Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN SERUMEN

PROPUNDA
No. :SOP/NA-BPU-27/
Dokumen 2023
No. Revisi : 03
SOP Tanggal
: 10 April 2023
Terbit
Halaman : 1/3

PUSKESMAS drg.RR.SITI NUR HIDAJATI FL


PLANDAAN NIP. 197011192006042007

1. Pengertian Penatalaksanaan Serumen Propunda adalah penanganan klinis


pada pasien yang mengalami gangguan akibat adanya serumen
proponda di dalam liang telinga
Serumen adalah produk campuran dari sekresi kelenjar sebasea,
kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu
yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga
Serumen proponda / impacted serumen adalah serumen yang
membentuk gumpalan yang menumpuk di liang telinga
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas
kesehatan dalam melakukan penatalaksanaan serumen proponda
di dalam liang telinga
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Plandaan No. 188.4/3922/415.17.15/2023
Tentang Standar Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07 / MENKES / 1186 /
2022 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Tensimeter
3. Stetoscope
4. THT Set
5. Senter
6. Kasa
7. Kapas
8. Aplikator kapas
9. Cairan irigasi telinga
10. Irigator telinga ( Spuit 20 – 50 cc + cateter wing needle )
11. Kertas resep
12. Blangko rujukan internal
13. Aplikasi P-care / SIMPUS
6. Langkah - 1. Petugas pemberi layanan klinis ( selanjutnya disebut petugas )
langkah memanggil pasien ke ruang periksa
2. Petugas menanyakan kembali identitas pasien
3. Petugas melakukan anamnesa dan identifikasi faktor resiko
yang biasanya didapatkan tanda dan gejala sebagai berikut :
a. Pendengaran berkurang
b. Telinga terasa tersumbat atau penuh
1/3
c. Telinga berdengung
d. Keluar cairan telinga yang dapat berbau
e. Telinga terasa gatal
f. Suara sendiri terdengar lebih keras ( autofoni )
g. Pusing
h. Faktor resiko :
 Dermatitis kronik liang telinga luar
 Liang telinga sempit
 Produksi serumen banyak dan kering
 Kebiasaan mengorek telinga
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang sederhana, didapatkan :
a. Otoskopi : obstruksi liang telinga luar oleh material berwarna
kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi serumen
dapat bervariasi
b. Tes Penala : normal atau tuli konduktif
5. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan yang telah dilakukan
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi ( KIE ) kepada
pasien / keluarga agar :
a. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
b. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga
7. Petugas melakukan pengambilan serumen dengan cara
sebagai berikut :
a. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang
dililitkan
b. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret.
Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan,
maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes
karbogliserin 10% selama 3 hari.
c. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang
telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada
membran timpani saat mengeluarkannya, dikeluarkan
dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya
disesuaikan dengan suhu tubuh.
8. Petugas memberi resep untuk pengobatan sesuai keluhan /
kasus dan hasil pemeriksaan :
a. Antibiotika sebagai profilaksis infeksi dengan pilihan sebagai
berikut : Amoxycillin, Erytromycin, Cotrimoxazol,
Chloampenicol, Thiampenicol, Ciprofloxacin, Cefadroxil
b. Pereda nyeri antara lain : Paracetamol, Asam Mefenamat,
Natrium Diclofenac, Piroksikam, Ibuprofen
9. Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di ruang obat
atau membeli obat di apotik luar Puskesmas bila obat tidak
tersedia di Puskesmas
10. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan pada buku Rekam

2/3
Medis, Register Rawat Jalan serta aplikasi P-care / SIMPUS
11.
7. Diagram Alir -
8. Hal – hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Loket pendaftaran
2. Ruang Obat
3. UGD
10. Dokumen 1. Register Rawat Jalan
Terkait 2. Rekam medis
3. Arsip Rujukan Pasien
11. Rekaman Historis Perubahan
Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

Revisi 1 a. Penulisan unit Semula: 02 Januari


kerja Puskesmas UPTD Puskesmas Plandaan 2019
Menjadi:
Puskesmas Plandaan
( tanpa UPTD)
b. Penulisan kode Semula: BPU-26 02 Januari
dokumen dan Menjadi: NA-BPU-26 2019
ruangan
Revisi 2 a. Penulisan unit Semula: 04 Januari
kerja Puskesmas Puskesmas Plandaan 2020
Menjadi:
BLUD Puskesmas Plandaan
b. Penulisan kode Semula : 04 Januari
dokumen dan SOP /NA-BPU-26 / 2019 2020
ruangan Menjadi :
SOP /NA-BPU-26 / 2020
Revisi 3 a. Format penulisan Semula penulisan nama dan tanda 10 April 2023
kop heading SOP tangan Kepala Puskesmas berada di
bagian kanan kop heading SOP
diubah
menjadi berada di bagian tengah kop
heading SOP
b. Diagram alir Semula memakai diagram alir diubah 10 April 2023
menjadi tidak memakai diagram alir
Semula:
c. Peraturan yang SK Kepala Puskesmas Plandaan No. 10 April 2023
menjadi dasar 188.4/235.19/415.25.15/2015 tentang
kebijakan Standar Layanan Klinis
Menjadi:
SK Kepala Puskesmas Plandaan No.
188.4/3922/415.17.15/2023 Tentang
Standar Pelayanan Klinis
Semula: 10 April 2023
d. Bahan Referensi
yang menjadi dasar Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
pembuatan SOP HK.02.02 / MENKES / 514 / 2015
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan
3/3
Kesehatan Tingkat Pertama
https://id.scribd.com > document >
Serumen Prop Sop – Scribd >
Diunggah oleh Wily Gustafianto
Menjadi:
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama

4/3

Anda mungkin juga menyukai