Anda di halaman 1dari 19

NEUROSAINS PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FMIPA UNNES

PERKEMBANGAN
EMOSI DAN SOSIAL
MANUSIA DARI
PERSPEKTIF
NEUROSAINS.

3 / 2 7/2023 S a m p le F o o t er T e x t 1
• melibatkan serangkaian
sirkuit fungsi otak yaitu
FUNGSI OTAK YANG sistem limbik yang terdiri
dari: amygdala,
MEMPROSES EMOSI hippocampus dan korteks
cingulate.
• Pemrosesan emosi juga
erat kaitannya dengan area
korteks prefrontal terutama
di area orbitofrontal yang
berkaitan dengan struktur
inhibitory dan persepsi
mengenai reward.

3 / 2 7/2023 S a m p le F o o t er T e x t 2
AWAL PEMROSESAN INFORMASI
• aktivitas neuronal yang menandai berfungsinya pemrosesan informasi mulai
berlangsung pada usia kandungan 5-6 bulan.
• ibu, sebagai penyuplai informasi pertama pada bayi, baik berupa suara, elusan,
hingga komunikasi diproses pada trimester ketiga kehamilan, diperkirakan
perkembangan emosi, sosial dan proses psikologi individu dimulai pada fase ini
juga

:
https://www.researchgate.net/publication/325334158_Otak_Emosi_dan_Otak_Sosial_Fondasi_Perspektif_Neuro
sains_dalam_Perkembangan_Sosial_dan_Emosi [accessed Mar 20 2023].
MYELINASI PADA NEURON
• Selain itu, pada trimester ketiga
terjadimyelinasi pada neuron yang terbentuk
yangmenghasilkan peningkatan kecepatan
potensial aksi dan pembentukan
synaptogenesis (Baltes et al.,2006)
• myelinasi terjadi di berbagai area berbeda,
• akson di beberapa area sensoris dan
motoris mulai di myelinasi selama akhir
trimester ketiga
• Pada beberapa area korteks yang
berasosiasi dengan korteks frontal, tidak
ter-myelinasi penuh hingga 1-2 decade
dalam hidupnya
3 / 2 7/2023 S a m p le F o o t er T e x t 4
POST NATAL NEUROGENESIS
Yaitu berkembangnya sel-sel baru di beberapa area otak mencakup
• dentate gyrus pada hippocampus yang menjadi area penyimpanan memori,
• olfactory bulb yang memproses penciuman,
• area parietal korteks,
• cingulate gyrus (Baltes etal., 2006).
Bagian cingulate ini, merupakan bagian komponen dari sistem limbik yang
merupakan bagian utama dari regulasi respons emosi dan perilaku (Felten, 2016)
PEMROSESAN KOGNISI SOCIAL PADA OTAK
Menurut Perlman, Wyk dan Pelphrey (Zelazo et al., 2016) setidaknya ada 5 bagian otak yang
relevan dalam pemrosesan kognisi sosial pada manusia

1. Area ventral occipital temporal berkaitan dengan representasi individu lain diluar
dirinya. Area ini juga mencakup lateral fusiform gyrus yang berisi “fusiform face
area” dan“extrastriate body area". Bagian ini berperan dalam memahami persepsi
wajah dan rekognisi, serta persepsi visual dari tubuh manusia

2. Area Limbik, yang berkaitan dengan emosi berfungsi dalam ragam aspek emosi,
termasuk merasakan emosi orang lain dan pemahaman mengenai ekspresi wajah
PEMROSESAN KOGNISI SOCIAL PADA OTAK

3. Medial Prefrontal Cortex, berkaitan dengan diri dan individu lain. Area ini
berimplikasi pada berbagai aspek dari kognisi sosial,dan bagian ini aktif ketika
memahami/mempercayai orang lain, membuat kesimpulan atau atribusi mengenai
kondisi mental orang lain .

4. Area Posterior Parietal, berkaitan dengan merepresentasikan pikiran orang lain.


Beberapa studi menunjukkan aktivitas yang besar pada area tempo parietal
junction, ketika seseorang memikirkan situasi mental orang lain daripada pada saat
diminta memikirkan aspek lain dari orang atau suatu objek.

5. Area Temporal, yang terkait denganmerasakan gerakan biologis(biological


motion), dan analisis intensi. Bagian Superior Temporal Sulcus, terutama bagian
posterior, berpengaruh pada persepsi dinamika gerakan biologis seperti mata,
tangan, dan pergerakan tubuh lainnya
PEMBELAJ ARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE)
• Implementasi pengetahuan tentang perkembangan social emosi otak pada
pembelajaran antara lain adalah pembelajaran social emosional (PSE)
• Pembelajaran Sosial Emosional dapat diartikan sebagai pembelajaran kolaboratif yang
melibatkan seluruh pihak terkait
• bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik agar dapat memahami, mengolah,
dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada diri peserta didik, agar peserta
didik sukses dalam melakukan berbagai macam aktifitas hidup seperti belajar,
membangun hubungan, menyelesaikan masalah sehari-hari, dan beradaptasi terhadap
berbagai macam tuntutan perubahan dan perkembangan.
TENTAN G PSE

• PSE merupakan proses autentik yang membutuhkan keterlibatan dan kerjasama sekolah, orang
tua, dan masyarakat dalam membangun lingkungan dan ekosistem belajar yang dapat memberikan
pengalaman autentik bagi peserta didik dalam melatih kemampuan sosial emosionalnya.
• PSE bukanlah pembelajaran tambahan di sekolah, akan tetapi merupakan bagian integral dalam
proses pendidikan di sekolah.
• Pembelajaran akademik yang sebelumnya mendominasi ruang-ruang belajar siswa dianggap tidak
cukup untuk membekali peserta didik untuk sukses dan bahagia dalam hidupnya.
• Diperlukan kemampuan sosial emosional yang baik pada peserta didik untuk mengimbangi
kompetensi akademik agar peserta didik dapat hidup dengan lebih baik.
PENERAPAN PSE
Salah satu yang cukup banyak dipakai adalah PSE dengan kerangka CASEL (Collaborative for
the Advancement of Social and Emotional Learning). Pembelajaran Sosial Emosional dalam
kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen yaitu:
1. Kesadaran Diri (Self Awareness),
2. Pengelolaan Diri (Self Management),
3. Kesadaran Sosial (Social Awareness),
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).
URAIAN MASING-MASING KOMPONEN
Komponen kesadaran diri, mencakup:
• kemampuan seseorang dalam mengintegrasi identitas personal dan sosial, identifikasi
kemampuan personal, kultural, dan linguistik, mengidentifikasi emosi, menguji prasangka
dan bias dan seterusnya
Komponen Pengelolaan Diri mencakup
• kemampuan dalam mengelola emosi, mengidentifikasi strategi pengelolaan stress,
menerapkan keterampilan perencanaan dan organisasional, dan lain sebagainya.
Kesadaran sosial mencakup
• kemampuan mengenali kekuatan orang lain, berpikir dalam perspektif orang lain,
memahami dan menunjukkan rasa terima kasih dan seterusnya
Kemampuan Berinteraksi Sosial mencakup
• kemampuan berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan positif, menyelesaikan
masalah secara kolaboratif dan konstruktif, dan seterusnya.
Kemampuan mengambil keputusan bertanggung jawab meliputi
• kemampuan seseorang dalam mendemosntrasikan keingintahuan dan keterbukaan,
mengambil keputusan yang masuk akal sesudah menganalisa informasi, data, dan fakta,
berpikir kritis, dan mengantisipasi serta mengevaluasi konsekuensi atas keputusan yang
diambil.
SIGNIFIKANSI DAN RELEVANSI PSE DALAM KONTEKS
PENDIDIKAN INDONESIA

• Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah ‘menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat’.
• Tujuan ini selaras dengan tujuan PSE yaitu agar peserta didik mampu mencapai
kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup dengan keseimbangan antara kompetensi
akademik dan sosial emosional.
• Praktek Pembelajaran Sosial Emosional di Indonesia masih bersifat sporadis terjadi antara
lain karena kompetensi akademik yang masih mendominasi terlihata dari konten
kurikulum, praktek pengajaran, hingga assesmen dan evaluasi.
• Faktor lainnya juga yaitu kurangnya pembahasan tentang pembelajaran sosial emosional di
perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru
TUJUAN PENERAPAN PSE
• Agar peserta didik tidak hanya menjadi individu yang cerdas secara akademik akan tetapi
juga menjadi individu yang pandai dalam mengenali dan mengelola emosi, pandai dalam
membangun hubungan sosial, dan cerdas dalam pengambilan keputusan.
• PSE dapat mengurangi stress dan tekanan yang dialami dalam proses belajar, sehingga
membantu peserta didik menjadi individu yang memiliki sikap positif baik terhadap diri
maupun terhadap orang lain dalam berkehidupan sosial
• penerapan PSE berorientasi pada kondisi dan well-being siswa sehingga konsep
pembelajaran yang berpihak pada siswa dapat diterapkan dan tujuan yang diharapkan
dapat tercapai
• Pendekatan komunikasi asertif yang diterapkan dalam PSE ini juga dapat menjadi pintu
masuk bagi guru dalam mengeksplorasi kebutuhan-kebutuhan belajar siswa dalam
penerapan pembelajaran berdiferensiasi.
STRATEGI PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Teknik Penerapan PSE


• Rutin, Penerapan PSE secara rutin merupakan penerapan PSE yang terjadwal misalnya
kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah seperti kegiatan membuat lingkaran pada pagi
hari dimana masing-masing siswa menulis atau menyampaikan apa yang akan dicapai
selama belajar pada hari tersebut
• Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, PSE terintegrasi mata pelajaran dapat dilakukan di
sela-sela penyampaian materi misalnya dengan diskusi kasus atau diskusi penyelesaian
masalah secara berkelompok.
• Protokol, PSE yang sudah menjadi kegiatan sekolah yang sudah menjadi sebuah tata tertib
dan kebijakan sekolah yang berkaitan dengan PSE dan dilakukan secara mandiri oleh
peserta didik misalnya membangun hubungan sosial yang positif, penyelesaian masalah
tanpa kekerasan dan lain sebagainya
TEKNIK STOP (STOP, TAKE A DEEP BREATH,
OBSERVE, DAN PROCEED)
PSE berbasis Mindfulness,
• identifikasi perasaan baik secara lisan maupun tulis dalam bentuk jurnal diri,
• membuat puisi aktrostik,
• membuat kolase diri,
• memeriksa perasaan diri,
• menuliskan ucapan terima kasih bisa dalam bentuk surat yang ditujukan kepada orang terdekat atau
orang lain,
• mengidentifikasi emosi dapat dilakukan dengan dipimpin guru secara lisan dengan beragam teknik,
• mencari teman baru, mengenal situasi menantang, menyadari kondisi tubuh (Body scanning),
• kegiatan role play atau bermain peran secara aktif
• kegiatan menulis pengalaman dan berdsikusi secara berkelompok.
SUMBER
• [1] Elias, M. J., Zins, J.E., Weissberg, R.P., Frey, K.S., Greenberg, M.T., Haynes, N.M., Kessler,
R., Schwab-Stone, M.E., & Shriver, T.P. (1997). Promoting social and emotional learning:
Guidelines for educators. ASCD.

Anda mungkin juga menyukai