an
at
B. Kualifikasi Ahli Gizi Olahraga
eh
Ahli gizi olahraga memiliki kualifikasi minimal D4 atau S1 di bidang Gizi yang ditempuh melalui
es
proses Pendidikan di perguruan tinggi atau politeknik Kesehatan dibawah AIPGI dan AIPVOGI serta
K
n
memiliki sertifikat pelatihan Ahli gizi olahraga.
na
ya
C. Pelatihan Ahli Gizi Olahraga
la
Pe
Pelatihan Ahli Gizi Olahraga mengacu pada Modul Pelatihan Ahli Gizi Olahraga yang telah
an
ditetapkan dan dikembangkan UGM bersama Kemenpora pada tahun 2020. Pelatihan tersebut
id
berlangsung sebanyak 40 Jam atau selama 4 hari yang terdiri dari materi inti dan materi penunjang.
iz
Metode pelatihan merupakan kombinasi dengan teori, praktek dan studi kasus. Materi inti meliputi
G
ar
pengukuran status gizi secara antropometri, biokima, fisik klinis, asupan makan, asupan minum dan
nd
performa atlet, periodesasi latihan atlet, psikologi atlet. Modul tersebut juga telah Menyusun
S
is
Pengertian Pedoman Pelayanan Gizi Atlet adalah sebuah proses pelayanan gizi kepada
-P
Sasaran 1. Atlet
D
an
4. Asesmen klinis (pengukuran saat istirahat, sebelum dan sesudah
at
latihan)
eh
a. Tekanan darah
es
b. Denyut jantung
K
5. Asesmen asupan makan
n
na
a. 1x24 hours food recall
ya
b. Semi Quantitative Fluid Frequency Questionnaire (SQ-FFQ)
la
Pe
c. Visual comstock
B. Pengkajian Aktivitas Fisik
an
1. Recall aktivitas fisik dan pola latihan atlet.
id
2. Pengkajian energy expenditure latihan.
iz
G
3. Pengukuran performa terkait health-related fitness dan skill-related
ar
dan recovery
k
Data hasil pengukuran akan diolah dan disimpan dalam software FIRST
sebagai media monitoring gizi atlet. Output aplikasi ini adalah
irz
an
metline, microtoise, skinfold caliper
at
b. Biokimia
eh
Lancet, alcohol swab, test kit glukosa, kolesterol, asam urat, laktat,
es
profil urin
K
n
c. Klinis
na
Tensimeter
ya
d. Asupan
la
Pe
Kuesioner 1x24 h food recall, semi quantitative fluid frequency,
penilaian visual Comstock
an
id
2. Komputer atau laptop
3. Software FIRST
iz
G
Referensi 1. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2013)
ar
dan Latihan Pelajar/ Daerah (PPLP/D) dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO)
Sta
2019)
Te
Monitoring kinerja ahli gizi merupakan suatu proses untuk mengevaluasi kinerja ahli gizi dalam
s
ap
mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan dalam Pedoman Pelayanan Gizi Atlet. Monitoring
aH
kinerja terdiri dari capaian kinerja dan kepuasan terhadap pelayanan ahli gizi.
irz
1. Rasio ahli gizi dan jumlah atlet ideal adalah 1:25 atlet.
M
Monitoring capaian kinerja dilakukan berdasarkan target kinerja ahli gizi yang disesuaikan
dengan SOP Pedoman Pelayanan Gizi Atlet. Pada SOP, ahli gizi perlu melakukan pengkajian gizi
atlet, pengkajian aktivitas fisik, penetapan program intervensi, dan monitoring evaluasi secara
berkala. Tabel berikut menunjukkan gambaran penentuan target kinerja ahli gizi sesuai SOP dalam
periode waktu 1 bulan.
an
at
eh
es
3. Evaluasi kepuasan terhadap pelayanan ahli gizi
K
n
Evaluasi kepuasan terhadap pelayanan ahli gizi dinilai oleh atlet yang merupakan sasaran dari
na
pelayanan gizi atlet. Evaluasi yang dilakukan terdiri dari dua aspek yaitu kepuasan kinerja ahli gizi
ya
la
dan kepuasan penyelenggaraan makanan. Evaluasi kepuasan kinerja ahli gizi meliputi kepuasan
Pe
terhadap pelayanan ahli gizi sesuai SOP Pedoman Pelayanan Gizi Atlet mulai dari pengkajian gizi,
an
edukasi, konseling, dan monitoring gizi atlet. Penyelenggaraan makanan atlet sebagai salah satu
id
program intervensi dari pelayanan gizi atlet dievaluasi dari segi variasi menu, kesesuaian porsi
iz
G
dengan kebutuhan, dan penyajian makanan.
ar
4. Ahli gizi diperkenankan melakukan kajian-kajian yang bersifat pengembangan riset dan teknologi
nd
ta
dengan menggunakan pengembangan berbagai kuesioner atau metode evaluasi yang relevan dan
S
1. Standar Pembagian Kalori Per Cabor, Kebutuhan Kalori dan Standar Biaya Makanan
ju
un
wushu, taekwondo,
s
ap
menembak atletik
aH
Kelompok bulutangkis,
M
panjat tebing
D
an
1 Amputasi [(100‐%amputation)*/100] x BBI untuk tinggi sebenarnya
at
eh
2 SCI (Paraplegia) Pengurangan 5 - 10% dari BBI untuk tinggi sebenarnya
es
3 SCI (Quadriplegia) Pengurangan 10 - 15% dari BBI untuk tinggi sebenarnya
K
Sumber : Islamoglu dan Kenger, 2019
n
na
ya
* Amputasi Adjustment untuk memperkirakan BBI
la
No Bagian Amputasi Persen
Pe
1 Hand 0,7 %
an
2 Forearm and hand (below elbow) 2,3 %
id
3 Entire Arm 5,0 %
iz
G
4 Foot 1,5 %
ar
diet AKG
Persen pemenuhan asupan dari
0% 10-15% 10-20% 15-30%
sports food (gel,bar,liquid, drink)
Persen pemenuhan asupan dari
0% 0% 5% 5%
food supplement*
Harga Sports Food 0 Rp. 60.000 Rp. 90.000 Rp. 120.000
Harga Supplement 0 0 Rp. 100.000 Rp. 100.000
* Suplemen diberikan dengan menyesuaikan keadaan atlet atas anjuran dokter atau ahli gizi.
an
Dapat dikonsumsi ketika jadwal latihan Simba Cereal Bar,
at
padat atau atlet dalam perjalanan Heavenly Blush Tummy
eh
Yogurt Bar
es
K
3. Sports Gel Karbohidrat Sumber karbohidrat selama latihan First Food, Strive
n
Beberapa
na
mengandung
ya
kafein atau
la
Pe
elektrolit
4. Liquid Meals Protein dan Suplemen makanan berenergi tinggi L-Men 2 Go, WRP On
an
id
karbohidrat (terutama selama latihan berat the Go, Evolene Whey
iz
/kompetisi atau penambahan berat Protein, Evolene Isolene
G
badan); Untuk pemulihan pasca latihan
ar
1. Membantu Kafein, Kreatin, Nitrat, Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, maupun
un
performa atlet Bikarbonat Creatine Fuel; Nitrat yang terkandung dalam buah
-P
No Wilayah Food Cost* Pajak Inflasi Kemahalan** Bagi Hasil Harga Makan
1 Jakarta Rp. 420.000 11% 3% 0% 5% Rp 613.200
2 Jawa Tengah Rp. 420.000 11% 3% -34% 5% Rp 470.400
3 Jawa Timur Rp. 420.000 11% 3% -4% 5% Rp 596.400
4 Sumatera Utara Rp. 420.000 11% 3% -13% 5% Rp 558.600
5 Sulawesi Selatan Rp. 420.000 11% 3% -2% 5% Rp 604.800
6 NTB Rp. 420.000 11% 3% -11% 5% Rp 567.000
7 Papua Rp. 420.000 11% 3% 9% 5% Rp 651.000
8 Kaltim Rp. 420.000 11% 3% -18% 5% Rp 537.600
an
*Terdiri dari Makan (3 kali makan utama, 2 kali selingan), sport food dan suplemen
at
*Kemahalan dibandingkan dengan acuan utama ibukota negara, berdasarkan data survei biaya hidup
eh
es
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018
K
n
7. Standar Pemberian Kategori Ringan*
na
ya
la
Bahan Makanan Porsi Energi Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat
Pe
(kkal) (gram)
Golongan karbohidrat 7 1225 28 0 280
an
id
Golongan protein hewani 3 285 30 18 0
Golongan protein nabati 3 240 18 9 24
iz
G
Golongan sayuran 3 150 9 0 30
ar
*Asupan makan atlet dapat dimaksimalkan dengan penerapan balance diet terlebih dahulu dengan melatih
ju
kapasitas pencernaan atlet. Waktu dan jumlah pemberian sport food juga disesuaikan dengan kebutuhan
un
**Persen pemenuhan dalam kategori baik ketika berada pada rentang 90-110% dari kebutuhan energi atlet
i-P
ar
an
Golongan sayuran 3 150 9 0 30
at
Golongan buah dan gula 5 200 0 0 50
eh
Golongan susu 1 130 7 7 9
es
K
Golongan Minyak 6 270 0 30 0
n
Golongan Sports food 2 201 3,16 1,52 42,12
na
Total 3591 131,16 77,52 595,12
ya
Kebutuhan 3500 131,25 77,78 568,75
la
Pe
Pemenuhan** 102,6% 99,9% 99,6% 104,6%
*Pembagian waktu dan porsi makan perlu mempertimbangkan sport food. Waktu dan jumlah pemberian
an
sport food juga disesuaikan dengan kebutuhan dan latihan atlet.
id
**Persen pemenuhan dalam kategori baik ketika berada pada rentang 90-110% dari kebutuhan energi atlet
iz
G
ar
(kkal) (gram)
S
**Persen pemenuhan dalam kategori baik ketika berada pada rentang 90-110% dari kebutuhan energi atlet.
r.
D
Waktu Kelompok
I II III IV V VI VII
Makan BM
Makan KH Nasi putih Nasi Nasi putih Nasi Nasi putih Nasi Nasi putih
pagi dan nasi merah dan dan bihun merah dan tumis merah dan dan
jagung makaroni tumis dan nasi mie kuning mashed makaroni
jagung kentang
an
dan sayur dan tauge kubis)
at
kembang
eh
kol
es
Buah Jeruk Pepaya Semangka Melon Jeruk Pisang Apel
K
Selingan KH Roti tawar Crackers Arem- Puding Roti manis Roti tawar Puding
n
na
pagi selai arem toasted
ya
Buah Semangka Pisang Apel Jeruk Melon Semangka Pepaya
la
Susu Susu sapi Yoghurt Susu sapi Yoghurt Susu sapi Yoghurt Susu sapi
Pe
Sports Sports gel/ Sports bars Sports gel/ Sports Sports gel/ Sports bars Sports gel/
an
Food** Liquid Liquid bars Liquid Liquid
id
meal meal meal meal
Makan KH Nasi putih Nasi putih Nasi putih iz Nasi Nasi putih Nasi putih Pasta
G
siang dan jagung dan bihun dan putih dan dan mie dan
ar
kentang
Sta
manis
et
-P
an
PN Tahu Tempe Tahu Tempe Tahu Tempe Tahu
at
teriyaki goreng bacem bumbu bumbu goreng goreng
eh
garit tomat tomat tepung garit
es
Sayur Brokoli, Sop sayur Tumis Bening Tumis Sayur Tumis labu
K
wortel asam bayam jagung asem siam
n
na
tumis manis muda
ya
teriyaki buncis,
la
wortel,
Pe
jamur
an
Jus Jus tomat Susu Jus wortel, Jus Susu Jus jambu Susu
id
madu kedelai jeruk, apel kurma, kedelai biji madu kedelai
izmadu, bit
G
* Menu semua kategori olahraga sama, namun dibedakan oleh porsi kebutuhan zat gizi dengan pemenuhan asupan
ar
makan dapat dilakukan melalui penambahan jenis dan porsi bahan makanan yang digunakan sesuai etiket yang
nd
disusun.
ta
* Dalam sehari bisa diberikan dua jenis lauk hewani pada cabang olahraga berat dan berat sekali.
S
* Menu ini adalah contoh yang bisa dikembangkan dan dievaluasi oleh ahli gizi sewaktu-waktu.
is
kn
* Perlu pengembangan menu on the go training (seperti sandwich/wrap food/sport food dan sejenisnya) yang bisa
Te
Jaminan mutu keamanan makanan yang diterapkan dalam penyelenggaraan makan untuk
-P
atlet menerapkan prinsip keamanan makanan, meliputi: Good Manufacturing Practices (GMP),
i
ar
Higiene dan sanitasi makananPenggunaan bahan tambahan makanan. Jaminan mutu keamanan
s
ap
makanan merupakan program dan prosedur proaktif yang bersifat antisipasi dan preventif, perlu
aH
didokumentasikan secara teratur sehingga dapat menjamin keamanan makanan. Jaminan mutu
irz
keamanan makanan tidak hanya mencakup bagian produksi, melainkan serangkaian sistem yang
M
terlibat. Berikut formulir yang perlu didokumentasikan untuk memastikan jaminan mutu
r.
D
keamanan makanan:
a. Formulir inspeksi uji kelaikan fisik untuk higiene sanitasi makanan jasaboga sesuai dengan
jenis jasaboga (jasaboga golongan B)
b. Formulir P3K berisi daftar alat dan obat medis yang akan digunakan ketika terjadi
kecelakaan kecil di tempat produksi makanan.
c. Formulir insiden kerusakan properti yang terjadi di tempat produksi makanan,
menguraikan kejadian yang berlangsung dan juga evaluasi serta koreksi yang dilakukan
untuk meminimalkan bahaya.
an
g. Formulir resiko penyediaan dan penyajian berisi daftar risiko kecelakaan kerja yang
at
eh
mungkin terjadi khusus saat produksi makanan.
es
h. Formulir PEST Control berisi daftar kegiatan yang akan dan sudah dilakukan terkait
K
pengendalian hama yang mungkin berada di lokasi produksi makanan, seperti: nyamuk,
n
na
lalat, rayap, tikus, kutu busuk.
ya
i. Formulir pengolahan limbah berkaitan dengan sampah - sampah makanan, bahan
la
Pe
makanan, pembungkus makanan, maupun limbah berbahaya yang berasal dari proses
an
pengolahan.
id
j. Formulir HACCP dan CCP yaitu berisi analisa bahaya makanan dan penentuan titik kritis
iz
dalam pengolahan makanan yang memerlukan perhatian lebih, baik dari tempat
G
ar
k. Formulir uji sampel makanan berisi checklist hasil pengujian kimia dan mikrobiologi dari
ta
S
makanan yang disajikan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa makanan
is
l. Formulir laporan KLB (Kejadian Luar Biasa) berisi laporan peristiwa yang terjadi setelah
mengkonsumsi makanan, seperti keracunan, makanan rusak, dll.
k
ju
m. Formulir recall merupakan daftar yang berisi uraian penarikan makanan yang sudah
un
et
n. Formulir CAPA merupakan dokumentasi yang dilakukan setelah ditemukan KLB. Formulir
i
ar
ini berisi tindakan perbaikan maupun pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi isu
s
ap
yang terjadi.
aH
o. Formulir ketepatan porsi dan pengujian organoleptik yang berisi checklist kesesuaian
irz
berat porsi untuk setiap jenis makanan dengan standar porsi yang sudah ditentukan dan
M
p. Formulir food sample log yang berisi catatan pembuatan food sampel yang dilakukan
D
setiap waktu makan termasuk makan utama dan snack serta checklist pemusnahan
sampel yang sudah tidak digunakan.
q. Formulir pengendalian suhu penyimpanan chiller dan freezer yang berisi pencatatan suhu
penyimpanan dingin di setiap waktu produksi makanan sehingga tetap terkontrol dan
tidak merusak bahan makanan yang disimpan di dalamnya.
r. Formulir pemantauan pack meal yang berisi catatan suhu makanan tepat setelah selesai
dimasak dan suhu makanan tepat setelah selesai dikemas. Pencatatan dilakukan untuk
an
Standar higiene sanitasi makanan bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan keamanan
at
makanan dalam alur perjalanan makanan sebelum dikonsumsi oleh atlit. Berikut langkah penting
eh
es
dalam mewujudkan higiene dan sanitasi makanan:
K
n
a. Inspeksi tempat produksi makanan/ jasaboga harus memenuhi persyaratan sesuai
na
ya
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang
la
Higiene Sanitasi Jasaboga. Keamanan dan kondisi lingkungan sekitar produksi juga perlu
Pe
diperhatikan, seperti lokasi pembuangan limbah dan sampah baik organik, non organik
an
dan B3 yang dapat menjadi sumber cemaran fisik, biologi dan kimia.
id
iz
b. Personal hygiene penjamah makanan perlu diperhatikan dan diberikan pelatihan yang
G
sesuai dengan kebutuhannya. Penjamah makanan memiliki resiko menjadi sumber
ar
nd
cemaran pada bahan makanan atau makanan matang. Pengawasan rutin dan
ta
menindaklanjuti secara tegas pada penjamah makanan yang tidak menerapkan personal
S
dengan makanan. Peralatan harus cukup secara kuantitas sesuai dengan jumlah makanan
k
ju
yang diproduksi dan memiliki kualitas yang baik sebagai peralatan pengolah makanan.
un
Kebersihan dari peralatan harus terjaga dan terhindar dari cemaran sehingga setiap
et
-P
makanan (spesifikasi, tidak rusak atau busuk, dan penggunaan BTP), penyimpanan bahan
ap
makanan (tempat dan suhu penyimpanan yaitu suhu ruang, suhu chiller atau suhu
aH
freezer) dan persiapan untuk pengolahan harus dilakukan dengan baik. Pencemaran
irz
silang bahan makanan satu dengan yang lain atau dengan makanan matang juga perlu
M
dihindari.
r.
D
e. Proses produksi makanan tepat waktu dan suhu sehingga diperoleh tingkat kematangan
yang sempurna. Suhu makanan matang juga harus diperhatikan dan diatur agar makanan
matang tetap panas pada suhu 60oC atau tetap dingin pada suhu 40oC (kontrol suhu
secara berkala). Waktu tunggu makanan setelah matang juga tidak boleh melebihi dari 4
jam sampai dikonsumsi oleh atlit.
f. Kontrol ketepatan porsi dan uji organoleptik makanan perlu dilakukan sehingga makanan
yang dihidangkan dapat sesuai dengan perencanaan menu yang sudah dibuat termasuk
makanan utama dan snack. Ketepatan porsi menjadi penting untuk atlet agar dapat
an
h. Pembuatan sampel makanan (food sample) dilakukan untuk setiap menu makanan
at
eh
termasuk makanan utama dan snack sebanyak satu porsi yang disimpan sebagai bank
es
sampel untuk konfirmasi bila terjadi gangguan atau keluhan. Sampel dimasukkan dalam
K
kantong plastik steril dan disimpan dalam chiller suhu 10oC selama 1 x 24 jam lalu setelah
n
na
itu harus dibuang. Jumlah makanan yang diambil untuk sampel yaitu makanan
ya
kering/gorengan dan kue (1 potong), makanan berkuah (1 potong + kuah 1 sendok sayur),
la
Pe
makanan penyedap/ sambal (2 sendok makan), makanan cair (1 sendok sayur), nasi (100
an
gram), dan minuman (100 cc). Jumlah tersebut diperlukan untuk dapat dilakukan uji
id
laboratorium baik secara fisik, kimia dan bakteri.
iz
G
ar
G. Penyusun
nd
Departemen Gizi Kesehatan, FK-KMK, UGM, JL. Farmako Sekip Utara Yogyakarta, 55281
S
is
H. Referensi
k
1. Badan Pusat Statistik. 2018. Survei Biaya Hidup (SBH). Jakarta: BPS RI.
ju
un
2. Croft, Louise. 2011. Investigating Energy Expenditure in wheelchair Athletes. Thesis. London:
et
Loughborough University.
-P
3. Chin, T., Sawamura, S., Shiba, R., Oyabu, H., Nagakura, Y., Nakagawa, A. 2005. Energy
i
Expenditure During Walking in Amputees after Disarticulation of The Hip. J Bone Joint Sung
sar
4. Hanada, Edwin dan Kerrigan, D. Cessey. 2001. Energy Consumption During Level Walking
aH
With Arm and Knee Immobilized. Arch Phys Med Rehabil 82. 1251-1254.
irz
5. Islamoglu, AH., Kenger, EB. 2019. Nutrition Consideration for Athletes with Physical
M
Pembinaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar / Daerah dan Sekolah Khusus
Olahraga (PPLP/D dan SKO). Jakarta: Kemenpora RI.
7. Penggalih, MHST., Solichah, KM., Nadia, A., Ningrum, RA., Achmad, AS., Reswati, VDY. 2021.
Pedoman Penatalaksanaan Gizi Atlet. Yogyakarta: UGM Press.