Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemberian obat intravena (IV) adalah perkembangan penting dalam dunia pengobatan
yang telah memberikan manfaat signifikan dalam pengelolaan penyakit dan perawatan
pasien. Metode pemberian obat ini melibatkan penyuntikan obat langsung ke dalam
pembuluh darah pasien, yang memungkinkan obat untuk segera masuk ke dalam sirkulasi
sistemik.
Pemberian obat intravena memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi
pilihan utama dalam situasi-situasi tertentu:
Absorpsi Cepat dan Efek Terapeutik yang Cepat: Obat yang diberikan secara intravena
langsung memasuki aliran darah dan mencapai organ target dengan cepat. Hal ini
memungkinkan efek terapeutik yang lebih cepat dibandingkan dengan metode pemberian
obat lainnya, seperti oral (melalui mulut) atau intramuskular (melalui otot).
Kontrol Dosis yang Lebih Baik: Pemberian obat IV memungkinkan pengaturan dosis
yang lebih akurat. Obat dapat diinfus dengan kecepatan yang ditentukan, sehingga
memungkinkan pengendalian dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.
Administrasi Obat yang Efisien: Metode ini juga berguna dalam situasi di mana obat
harus diberikan dengan cepat atau dalam jumlah besar. Misalnya, dalam keadaan darurat
seperti serangan jantung atau syok, pemberian obat IV dapat memberikan penanganan
yang cepat dan efektif.
Keabsahan Terapeutik: Beberapa obat tidak dapat diserap secara efektif melalui saluran
pencernaan atau mengalami perubahan yang signifikan saat melewati saluran pencernaan.
Pemberian obat IV memastikan obat mencapai target dengan dosis yang cukup untuk
mencapai efek terapeutik yang diinginkan.
Namun, terdapat juga beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan dalam
pemberian obat intravena:
Risiko Infeksi: Penyuntikan obat IV melibatkan penetrasi kulit dan pembuluh darah, yang
berarti ada risiko infeksi. Oleh karena itu, kebersihan yang ketat dan praktik steril harus
diikuti selama prosedur ini untuk mengurangi risiko infeksi.
Keahlian dan Pelatihan yang Memadai: Pemberian obat IV memerlukan keahlian dan
pelatihan yang memadai. Petugas medis yang melakukan prosedur ini harus memiliki
pengetahuan yang tepat mengenai teknik penyuntikan yang benar, pemilihan lokasi
penyuntikan yang sesuai, serta pemahaman mengenai komplikasi yang mungkin timbul.
efek Samping dan Reaksi Alergi: Seperti metode pengobatan lainnya, pemberian obat IV
juga dapat menyebabkan efek samping atau reaksi alergi pada beberapa pasien. Oleh
karena itu, penting untuk memperhatikan respons pasien dan memantau tanda-tanda
reaksi yang tidak diinginkan selama prosedur ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja resiko dan komplikasi yang mungkin timbul dalam pemberian obat
intravena?
2. Apa saja langkah langkah yang harus di ikuti dalam prosedur pemberian obat intra
vena?
3. Bagaimana prosedur persiapan yang tepat untuk pemberian obat intravena?
4. Apa saja faktor faktor yang perlu di perhatikan dalam pemilihan lokasi penyuntikan
obat intravena?

1.3 TUJUAN
Tujuan makalah pemberian obat intravena adalah untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang prosedur pemberian obat intravena, termasuk prinsip dasar, persiapan,
teknik, dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Makalah ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang relevan kepada pembaca, baik kepada tenaga medis yang melakukan prosedur
maupun kepada mahasiswa atau individu yang ingin memahami lebih lanjut tentang topik ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian pemberian obat intra vena


Pemberian obat intravena (IV) merupakan salah satu metode penting dalam
pengobatan modern yang memungkinkan obat disuntikkan langsung ke dalam aliran darah
melalui akses intravena. Prosedur ini sering digunakan dalam pengobatan di rumah sakit, unit
perawatan intensif, dan sejumlah pengaturan medis lainnya. Pemberian obat IV
memungkinkan penyerapan obat yang lebih cepat dan efisien, serta memberikan kontrol yang
lebih baik terhadap dosis yang diberikan.

2.2.Langkah langkah proses pemberian obat intravena


beberapa risiko dan komplikasi yang mungkin timbul dalam pemberian obat intravena.
Beberapa di antaranya meliputi:

-Infeksi: Risiko infeksi adalah salah satu masalah utama yang terkait dengan pemberian obat
intravena. Jarum atau kateter yang dimasukkan ke dalam vena dapat menyebabkan infeksi
jika tidak steril atau jika area penyuntikan tidak dirawat dengan baik. Infeksi juga dapat
terjadi jika peralatan intravena tidak diganti secara teratur.
-Trombosis: Pemberian obat intravena dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah atau
trombosis di sekitar jarum atau kateter. Hal ini dapat menghambat aliran darah normal dan
menyebabkan komplikasi serius, seperti emboli paru atau gangren ekstremitas.
-Infiltrasi: Infiltrasi terjadi ketika obat yang seharusnya masuk ke dalam pembuluh darah
bocor ke jaringan di sekitarnya. Hal ini bisa terjadi jika jarum atau kateter tidak terpasang
dengan baik atau jika vena rusak. Infiltrasi dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri,
perubahan warna kulit, atau kerusakan jaringan.
-Reaksi alergi: Beberapa obat yang diberikan secara intravena dapat menyebabkan reaksi
alergi pada pasien. Reaksi alergi ringan dapat berupa gatal-gatal, ruam kulit, atau gatal pada
area penyuntikan. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, reaksi alergi bisa lebih parah,
seperti syok anafilaksis, yang dapat mengancam nyawa.
-Overdosis atau kesalahan dosis: Kesalahan dalam menghitung atau memberikan dosis obat
intravena dapat mengakibatkan overdosis atau dosis yang tidak memadai. Overdosis obat
dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti gangguan pernapasan, gagal jantung,
atau keracunan obat.
-Gangguan elektrolit: Beberapa obat intravena dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit
dalam tubuh. Pemberian obat yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit, seperti hipokalemia (kadar kalium rendah) atau hiperkalemia
(kadar kalium tinggi), yang dapat memengaruhi fungsi normal organ tubuh.
-Kerusakan vena: Penggunaan jarum atau kateter dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan kerusakan pada vena. Hal ini dapat mengakibatkan pembentukan jaringan
parut atau vena yang tidak berfungsi dengan baik.
2.3.Prosedur persiapan yang tepat untuk pemberian obat intravena

Prosedur persiapan yang tepat sebelum pemberian obat intravena penting untuk
memastikan kebersihan, keamanan, dan efektivitas prosedur tersebut. Berikut adalah
beberapa langkah yang harus diikuti dalam persiapan pemberian obat intravena:
Identifikasi pasien: Pastikan Anda memiliki informasi yang benar tentang identitas pasien,
seperti nama, tanggal lahir, dan nomor identifikasi unik. Verifikasi identitas pasien dengan
menggunakan rekam medis atau gelang identifikasi.
Cuci tangan: Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.
Pastikan untuk membersihkan area di antara jari-jari dan di bawah kuku. Jika air dan sabun
tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol.
Persiapan peralatan: Pastikan Anda memiliki semua peralatan yang diperlukan sebelum
memulai prosedur. Ini termasuk obat yang akan diberikan, jarum atau kateter intravena,
peralatan infus, sarung tangan steril, alkohol swab, kasa steril, dan peralatan lain yang
diperlukan sesuai kebijakan setempat.
Pemeriksaan obat: Periksa obat yang akan diberikan dengan cermat. Pastikan Anda memiliki
obat yang benar, dengan dosis yang tepat, dan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau tanggal
kedaluwarsa. Jika ada ketidaksesuaian, jangan menggunakan obat tersebut dan konsultasikan
dengan petugas medis atau apoteker.
Persiapan area penyuntikan: Pastikan area penyuntikan bersih dan bebas dari infeksi.
Bersihkan area tersebut dengan menggunakan alkohol swab secara lembut dan biarkan
kering. Hindari menyentuh area yang telah dibersihkan setelah itu.
Persiapan alat intravena: Jika menggunakan jarum atau kateter intravena, periksa kebersihan,
sterilisasi, dan kelengkapan jarum atau kateter sebelum digunakan. Pastikan jarum atau
kateter tidak rusak atau bengkok. Jika menggunakan sistem tertutup, pastikan semua
komponen dalam keadaan steril dan segelnya tidak rusak.
Persiapan sarung tangan steril: Gunakan sarung tangan steril sebelum melakukan prosedur.
Pastikan sarung tangan tidak rusak atau bocor sebelum digunakan.
Persiapan pasien: Beri tahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan dan minta pasien
untuk bersiap secara fisik dan mental. Atur posisi pasien yang nyaman dan pastikan area vena
yang akan digunakan mudah dijangkau.
Sterilisasi tangan: Setelah mengenakan sarung tangan steril, sterilkan kembali tangan Anda
dengan menggunakan alkohol swab atau hand sanitizer berbasis alkohol untuk menjaga
kebersihan dan mengurangi risiko infeksi.
Setiap langkah dalam persiapan pemberian obat intravena harus dilakukan dengan hati-hati
dan mematuhi prinsip-prinsip kebersihan yang baik. Penting juga untuk mengikuti kebijakan
dan protokol yang ditetapkan oleh lembaga atau fasilitas kesehatan tempat Anda.

2.4.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi penyuntikan obat


intravena

Pemilihan lokasi penyuntikan obat intravena yang tepat sangat penting untuk
memastikan keberhasilan dan keamanan prosedur tersebut. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan lokasi penyuntikan obat intravena antara lain:
Aksesibilitas vena: Pilih vena yang mudah dijangkau dan cukup besar untuk memfasilitasi
penyuntikan obat dan aliran infus yang lancar. Vena yang terletak dekat permukaan kulit dan
terlihat jelas akan lebih mudah diakses dan meminimalkan risiko cedera vena.
Integritas vena: Pastikan vena yang dipilih dalam keadaan baik dan tidak rusak. Vena yang
sehat dan berintegritas baik akan memungkinkan pemasangan jarum atau kateter dengan
lebih lancar dan mengurangi risiko komplikasi seperti infiltrasi atau perdarahan.
Ketebalan kulit: Perhatikan ketebalan kulit pasien saat memilih lokasi penyuntikan. Kulit
yang terlalu tipis dapat membuat pemasangan jarum atau kateter lebih sulit atau
menyebabkan kerusakan pada vena di bawahnya.
Kondisi vena: Perhatikan kondisi vena, termasuk kerapatannya, elastisitasnya, dan
keberadaan gumpalan darah atau varises. Vena yang lebih keras atau tidak elastis mungkin
lebih sulit diakses dan memerlukan teknik pemasangan yang lebih hati-hati.
Riwayat vena: Ketahui riwayat pemasangan jarum atau kateter sebelumnya pada pasien. Jika
vena yang sering digunakan sudah tidak dapat diakses atau sudah mengalami kerusakan, cari
vena alternatif yang dapat digunakan.
Keamanan: Hindari lokasi penyuntikan yang dekat dengan persendian atau area yang rentan
terhadap cedera, seperti area dengan luka, peradangan, pembengkakan, atau bekas operasi.
Pilih lokasi yang tidak akan mengganggu aktivitas pasien atau terganggu oleh pakaian atau
gerakan pasien.
Preferensi pasien: Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memiliki preferensi atau riwayat
pengalaman yang membuatnya lebih nyaman dengan lokasi penyuntikan tertentu. Upayakan
untuk menghormati preferensi pasien jika memungkinkan.
Keahlian operator: Pertimbangkan tingkat keahlian dan pengalaman operator dalam memilih
lokasi penyuntikan. Operator yang terlatih akan mampu mengevaluasi kondisi vena dengan
baik dan memilih lokasi yang paling cocok untuk pemasangan jarum atau kateter intravena.
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Pemberian obat intravena (IV) merupakan metode penting dalam pengobatan yang
memungkinkan obat disuntikkan langsung ke dalam aliran darah pasien. Metode ini
memberikan sejumlah manfaat, termasuk absorpsi obat yang cepat, kontrol dosis yang akurat,
dan efisiensiin administrasi obat. Namun, perlu diingat bahwa pemberian obat IV juga
melibatkan risiko infeksi, membutuhkan keahlian dan pelatihan yang memadai, serta
memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping atau reaksi alergi.
Dalam praktik pemberian obat IV, penting untuk mempersiapkan pasien dengan baik,
termasuk evaluasi kondisi medis dan alergi pasien. Persiapan obat dan alat yang steril juga
harus dilakukan dengan cermat. Selama prosedur, identitas pasien harus terverifikasi, dan
area injeksi harus disiapkan dengan baik. Pengenalan jarum ke dalam pembuluh darah dan
pengaturan aliran obat harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai petunjuk yang diberikan.
Selain itu, kebersihan, keahlian, dan pemantauan pasien secara cermat juga penting.
Pemberian obat intravena merupakan metode yang efektif dalam pengelolaan penyakit dan
perawatan pasien. Dalam praktiknya, penting untuk selalu memperhatikan faktor keamanan,
sterilisasi, dan pemahaman terhadap obat yang diberikan. Dengan melakukan prosedur
pemberian obat IV dengan hati-hati dan memperhatikan pertimbangan penting yang telah
dijelaskan, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan kesejahteraan pasien.
3.2. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap agar pembaca lebih memahami
Pemberian obat secara Intravena. Penulis menyadari bahwa makalah sederhana ini jauh dari
kata sempurna, semoga ke depannya dalam penulisan makalah menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Patricia A. Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.E4.Jakarta : EGC


Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI........................................................................................................................ 4
2.2 Langkah langkah pemberian intravena........................................................................... 4
2.3 Prosedur persiapan pemberian intravena........................................................................ 5
2.4 Faktor faktor pemilihan lokasi........................................................................................ 5
PENUTUP............................................................................................................................. 6
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 6
3.2 Saran............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 7

Anda mungkin juga menyukai