Anda di halaman 1dari 20

TERAPI INTRA VENA (IV)

YUYUN CHRISTYANNI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
2021
PENDAHULUAN

• Terapi intra vena


adalah tindakan yang
dilakukan dengan cara
memasukkan cairan,
elektrolit, obat
intravena dan nutrisi
parenteral ke dalam
tubuh melalui vena.
TUJUAN TINDAKAN
• Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral
• Memperbaiki keseimbangan asam basa
• Memperbaiki volume komponen-kompenen darah
• Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam
tubuh
• Memonitor tekanan vena central (CVP)
• Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan
INDIKASI PEMBERIAN TERAPI IV
• Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat
langsung ke dalam IV
• Keadaan ingin mendapatkan respon yang cepat terhadap pemberian obat
• Klien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui IV
• Klien yang mendapat terapi obat yang tidak bisa diberikan melalui oral atau intramuskuler
• Klien yang membutuhkan koreksi/pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
• Klien yang sakit akut atau kronis yang membutuhkan terapi cairan
• Klien yang mendapatkan tranfusi darah
• Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar
dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok,
juga untuk memudahkan pemberian obat)
• Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak
teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN TERAPI
IV
• Daerah yang memiliki tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau trombosis
• Daerah yang berwarna merah, kenyal, bengkak dan hangat saat disentuh
• Vena di bawah infiltrasi vena sebelumnya atau di bawah area flebitis
• Vena yang sklerotik atau bertrombus
• Lengan dengan pirai arteriovena atau fistula
• Lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit
• Lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu)
• Lengan yang mengalami luka bakar
JARUM SUNTIK UNTUK TERAPI IV

Besar kecilnya ukuran jarum


suntik ditentukan dengan nomor-
nomor. Biasa yang digunakan no:
18G, 19G, 20G, 21G, 22G, 23G,
24G, 25G, 26G, 27G. Makin besar
nomornya, makin kecil diameter
jarum suntiknya.
PANJANG
JARUM
SUNTIK
SUDUT DAN LOKASI INJEKSI
INTRAVENA
• Sudut injeksi intravena adalah
150 – 300.
• Lokasi injeksi IV adalah pada
vena anggota gerak. Seperti vena
media cubiti dan vena basilica
(pada lengan), vena saphenous
(pada tungkai), vena jugularis
(pada leher), dan vena dorsal
pedis (pada mata kaki)
METODE PENYUNTIKAN INTRAVENA
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
• Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
• Kapas alkohol
• Sarung tangan
• Obat yang sesuai
• Spuit 2 ml – 5 ml
• Bak spuit
• Baki obat
• Plester
• Perlak pengalas
• Pembendung vena (torniquet)
• Kassa steril (bila diperlukan)
• Bengkok
Lanjutan..
Prosedur kerja:
• Cuci tangan
• Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
• Salam terapeutik
• Identifikasi klien
• Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
• Atur klien pada posisi yang nyaman
• Pasang perlak pengalas
• Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
• Letakkan pembendung (tourniquet)
Lanjutan..

• Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan,


atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan
nyeri yang berlebihan.
• Pakai sarung tangan
• Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol,
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk
membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
• Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan.
Lanjutan..

• Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih
kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena
yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
• Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
• Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit
dan tangan dominan menarik plunger.
• Observasi adanya darah pada spuit
• Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
Lanjutan..
• Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan,
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol
pada area penusukan
• Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi
betadin
• Kembalikan posisi klien
• Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
• Buka sarung tangan
• Cuci tangan
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI IV

1. Pengkajian
• Pengumpulan data/informasi baik yg bersifat subjektif maupun
objektif
• Data subjektif : riwayat pengobatan sekarang (dosis, frekuensi,
rute, dokter yg meresepkan), alergi dan reaksi terhadap obat,
kepatuhan klien thd aturan pengobatan dan alasan
ketidakpatuhan, pengetahuan klien tentang obat dan efek
sampingnya, harapan dan persepsi klien tentang efektivitas obat,
riwayat penyakit dahulu dan terapi obat termasuk reaksinya.
• Data objektif : focus pada gejala yg muncul dan organ yg
kemungkinan besar terpengaruh oleh terapi obat, pemeriksaan
lab, pemeriksaan diagnostic dan pengkajian fisik.
Lanjutan..
2. Diagnosa keperawatan yg mungkin muncul pada pemberian terapi
intravena
• Kurang pengetahuan tentang terapi obat b/d kurang informasi dan
pengalaman, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumber informasi
• Ketidakpatuhan terhadap terapi b/d sumber ekonomi terbatas,
keyakinan tentang kesehatan, pengaruh budaya
• Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan, nyeri dan
ketidaknyamanan
• Ansietas b/d perubahan status kesehatan, perubahan status social
ekonomi, perubahan pola interaksi
• Penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif b/d terapi obat yg
kompleks, kurang pengetahuan
Lanjutan..
3. Perencanaan Keperawatan
• Tahap perencanaan dari proses keperawatan ditandai dengan
penetapan tujuan atau hasil yang diharapkan.
• Kriteria tujuan perencanaan yang efektif yaitu: Berpusat pada klien
dan jelas menunjukkan perubahan yg diharapkan (spesifik)
• Dapat diterima baik oleh klien maupun perawat (tergantung pada
kemampuan pengambilan keputusan dari klien) (Achieveable)
• Realistik dan dapat diukur (Measureable dan Realistik)
• Batas waktu yang realistik (Time)
• Evaluasi yang jelas
Lanjutan..
• CONTOH:
• Tn. Ahmad akan bisa mandiri dalam memberikan dosis insulin yang
diresepkan pada akhir session ke empat pertemuan.
• Who+Does+What+How+When=Goal
• Contoh: Klien+mampu mendemonstrasikan+memberikan dosis
insulin+tanpa bantuan+sebelum keluar RS
Lanjutan..
4. Implementasi Keperawatan
• Fase penerapan meliputi tindakan keperawatan yang perlu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
• Penyuluhan dan pengajaran kepada klien adalah kunci tanggung
jawab keperawatan selama fase ini
• Pemberian obat dan pengkajian efek obat juga merupakan tanggung
jawab keperawatan yang penting
• Mengikutsertakan anggota keluarga atau teman dalam rencana
pengajaran
Lanjutan..
5. Evaluasi
• Efektivitas pendidikan kesehatan mengenai terapi obat dan
pencapaian tujuan dinyatakan pada tahap evaluasi dari proses
keperawatan
• Evaluasi yang dilakukan akan tercapai tergantung dari waktu spesifik
yang ditentukan pada pernyataan tujuan
• Jika tujuan tidak terpenuhi, perawat perlu menentukan penyebabnya
dan mengkaji ulang sesuai dengan sebabnya → Diperlukan adanya
penambahan data untuk pengkajian dan lingkup tujuan baru. Jika
tujuan terpenuhi, maka rencana keperawatan telah selesai

Anda mungkin juga menyukai