Anda di halaman 1dari 14

SEMINAR HASIL PENILITIAN

BAB I. PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS PAPUA
1. 1 Latar Belakang
MANOKWARI
2022
Keladi merupakan tanaman pangan berupa herba
RINGKASAN menahun. Keladi atau di Indonesia dikenal dengan kimpul
termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae). Keladi merupakan
tumbuhan berbatang tegak, tingginya mencapi dua meter dan
merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun (Jatmiko
dkk., 2014). Tanaman ini berasal dari daerah Amerika dan dari
Judul:MODIFIKASI DAN UJI KINERJA PROTOPE MESIN PENGIRIS
KELADI (Xanthosoma sagittifolium schott) BERTENAGA PEDAL daerah ini kemudian menyebar ke daerah lainnya. Seperti Asia
Seminaris:Simon Petrus
Tenggara, Kepulauan Fasifik dan Afrika. Penyebaran ke daerah
SroyerNim:201520059Ps/Jurusan:Teknologi Hasil
PertanianPembibing:Ir. Darma, M.Si, Ph.D Pasifik dan Afrika dimulai sejak Abad ke-19 (Onwueme, 1978).
Desi Natalia Edowai, S.Tp, M.PModerator:Dr. Aceng
Saat ini, keladi terdapat hampir di seluruh daerah di Indonesi
Kuniawan, S.Tp, M.SiPenyanggah:Yulanda P. Rumbrapuk
termasuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
Nikolas AwandoiHari/Tanggal:Jumat, 27 Mei
Komoditas umbi-umbian memiliki peran yang strategis
2022Jam:14 : 00 WIT- Selesai
dalam diversifikasi pangan karena dapat berfungsi sebagai
sumber karbohidrat alternatif yang dapat dijadikan sebagai
bahan pangan, sekaligus sebagai pengganti terigu (Alfons,
2012). Keladi sering juga disebut sebagai talas Belitung atau
Blue Taro dalam bahasa Inggris. Umbinya digunakan sebagai

1
bahan makanan yang dikonsumsi dengan cara direbus atau pengupasan kulit, pengirisan, perendaman dengan NaCl untuk
digoreng oleh masyarakat (Indrasti, 2004). mengurangi efek gatal pada umbi keladi (asam oksalate),
Masyarakat di Papua Barat memanfaatkan keladi sebagai pengeringan, penepungan dan pengayakan (Dia Sari dkk., 2019).
makan pengganti beras, hal ini dikarenakan keladi mengandung Salah satu hal yang paling berperan dalam pembuatan
karbohidrat (34g/100g), vitamin C (13,26-13,60mg/100g) dan tepung adalah proses pengirisan, proses pengirisan secara
mineral (kalsium 8,50mg/100g) yang sangat bermanfaat bagi konvensional (menggunakan pisau) membutukan waktu yang
kesehatan (Anonim, 2007). Salah satu daerah di Provinsi Papua cukup lama dan menghasilkan irisan yang tidak seragam. Oleh
Barat yang memanfaatkan keladi sebagai bahan makanan pokok karena itu, untuk dapat meningkatkan efisensi dan efektifitas
adalah kabupaten Sorong. Untuk meningkatkan peluang pengirisan keladi perlu dirancang mesin pengiris keladi.
pemanfaatan keladi sebagai bahan pangan maka, masyarakat di Pada sahat ini terdapat berbagai jenis mesin pengiris
Kabupaten Sorong mengolah keladi menjadi tepung. Salah satu keladi, umumnya berbentuk vertikal dengan sumber tenaga
hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengolahan yang berasal dari manusia, motor bakar bensin dan motor listik.
keladi adalah alat pengiris yang hingga saat ini masih belum Pada daerah perkotaan, penggunaan mesin bertenaga motor
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, perlu bakar bensin dan motor listrik tidak memiliki kendala, namun
adanya pengembangan peralatan pengiris keladi yang dapat berbeda dengan daerah-daerah di pedesaan untuk penggunaan
membantu mayarakat dalam megiris keladi dengan kapasitas mesin bertenaga motor bakar bensin dan motor listrik memilik
yang tinggi dibandingkan dengan pengiris secara konvensional kendala karena ketersedian BBM (Bahan Bakar Minyak) yang
menggunakan pisau. masih kurang dan juga pasokan listrik yang belum tersedia.
Menurut Bradbury dan Holloway (2000), pengolahan Pada penelitian Meliala (2020), telah merancang mesin pengiris
keladi menjadi tepung mempunyai keuntungan yang besar yaitu, tipe rotary vertical bertenaga pedal. Hasil pengujian untuk
penggunaannya lebih praktis, daya simpan menjadi lebih lama, mengiris singkong menunjukan bahwa masih terdapat
variasi jenis makanan yang dihasilkan lebih beragam. persentase hasil irisan tidak utuh cukup tinggi (antar 23,40%-
Pembuatan tepung dari keladi dimulai dari pemilihan keladi, 54,73%). Tingginya persentase kerusakan (tidak utuh ) diduga
2
disebabkan karena komponen pengiris berupa mata pisau yang 3.2 Bahan dan Alat
digunakan kurang tajam. Untuk mengatasi masalah tersebut
Bahan-bahan yang akan di gunakan dalam penelitian ini
perlu menganti mata pisau yang lebih tipis dan lebih tajam.
adalah umbi keladi dan air.
Disamping itu, pada penelitian Meliala (2020), sudut hoper
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (1) alat
memiliki kemiringan 0 derajat diduga turut mempengaruhi
untuk modifikasi mesin pengiris yaitu gurinda listrik, mesin las
kinerja mesin. Pada penelitian ini sudut hoper dimodifikasi
listrik, bor listrik, kunci pas, tang dan berbagi peralatan bengkel
mengunakan sudut kemiringan 30 derajat.
lainnya. (2) alat untuk meguji kinerja mesin yaitu pisau, ember,
1.2. Tujuan dan Manfaat Penilitian
jangka sorong, timbangan dan stop watch.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodifikasi dan 3.3 Metode Penilitian
menguji kinerja mesin pengiris keladi bertenaga pedal. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan metode
Modifikasi dilakukan pada komponen pisau pengiris dan hoper. eksperimen dengan dua factor yaitu : (a) roda gila, terdiri dari 2
Dari hasil penelitian ini akan diperoleh data tentang level yaitu dengan roda gila (RG) dan tampa roda gila (TRG). (b)
kinerja mesin pengiris hasil modifikasi yang dapat dijadikan mata pisau terdiri dari 3 level yaitu 1 mata pisau (P1), 2 mata
sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut. pisau (P2) dan 3 mata pisau (P3).
III. PELAKSANAAN PENILITIAN 3.3.1 Rancangan Percobaan

3.1 Tempat dan Waktu Rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan perlakuan yang diuji terdiri dari dua
Penelitian ini akan dilakukan di unit bengkel permesinan
factor yaitu : (a) roda gila, terdiri dari 2 level yaitu dengan roda
agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
gila (RG) dan tampa roda gila (TRG). (b) mata pisau terdiri dari
Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari, Papua
3 level yaitu 1 mata pisau (P1), 2 mata pisau (P2), dan 3 mata
Barat. Penelitian ini akan berlangsung selama 2 bulan yaitu dari
pisau (P3). Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan
April sampai bulan Mei 2022.

3
yaitu RGP1, RGP2, RGP3, TRG1, TRG2 dan TRG3. Masing-masing 3.3.2.2 Keseragaman Ketebalan Pengirisan Keladi
perlakuan diulangi 3 kali sehingga terdapat 18 unit percobahan. (Permana, 2013)
3.3.2 Variabel Pengamatan Pengujian keutuhan hasil pengirisan keladi bertujuan
untuk mengetahui ketebalan rata-rata hasil pengirisan. Hal
Variabel yang akan diamati pada penelitian ini yaitu :
tersebut dilakukan demi mendapatkan hasil pengirisan
1) kapasitas perajangan, 2) keseragaman ketebalan, 3)
keladi yang seragam dan mengurangi dampak kecacatan
presentase kerusakan dan 4) kecepatan putar rpm piringan
selama proses perajangan. Untuk mendapatkan hasil
mata pisau.
rata-rata hasil keseragaman keladi dapat menggunakan
3.3.2.1 Kapasitas Pengirisan (Badan Standar Nasional,
persamaan di bawah ini.
2010)
Pengujian kapasitas pengirisan keladi bertujuan d= / 100…………………………………………….(2)

untuk mengetahui berapa banyak irisan keladi yang dd= Ketebalan rata-rata hasil pengirisan (mm)
diperoleh dalam satuan waktu tertentu. Untuk di= Keseragaman hasil pengirisan pada pengukuran ke-I (mm)
mengetahui kapasitas mesin pengirisan keladi dapat
3.3.2.3 Presentase Kerusakan Irisan Keladi (Permana,2013)
ditentukan dengan menggunakan rumus pada
Pengujian presentase kerusakan dilakukan untuk mengetahui
persamaan sebagai berikut :
presentase nilai kerusakan/kecacatan/hancur pada keladi
setelah pengirisan. Dapat mengunakan persamahan berikut :
Ka ……………………………………………………… (1)

.........................................(3)
Ka = Kapasitas pengirisan keladi (kg/jam)

WP = Berat total keladi yang diiris (kg) %br = Presentase rusak (%)
T = Waktu yang dibutukan untuk pengitisan (jam) Wbr = Berat irisan berdasarkan klasifikasi (gr)
Ws = Berat sampel (gr)
4
3 mata pisau yang menggunakan sumber energi yang
3.3.2.4 Putaran Piringan Mata Pisau berasal dari tubuh manusia berupa kaki.
Pengujian ini adalah untuk melihat berapa putaran Mesin yang di uji ini terdiri dari 10 komonen
yang dihasilkan oleh piringan pisau ketika melakukan utama yaitu (1) Rangka (Frame), (2) Pedal, (3) Pegas, (4)
proses pengirisan. Untuk melihatnya perlu Sprocket, (5) V- Belt Dan Pulley, (7) Piringan Pisau, (8)
menggunakan alat tachometer agar dapat melihat berapa Bearing, (9) Besi as dan tentunya (10) Roda gila (flywheel).
putaran (rpm) yang dihasilkan dengan menggunakan
persamaan di bawah ini.

D1x rpm1 = D2 x rpm2 atau rpm2 = ……….

rpm = rotasi per menit


3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pengujian mesin pengiris keladi bertenaga
manusia
Mesin pengiris keladi yang akan diuji merupakan
hasil rancangan (Putro, 2009) yang akan dikembangkan.
Mesin ini bersifat tepat guna artinya sebagian besar
bahan yang akan digunakan untuk pembuatan dan
pengujian mesin ini tersedia di pasar.
Mesin pengiris keladi bertenaga manusia (pedal) Gambar 1. Mesin pengiris keladi tenaga pedal tampak dari
berfungsi untuk mengiris keladi dengan ukuran yang kanan
sama. Prinsip kerja dari alat ini adalah pengirisan dengan
5
3.4.2 Uji Kinerja Mesin Pengiris Keladi Gambar 2. Diagram alir proses pengujian mesin
Prosedur pengujian kinerja mesin pengiris keladi akan pengiris keladi bertenaga manusia (Pedal)
diawali dengan pemilihan bahan baku sebanyak 54kg 3.5 Analisis Data
kemudian dikupas lalu dicuci bersih ditimbang sebanyak 3kg Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis menggunakan
untuk 3 kali ulangan pada masing-masing pisau 1, 2 dan 3 (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan
mengunakan roda gila dan tampa roda gila. Selanjutnya, dengan uji DMRT
keladi yang suda ditimbang sebanyak 3kg, diukur diameter IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
keladi sebelum diiris, selanjutnya diiris menggunakan mesin 4.1 Konstruksi dan Bagian-Bagian Mesin Pengiris Keladi

pegiris keladi satu persatu hingga habis dengan tetap Hasil Modifikasi

memperhatikan waktu, untuk melihat kapasitas pengirisan Bagian mesin pengiris yang dimodifikasi yaitu mata pisau

keladi. Setelah itu ditampung dalam loyang kemudian dan sudut hopper. Piringan mata pisau yang digunakan dalam

ditimbang untuk mendapatkan berat setelah pengirisan. penelitian ini berjumlah dua buah. Piringan pertama terdiri

Diagram alair pengujian mesin dapat dilihat pada Gambar di dari tiga lubang sehingga dapat dikategorikan tiga mata pisau.

bawah ini. Sedangkan piringan kedua dibuat dua lubang untuk kategori dua
Pemilihan bahan baku mata pisau serta satu mata pisau. Untuk piringan dua mata
pisau pada salah satu lubang ditutup sehingga dianggap sebagai
Pengupasan dan pencucian
piringan satu mata pisau (Gambar 8).
Penimbangan dan Pengukuran
diameter keladi
Pemisahan
Proses pegirisan dan uji kinerja mesin utuh, setengah
utuh, rusak
Hasil pengirisan dan
penimbangan
Pengukuran ketebalan dan Hasil
6
Gambar 8. Dua Piringan Mata Pisau dengan 1, 2 dan 3 Mata
Pisau

Piringan mata pisau terbuat dari piasu stainless steel yang


dapat diperoleh di pasar maupun toko, pisau tersebut lalu di
potong sesuai dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 4 cm.
Dari hasil uji kinerja mesin pengiris keladi dengan penggunaan
mata pisau yang beredar di pasaran lebih efektif, dari pada plat (a) (b)
stainless steel yang dipotong lalu dibuat mata pisau. Hal ini, Gambar 9. Kontruksi Mesin Prngiris Sebelum di Modifikasi (a)
dapat dilihat pada hasil uji kinerja mesin pengiris pada dan Sesuda Modifikasi (b)
paremeter tingkat kerusakan. Hasil penelitian Meliala (2020), Pada penelitian ini modifikasi sudut hopper dengan
diperoleh tingkat kerusakan dengan bahan baku berupa diameter 30 ̊ bertujuan agar lebih memudahkan saat proses
singkong sebesar 23%-51%. Seadangkan pada hasil penelitian memasukan bahan untuk diiri, tanpa harus memberikan
ini tingkat kerusakannya rendah yaitu 9,44%-20,55%. tekanan yang kuat. Pada penelitian sebelum nya hopper yang
Penggunan mata pisau stainless steel bertujuan untuk dibuat lurus sehingga membutukan tekanan yang cukup kuat
menghindari korosi yang menyebabkan kontaminasi pada agar proses pengirisan dapat berlangsung dengan baik. Meliala
keladi. Selain itu, karena pisau tersebut sudah dibuat kuhsus (2020), menjelaskan bahwa apabila penekanannya terlalu kuat
untuk proses pengirisan maupun pemotongan bahan panagan. maka akan mengakibatkan piringan pisau melambat dan
Pada komponen hopper dan unloading aspek keamanan pangan berhenti perlahan. Kasus terekstrim yang mungkin saja terjadi,
perlu diperhatikan sebagai salah satu faktor dalam proses tangan yang tidak sengaja terluka akibat terkena mata pisau.
pengolahan keladi.
7
Hopper merupakan komponen yang terbuat dari kecepatan putaran/rpm dengan bergantung pada power dari
stainless steel dan berfungsi sebagai tempat memasukan keladi operator dalam menginjak pedal secara kontinu. Semakin cepat
untuk diiris. Selama proses pengirisan berlangsung, keladi yang gerakan kaki menginjak pedal maka kecepatan putar akan
telah diiris akan jatuh menuju bagian unloading sebagai tempat semakin tinggi. Namun, kecepatan putar yang dihasilkan sangat
akhir kemudian dipisahkan dan diambil. Komponen hopper dan tidak stabil seakan mengikuti irama gerakan naik-turun (osilasi)
unloading terbuat dari plat stainless steel dengan tujuan untuk dari pedal.
menghindari korosi yang menyebabkan kontaminasi pada Operator merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil
keladi. Hal ini karena aspek keamanan pangan sangat atau tidaknya proses pengirisan. Operator memerlukan tenaga
diperlukan sehingga dapat menghindari kerusakan kimia dan atau power untuk menggerakan pedal agar mesin perajang
mikrobiologi dari keladi. dapat bekerja. Setiap operator memiliki tenaga yang berbeda-
beda dan untuk itu perlu pemilihan operator dengan syarat
tertentu. MacLeod (1995), menjelaskan bahwa manusia
Gambar 10. Sudut Hopper Sesuda Modifikasi (a) dan Sebelum berbeda satu dengan lainnya sebab setiap manusia memiliki
Modifikasi (b) ukuran bentuk tubuh yang berbeda, sehingga hanya manusia
Langkah pengoperasian mesin ini pertama pada saat dengan ukuran tertentu dan tepat yang mampu menggunakan
operator (menggunakan kaki) menggerakkan pedal terlebih suatu mesin. Dalam penelitian ini jumlah operator yang
dahulu dan menekannya secara kontiniu sementara umbi keladi mengoperasikan mesin perajang singkong bertenaga pedal
dimasukkan menuju hopper kemudian ditekan dengan tangan berjumlah 1 orang.
perlahan-lahan (Gambar 9. a). Ketika bahan hampir tipis, maka Penggunaan roda gila sebagai salah satu elemen penting
didorong dengan batang umbi yang baru. pada mesin pengiris keladi bertenaga pedal. Fungsi utama dari
Gerakan kaki oleh operator menghasilkan gerakan naik- roda gila (flywheel) pada mesin pengiris adalah untuk
turun (osilasi) hingga mengubahnya menjadi gerakan putar menstabilkan tenaga putar piringan pisau agar bergerak secara
(rotasi) pada piringan pengirisan. Gerakan ini menghasilkan halus, hingga tidak menyebabkan keladi hancur saat proses
8
pengirisan. Menurut Darma (2018), penggunaan roda gila 104,78 kg/jam. Ketebalan keladi hasil irisan berkisar antara 1,26
pada suatu mesin dapat memperoleh momen gaya mm – 1,51 mm dengan persentasi kerusakan berkisar antara
(torsi) serta memperoleh putaran yang konstan. Hal 9,44% - 20,55%. Mesin ini beroperasi dengan kecepatan putar
tersebut disebabkan oleh massa dari roda gila yang berat antara (rpm) 232,55 – 398,66.
akan meningkatkan energi kinetik rotasi pada suatu mesin.
4.2.1 Kapasitas Pegirisan Keladi
4.2 Uji Kinerja Mesin Pengiris Keladi Bertenaga Pedal
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukan
Hasil uji kinerja mesin pengiris keladi terhadap perlakuan
bahwa kombinasi perlakuan roda gila dan tanpa roda gila serta
kapasitas pengirisan keladi, ketebalan keladi, persentase
jumlah mata pisau berpengaruh terhadap kapasitas pengirisan.
kerusakan dan kecepatan putar (rpm) dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada Table 1, menunjukan bahwa kapasitas tertinggi ada pada
Tabel 1. Hasil Uji Kinerja Mesin Pengiris Keladi Bertenaga Pedal
perlakuan TRGP3 (104,78 kg/jam) dan perlakuan ini berbeda
Kapasitas
Ketebalan Persentase Kecepatan nyata dengan semua perlakuan, kecuali TRGP 2. Sedangkan
Mesin
Perlakuan Keladi Kerusakan Putar
Pengiris kapasitas terendah yaitu 55,55 kg/jam terdapat pada perlakuan
(mm) (%) (rpm)
(Kg/Jam)
RGP1. Perlakuan RGP1 berbeda nyata dengan semua perlakuan
RGP1 55,55a 1,40abc 10,55a 398,66
RGP2 80,88bc 1,51c 9,44a 232,66 kecuali TRGP1.
RGP3 102,15d 1,26a 11,10a 359,66 Hal ini menunjukan bahwa jumlah mata pisau
TRGP1 61,28ab 1,47bc 11,10a 366,33
berpengaruh terhadap kapasitas pengirisan keladi sehingga
TRGP2 96,86cd 1,46bc 20,55a 380
TRGP3 104,78d 1,34abc 15,55a 265 dengan penambahan mata pisau lebih dari satu maka semakin
Keterangan : RGP1 : Menggunakan Roda Gila 1 Mata Pisau
RGP2 : Menggunakan Roda Gila 2 Mata Pisau tinggi kapasitas pengirisan. Selain itu kapasitas pengirisan juga
RGP3 : Menggunakan Roda Gila 3 Mata Pisau
TRGP1 : Tanpa Menggunakan Roda Gila 1 Mata Pisau dipengaruhi oleh jumlah keladi yang diiris, bentuk dan ukuran
TRGP2 : Tanpa Menggunakan Roda Gila 2 Mata Pisau
TRGP3 : Tanpa Menggunakan Roda Gila 3 Mata Pisau keladi (diameter). Sesuai hasil penelitian pada Tabel 1, kecepatan
putar berbanding terbalik dengan kapasitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin pengiris
keladi beroperasi dengan kapasitas antara 55,55 kg/jam –
9
Kapasitas pengirisan merupakan salah satu faktor yang Jumlah mata pisau dan ketajaman mata pisau serta jumlah
penting apabila ingin memproduksi olahan keladi dalam jumlah keladi yang diiris dan ukuran (diameter) keladi, saling berkaitan
besar dengan waktu tertentu. Pada hasil penelitian ini kombinasi dan berpengaruh terhadap kapasitas pengirisan keladi. Apabila
perlakuan roda gila tiga mata pisau maupun kombinasi jumlah mata pisau semakin banyak maka kapasitas pengirisan
perlakuan tanpa menggunakan roda gila dengan tiga mata pisau semakin meningkat. Waktu pengirisan akan semakin singkat
sama-sama menghasilkan kapasitas pengirisan tertinggi (Tabel sehingga menyebabkan kapasitas akan semakin tinggi sejalan
1). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dengan proses produksi. Penelitian Meliala (2020), kapasitas
penggunaan roda gila, jumlah mata pisau, ketajaman mata pisau, tertinggi terdapat pada penggunanan dua mata pisau tampa roda
oprator dan nilai rpm (Meliala, 2020). gila, sedangkan hasil penelitian ini menunjukan kapasitas
Pengunaan roda gila berpengaruh terhadap besarnya pengirisan tertinggi dihasilkan pada perlakuan tiga mata pisau
kapasitas pengirisan keladi. Hal ini dikarenakan beban dari roda dengan penambahan roda gila maupun tanpa roda gila.
gila memberikan tekanan pada silinder sehingga kecepatan putar 4.2.2 Keseragaman Ketebalan Keladi
silinder pengiris menjadi menurun. Dengan menurunnya Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa setiap
kecepatan putar (rpm) dari silinder itu sendiri maka terjadi kombinasi perlakuan roda gila dan jumlah mata pisau
penurunan hasil kapasitas pengirisan dari keladi. Sedangkan bila berpengaruh pada keseragaman ketebalan keladi. Pada Tabel 1,
tidak menggunakan roda gila maka akan memberikan dampak menunjukan bahwa keseragaman ketebalan keladi tertinggi
terhadap kenaikan nilai rpm sehingga mengakibatkan kenaikan terdapat pada perlakuan RGP2 (1,51 mm). Perlakuan RGP2 tidak
hasil kapasitas pengirisan. Menurut Amela (2006), kapasitas berbeda nyata dengan semua perlakuan kecuali RGP3.
yang dihasilkan dipengaruhi oleh besarnya nilai rpm. Semakin Sedangkan nilai ketebalan terendah (1,26 mm) terdapat pada
besar nilai rpm maka semakin besar kapasitas pengirisan. kombinasi perlakuan roda gila dengan tiga mata pisau (RGP3).
Sebaliknya semakin kecil nilai rpm maka semakin kecil pula Ketebalan keladi pada penelitian ini kurang lebih 1 mm
kapasitas pengirisan. untuk semua perlakuan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keseragaman ketebalan keladi yaitu ketajaman
10
mata pisau, bentuk, ukuran (diameter) keladi dan penggunaan Pada penelitian Meliala (2020), menjelaskan bahwa
roda gila. Meliala (2020), menjelaskan bahwa ketebalan keladi dalam proses pengirisan operator harus memilih posisi yang
diatur guna mencegah hal yang tidak diinginkan. Apabila benar dan nyaman dalam memasukan bahan menuju piringan
ketebalan terlalu tipis dapat menyebabkan hancurnya keladi pengiris agar bahan yang masuk keluarnya seragam. Selain itu,
menjadi serpihan kecil, sedangkan bila terlalu tebal dapat hasil pegirisan juga bergantung pada kecepatan pemasukan
menyebabkan kepingan keladi menjadi patah sehingga serta tekanan pada bahan yang berikan oleh operator.
menyebabkan waktu perajangan menjadi lama. Selain itu, 4.2.3 Persentase Kerusakan Keladi
keseragaman ketebalan dipengaruhi juga oleh nilai rpm, Analisis sidik ragam menunjukan bahwa kombinasi
pemasukan bahan (input feeding) dan tekanan yang diberikan perlakuan roda gila dan jumlah mata pisau tidak berpengaruh
kepada bahan. nyata pada persentase kerusakan keladi. Pada Tabel 1
Penggunaan roda gila, kecepatan putar (rpm) dan menunjukan bahwa persentase kerusakan keladi tertinggi pada
ketajaman mata pisau sama-sama saling berkaitan dalam perlakuan TRGP2 (20,55%), sedangkan nilai persentase
mempengaruhi ukuran keladi. Apabila menggunakan roda gila kerusakan terendah pada RGP2 (9,44%). Hal ini juga sejalan
maka ukuran ketebalan keladi menurun jika dibandingkan dengan hasil penelitian Meliala (2020), kombinasi roda gila
dengan tanpa menggunakan roda gila. Adanya beban dari massa dengan 2 mata pisu menghasilkan persentase kerusakan
roda gila menyebabkan putaran piringan perajang menjadi terendah.
halus sehingg nilai dari kecepatan putar (rpm) piringan Persentase kerusakan merupakan salah satu faktor yang
pengirisan semakin meningkat. Selain itu, apabila mata pisau berperan penting dalam menentukan kualitas olahan pangan.
berada pada kondisi tajam dapat meningkatkan ukuran Selain itu, persentase kerusakan menentukan kualitas dari hasil
ketebalan pengirisan keladi yang telah ditentukan. Sedangkan pengirisan suatu bahan pangan. Semakin kecil nilai persentase
jika mata pisau tumpul, maka akan merubah ukuran keladi kerusakan maka mutu dan kualitas yang dihasilkan semakin
menjadi tidak sesuai. baik (Sudarmonowati et al., 2018).

11
Kerusakan yang terjadi selama pengirisan tidak bisa jumlah bahan baku berpengaruh, terhadap kenaikan nilai rpm.
dihindari. Kerusakan pada keladi ditandai dengan kepingan Meliala (2020), menjelaskan bahwa kondisi nilai rpm yang
utuh terpisah menjadi sejumlah atau beberapa bagian kecil berbeda diakibatkan tenaga operator yang tidak stabil dalam
kepingan atau menjadi tak berbentuk sama sekali. Hal yang penekenan pedal dan operator juga berperan penting dalam
menyebabkan kerusakan keladi pada penelitian ini antara lain pengoperasian mesin. Sebab, daya yang ditransmisikan untuk
ukuran, bentuk, tekstur, ketajaman mata pisau dan penggunaan menggerakan piringan pengiris dipengaruhi tenaga operator.
roda gila (Flywheel). Darma (2018), juga menjelaskan bahwa faktor yang
Tingkat ketajaman mata pisau berpengaruh terhadap mempengaruhi kecepatan putar atau rpm berada pada rasio
hasil persentase kerusakan keladi. Ketajaman mata pisau driver pulley : driven pulley serta tenaga operator. Semakin
berpengaruh dalam persentase kerusakan keladi karena bila besar nilai rasio driver pulley : driven pulley maka nilai rpm akan
mata pisau tumpul, maka persentase kerusakan keladi semakin tinggi. Namun pada penelitian ini ukuran dari driver
mengalami peningkatan sebaliknya, bila mata pisau tajam maka pulley : driven pulley tidak mengalami pergantian. Artinya,
persentase kerusakan keladi rendah (Amelia et al., 2016). kecepatan putar dari mesin ini tidak dipengaruhi perbandingan
Sifat roda gila (Flywheel) dalam menyimpan energi driver pulley dan driven pulley. Namun, faktor tenaga operator
menyebabkan efek smooth pada saat proses pengirisan. serta penambahan roda gila yang mempengaruhi fluktuasi
Menurut Darma (2018), bahwa penggunaan roda gila pada suatu kecepatan putar mesin ini.
mesin dapat memperoleh momen gaya (torsi) serta memperoleh Penambahan roda gila membuat penekanan pada pedal
putaran yang konstan. Hal ini dapat dilihat pada (Tabel 1). menjadi terasa berat. Kondisi ini mengakibatkan operator
4.2.4 Kecepatan Putar (rpm) merasa kelelahan sehingga menyebabkan penekanan pada pedal
Nilai kecepatan putar (rpm) tertinggi ada pada perlakuan semakin berkurang seiring waktu pengirisan berlangsung.
RGP1 (398,66) sedangkan rpm terendah terdapat pada Akibatnya nilai rpm yang dihasilkan rendah.
perlakuan RGP2 (RGP2). Hasil tersebut menunjukan bahwa Widodo (2016) melaporkan, bahwa massa roda gila
jumlah mata pisau, penggunaan roda gila, kondisi oprator dan meningkatkan energi kinetik rotasi pada suatu mesin. Dengan
12
meningkatnya energi kinetik mesin maka terjadi pengurasan 5.2 Saran
energi pada sumber energi. Sebaliknya, bila tidak menggunakan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada penggunaan sudut
roda gila, maka penekanan pada pedal akan terasa lebih ringan. mata pisau, sudut hoper, corong pembung dan penambahan
Hal ini diakibatkan ketiadakadaan beban pada silinder sehingga engine.
penekanan pada pedal terasa ringan. Kondisi ini mengakibatkan DAFTAR PUSTAKA
peningkatan kecepatan putar pada mesin pengiris. Alfons, J.B. 2012. Inovasi Teknologi Umbi-Umbian
I. PENUTUP Mendukung Ketahanan Pangan. Balai
5.1 Kesimpulan Pengkajian Teknologi Pertanian Mal

Beradasarkan hasil penelitian modifikasi dan uji kinerja protope Badan


mesin Standardisasi Nasional. 2010. SNI
pengiris keladi (xanthosoma sagittifolium schott) bertenaga 7580:2010. Mesin Pengiris Umbi - Umbian.
BSN. Jakarta
pedal, diperoleh simpulan sebagai berikut :
1. Kombinasi perlakuan antara roda gila dengan jumlah Bradbury H.J. and W.D. Holloway. 2000. Chemistry of Tropical
Root Crops.Australian Centre uku. Litbang. deptan.go.id/
mata pisau yang berbeda pada mesin pengiris keladi Diakses 13 Juli 2012.
berpengaruh nyata pada hasil kapasitas pengirisan dan
Anonimus.2007.Budidaya
keseragaman pengirisan tetapi tidak berpengaruh nyata Pertanian,Bogor.http://warint ek.bant ul.g
pada persentase kerusakan. o.id/web.php?
mod=basisdata&ka=1&sub=2&file=191.
2. Mesin pengiris keladi tanpa roda gila dengan tiga mata Sept, 12, 2007.
pisau (TRGP3) memiliki kinerja terbaik dengan for International Agriculture Research, Canberra.

kapasitas 104,78 kg/jam, ketebalan keladi 1,34 mm, Indrasti, D. 2004. Pemanfaatan tepung talas Belitung
persentase kerusakan 15,55% dan kecepatan putarnya (Xanthosoma sagittifolium) dalam pembuatan cookies.
Skripsi sarjana yang tidak dipublikasikan. Bogor: Institut
265 rpm. Pertanian Bogor.

13
Jatmiko G. P. dan Estiasi T.2014. Mie dari Umbi Kimpul
(Xanthosoma Sagitifolium). Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian. FTP. Universitas Brawijaya. Malang.

Meliala. 2020. Desain Uji Kinerja Prototype Mesin Perajang


Singkong Bertenaga Pedal. Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Papua

Putro, Eko 2009. Perbaikan Rancangan Alat Pemotong


Singkong Dengan Mekanisme Pedal Kaki Untuk
Meningkatkan Produksi Dengan Prinsip Ergonomi.
Surakarta: Skripsi, Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret.

14

Anda mungkin juga menyukai