BAB I. PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS PAPUA
1. 1 Latar Belakang
MANOKWARI
2022
Keladi merupakan tanaman pangan berupa herba
RINGKASAN menahun. Keladi atau di Indonesia dikenal dengan kimpul
termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae). Keladi merupakan
tumbuhan berbatang tegak, tingginya mencapi dua meter dan
merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun (Jatmiko
dkk., 2014). Tanaman ini berasal dari daerah Amerika dan dari
Judul:MODIFIKASI DAN UJI KINERJA PROTOPE MESIN PENGIRIS
KELADI (Xanthosoma sagittifolium schott) BERTENAGA PEDAL daerah ini kemudian menyebar ke daerah lainnya. Seperti Asia
Seminaris:Simon Petrus
Tenggara, Kepulauan Fasifik dan Afrika. Penyebaran ke daerah
SroyerNim:201520059Ps/Jurusan:Teknologi Hasil
PertanianPembibing:Ir. Darma, M.Si, Ph.D Pasifik dan Afrika dimulai sejak Abad ke-19 (Onwueme, 1978).
Desi Natalia Edowai, S.Tp, M.PModerator:Dr. Aceng
Saat ini, keladi terdapat hampir di seluruh daerah di Indonesi
Kuniawan, S.Tp, M.SiPenyanggah:Yulanda P. Rumbrapuk
termasuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
Nikolas AwandoiHari/Tanggal:Jumat, 27 Mei
Komoditas umbi-umbian memiliki peran yang strategis
2022Jam:14 : 00 WIT- Selesai
dalam diversifikasi pangan karena dapat berfungsi sebagai
sumber karbohidrat alternatif yang dapat dijadikan sebagai
bahan pangan, sekaligus sebagai pengganti terigu (Alfons,
2012). Keladi sering juga disebut sebagai talas Belitung atau
Blue Taro dalam bahasa Inggris. Umbinya digunakan sebagai
1
bahan makanan yang dikonsumsi dengan cara direbus atau pengupasan kulit, pengirisan, perendaman dengan NaCl untuk
digoreng oleh masyarakat (Indrasti, 2004). mengurangi efek gatal pada umbi keladi (asam oksalate),
Masyarakat di Papua Barat memanfaatkan keladi sebagai pengeringan, penepungan dan pengayakan (Dia Sari dkk., 2019).
makan pengganti beras, hal ini dikarenakan keladi mengandung Salah satu hal yang paling berperan dalam pembuatan
karbohidrat (34g/100g), vitamin C (13,26-13,60mg/100g) dan tepung adalah proses pengirisan, proses pengirisan secara
mineral (kalsium 8,50mg/100g) yang sangat bermanfaat bagi konvensional (menggunakan pisau) membutukan waktu yang
kesehatan (Anonim, 2007). Salah satu daerah di Provinsi Papua cukup lama dan menghasilkan irisan yang tidak seragam. Oleh
Barat yang memanfaatkan keladi sebagai bahan makanan pokok karena itu, untuk dapat meningkatkan efisensi dan efektifitas
adalah kabupaten Sorong. Untuk meningkatkan peluang pengirisan keladi perlu dirancang mesin pengiris keladi.
pemanfaatan keladi sebagai bahan pangan maka, masyarakat di Pada sahat ini terdapat berbagai jenis mesin pengiris
Kabupaten Sorong mengolah keladi menjadi tepung. Salah satu keladi, umumnya berbentuk vertikal dengan sumber tenaga
hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengolahan yang berasal dari manusia, motor bakar bensin dan motor listik.
keladi adalah alat pengiris yang hingga saat ini masih belum Pada daerah perkotaan, penggunaan mesin bertenaga motor
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, perlu bakar bensin dan motor listrik tidak memiliki kendala, namun
adanya pengembangan peralatan pengiris keladi yang dapat berbeda dengan daerah-daerah di pedesaan untuk penggunaan
membantu mayarakat dalam megiris keladi dengan kapasitas mesin bertenaga motor bakar bensin dan motor listrik memilik
yang tinggi dibandingkan dengan pengiris secara konvensional kendala karena ketersedian BBM (Bahan Bakar Minyak) yang
menggunakan pisau. masih kurang dan juga pasokan listrik yang belum tersedia.
Menurut Bradbury dan Holloway (2000), pengolahan Pada penelitian Meliala (2020), telah merancang mesin pengiris
keladi menjadi tepung mempunyai keuntungan yang besar yaitu, tipe rotary vertical bertenaga pedal. Hasil pengujian untuk
penggunaannya lebih praktis, daya simpan menjadi lebih lama, mengiris singkong menunjukan bahwa masih terdapat
variasi jenis makanan yang dihasilkan lebih beragam. persentase hasil irisan tidak utuh cukup tinggi (antar 23,40%-
Pembuatan tepung dari keladi dimulai dari pemilihan keladi, 54,73%). Tingginya persentase kerusakan (tidak utuh ) diduga
2
disebabkan karena komponen pengiris berupa mata pisau yang 3.2 Bahan dan Alat
digunakan kurang tajam. Untuk mengatasi masalah tersebut
Bahan-bahan yang akan di gunakan dalam penelitian ini
perlu menganti mata pisau yang lebih tipis dan lebih tajam.
adalah umbi keladi dan air.
Disamping itu, pada penelitian Meliala (2020), sudut hoper
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (1) alat
memiliki kemiringan 0 derajat diduga turut mempengaruhi
untuk modifikasi mesin pengiris yaitu gurinda listrik, mesin las
kinerja mesin. Pada penelitian ini sudut hoper dimodifikasi
listrik, bor listrik, kunci pas, tang dan berbagi peralatan bengkel
mengunakan sudut kemiringan 30 derajat.
lainnya. (2) alat untuk meguji kinerja mesin yaitu pisau, ember,
1.2. Tujuan dan Manfaat Penilitian
jangka sorong, timbangan dan stop watch.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodifikasi dan 3.3 Metode Penilitian
menguji kinerja mesin pengiris keladi bertenaga pedal. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan metode
Modifikasi dilakukan pada komponen pisau pengiris dan hoper. eksperimen dengan dua factor yaitu : (a) roda gila, terdiri dari 2
Dari hasil penelitian ini akan diperoleh data tentang level yaitu dengan roda gila (RG) dan tampa roda gila (TRG). (b)
kinerja mesin pengiris hasil modifikasi yang dapat dijadikan mata pisau terdiri dari 3 level yaitu 1 mata pisau (P1), 2 mata
sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut. pisau (P2) dan 3 mata pisau (P3).
III. PELAKSANAAN PENILITIAN 3.3.1 Rancangan Percobaan
3.1 Tempat dan Waktu Rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan perlakuan yang diuji terdiri dari dua
Penelitian ini akan dilakukan di unit bengkel permesinan
factor yaitu : (a) roda gila, terdiri dari 2 level yaitu dengan roda
agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
gila (RG) dan tampa roda gila (TRG). (b) mata pisau terdiri dari
Teknologi Pertanian, Universitas Papua, Manokwari, Papua
3 level yaitu 1 mata pisau (P1), 2 mata pisau (P2), dan 3 mata
Barat. Penelitian ini akan berlangsung selama 2 bulan yaitu dari
pisau (P3). Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan
April sampai bulan Mei 2022.
3
yaitu RGP1, RGP2, RGP3, TRG1, TRG2 dan TRG3. Masing-masing 3.3.2.2 Keseragaman Ketebalan Pengirisan Keladi
perlakuan diulangi 3 kali sehingga terdapat 18 unit percobahan. (Permana, 2013)
3.3.2 Variabel Pengamatan Pengujian keutuhan hasil pengirisan keladi bertujuan
untuk mengetahui ketebalan rata-rata hasil pengirisan. Hal
Variabel yang akan diamati pada penelitian ini yaitu :
tersebut dilakukan demi mendapatkan hasil pengirisan
1) kapasitas perajangan, 2) keseragaman ketebalan, 3)
keladi yang seragam dan mengurangi dampak kecacatan
presentase kerusakan dan 4) kecepatan putar rpm piringan
selama proses perajangan. Untuk mendapatkan hasil
mata pisau.
rata-rata hasil keseragaman keladi dapat menggunakan
3.3.2.1 Kapasitas Pengirisan (Badan Standar Nasional,
persamaan di bawah ini.
2010)
Pengujian kapasitas pengirisan keladi bertujuan d= / 100…………………………………………….(2)
untuk mengetahui berapa banyak irisan keladi yang dd= Ketebalan rata-rata hasil pengirisan (mm)
diperoleh dalam satuan waktu tertentu. Untuk di= Keseragaman hasil pengirisan pada pengukuran ke-I (mm)
mengetahui kapasitas mesin pengirisan keladi dapat
3.3.2.3 Presentase Kerusakan Irisan Keladi (Permana,2013)
ditentukan dengan menggunakan rumus pada
Pengujian presentase kerusakan dilakukan untuk mengetahui
persamaan sebagai berikut :
presentase nilai kerusakan/kecacatan/hancur pada keladi
setelah pengirisan. Dapat mengunakan persamahan berikut :
Ka ……………………………………………………… (1)
.........................................(3)
Ka = Kapasitas pengirisan keladi (kg/jam)
WP = Berat total keladi yang diiris (kg) %br = Presentase rusak (%)
T = Waktu yang dibutukan untuk pengitisan (jam) Wbr = Berat irisan berdasarkan klasifikasi (gr)
Ws = Berat sampel (gr)
4
3 mata pisau yang menggunakan sumber energi yang
3.3.2.4 Putaran Piringan Mata Pisau berasal dari tubuh manusia berupa kaki.
Pengujian ini adalah untuk melihat berapa putaran Mesin yang di uji ini terdiri dari 10 komonen
yang dihasilkan oleh piringan pisau ketika melakukan utama yaitu (1) Rangka (Frame), (2) Pedal, (3) Pegas, (4)
proses pengirisan. Untuk melihatnya perlu Sprocket, (5) V- Belt Dan Pulley, (7) Piringan Pisau, (8)
menggunakan alat tachometer agar dapat melihat berapa Bearing, (9) Besi as dan tentunya (10) Roda gila (flywheel).
putaran (rpm) yang dihasilkan dengan menggunakan
persamaan di bawah ini.
pegiris keladi satu persatu hingga habis dengan tetap Hasil Modifikasi
memperhatikan waktu, untuk melihat kapasitas pengirisan Bagian mesin pengiris yang dimodifikasi yaitu mata pisau
keladi. Setelah itu ditampung dalam loyang kemudian dan sudut hopper. Piringan mata pisau yang digunakan dalam
ditimbang untuk mendapatkan berat setelah pengirisan. penelitian ini berjumlah dua buah. Piringan pertama terdiri
Diagram alair pengujian mesin dapat dilihat pada Gambar di dari tiga lubang sehingga dapat dikategorikan tiga mata pisau.
bawah ini. Sedangkan piringan kedua dibuat dua lubang untuk kategori dua
Pemilihan bahan baku mata pisau serta satu mata pisau. Untuk piringan dua mata
pisau pada salah satu lubang ditutup sehingga dianggap sebagai
Pengupasan dan pencucian
piringan satu mata pisau (Gambar 8).
Penimbangan dan Pengukuran
diameter keladi
Pemisahan
Proses pegirisan dan uji kinerja mesin utuh, setengah
utuh, rusak
Hasil pengirisan dan
penimbangan
Pengukuran ketebalan dan Hasil
6
Gambar 8. Dua Piringan Mata Pisau dengan 1, 2 dan 3 Mata
Pisau
11
Kerusakan yang terjadi selama pengirisan tidak bisa jumlah bahan baku berpengaruh, terhadap kenaikan nilai rpm.
dihindari. Kerusakan pada keladi ditandai dengan kepingan Meliala (2020), menjelaskan bahwa kondisi nilai rpm yang
utuh terpisah menjadi sejumlah atau beberapa bagian kecil berbeda diakibatkan tenaga operator yang tidak stabil dalam
kepingan atau menjadi tak berbentuk sama sekali. Hal yang penekenan pedal dan operator juga berperan penting dalam
menyebabkan kerusakan keladi pada penelitian ini antara lain pengoperasian mesin. Sebab, daya yang ditransmisikan untuk
ukuran, bentuk, tekstur, ketajaman mata pisau dan penggunaan menggerakan piringan pengiris dipengaruhi tenaga operator.
roda gila (Flywheel). Darma (2018), juga menjelaskan bahwa faktor yang
Tingkat ketajaman mata pisau berpengaruh terhadap mempengaruhi kecepatan putar atau rpm berada pada rasio
hasil persentase kerusakan keladi. Ketajaman mata pisau driver pulley : driven pulley serta tenaga operator. Semakin
berpengaruh dalam persentase kerusakan keladi karena bila besar nilai rasio driver pulley : driven pulley maka nilai rpm akan
mata pisau tumpul, maka persentase kerusakan keladi semakin tinggi. Namun pada penelitian ini ukuran dari driver
mengalami peningkatan sebaliknya, bila mata pisau tajam maka pulley : driven pulley tidak mengalami pergantian. Artinya,
persentase kerusakan keladi rendah (Amelia et al., 2016). kecepatan putar dari mesin ini tidak dipengaruhi perbandingan
Sifat roda gila (Flywheel) dalam menyimpan energi driver pulley dan driven pulley. Namun, faktor tenaga operator
menyebabkan efek smooth pada saat proses pengirisan. serta penambahan roda gila yang mempengaruhi fluktuasi
Menurut Darma (2018), bahwa penggunaan roda gila pada suatu kecepatan putar mesin ini.
mesin dapat memperoleh momen gaya (torsi) serta memperoleh Penambahan roda gila membuat penekanan pada pedal
putaran yang konstan. Hal ini dapat dilihat pada (Tabel 1). menjadi terasa berat. Kondisi ini mengakibatkan operator
4.2.4 Kecepatan Putar (rpm) merasa kelelahan sehingga menyebabkan penekanan pada pedal
Nilai kecepatan putar (rpm) tertinggi ada pada perlakuan semakin berkurang seiring waktu pengirisan berlangsung.
RGP1 (398,66) sedangkan rpm terendah terdapat pada Akibatnya nilai rpm yang dihasilkan rendah.
perlakuan RGP2 (RGP2). Hasil tersebut menunjukan bahwa Widodo (2016) melaporkan, bahwa massa roda gila
jumlah mata pisau, penggunaan roda gila, kondisi oprator dan meningkatkan energi kinetik rotasi pada suatu mesin. Dengan
12
meningkatnya energi kinetik mesin maka terjadi pengurasan 5.2 Saran
energi pada sumber energi. Sebaliknya, bila tidak menggunakan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada penggunaan sudut
roda gila, maka penekanan pada pedal akan terasa lebih ringan. mata pisau, sudut hoper, corong pembung dan penambahan
Hal ini diakibatkan ketiadakadaan beban pada silinder sehingga engine.
penekanan pada pedal terasa ringan. Kondisi ini mengakibatkan DAFTAR PUSTAKA
peningkatan kecepatan putar pada mesin pengiris. Alfons, J.B. 2012. Inovasi Teknologi Umbi-Umbian
I. PENUTUP Mendukung Ketahanan Pangan. Balai
5.1 Kesimpulan Pengkajian Teknologi Pertanian Mal
kapasitas 104,78 kg/jam, ketebalan keladi 1,34 mm, Indrasti, D. 2004. Pemanfaatan tepung talas Belitung
persentase kerusakan 15,55% dan kecepatan putarnya (Xanthosoma sagittifolium) dalam pembuatan cookies.
Skripsi sarjana yang tidak dipublikasikan. Bogor: Institut
265 rpm. Pertanian Bogor.
13
Jatmiko G. P. dan Estiasi T.2014. Mie dari Umbi Kimpul
(Xanthosoma Sagitifolium). Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian. FTP. Universitas Brawijaya. Malang.
14