Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PAI

"Bekerja Keras Dan Bertanggung Jawab"

Disusun Oleh:
1. Andrew Renema
2. Afiyas Naputeri Amatulah
3. M. Abuzar Alqi
4. M. Fadly Abdullah
5. Riska Apriliyani
6. Febrian Ahmad Nur

SMA NEGERI 2 UNGGULAN TANAH GROGOT


TANAH GROGOT 2023
DAFTAR ISI

1
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..………….. 2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..……….. 3
Latar Belakang …………………………………………………………………………. 3
Rumusan Masalah ……………………………………………...………….…………… 4
Tujuan …………………………………………….……………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN..…………………………………………..………………….. 5
Pengertian Bekerja Keras dan Bertanggung jawab ..…………………………………… 5
Kewajiban Bekerja Keras dan Bertanggung jawab ……………………………………. 6
Kriteria Kehidupan yang Hayatan Tayyibah ………………………………………..….. 8
BAB III PENUTUP ………………………………………………………….….…….. 10
Kesimpulan ……………………………………………………….……………………. 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………….. ……………….………………….. 12

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka
manusiatidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah berjuang
sekuat tenagauntuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuang
memiliki maknayang cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja
keras. Tanpa adanyaunsur itu apa yang kita harapkan dan cita-citakan belum tentu
akan tercapai. Dengan bekerjakeras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri
seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan adanya sifat kerja keras, manusia
tidak akan mudah goyah dan putus asadalam menerjakan apa yang ia lakukan. Tidak
mudah putus semangat apabila dalammelakukan pekerjaannya mengalami hambatan
atau bahkan kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur kerja keras tidak boleh lepas dari dirinya.
Dengankerja keras maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan
solusinya.Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik.Tanggung jawab
merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannyayang disengaja
maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatusebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Tanggung jawab sangat erat kaitannyadengan kewajiban. Sebagai
seorang mahasiswa kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah
bertanggung jawab terhadap kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering
dikaitkan dengan kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajiban kita.
Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang
muslimagar tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan Al-
Qur’an dan hadits. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang mampu
mempertanggung jawabkan semua perbuatankita di hadapan Alloh dan masyarakat,
bangsa dan Negara.

A. Rumusan Masalah

3
1. Apa pengertian bekerja keras dan bertanggung jawab?
2. Bagaimana kewajiban bekerja keras dan bertanggung jawab?

B. Tujuan
1. Berbagi wawasan kepada pembaca.
2. Untuk mengetahui apa itu sikap bekerja keras dan bertanggung jawab
3. Untuk mengetahui mengapa kita harus memiliki sikap kerja keras
4. Untuk mengetahui mengapa kita harus memiliki sikap bertanggung jawab

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bekerja Keras dan Bertanggung Jawab

1. Bertanggung Jawab
Tanggung Jawab secara bahasa artinya keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Tanggung jawab sendiri merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Pengertian tanggung
jawab ini juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab (berbudaya). Manusia masa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat perbuatannya tersebut.
Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas’uliyyah. Setiap
manusia harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam
berperilaku, bertutur kata, bertindak dan merencanakan sesuatu.Apakah perilaku itu
berlandaskan akal sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri, hawa
nafsu, atau ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hatinuraninya dan
merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa bertanggung
jawab kepada yang lain.

2. Kerja Keras
Bekerja keras sangat perlu dilakukan oleh setiap manusia untuk menggapai
keperluan, kebutuhan dan impiannya. Kerja keras adalah kegiatan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target yang akan dituju. Dalam Islam keras
disebut juga dengan ikhtiar yaitu syarat untuk mencapai maksud dan daya upaya
dengan bersungguh-sungguh dalam melakukan segala sesuatu semata-mata karena
Allah Swt. Tanpa adanya kerja keras, seseorang akan sulit mendapatkan apa yang
dicita- citakan atau ditujukan. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan umatnya
untuk bekerja keras dalam menggapainya. Dengan bekerja keras seseorang akan
mudah meraih cita-citanya. Sebaliknya jika seseorang hanya berpangku tangan dan
bermalas-malasan tidak akan mungkin cita-cita itu akan datang dengan sendirinya.

Cita-cita dan tujuan akan cepat, jika digapai dengan kerja sama atau kolaboratif.
Kolaboratif adalah kerja sama antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk
memperoleh manfaat dan keuntungan satu sama lain. Sikap ini akan menjadi salah
satu penguat silaturahmi antar sesama. Karena sepanjang waktu mereka akan saling

5
berkomunikasi dan mengenal satu-sama lain. Islam juga memerintahkan umatnya
untuk saling bekerja sama dalam meraih tujuan yang baik. Tiada kata pekerjaan berat
jika dikerjakan secara bersama-sama. Seperti pepatah mengatakan berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing yang artinya suka duka, baik buruk akan dihadapi bersama.
Itulah keistimewaan dari kerja sama. Segala sesuatu akan dirasakan bersama-sama.
Dalam bekerja sama, kita harus memiliki sikap tolong-menolong. Tanpa adanya sikap
tersebut, kolaborasi tidak akan terjalin. Oleh karena itu, berusahalah menanamkan
sifat dan sikap tolong-menolong.

B. Kewajiban Berkerja Keras dan Bertanggung Jawab


Agama Islam tidak mengenal satu hari yang khusus untuk beribadah, sehingga di
hari itu orang berhenti bekerja. Dalam ajaran Islam, setiap hari adalah hari kerja, dan
bekerjauntuk urusan dunia adalah apabila dikerjakan dengan niat yang jujur.
Hari Jum’at yang dianggap hari besar dalam Islam, tiadalah dihari itu
diperintahkansupaya berhenti bekerja, melainkan baru sesudah mendengar panggilan
adzan hingga sampai shalat Jum’at selesai disuruh berhenti bekerja, sebagaimana
disebutkan dalam Firman Allah Swt.

Allah Swt. Berfirman:

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah Swt. dan tinggalkanlah jual beli yang
demikianitu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat,
Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah Swt. dan ingatlah
Allah Swt. banyakbanyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. al-Jum’at/62:9-10).

Beginilah seharusnya kehidupan seorang muslim di hari Jum’at, bekerja dan jual
beli sebelum shalat,kemudian dengan cepat mengingat Allah Swt. dengan
melaksanakan shalat dan kembali bertaburan dibumi mencari karunia Allah Swt.
sesudah selesai shalat. Islam telah memerintahkan/mewajibkan kepada pemeluknya
untuk bekerja dan berkarya dengan berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Dengan tegas memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk bekerja dan


berkarya, karena;

6
• Karya seseorang yang akan menentukan kualitas seorang beriman, sebagaimana
tersebut dalam Q.S. al-Ahqaaf/46:9 dan Q.S.Thaha/20:75.
• Allah Swt., Rasul-Nya dan orang-orang beriman akan memperhatikan karya
seseorang, sebagaimana tersebut dalam Q.S.at-Taubah/9:105
• Karya orang-orang beriman harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah
Swt. nanti di akhirat, sebagaimana tersebut dalam Q.S. an-Nahl/16:93.

b. Diperintahkan untuk mencari karunia Allah Swt., sebagaimana tersebut dalam


Q.S.al-Jum’at/62:10 dan ayat yang semakna dalam Q.S. al- Isra’/17:12, karena;
• Karunia Allah Swt. hanya dapat dicari dengan berusaha, kerja keras untuk
berkarya. Tanpa berkarya mustahil karunia Allah Swt. itu akan diperoleh.
• Sahabat Umar bin Khatab pernah melihat sekelompok orang disudut masjid
sesudah shalat Jum’at. Umar bertanya; ”S iapakah kamu? Mereka menjawab;
Kami orang-orang yang tawakal kepada Allah Swt. kemudian Umar mengusir
mereka dan mengatakan: Janganlah seorang kamu berhenti mencari rizki dan
hanya berdo’a: Ya Allah, berilah aku rizki, padahal dia mengetahui bahwa langit
belum pernah menurunkan hujan emas, dan Allah Swt. telah berfirman ; ”Dan
apabila selesai mengerjakan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah Swt.”

c. Diperintahkan untuk meneliti segala sesuatu yang ada di dalam alam ini,
sebagaimana tersebut dalam Q.S.al-A’raf/7:185.
• Perintah untuk meneliti alam ini banyak sekali ditemukan dalam al-Qurān,
misalnya dalam Q.S.ar-Rum/30:8, Q.S.ali-Imran/3:190.
• Penelitian itu harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga sampai kesimpulan,
bahwa segala sesuatu yang ada di dalam alam ini adalah ciptaan Allah Swt. dan
Allah Swt. menciptakannya tidaklah sia-sia.
d. Diperintahkan untuk menanggulangi kemiskinan, kebodohan, penyakit dan
kedzaliman.
• Orang yang tidak berusaha untuk menanggulangi kemiskinan adalah pendusta
agama.
• Orang yang akan diangkat derajatnya hanyalah orang yang beriman dan
mempunyai ilmu yang banyak.

7
• Allah Swt. melarang untuk mencelakakan diri dan berbuat dzalim karena dzalim
adalah sumber malapetaka atau kehancuran.

e. Diperintahkan untuk memakan makanan yang baik, memakai pakaian yang bagus,
membuat rumah yang luas dan punya kendaraan yang bagus, serta mendidik anak-
anak menjadi shaleh.
• Allah Swt. memerintahkan manusia untuk mencari rizki yang halal dan tayyib.
• Allah Swt. memerintahkan untuk menjaga dirinya, anak isterinya dari api
neraka.
• Hanya orang-orang yang shalih yang akan masuk surga.

f. Diperintahkan untuk menyiapkan semua kekuatan untuk menghadapi musuh,


sehingga musuh itu menjadi ketakutan karenanya, sebagaimana tersebut dalam Q.S.
al-Anfal/8:60.

C. Kriteria Kehidupan yang Hayatan Tayyibah


Hayatan Tayyibah (kehidupan yang baik) adalah kehidupan baik yang mencakup
semua hal yang disebutkan di dalam hadis nabi Muhammad SAW antara lain rezeki
yang halal, sifat qanaah atau rasa cukup, taufik dari Allah SWT, nikmat syurga di
akhirat kelak dan juga kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Hayatan thayyibah bukan berarti kehidupan mewah yang luput dari ujian, tetapi
adalah kehidupan yang diliputi oleh rasa lega, kerelaan serta kesabaran dalam
menerima cobaan dan rasa syukur atas nikmat Allah. Dalam ajaran Islam terdapat
beberapa kriteria kehidupan yang disebut hayatan thayyibah, yaitu:

Pertama, kehidupan yang dilandasi oleh aqidah tauhid yang kuat. Keimanan
kepada Allah SWT adalah fondasi kehidupan umat Islam. Kehidupan yang baik
adalah kehidupan yang semua orientasi kehidupnya hanya dilandaskan pada nilai-nilai
ketauhidan kepada Allah SWT. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Katakanlah :
Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam”. (QS. Al-An’am; 6:162).

Kedua, kehidupan yang selalu memberi dampak positif atau bermanfaat bagi diri
sendiri dan sesama. Sebagai makhluik sosial, manusia dituntut untuk senantiasa

8
melakukan kerja-kerja kemanusiaan yang memberikan aura positif bagi lingjunagn
sosialnya. Kerja-kerja kemanusiaan atau amal shaleh adalah amal perbuatan yang
dilakukan manusia sehingga membawa dampak positif atau manfaat pada dirinya dan
juga pada orang lain.
Memberikan harapan hidup yang lebih baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Bukannya amal yang justru memberi madharat bagi orang lain. Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda berikut ini: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia”. (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Ketiga, kehidupan yang hanya ditopang oleh rezeki yang halal. Setiap manusia
tentu membutuhkan rezeki berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal,
kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Untuk itu, ia harus mencari
nafkah dengan berbagai usaha yang halal, sehingga akan menghasilkan rezeki yang
halal juga.
Bagi seorang muslim, terpenuhinya rezeki secara halal merupakan salah satu
prinsip hidup baik yang senantiasa tertanam dalam hati, diucapkan melalui lesan, dan
dibuktikan dengan perbuatan. Firman-Nya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang
halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”. (QS. Al-Baqarah; 2:168).

Keempat, kehidupan yang dilandasi oleh rasa syukur dan sikap qanaah serta ridha
Allah (mardhatillah). Apapun karunia yang datang dari-Nya akan senantiasa
diterimanya dengan penuh keikhlasan dan kesyukuran, tanpa menunjukkan kekesalan
dan kekecewaan. Kehidupan yang dipenuhi rasa syukur, qanaah dan selalu diridhai
Allah SWT adalah yang disebut hayatan thayyibah (kehidupan yang baik),
sebagaimana Firman Allah SWT: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangatlah pedih”. (QS. Ibrahim; 14:7).

Empat kriteria hayatan thayyibah (kehidupan yang baik) itu lah yang merupakan
pohon amal shaleh, yang buahnya akan dipanen di dunia ini, terlebih lagi di akhirat
kelak berupa pahala dari Allah SWT. Untuk itu, setiap muslim harus selalu berdo'a

9
sebagaimana do'a yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah SAW yang kita
mengenalnya sebagai doa sapu jagat; yakni : “Rabbana aatina fid dunya hasanah wa
fil aakhirati hasanah, wa qina ‘adzaaban naar” yang artinya: “Ya Allah, karuniakan
kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari
siksa neraka”. (QS. Al-Baqarah; 2:201).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

10
Kerja keras diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia,
namun bekerja keras juga memerlukan tanggung jawab yang tinggi agar semua yang
kita lakukan saat ini tidak menggangu kehidupan di masa yang akan dating, kita harus
memikirkan nasib anak dan cucu kita. Menjauhkan diri dari kerendahan dan kehinaan
akibat meminta-minta. Menjadi pribadi yang mandiri dan amanah. Mampu meraih
dan mewujudkan cita-cita atau keinginan.

DAFTAR PUSAKA

11
https://an-nur.ac.id/kerja-keras-dan-kerja-sama-dalam-islam/
https://text-id.123dok.com/document/7q0v31rgz-kewajiban-bekerja-keras-dan-
tanggung-jawab-buku-siswa-pai-sma-kelas-12-edisi-revisi-2018.html
https://www.harianmerapi.com/cermin/pr-402912135/empat-cara-menggapai-
hayatan-thayyibah-salah-satunya-kehidupan-yang-dilandasi-aqidah-tauhid-yang-kuat
http://myaidilnet.blogspot.com/2017/02/makalah-kerja-keras.html

12

Anda mungkin juga menyukai