presiden dan atau wakil presiden menurut undang-undang dasar.

Fungsi Mahkamah Konstitusi


Mahkamah Konstitusi mempunyai fungsi sebagai Penjaga Konstitusi,
Penjaga Demokrasi, dan Penafsir Konstitusi [1]. Dengan kata lain, MK harus
mengimplementasikan segala isi konstitusi untuk menjaga demokrasi dan
menafsirkan ketentuan konstitusi yang rancu.
Sebagai pengawal Konstitusi, Mahkamah Konstitusi adalah penjamin
pelaksanaan Konstitusi. Konstitusi bersifat memaksa (enforceable), yaitu harus
dilaksanakan dan harus tercermin dalam kebijakan peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasannya. Di sini, fungsi MK adalah
mengkoordinasikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
Konstitusi, sehingga peraturan perundang-undangan yang hanya didasarkan
pada kepentingan politik tidak lagi dihasilkan.
Negara demokrasi adalah demokrasi yang berdasarkan rule of law, dan
demokrasi yang berdasarkan rule of law adalah demokrasi yang berdasarkan
konstitusi. Agar suatu negara benar-benar mempraktikkan demokrasi, ia harus
mempertahankan supremasi hukumnya. Sebagai pengawal demokrasi,
Mahkamah Konstitusi memiliki tanggung jawab untuk selalu mengawal
Konstitusi agar tidak menyimpang dari pelaksanaan demokrasi yang
berkeadilan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pelaksanaan dan penyusunan peraturan perundang-undangan harus selalu
berlandaskan pada Undang-Undang Dasar yang berlaku, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tugas Mahkamah Konstitusi adalah
untuk memastikan bahwa semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
saat ini yang diatur dalam Konstitusi tidak melanggar isi Konstitusi dan
didasarkan pada keadilan dan terwujudnya demokrasi. Sebagai penafsir undang-
undang, MK mengemban tugas untuk menyempurnakan dan memperbaiki
kekurangan undang-undang tersebut.
Fungsi MK ( Mahkamah Konstitusi ) yaitu:
1. Sebagai penafsir konstitusi
2. Sebagai penjaga hak asasi manusia
3. Sebagai pengawal konstitusi
4. Sebagai penegak demokrasi

Penjelasan Fungsi dari Mahkamah Konstitusi ( MK )


1. Sebagai Penafsir Konstitusi
Konstitusi tak lain merupakan sebuah aturan hukum. Sehingga konstitusi
merupakan wilayah kerja seorang hakim. Hakim Mahkamah Konstitusi
dalam menjalankan kewenangannya dapat melakukan penafsiran terhadap
konstitusi. Hakim dapat menjelaskan makna kandungan kata atau kalimat,
menyempurnakan atau melengkapi, bahkan membatalkan sebuah undang-
undang jika dianggap bertentangan dengan konstitusi.

2. Sebagai Penjaga HAM


Konstitusi sebagai dokumen yang berisi perlindungan hak asasi manusia
merupakan dokumen yang harus dihormati. Konstitusi menjamin hak-hak
tertentu milik rakyat. Apabila legislatif maupun eksekutif secara
inkonstitusional telah mencederai konstitusi maka Mahkamah Konstitusi
dapat berperan memecahkan masalah tersebut.

3. Sebagai Pengawal Konstitusi


Istilah penjaga konstitusi tercatat dalam penjelasan Undang-Undang No
24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang biasa disebut dengan
the guardian of constitution. Menjaga konstitusi dengan kesadaran hebat
yang menggunakan kecerdasan, kreativitas, dan wawasan ilmu yang luas,
serta kearifan yang tinggi sebagai seorang negarawan.

4. Sebagai Penegak Demokrasi


Demokrasi ditegakkan melalui penyelenggaraan pemilu yang berlaku
jujur dan adil. Mahkamah Kontitusi sebagai penegak demokrasi bertugas
menjaga agar tercitanya pemilu yang adil dan jujur melalui kewenangan
mengadili sengketa pemilihan umum. Sehingga peran Mahkamah
Kontitusi tak hanya sebagai lembaga pengadil melainkan juga sebagai
lembaga yang mengawal tegaknya demokrasi di Indonesia.
Kedudukan dan Susunan Mahkamah Konstitusi
1. Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan yang berkedudukan di
Ibukota Negara Republik Indonesia.
2. Susunan
A. Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 (sembilan) orang anggota
hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
B. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang Ketua
merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota,dan
7 (tujuh) orang anggota hakim konstitusi.
C. Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi
untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun.
D. Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), rapat pemilihan Ketua dan
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipimpin oleh hakim konstitusi
yang tertua usianya.
E. Ketentuan mengenai tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut oleh
Mahkamah Konstitusi.

Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Konstitusi


1. Pengangkatan
Untuk dapat diangkat menjadi hakim konstitusi seorang calon harus
memenuhi syarat:
A. Warga Negara Indonesia
B. Berpendidikan Sarjana Hukum
C. Berusia sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun pada
saat pengangkatan;
D. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
E. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan
pengadilan; dan
F. Mempunyai pengalaman kerja di bidang hukum sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) tahun. Calon hakim konstitusi yang
bersangkutan wajib membuat surat pernyataan tentang
kesediaannya untuk menjadi hakim konstitusi. Ketentuan
mengenai tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan hakim
konstitusi diatur oleh masing-masing lembaga yang
berwenang. Masa jabatan hakim konstitusi selama 5 (lima)
tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya.

2. Pemberhentian
A. Hakim konstitusi diberhentikan dengan hormat apabila:
1) Meninggal dunia;
2) Mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang diajukan
kepada Ketua Mahkamah Konstitusi;
3) Telah berusia 67 (enam puluh tujuh) tahun;
4) Telah berakhir masa jabatannya; atau
5) sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter.
B. Hakim konstitusi diberhentikan dengan tidak hormat apabila:
1) Dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
2) Melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih; Melakukan perbuatan tercela;
3) Tidak menghadiri persidangan yang menjadi tugas dan
kewajibannya selama 5 (lima) kali berturut-turut tanpa alasan
yang sah;
4) Melanggar sumpah atau janji jabatan;
5) Dengan sengaja menghambat Mahkamah Konstitusi memberi
putusan dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7B
ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
6) Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;
atau
7) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai hakim konstitusi.
Wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi
Di dalam Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar RI 1945 jo. Undang
Undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi disebutkan bahwa
kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah:
1. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
tentang hasil pemilihan umum.
2. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan.atau
Wakil presiden menurut Undang-undang Dasar.
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum

Kewajiban Mahkamah Konstitusi


Mahkamah Konstitusi wajib memberi putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan Wakil Presiden melakukan pelanggaran (impeachment)

Sementara sesuai ketentuan Undang-Undang Dasar RI 1945,


Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan sebagai berikut[2]:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
2. Memutus sengketa kewenangan kenbaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD.
3. Memutus pembubaran partai poitik
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
5. Memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela>
6. Memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wapres telah tidak lagi
memenuhi persyaratan sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden.
SUMBER:
1. https://www.gurupendidikan.co.id/tugas-mk/
2. https://www.mkri.id/ide.php?page=web.Berita&ide=10961

Anda mungkin juga menyukai