Anda di halaman 1dari 2

KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN DIAKONIA

LAPORAN SURVEI MUTU PELAYANAN

DALAM RANGKA SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Mutu Pelayanan merupakan proses manajemen internal yang bersifat dinamis dan menyeluruh pada
semua organ di klinik. Sejalan dengan hal tersebut maka tata cara kelembagaan sudah seharusnya
disiapkan dengan mengedepankan pemenuhan kebutuhan pelanggan, stake holder, pesaing, serta
kebutuhan internal klinik.

Berbagai upaya peningkatan mutu di klinik telah dilaksanakan dengan mengacu pada standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan, serta memperhatikan
kemampuan sumber sumber daya Klini, yang semua indikator saling berkaitan dan banyak variasinya.

Beberapa indikator mutu tersebut perlu diinventarisasi dan dievaluasi sejauh mana pencapaian
masing masing indikator dalam menyumbang pencapaian mutu layanan klinik. Ada 4 indikator mutu
layanan klinik yaitu Indeks kepuasan pasien, kepatuhan petugas dalam identifikasi pasien, kepatuhan
petugas dalam mencegah infeksi melalui kegiatan cuci tangan pada 5 dimensi kondisi, dan kepatuhan
petugas dalam memakai APD dalam rangka memutus atau mengambat transmisi penularan penyakit.

Untuk melakukan pengukuran indikator tersebut diperlukan kerja keras, keuletan, kerja sama yang
harmonis di semua lini kegiatan sehingga hasil yang dicapai dapat menggambarkan
mutu pelayanan klinik Pratama Rawat Jalan Diakonia. Laporan dan evaluasi mutu pelayanan dan
keselamatan pasien Klinik Pratama Rawat Jalan Diakonia ini merupakan Langkah awal dalam menilai
indicator indicator mutu layanan, yang dilaksanakan mulai bulan Maret 2023. Hasil Survei ini
menggambarkan tentang mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang terdiri dari 4 indikator mutu
nasional, satu indicator yakni kepuasan pasien dilaporkan terpisah. Pengumpulan data dimulai
minggu pertama bulan maret sampai dengan minggu ke IV bulan Maret. Dan survey tersebut (untuk
3 indikator) dilakukan tiap bulan.

Dalam pelayanan pasien, Identifikasi yang salah dapat menyebabkan pasien menerima prosedur
tindakan medis yang tidak benar. Kesalahan yang mengakibatkan pasien cedera dapat berupa
ketidaktepatan identifikasi pasien yang berakibat kesalahan atau keterlambatan diagnosis, kegagalan
dalam bertindak, kesalahan pengobatan, dan kesalahan dosis atau metode dalam pemberian obat.

Ketidakpatuhan petugas dalam budaya cuci tangan pada 5 kondisi yang dialami petugas dalam
menyebabkan timbulnya resiko misalnya tertular penyakit, menyebarkan infeksi, yang pada akhirnya
akan membuat beban manajemen dan menurunkan mutu layanan klinik. Ketidakpatuhan petugas
dalam memakai APD berpotensi tertular infeksi, cedera, bahkan resiko nyaris cedera karena tidak
memakai APD mampu membuat resiko menjadi besar. Akhirnya akan berdampak pada mutu layanan
klinik.

Tujuan survei adalah untuk mengetahui gambaran penerapan sejauh mana petugas klinik Pratama
Rawat Jalan Diakonia dalam melakukan identifikasi pasien, kepatuhan memakai APD, dan budaya
cuci tangan dalam rangka melaksanakan sasaran keselamatan pasien. Metode penelitian yang
digunakan adalah study kasus. Dengan obyek penelitian semua petugas Kesehatan klinik yang terkait
erat dengan pelayanan pasien.
Peneliti yang merupakan petugas Kesehatan klinik saling melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan identifikasi pasien, Pemakaian APD, dan Cuci Tangan. Sedangkan lokasi yang diteliti
antara lain klinik umum, klinik gigi, ruang farmasi, ruang sterilisasi, ruang pendaftaran, dan ruang
tunggu pasien.

Instrumen penelitian menggunakan lembar cecklist yang disesuaikan dengan Standar Operasional
Prosedur identifikasi pasien, prosedur pemakaian APD, Prosedur cuci tangan, serta pedoman
pedoman yang terkait di klinik Pratama Rawat Jalan Diakonia.

Penelitian dilakukan pengamatan kepada 7 orang petugas Kesehatan (3 dokter dan 4 tenaga
Kesehatan lain) setiap hari dalam jangka waktu 5 hari berturut-turut. Hasil observasi didapatkan
masih ada petugas kesehatan yang belum patuh dalam melaksanakan penerapan Standar
Operasional Prosedur Identifikasi Pasien, patuh memakai APD dan Patuh untuk cuci tangan. Hasil
wawancara didapatkan bahwa; “…SPO tersebut belum secara intens disosialisasikan oleh kepala unit,
walaupun perawat sudah memahaminya.

Dari hasil survey, didapatkan hasil :

No Indikator Mutu MARET APRIL MEI JUNI SMT I


1 Identifikasi Pasien
2 Kepatuhan Memakai APD
3 Kepatuhan Cuci Tangan
Rata - Rata

Kesimpulan hasil penelitian yaitu

1. Identifikasi Pasien yang dilakukan oleh petugas klinik ………………...


2. Kepatuhan petugas klinik terhadap pemakaian APD …………………..
3. Kepatuhan petugas Klinik dalam cuci tangan ……………………………..

Saran :

1. SPO terkait disosialisasikan kepada semua pegawai klinik


2. Pelatihan dalam Klinik (IHT) PPI
3. Pelatihan dan Simulasi Kebersihan Tangan kepada Semua pelayan pasien
4. Penguatan Kepatuhan Pengisian Skrining Identifikasi Pasien

Wonosari, 1 Juli 2023

Ketua Pokja Survei

Mengetahui Ketua Tim Mutu Klinik Pratama Rawat Jalan Diakonia

Klinik Diakonia

Dr. Silas Listiasati Subarkati Kristina Budiyanti, Amd.Kep

Anda mungkin juga menyukai