Anda di halaman 1dari 5

LUKA BAKAR DERAJAT 1 DAN 2

:
No. 937.4/SOP/P
Dokumen KM.CNM/20
17
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 15-11-2017
SOP Halaman : 1/3

UPT PUKSEMAS WAWAN RUDIAWAN


CINEAM NIP : 19670730 198803 1 007

1. Pengertian Luka bakar (burn injury) adalah kerusakan kulit yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi

2. Tujuan Mendiagnosis dan memberikan terapi pada pasien luka bakar derajat
1 dan 2 dengan tepat.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Cineam No.440/932.4/SK/PKM.CNM/2017
Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015
TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

5. Prosedur/ Hasil Anamnesis (Subjective)


Langkah-langkah
Keluhan

Pada luka bakar derajat I paling sering disebabkan sinar matahari.


Pasien hanya mengeluh kulit teras nyeri dan kemerahan.

Pada luka bakar derajat II timbul nyeri dan bula.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

1. Luka bakar derajat I, kerusakan terbatas pada lapisan


epidermis (superfisial), kulit hanya tampak hiperemi berupa
eritema dengan perabaan hangat, tidak dijumpai adanya
bula, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi.

Pada daerah badan dan lengan kanan, luka bakar jenis ini biasanya
memucat dengan penekanan

2. Luka bakar derajat II

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi


inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bula yang berisi cairan
eksudat dan nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik yang teriritasi.

Dibedakan atas 2 bagian :

a. Derajat II dangkal/superficial (IIA). Kerusakan mengenai


bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.

b. Derajat II dalam/deep (IIB). Kerusakan mengenai hampir


seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel masih
sedikit. Organ-oran kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea tinggal sedikit sehingga
penyembuhan terjadi lebih dari satu bulan dan disertai parut
hipertrofi. Permukaan putih, tidak memucat dengan
penekanan

Pemeriksaan Penunjang : -

Pemeriksaan darah lengkap : -

Menentukan luas luka bakar berdasarkan rumus “rule of nine”

Luas luka bakar “Rule of nine”

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis luka bakar derajat I atau II berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik.

Kriteria berat ringannya luka bakar dapat dipakai ketentuan


berdasarkan American Burn Association, yaitu sebagai berikut:

1. Luka Bakar Ringan

a. Luka bakar derajat II < 15%

b. Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak

c. Luka bakar derajat III < 2%


2. Luka Bakar Sedang

a. Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa

b. Luka bakar II 10-25% pada anak-anak

c. Luka bakar derajat III < 10%

3. Luka Bakar Berat

a. Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa

b. Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak

c. Luka bakar derajat II 10% atau lebih

d. Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan


genitalia/perinerium

e. Luka bakar dengan cedera inhalasi, disertai trauma lain.

Penatalaksanaan (Plan)

Penatalaksanaan

1. Luka bakar derajat 1 penyembuhan terjadi secara spontan


tanpa pengobatan khusus.

2. Penatalaksanaan luka bakar derajat II tergantung luas luka


bakar.

Pada penanganan perbaikan sirkulasi pada luka bakar dikenal

beberapa formula, salah satunya yaitu Formula Baxter sebagai

berikut:

1. Hari Pertama:

Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas bakar per

24 jam

Anak : Ringer Laktat : Dextran = 17 : 3

2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali.

Kebutuhan faali :

< 1 Tahun : berat badan x 100 cc

1-3 Tahun : berat badan x 75 cc


3-5 Tahun : berat badan x 50 cc

½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.

½ diberikan 16 jam berikutnya.

2. Hari kedua

Dewasa : ½ hari I;

Anak : diberi sesuai kebutuhan faali

Formula cairan resusitasi ini hanyalah perkiraan kebutuhan cairan,


berdasarkan perhitungan pada waktu terjadinya luka bakar, bukan
pada waktu dimulainya resusitasi. Pada kenyataannya, penghitungan
cairan harus tetap disesuaikan dengan respon penderita. Untuk itu
selalu perlu dilakukan pengawasan kondisi penderita seperti
keadaan umum, tanda vital, dan produksi urin dan lebih lanjut bisa
dilakukan pemasangan monitor EKG untuk memantau irama
jantung sebagai tanda awal terjadinya hipoksia, gangguan elektrolit
dan keseimbangan asam basa.

Pemberian antibiotik spektrum luas pada luka bakar sedang dan

berat.

Komplikasi

Jaringan parut

Konseling dan Edukasi

Pasien dan keluarga menjaga higiene dari luka dan untuk


mempercepat penyembuhan, jangan sering terkena air.

Kriteria Rujukan

Rujukan dilakukan pada luka bakar sedang dan berat


6. Bagan alir

7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
Menyampaikan
8. Unit terkait BP UMUM, UGD, RAWAT INAP Rencana Kegiatan

9. Dokumen terkait
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

Membacakan
kesepakatan bersama

Anda mungkin juga menyukai