Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN BUDI PEKERTI


KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
DAN ETOS KERJA

DISUSUN OLEH:

NAMA : AMANDA RIANY KHOIRUN NISA


KELAS : XC
NOMOR : 06
Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terdapat beberapa bab
yang harus dipelajari dan dipahami. Bab pertama yang harus dipelajari adalah Meraih
Kesuksesan dengan Kompetisi dan Etos Kerja. Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan
dapat menumbuhkan semangat berkompetisi dalam kebaikan untuk meraih kesuksesan dan
menerapkan perilaku etos kerja sesuai dengan yang disebutkan dalam Alquran.

A. KOMPETISI DALAM KEBAIKAN


Definisi berkompetisi dalam kebaikan menurut saya adalah memiliki semangat
yang tinggi dalam berlomba-lomba melakukan kebaikan kepada siapa saja dengan hati
yang ikhlas dan penuh kerendahan hati hanya mengharapkan ridha Allah. Seperti dalam
Ayat Q.S. al-Maidah / 5:48 dijelaskan bahwa Allah memerintahkan umat Islam untuk
berlomba-lomba dengan sungguh-sungguh dalam kebaikan dan menghindari
perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia.
Berikut contoh sikap berkompetisi dalam kebaikan :

1. Berlomba-lomba belajar dan menghafal Alquran


Pada gambar di bawah ini terlihat beberapa anak kecil yang tengah membaca
dan menyimak temannya yang tengah menghafalkan Alquran. Hal ini membuktikan
bahwa mereka telah belajar membaca Alquran sejak usia dini. Belajar membaca
Alquran merupakan pembelajaran yang memang seharusnya sudah dilakukan sejak
dini, agar kita dapat lebih memaknai Alquran sebagai pedoman hidup. Dengan
demikian, anak-anak ini sudah berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan di jalan
Allah dengan belajar dan menghafal Alquran bahkan sejak dini.

2. Berlomba-lomba bersedekah kepada orang yang membutuhkan


Coba perhatikan gambar di berikut. Gambar pertama merupakan penyaluran
bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana, sedangkan gambar kedua
adalah penyaluran bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu. Masyarakat
yang membutuhkan bukan hanya yang termasuk dalam dua golongan ini saja, bisa
golongan anak yatim piatu, orang musafir yang kehabisan bekal, dan masih banyak
lagi. Bantuan atau sedekah juga tidak hanya berbentuk makanan, bahan pokok, dan
uang, bisa juga berupa tenaga yang mampu kita lakukan. Seperti gambar berikutnya
yaitu warga yang membantu pembangunan Masjid sebagai tempat ibadah dan
warga yang membantu membangun rumah roboh akibat bencana alam.
3. Berlomba-lomba mengajari teman yang kesulitan memahami pelajaran
Kesulitan dalam pelajaran sudah biasa bagi kalangan pelajar. Apalagi dengan
kemajuan teknologi dan perubahan kurikulum saat ini yang pasti membutuhkan
adaptasi bagi setiap siswa. Bantuan teman seringkali menjadi cara yang efektif
dalam memahami suatu pelajaran. Keakraban dengan teman membuat kita seakan
tidak canggung ketika meminta ajari sesuatu. Seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar pertama seorang teman mengajari temannya untuk mengoperasikan
komputer dan gambar kedua mengajari temannya bermain alat musik.

B. ETOS KERJA
Etos kerja dalam Islam adalah hasil kepercayaan seorang Muslim, bahwa suatu
kerja memiliki kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah. Bagi
seorang Muslim, etos kerja bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan hidup duniawi,
tetapi tujuan mulia yakin beribadah kepada Allah. Manfaat etos kerja, yaitu meraih ridha
Allah, menolak kemunkaran, mempu beramal sosial, dan memberi nafkah keluarga.
Berikut contoh sikap etos kerja sesuai dengan syariat Islam :
1. Tidak meninggalkan sholat saat bekerja
Sholat merupakan tiang agama yang harus dimiliki setiap Muslim. Sholat harus
tetap dilakukan bagaimanapun cara dan keadaannya, karena Allah sudah memberi
banyak keringanan bagi umat Muslim dalam pelaksanaan sholat. Seharusnya kita
memberhentikan pekerjaan dan bersiap untuk sholat ketika mendengarkan adzan.
Saat bekerja juga begitu, pekerjaan tanpa meninggalkan sholat akan lebih berkah
daripada yang lupa sholat karena urusan pekerjaan dunia. Di bawah ini merupakan
contoh umat Muslim yang taat kepada Allah dengan tetap sholat meskipun dalam
keadaan bekerja dan tempat yang kurang memadai.

2. Datang tepat waktu ketika bekerja


Hadir di tempat kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan merupakan
kewajiban bagi setiap pekerja. Datang tepat waktu membuat kita juga tepat waktu
mengerjakan pekerjaan kita. Jika kita datang terlambat saat bekerja, pekerjaan akan
tertunda dan waktu yang dihabiskan ketika terlambat akan sia-sia. Selain itu, orang
yang memperkerjakan kita juga akan lebih senang ketika kita datang tepat waktu
karena mencerminkan tanggung jawab kita pada pekerjaan. Allah juga tidak
menyukai hambanya yang menyia-nyiakan waktu. Dapat dilihat pada gambar
pertama adalah orang yang sedang mengisi kehadiran kerja, gambar menunjukkan
wanita tersebut datang tepat waktu untuk bekerja. Para pegawai PNS yang
mengikuti upacara bendera juga menujukkan bahwa mereka datang ke kantor tepat
waktu sehingga dapat mengikuti upacara bendera dengan baik.
3. Rajin dan tekun dalam melakukan pekerjaan
Pekerjaan yang kita lakukan harus dilakukan dengan rajin dan teliti. Pekerja yang
rajin dan teliti akan lebih menghasilkan pekerjaan yang baik dan cepat. Kualitas
pekerja yang rajin dan teliti juga lebih dicari oleh banyak orang. Pekerja yang rajin
dan teliti akan meminimalisir kesalahan sehingga pekerjaannya akan jauh lebih
lancar. Apapun jenis pekerjaannya, akan lebih baik hasilnya jika dikerjakan dengan
rajin dan teliti. Gambar pertama di bawah ini memperlihatkan pekerja yang rajin dan
tekun melakukan tugasnya yaitu mengangkut hasil tambang ke transportasi
pengangkut. Walaupun panas dan berat, pria tersebut tetap bekerja keras sekuat
tenaga mengangkut hasil tambang dengan punggungnya. Gambar kedua
menunjukkan seorang pria yang bekerja di kantor dengan raut wajah yang sedang
meneliti pekerjaannya dengan serius.

Anda mungkin juga menyukai