Anda di halaman 1dari 2

Nilai : beriman, bertakwa kepada Tuhan Y.M.E dan berakhlak mulia, gotong royong.

BATU BESAR

Oleh : Suci Ramadhani, S.Pd

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang raja. Raja tersebut sangatlah baik dan
perduli dengan kehidupan rakyatnya. Raja itu senang pergi keluar istana dan mengamati
rakyatnya. Suatu hari, ia berpikir ingin mencoba mengetahui tingkah laku rakyatnya yang
berada di sekitarnya. Kemudian, terpikirlah dia untuk menyuruh anak buahnya menaruh
sebuah batu besar di persimpangan jalan.

Keesokan harinya, raja itu memanggil anak buahnya. Berkatalah raja itu kepada
anak buahnya, “pengawal, tolong kamu taruh batu besar ini di persimpangan jalan”. Lalu
anak buahnya menjawab, “untuk apa baginda menaruh batu besar itu di persimpangan
jalan?”. Tidakkah batu besar itu akan mengganggu rakyat raja yang akan melewati jalan itu?’.
Baginda pun menjawab: “ada sesuatu yang saya rencanakan untuk rakyat saya”. Anak
buahnya menjawab : “apa itu baginda?”. Baginda pun menjawab, “nanti ada waktunya kalian
akan mengetahuinya”. Kemudian anak buahnya pun menjawab, “baik baginda”.

Kemudian setelah raja itu memerintahkan anak buahnya untuk melaksanakan


perintahnya, pergilah anak buah baginda tadi ke persimpangan jalan. Setelah itu, para anak
buahnya mencari sebuah batu besar dan bersama-sama mereka meletakkan batu besar itu ke
persimpangan jalan. Setelah itu, mereka kembali ke istana dan melaporkan bahwa mereka
sudah melaksanakan perintah raja dengan baik. Anak buahnya pun berkata, “baginda, kami
sudah selesai melaksanakan perintah baginda. Kami sudah menaruh batu besar itu ke
persimpangan jalan.” Baginda pun menjawab, “baik, terimakasih pengawal. Saya hanya
berpesan jangan sampai ada rakyat saya yang mengetahui jika saya yang menyuruh kalian
menaruh batu besar itu di persimpangan jalan.” Anak buahnya pun menjawab, “baik,
baginda. Akan kami simpan rahasia baginda ini.” Baginda menjawab,”besok kalian temankan
saya ke persimpangan jalan itu”.

Keesokan harinya, pergilah baginda dan anak buahnya ke persimpangan tadi.


Berkatalah baginda tadi kepada anak buahnya, “kita bersembunyi saja di semak-semak ini”.
Anak buahnya pun berkata, “kenapa kita bersembunyi di sini baginda, apa yang kita lakukan
disini?”. Baginda pun menjawab, “ saya ingin mengetahui rakyat saya yang berhati mulia dan
peduli dengan keadaan sekitarnya tanpa harus diberikan imbalan”.
Setelah beberapa menit kemudian, muncullah dua orang pedagang yang menaiki
kereta kuda. Melihat batu besar yang menghalangi jalan, mereka menggerutu dan memilih
jalan memutar. “hah! Bagaimana sih raja ini? Ada batu besar seperti ini tidak segera
dibersihkan”. Ucap salah satu pedagang kesal. Beberapa jam setelah pedagang itu lewat,
muncullah seorang petani yang memikul sayur-sayuran. Melihat batu besar menghalangi
jalannya, ia pun menaruh sayuran di tepi jalan dan mulai mendorong batu itu.

Sedikit demi sedikit batu besar itu bisa digeser dan jalan kembali normal. Sembari
raja melihat rakyatnya seperti itu, ia pun berkata kepada anak buahnya, “inilah yang saya
maksud pengawal. Rakyat seperti inilah yang saya senangi. Ia sangat berhati mulia dan peduli
tanpa harus menerima imbalan.” Kemudian sang raja menyuruh anak buahnya menaruh
sekantong emas di bawah sayuran yang petani itu bawa. Setelah itu, petani tersebut kembali
ke tempat ia meletakkan sayuran setelah menggeser batu besar tadi. Betapa terkejutnya ia
menemukan sekantong emas beserta sebuah catatan dari raja ”kuberikan emas ini sebagai
hadiah telah memindahkan batu besar itu”.

Anda mungkin juga menyukai