3. Daun (Folium)
1. Tempat fotosintesis.
2. Tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3. Menyerap CO₂ dari udara.
4. Respirasi.
Organ modifikasi pada tumbuhan:
1. Bunga
Terbentuk dari modifikasi batang, daun dan akar. Alat pembelit atau
sulur adalah bagian tumbuhan yang biasanya berbentuk spiral dan
berguna untuk membelit benda-benda yang disentuhnya, yaitu untuk
berpegangan saat tumbuhan ini berusaha mendapatkan penunjang
untuk dapat naik ke atas.
Tumbuhan yang memiliki sulur merupakan tumbuhan memanjat.
2. Rhizoma/rimpang
Untuk itu saat ini tengah dibicarakan bagaimana cara meningkatkan (1) efisiensi fotosintesis,
(2) menurunkan laju fotorespirasi, dan (3) pengoptimalan lahan suboptimal. Secara umum
fotosintesis terjadi melalui 2 tahap reaksi, yaitu :
1. Reaksi terang, yaitu proses konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2)
2. Reaksi gelap, yaitu terjadinya seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 dan energi (ATP dan NADPH) dengan bantuan enzim Rubisco (pada tanaman C3).
Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.. Dalam reaksi
gelap terjadi Siklus Calvin yang membentuk senyawa antara, yaitu 3PGA.
Terdapat 3 tipe fotosintesis, yaitu:
1. C3: Hasil pertama dari fotosintesis adalah molekul yang mempunyai 3 atom karbon, yaitu 3
PGA (Phospho gliseric acid). Pada tanaman C3 fiksasi CO2 terjadi melalui siklus calvin.
Contoh tanaman C3 adalah gandum, kentang, kedelai, dan lain-lain.
2. C4: Hasil dari fotosintesis adalah molekul dengan 4 atom karbon, yaitu malat. Contoh
tanaman C4: jagung, tebu, sorgum.
3. CAM (Crasculacean Acid Metabolism). Seperti halnya tanaman C4, pada tanaman CAM
molekul pertama dari fotosintesis adalah malat. Tanaman CAM mempunyai keistimewaan,
yaitu dapat dorman pada keadaan ekstrim tanpa merusak sel, dan akan tumbuh kembali
pada keadaan normal. Contoh tanaman CAM adalah kaktus, stone crop.
Tabel 1. Perbedaan antara tanaman C3 dan C4
C3 C4
Transpirasi
Merupakan peristiwa terlepasnya air dari dalam jaringan tanaman dan jika kondisi suhu
di sekitar daun sangat rendah, maka uap air yang dilepaskan akan mengembun di
permukaan daun (gutasi).
Transpirasi dibedakan menjadi :
Transpirasi Aktual : peristiwa transpirasi yang terjadi pada tanaman yang tumbuh dalam
kondisi tertentu pada waktu yang tertentu pula.
Transpirasi Potensial : transpirasi yang terjadi pada tanaman yang tumbuh pada kondisi
yang tidak pernah mengalami kekurangan air (selalu kecukupan air) selama hidupnya
-TRANSPORT AIR, MINERAL Dan BAHAN LAINNYA
Pengertian transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan dan
pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Tanaman memiliki sistem
transportasi yang mengalirkan air dan garam mineral (ion-ion) dari tanah yang
diserap oleh akar, dan dialirkan ke berbagai aerial tanaman melalui batang.
Adapun jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel rambut akar yang
bertanggung jawab atas masuknya air dan garam mineral ke dalam tubuh
tanaman, pembuluh xylem bertugas membawa air dan mineral ke bagian atas
tumbuhan, pembuluh floem bertugas membawa gula dan makanan lain ke kedua
arah atas dan bawah tumbuhan.
Transportasi Intravaskuler
Istilah intravaskuler berasal dari kata intra yaitu “dalam” dan vaskuler yaitu
“pembuluh, maka dapat didefinisikan bahwa transportasi intravaskuler merupakan
pengangkutan air dan zat hara melalui pembuluh angkut yaitu xylem dan floem.
Proses pengangkutan dalam pembuluh ini terjadi secara vertical yang berarti
pengangkutan air ke daun melalui pembuluh xylem, sedangkan pengangkutan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan oleh pembuluh
floem.
Transportasi Ekstravaskuler
Kebalikan dari transportasi intravaskuler, transportasi ekstravaskuler merupakan
pengangkutan air dan zat hara tanpa melalui pembuluh angkut baik xylem maupun
floem. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah
horizontal, dimana dimulai dari epidermis rambut akar, kemudian masuk ke lapisan
korteks, lalu ke endodermis dan sampai pada berkas pembuluh angkut.
Transportasi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu simplas dan apoplas.
Simplas, yaitu system pengangkutan zat dan air pada sel atau jaringan hidup
melalui sitosol yang saling bersambungan dan dihubungkan oleh
plasmodesmata.
Apoplas, yaitu system pengangkutan zat dan air pada sel atau jaringan mati
melalui dinding sel dan ruang antar sel. Namun, tidak terjadi jika melalui
endodermis karena adanya pita kaspari.
Reproduksi atau perkembangbiakan tumbuhan paku terjadi melalui proses seksual dan
aseksual. Pergiliran atau siklus hidup tumbuhan paku terjadi melalui proses metagenesis.
Jika kadar air pada sporangium (kotak spora) berkurang, sporangium akan robek dan
mengeluarkan spora yang ada di dalamnya kemudian spora akan tersebar dan akan
tumbuh menjadi protalium jika lingkungannya sesuai untuk tumbuh. Tahap ini
dinamakan tahap sporofit.
Protalium akan tumbuh dan berkembang kemudian menghasilkan anteridium dan
arkegonium. Anteridium akan menghasilkan sel sperma berflagel (berekor) dan
arkegonium akan menghasilkan sel ovum (sel telur). Kedua sel gamet ini bersifat haploid
(n) dan diperoleh melalui proses pembelahan sel mitosis dan meiosis. Sel sperma akan
bergerak menuju sel ovum kemudian membuahi sel ovum. Proses pembuahan ini
dinamakan fertilisasi.
Setelah terjadi fertilisasi, maka akan terbentuk zigot. Tahap ini dinamakan tahap
gametofit dimana dihasilkan dua gamet atau sel kelamin jantan (sel sperma) dan betina
(sel ovum). Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku baru lalu akan
membentuk sporangium dan mengeluarkan spora, lantas akan tumbuh menjadi protalium.
Proses itu dinamakan siklus hidup atau pergiliran keturunan. Siklus hidup tumbuhan paku
disebut dengan metagenesis.
Reproduksi aseksual pada tumbuhan paku dilakukan dengan rhizoma. Rhizoma adalah
batang yang tumbuh di dalam tanah. Rhizoma dapat tumbuh ke segala arah dan
membentuk koloni tumbuhan paku yang baru.
Reproduksi Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut dalam biologi dikenal dengan nama bryophyta. Tumbuhan hidup di
daerah lembab seperti tembol rumah, bebatuan sungai dan tempat lembab lainnya.
Sturktur tumbuhan lumut belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya,
sehingga disebut juga tumbuhan tingkat rendah. Adapun struktur tubuh tumbuhan lumut
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Tumbuhan lumut, seperti tumbuhan paku, merupakan tumbuhan yang memiliki spora
serta berkembang biak dengan cara vegetatif (aseksual) dan generative (seksual).
Reproduksi aseksual tumbuhan lumut melalui kuncup atau gemmae dan melakukan
fragmentasi. Fragmentasi terjadi ketika tumbuhan lumut melepaskan sebagian tubuhnya
untuk menjadi individu baru.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran dalam reproduksi atau perkembangbiakan yang
disebut metagenensis. Metagenensis tersebut melalui tahap sporofit dan gametofit.
Metagenensis tumbuhan lumut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas, spora yang berasal dari sporangium akan keluar kemudian
tumbuh menjadi protonema atau tumbuhan lumut muda. Tahap ini dinamakan sporofit
karena perkembangbiakannya melalui spora.
Protonema akan tumbuh dan berkembang menjadi anteridium yang akan mengeluarkan
sel sperma dan arkegonium yang akan mengeluarkan sel telur. Sel sperma dan sel telur
akan bertemu dan terjadi pembuahan atau fertilisasi kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi zigot lalu tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut. Proses ini
dinamakan gamtofit karena melibatkan sel gamet dalam perkembangbiakannya.