Anda di halaman 1dari 1

Jakarta – Wali Kota Mojokerto mengajak masyarakat dan pihak terkait untuk berperan mengatasi masalah

kenakalan remaja dan pernikahan dini. Ia menegaskan penyelesaian masalah tersebut tidak hanya menjadi tugas
orang tua atau guru di sekolah.

Hal itu disampaikan Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita dalam acara sosialisasi di pendopo Sabha Kridhatama
Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Jumat (20/5).

“Kita harus menyadari bahwa ini tugas bersama. Baik pemerintah, warga atau pun stakeholder lainnya, harus
memiliki komitmen untuk bersinergi dalam upaya mencegah makin maraknya kenakalan remaja dan pernikahan di
bawah umur,” kata Ning Ita dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (23/5/2022).

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan guru BK di sekolah. Sementara ketika di lingkungan rumah, persoalan ini
utamanya menjadi wewenang kasi. Kasi harus bisa menggerakkan beragam elemen di masyarakat, seperti ibu-ibu
PKK, Dasawisma, dan yang lainnya,” tutur Ning Ita.

Menurutnya sinergi berbagai pihak akan mempercepat terwujudnya cita-cita Indonesia emas 2045. Ning Ita pun
mengulas gempuran teknologi dan budaya asing seringkali berdampak pada terkikisnya moral generasi muda.
Sehingga perlu sinergi cepat dan tepat sasaran, agar keadaan tidak semakin memburuk.

“Kita lihat sekarang, kasus pernikahan anak-anak ini bukan karena perjodohan seperti jaman dulu. Saat ini mudah
sekali bagi anak muda untuk terpapar konten-konten tidak bermanfaat, yang kemudian mengarah ke kenakalan
remaja, seperti pergaulan bebas. Mereka tidak menyadari, hanya berdasarkan rasa ingin tahu, hingga kemudian
berbuat hal yang tidak bermoral,” ujar Ning Ita.

Sebagai informasi, acara sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber Dr. Aniva Kartika dari Pusat Konsultasi
dan Layanan Psikologi Universitas Surabaya. Acara dihadiri guru BK tingkat SMP/ SMA dan Kasi Kesra seluruh
kecamatan dan kelurahan di Kota Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai