Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, salah satu upaya
penting yang dilakukan pada tahun 2020, ialah membentuk Gugus Tugas Covid-19 berdasarkan
Keputusan Presiden (Kepres) No. 7 Tahun 2020 yang selanjutnya direvisi melalui Kepres No. 9
Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
"Pemerintah selalu mengutamakan koordinasi yang melibatkan seluruh tingkatan, baik pusat dan
daerah, hingga seluruh elemen masyarakat dalam upaya penanganan pandemi Covid-19,"
jelasnya membuka agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha
BNPB, Kamis (18/3/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Lalu, untuk melakukan percepatan dan efektifitas penanganan pandemi Covid-19 dan
pemulihan ekonomi nasional, maka Presiden mencabut Kepres No. 9 Tahun 2020 dan
mengeluarkan Perpres No. 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN). "Melalui Perpres ini, Gugus Tugas Covid-19 berubah
menjadi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan berada di bawah KPC PEN," ia
menambahkan.
Satgas Covid-19 terus melakukan koordinasi mingguan bersama seluruh provinsi di Indonesia
sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Dan saat ini seluruh provinsi di Indonesia telah memiliki
satgas Covid-19 yang diketuai kepala daerahnya masing-masing.
Dan saat ini juga penanganan Covid-19 sudah menyentuh ke tingkatan terkecil yakni di tingkat
kelurahan dan desa melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM
Mikro). Dengan pembentukan posko Covid-19 tingkat desa dan kelurahan, merupakan wujud
penguatan penanganan pandemi dalam masa penerapan PPKM Mikro.
Dan kinerjanya terus dipantau pemeritnah pusat melalui rapat koordinasi rutin maupun
kunjungan kerja Kepala Satgas Penanganan Covid-19, salah satunya ke provinsi Kalimantan
Barat dan Bangka Belitung.
"Semangat Gotong royong ini yang terus dibangun pemerintah sebagai upaya agar Indonesia
keluar dari pandemi," pungkas Wiku.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200620/9/1255351/sistem-bersatu-lawan-covid-19-mampu-
tembus-sekat-ego-sektoral
Keberagaman Indonesia dalam konteks suku bangsa, agama, nilai dan keyakinan menjadi
khazanah kebhinekaan yang mempunyai dua sisi mata pedang yang berbeda satu sama lain.
Sebagai sebuah bentuk kekayaan, maka kondisi majemuk bangsa merupakan sebuah realitas
yang bisa menghadirkan potensi-potensi pendorong adanya pertumbuhan dan kerjasama.
Namun di sisi lain, keberagaman juga menjadi ancaman ketika primordialisme dan ego sektor
menguat dan berusaha untuk saling “mengalahkan”.
Begitu pun dalam tubuh pemerintahan, keberagaman juga mewarnai sektor yang relatif berbeda
satu sama lain. Perbedaan antar sektor secara alami mendorong adanya perbedaan visi dan
misi serta orientasi masing-masing sektor yang pada akhirnya akan mendorong adanya
kompetisi atau persaingan antar sektor. Satu sektor akan memandang sektor lain tidak lebih
penting dari sektornya dan demikian juga sebaliknya. Mentalitas yang sempit akan lebih
mementingkan sektor masing-masing bisa terus menguat apabila perekat antar sektor lemah
atau bahkan tidak ada.
Perbedaan antar sektor mendorong munculnya perbedaan visi dan orientasi, yang pada
akhirnya akan mendorong munculnya kompetisi atau persaingan antar sektor. Beragam
kepentingan yang diemban oleh masing-masing instansi menimbulkan ancaman ketika ego
sektoral menguat dan masing-masing instansi seakan-akan berlomba untuk saling mengalahkan.
Satu sektor atau instansi bisa saja memandang sektor atau instansi lain tidak lebih penting dari
sektornya sendiri.
Reformasi birokrasi yang diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tidak boleh
sekedar diartikan sebagai reformasi mental aparatur pemerintahan, melainkan juga mereformasi
sistem pelayanan masyarakat sehingga menjadi lebih efektif dan terbebas dari ego sektoral.
Beberapa hal lain terkait penyelenggaraan pemerintahan seperti mengapa satu isu atau masalah
dapat diatasi oleh kebijakan atau institusi tertentu, padahal isu atau masalah tersebut
memerlukan upaya lebih dari sekedar jawaban kebijakan atau penanganan institusi
tersebut. Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahanan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karena itu, WoG juga
dikenal sebagai pendekatan integrancy, yaitu pendekatan yan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/whole-government