Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “G” G1P0000 22 MINGGU

DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT JANIN T/H/I


DI BPM BIDAN ELI JUNAH KEDIRI
TANGGAL 11 JANUARI 2014

Di Bimbing Oleh
Siti Khadijah, S.ST., S.Pd

Di Susun Oleh
Faidatur Rohmah

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D.IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap tahun diperkirakan 529.000 wanita di dunia meninggal

sebagai akibat komplikasi yang timbul dari kehamilan dan persalinan, sehingga

diperkirakan terdapat angka kematian maternal sebesar 400 per 100.000 kelahiran

hidup (estimasi kematian maternal dari WHO/ UNICEF/ UNFPA tahun 2011).

Hal ini memiliki arti bahwa satu orang wanita di belahan dunia akan meninggal

setiap menitnya.

Di indonesia, masalah kematian dan kesakitan ibu merupakan masalah

besar. Pada tahun 2006, angka kematian ibu (AKI) masih menduduki urutan

tertinggi di negara ASEAN yaitu 307/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka

kematian bayi (AKB) sebesar 37/1000 kelahiran hidup (Depkes, 2007). Pada

tahun 2006 angka kematian ibu (AKI) masih menduduki urutan ke 4 dari bawah

ASEAN setelah Negara Kamboja , Myanmar dan Laos. Penyebab langsung

kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di Negara lain adalah perdarahan,

infeksi dan eklamsi.sedangkan angka kematian bayi (AKB) masih tergolong

tinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN yaitu 24/1000 kelahiran

hidup, Malaysia 10/1000 kelahiran hidup dan Singapura 3/100 kelahiranhidup,

(http:/metrotvnews.com/indeex/metromain/news/2010/02/23/1141/ capaian-mdgs-

terkendala-kasus-kematian-ibu).

Bandung, Jawa Barat menempati urutan ke tiga provinsi, dengan angka

kematian ibu (AKI) melahirkan terburuk di Indonesia. Dari setiap 100.000

kelahiran hidup, ada 343 ibu yang meninggal. Angka kematian bayi baru lahir di
Jawa Barat adalah 43 dari 1000 kelahiran hidup. Ada pun AKI di Kabupaten

Bekasi pada tahun 2008 sebanyak 25 kasus dan tahun 2009 sebanyak 23 kasus,

terjadi penurunan pada tahun 2009.

Salah satu penyebab kematian ibu di atas telah di uraikan bahwa di

sebabkan oleh komplikasi persalinan dengan preeklamsi berat merupakan salah

satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu

dan janin.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan pada kasus persalinan
dengan Pre Eklampsia Berat, dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek klinik kebidanan mahasiswa dapat :
a. melakukan pengkajian data pasien dengan preeklampsia berat
b. mengidentifikasi diagnosa / masalah pasien dengan preeklampsia berat
c. memberikan intervensi sesuai kasus pasien dengan preeklampsia berat
d. mengimplementasi sesuai intervensi pasien dengan preeklampsia berat
e. mengevaluasi hasil pasien dengan preeklampsia berat
f. mendokumentasikan

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah :
1. Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung ke pasien dan keluarga
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan umum dan pemeriksaan
fisik
3. Studi Pustaka
Mengacu pada teori-teori yang diajarkan
4. Dokumentasi
Melihat pada status rekam medik pasien

D. Sistematika Penulisan
1. Bab I / Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan, metode dan
sistematika penulisan.
2. Bab II / Tinjauan teori, berisi tentang konsep tentang preeklampsia,
konsep VE, proses melahirkan, dan konsep manajemen kebidanan.
3. Bab III / Tinjauan kasus, mengulas kasus mulai dari pengkajian,
identifikasi diagnosa / masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
4. Bab IV / Pembahasan, membahas tentang proses kemungkinan penyebab
dan hubungannya dengan teori.
5. Bab V / Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
 Saat berhubungan seksual, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta sel sperma memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur biasanya di bagian pars ampularis tuba falopii.
(Rustam Mochtar, 1998)
 Masa kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
yang terjadi akibat pertemuan antara sperma dan ovum, yang mana
lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir.
(Prawirohardjo, Sarwono, 2001)
 Gravida adalah wanita yang hamil.
 Primigravida adalah wanita yang pertama kali hamil.
 Multigravida adalah wanita yang sudah beberapa kali hamil.
( Sulaiman S, 1983)

2.1.2 Pembagian Kehamilan


Ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi:
- Trimester I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu.
- Trimester II dimulai dari 12 minggu sampai 28 minggu.
- Trimester III dimulai dari 28 minggu samapi 40 minggu.

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan


1. Tanda-tanda Presumtif
a. Amenorrhoe (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) supaya dapat ditafsir umur kehamilan dan tafsiran tanggal
persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus Naegle
yaitu :
TTP = (hari pertama haid terakhir + 7) dan (bulan + 3)
b. Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama.
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
d. Tidak tahan suatu bau-bauan.
e. Pingsan (pangsan)
Bila berada di tempat-tempat yang sesak dan padat bisa pingsan.
f. Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian
nafsu makan akan timbul kembali.
g. Lelah (fatigue)
h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar Montogemery terlihat lebih besar.
i. Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar.
j. Konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun
oleh pengaruh hormon steroid.
k. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta
l. Epulis : hipertrofi dari papil gusi.
m. Pemekaran dari vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki,
betis dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar.
c. Tanda Hegar.
d. Tanda Chadwick.
e. Tanda Piscaseck.
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton
Hicks.
g. Teraba Ballotement.
h. Reaksi kehamilan positif.

3. Tanda Pasti (tanda positif)


a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa / diraba, juga
bagian janin.
b. Denyut jantung janin.
1) Didengar dengan stetoskop monoral Laennec.
2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.
4) Dilihat pada ultrasonografi.
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
(Mochtar Rustam, 1998)

2.1.4 Perubahan pada Wanita Hamil


1. Uterus
Pembesaran ini disebabkan oleh hipertrofi dari otot-otot rahim, tetapi
pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru. Dinding
rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormon estrogen pada otot-otot
rahim.
2. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya membiru (tanda chadwick) disebabkan karena meningkatnya
hormon esterogen.
3. Ovaria
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus luteum graviditalis,
tetapi setelah bulan ke 4 corpus luteum ini akan mengisut.
4. Dinding perut
Pada primigravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong
pada perut, kadang-kadang juga terdapat pada paha dan buah dada.
Garis-garis ini disebut striae gravidarum, pada seorang primigravida
warnanya membiru dan disebut striae lividae, pada multi gravida
disamping ada striae lividae juga terdapat garis-garis putih agak
mengkilat di perut yang disebut striae albicans.
5. Kulit
Selain striae gravidarum pada kulit terdapat pula hyperpigmentasi pada
areola mammae, papilla mammae dan linea alba. Linea alba yang
tampak hitam disebut linea nigra.
6. Buah dada
Pada trimester I payudara mulai membesar, putting susu menonjol,
warnanya lebih gelap. Pada trimester II mulai sekeresi kolostrum.
7. Pertukaran zat
Wanita hamil bertambah berat.
- Triwulan I bertambah berat + 1 kg.
- Triwulan II bertambah berat + 5 kg.
- Triwulan III bertambah berat + 5,5 kg.
8. Sistem perkemihan
Ginjal bekerja lebih berat. Ureter mengalami haemodilusi maka
metabolisme air makin besar maka air seni bertambah
9. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun eristrositnya, tetapi
penambahan volume plasmanya disebabkan oleh Hydraemia lebih
menonjol sehingga biasanya kadar Hb nya turun.
(Mochtar Rustam, 1998)

2.2 Antenatal Care


2.2.1 Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Yang mana
pemeriksaan kehamilan ini untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar.

2.2.2 Tujuan Pengawasan Antenatal Care


1. Mengenal dan menangani sedini mungkin menangani penyulit yang
terdapat saat kehamilan, saat persalinan dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan
dan kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, Ida Bagus Gde: 1998)

2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan


1. Pemeriksaan Umum
- Bagaimana keadaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan, kesadaran.
- Adakah cyanosis, anemia, ikterus dan dypnoe.
- Keadaan jantung dan paru-paru.
- Adakah oedema.
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
- Pada muka, leher, dada dan perut, pelipatan paha, kaki,
punggung, anus dan vulva.
b. Palpasi
Pada perut untuk menentukan :
- Besarnya rahim dan menentukan tuanya kehamilan.
- Menentukan letak janin dalam rahim.
c. Auskultasi
- Untuk menentukan anak hidup atau mati, yaitu terdengarnya
denyut jantung janin. Normalnya 120-160 kali/menit.
d. Perkusi
- Untuk mengetahui reflek patella ibu.

2.2.4 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


1. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan :
- 1 kali pada Trimester I.
- 1 kali pada Trimester II.
- 2 kali pada Trimester III.

Jadual Kunjungan Ulang

Kunjungan I Kunjungan II (24-28 mgg) Kunjungan IV (36 minggu)


16 minggu Kunjungan III (32 minggu)

- Penampisan dan - Pengenalan komplikasi - Pengenalan komplikasi


pengobatan anemia. akibat kehamilan dan akibat kehamilan dan
- Perencaan persalinan. pengobatannya. pengobatannya.
- Pengenalan komplikasi - Penampisan preeklampsia, - Penampisan preeklampsia,
akibat kehamilan dan gemeli, infeksi alat gemeli, infeksi alat
pengobatannya. reproduksi dan saluran reproduksi dan saluran
perkemihan, MAP. perkemihan, MAP.
- Mengulang perencaan - Mengulang perencaan
persalinan persalinan.
- Mengenali adanya kelainan
letak dan presenrasi.
- Memantapkan rencanan
persalinan.
- Mengenali tanda-tanda
persalinan.

2. Pelayanan / asuhan standar minimal, termasuk “10T” :


1. Timbang berat badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Ukur tinggi fundus uteri.
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap.
5. Pemberian tablet besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan kehidupan.
8. Tentukan presentasi janin dan djj
Jadwal Imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu Lama Perlindungan % Perlindungan


minimal)

TT1 Pada kunjungan antenatal - -


pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun / seumur 99


hidup

(Prawirohardjo, Sarwono, 2001, Maternal Neonatal, hal. 90-91)

2.2.5 Letak Janin dalam Rahim


Letak anak sangat penting berhubungan dengan prognosa persalinan.
Beberapa letak seperti letak lintang dan letak dahi tak dapat lahir spontan
pada anak hidup dan aterm dan jika tidak diperbaiki berbahaya bagi ibu
dan janin.
Istilah letak anak dalam ilmu pengetahuan mengandung 4 pengertian :
1) Situs (letak) yaitu letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang
ibu.
2) Habitus (sikap) yaitu letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.
3) Porsitio (posisi) yaitu letak salah satu bagian anak tertentu terhadap
dinding perut atau jalan lahir.
4) Presentatio (presentasi)yaitu apa yang menjadi bagian yang terendah.
(Sastrawinata, Sulaiman, 1983)
2.2.6 Masalah-masalah pada Wanita Hamil
 Mual dan muntah.
 Sakit pinggang.
 Varises.
 Haemorroid.
 Frekuensi kencing meningkat.
 Kram pada kaki.
 Keputihan.

2.3 PRE EKLAMSIA


2.3.1 Definisi
Preeklamsi dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul
pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias:
hipertensi, proteinuri, dan edema yang kadang – kadang disertai konvulsi
sampai koma ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskular
atau hipertensi sebelumnya.
2.3.2 Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui secara jelas.
Banyak teori pada ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya oleh
karena itu disebut ‘penyakit teori’ namun belum akan memberikan jawaban
yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab eklamsi
adalah teori eskimia plasenta namun teori ini belum dapat menerangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit ini.
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan
angotensin, renin dan aldosteron tetapi dijumpai selama hipertensi dan
proteinuri. Berdasarkan teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas
akan diserap kedalam sirkulasi yang dapat meningkatkan sensitivitas
terhadap angiotensin II, renin, aldosteron, spasme pembuluh darah arteri dan
tertahannya garam dan air.
Teori iskemia plasenta didukung kenyataan sbb:
1. Pre eklamsia dan eklamsi lebih banyak terjadi pada primigravida, hamil
ganda dan mola hidatidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya umur kehamilan.
3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin.
2.3.3 Perubahan Patologi
Terjadi spasme pembuluh darah arteriol menuju organ penting dalam tubuh
dapat menimbulkan:
a. Gangguan metabolisme jaringan
* Terjadinya metabolisme anaerobik lemak dan protein
* Pembakaran tidak sempurna menyebabkan pembentukan badan keton
dan asidosis.
b. Gangguan peredaran darah dapat menimbulkan:
* Nekrosis / kematian jaringan
* Pendarahan
* Edema jaringan
c. Mengecilnya aliran darah menuju retroplasenter
sirkulasi menimbulkan gangguan pertukaran nutrisi, CO2 dan o2 yang
menyebabkan artifisia dan sampai kematian janin dalam rahim.
2.3.4 Perubahan Patologis berbagai organ penting
1.Perubahan hati
* Perdarahan yang tidak teratur
* Terjadinya nekrosis, trombosis pada lobus hati
* Rasa nyeri di epigastrum pada lobus hati
2.Retina
* Spasmen arteriol, edema sekitar diskus optikus
* Ablaisoi retina / lepasnya retina
* Menyebabkan penglihatan kabur
3.Otak
* Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia
jaringan otak, perdarahan dan nekrosis.
* Menimbulkan nyeri kepala yang berat
4.Paru-paru
* Berbagai tingkat edema
* Bronko pneumonia sampai abses
* Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis
5.Jantung
* Perubahan degenerasi sampai edema
* Perdarahan edokardial, menimbulkan dekompensasiokordis
sampai terhentinya fungsi jantung.
6.Aliran darah ke plasenta
* Spasme anterior yang mendadak menyebabkan asfiksia berat
sampai kematian janin.
* Spasme yang berlangsung lama mengganggu pertumbuhan
janin
7.Ginjal
* Spasme anteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal
menurun sehingga filtrasi glomerulus berkurang
* Penyerapan garam dan air tubulus tetap, terjadi retensi garam
dan air
* Edema pada tungkai dan tangan, paru dan organ lain.
8.Perubahan pembuluh darah
* Permebialitasnya terhadap protein semakin tinggi sehingga
terjadi fisasi protein ke jaringan.
* Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan
edema.
* Hemokonsenstrasi darah yang menyebabkan gangguan
fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.
2.3.5 Klasifikasi Pre Eklamsia
Pre eklamsia digolongkan ke dalam pre eklamsia ringan dan pre
eklamsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Pre eklamsia ringan
* Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
* Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
* Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
* Protein uri 0,3 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1-2 pada
urin kateter atau urin aliran pertengahan.

2. Pre eklamsia berat


* Tekanan darah 160/110 mmHg
* Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam
* Protein uria lebih 3 gram / liter
* Keluhan subjektif, nyeri epigastrum, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, edema paru, sianosis dan gangguan kesadaran.
* Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat, perdarahan pada retina
trombosit kurang dari 100.000 / mm.
2.3.6 Frekuensi
Kejadian pre eklamsia dan eklamsia bervariasi di setiap negara, bahkan di
setiap daerah dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain:
* Jumlah primigravida terutama primigravida muda.
* Distensi rahim yang berlebihan
* Penyakit yang menyertai hamil : diabetes mellitus, kegemukan
* Jumlah umur ibu diatas 35 tahun
* Pre eklamsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang dirawat
2.3.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
1. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema,
hipertensi, proteinuria.
Gejala subyektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrum,
gangguan virus (penglihatan kabur, skotoma, diplopia) mual dan muntah,
gangguan serebral lainnya: oyong, refleks meningkat dan tidak tenang.
2. Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria
pada pemeriksaan lab.
2.3.8 Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan
* Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta
teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (PER) lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
* Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya
pre eklamsia kalau ada faktor-faktor predisposisi
* Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak serta
karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang
berlebihan.
b. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
* Untuk mencegah terjadinya pre eklamsia dan eklamsia
* Hendaknya janin lahir hidup
* Trauma pada janin seminimal mungkin

2.4 PRE EKLAMSIA BERAT


Pre-eklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011).
Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia berat ialah penyakit
dengan tanda-tanda khas seperti tekanan darah tinggi (hipertensi),
pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin
(proteinuria) yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua
kehamilan. Pre eklamasi berat menurut Ilmu Kebidanan Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta (1998), diikuti dengan
timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah
usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pre-eklamsia berat adalah komplikasi yang terjadi pada
saat kehamilan dengan ciri yang khas yaitu disertai dengan hipertensi
≥160/110 mmHg dan atau disertai dengan adanya protein urine positif 2 dan
atau 3 dan lazim disertai dengan oedema pada kehamilan ≤20 minggu.
2.4.1 Cara mencegah preeklamsia

Sampai saat ini, tidak ada cara pasti untuk mencegah preeklamsia.

Ada faktor-faktor yang dapat penyebab terjadinya tekanan darah tinggi

yang dapat dikontrol, ada juga yang tidak. Ikuti instruksi dokter mengenai

diet dan olahraga diantaranya:

a. Gunakan sedikit garam atau sama sekali tanpa garam pada

makanan anda

b. Minum 6-8 gelas air sehari

c. Jangan banyak makan makanan yang digoreng dan junkfood

d. Olahraga yang cukup Angkat kaki beberapa kali dalam

sehari

e.   Hindari minum alkohol

f. Hindari minuman yang mengandung kafein Dokter mungkin

akan menyarankan untuk minum obat dan makan suplemen

tambahan.

2.4.2 Faktor Resiko


Menurut Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo (2005), faktor
resiko pre- eklamsia berat adalah :
1. Riwayat Preeklampsia
2. Primigravida, karena pada
primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking antibodies)
belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
3. Kegemukan
4. Kehamilan ganda, Preeklampsia
lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar atau lebih.
5. Riwayat penyakit tertentu. Penyakit
tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes, penyakit ginjal atau
penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.

2.4.3 Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-
eklamsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi perawatan
aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan
medicinal dan perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan
ditambah pengobatan medicinal (AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1.  Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan
pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test(NST) dan
ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni :
a.       Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala
impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam
pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada perbaikan).
b.      Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine
growth retardation (IUGR)
c.       Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan
trombositopenia).
2. Pengobatan medicinal pasien pre-eklamsi berst (dilakukan dirumah sakit
dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah sakit dengan
berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit,
reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi
dangan infus RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti kejang
(MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema
paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid
injeksi 40 mg/IM.
3. Antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg
atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis
kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan
perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi
pada umumnya.
4.Bila dibutuhkan penurun darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat
antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang
biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press disesuaikan
dengan tekanan darah.
5.Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali.
Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai
diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997).
6.Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus
payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan celidanid D.
7.Lain-lain seperti konsul bagian penyakit dalam/jantung atau mata. Obat-
obat antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C dapat dibantu
dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc
secara IM, antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1
gr/6 jam secara IV perhari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau
gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg
sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.
8.Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara terminasi terhadap kehamilan
yang belum inpartu, yaitu :
a.Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5
atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.
b. Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal
assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai
bishop < 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam
setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada
primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan
seksio sesaria.

2.5 Menejemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu ANC dengan Pre Eklamsi

Berat

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “..” G..P0000 UMUR KEHAMILAN …


MINGGU DENGAN PREEKLAMPSI BERAT DI BPM ELY JUNAH
KEDIRI
TANGGAL ...............

A. PENGKAJIAN
Tanggal : Jam :
No Register:
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Nama suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Penghasilan : Penghasilan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ............................
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan ..............................
  4. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan ...........................
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan ...........................
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan ..........................
.
5. Riwayat Obstetri     
a. Riwayat menstruasi
Amenorhe : Iya/Tidak Disminorhoe : Iya/Tidak
Menarche : 14 tahun Flour Albus :Iya/ Tidak
Lama : HPHT :
Banyak : HPL :
Siklus :
Teratur/tidak :
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N Tgl/Bln/ Usia Temp Jenis Peno Penyu anak Ni Us
o Th/ keha at Persa long lit J B P fas ia
Persalinan milan persal linan Keha K B B An
inan milan ak
1

c. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu mengatakan ............................

ANC TM I : .... kali


Terapi : ............
Hasil Pemeriksaan : ...........
Penyuluhan :
ANC TM II : .....kali
Terapi kalk :.........
Hasil Pemeriksaan : .......
Penyuluhan :
ANC TM III : ....kali
Terapi : ..........
Hasil Pemeriksaan : ................
Penyuluhan :
TT yang pernah didapat :
TT 1 : Tanggal
TT 2 : Tanggal
Status TT : TT berapa
Gerak anak sejak :
Keluhan selama hamil :
Penyuluhan yang didapat :
d. Riwayat KB
Sudah pernah mengikuti KB atau belum.
e. Riwayat Perkawinan
Menikah : ... kali
Lama : ... tahun
Usia pertama menikah : .... tahun
f. Riwayat Psikososial

g. Riwayat Budaya

h. Perilaku Kesehatan
Jamu :
Merokok :
Minum minuman keras :
Pola kebiasaan sehari-hari
No Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Selama Hamil
1 Nutrisi Makan....... Makan ....
Minum ........... Minum ......
2 Eliminasi BAB....... BAB........
BAK...... BAK........
3 Istirahat Tidur siang ... jam Tidur siang ... jam
Tidur malam ... jam Tidur malam .. jam
4 Personal Mandi :.... Mandi :
Hygiene Ganti Celana Ganti celana dalam
Dalam :.... .......
Gosok gigi : Gosok gigi :
5 Aktivitas
6 Seksual .....kali ....... kali

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Kesadaran :
Cara berjalan :
Keadaan emosional :
TTV :
Tekanan darah :
Nadi :
Suhu :
RR :
TB :
BB sebelum hamil :
BB saat ini :
Lila :

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Mulut :
Telinga :
Leher :
Dada :
Abdomen :
Genetalia :
Ekstremitas :
Palpasi
Leopold I :
Leopold II:
Leopold III :
Leopold IV :
Mc. Donnald :
TBJ :

a. Auskultasi
DJJ :
Punctum max :
b. Perkusi
Reflek Patella +/-
c. Pemeriksaan Panggul Luar

3. Pemeriksaan Laboratorium
Hb :
Gol Darah :
Reduksi :-
Albumin :
USG :

II. INTERPRETASI DATA


A.    Diagnosa
Seorang ibu “G” G1P0000 22 minggu janin tunggal hidup intrauteri, preskep,
puka, belum masuk panggul dengan preeklamsi berat.
Data dasar:
DS:
-          Ibu mengatakan berumur 24 tahum,
-          Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
-          Ibu mengatakan belum pernah keguguran
-          Ibu mengatakan HPHT 08/08/2013
-          Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 10/01/2014 mengalami
sakit kepala , penglihatan agak kabur dan mengeluh bengkak
pada tangan, wajah dan kaki.
DO:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
TD : N :
R : S :
BB : TB :
Palpasi : L I =
L II =
L III=
L IV=
DJJ =

B.     Masalah
DS : Ibu mengeluh pusing dan bengkak pada wajah dan tangan
sehingga ibu dan suami cemas dengan keadaan ibu.
DO : - TD : 170/110 MmHg
- Ekstremitas atas : simetris, gerakan aktif, jumlah jari
lengkap, tidak ada kelainan, ada
oedema
- Ekstr
emitas bawah :
simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, ada oedema,
reflek patella +
- Protei
n urine +2

III.   ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Dx Potensial : Eklampsia
Antisipasi : Pemberian asuhan kebidanan terhadap preeklampsi berat
Mx Potensial : IUGR IUFD pada bayi dan pada ibu Eklamsi dan
Kematian
Antisipasi : Pemberian asuhan kebidanan tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan trimester III

IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGARA


-        Memberikan konseling tentang preeklamsi berat dan ibu tidak perlu
merasa terlalu cemas dengan keadaannya
-        Memberikan dukungan kepada ibu

V.      INTERVENSI
Dx : Ny “G” GI P0000 UK 22 minggu T/H/IU dengan PEB
Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi preeklampsi berat sampai eklampsi
Keadaan ibu dan janin baik
Kriteria Hasil : - KU :
- TD :
- Suhu :
- Nadi :
- RR :
- DJJ :
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
R) Penjelasan yang tepat akan membuat klien dan keluarganya menjadi
lebih tenang
2. Beritahu ibu tentang preeklamsi berat dan berikan penjelasan
R) penjelasan yang tepat dapat membuat ibu dan keluarga mengerti
tentang kondisi dan keluhan yang dialami saat ini.
3. Jelaskan tanda-tanda persalinan
R) penjelasan yang tepat dapat membuat ibu dan keluarga mengerti
tentang tanda-tanda persalinan
4. Jelaskan persiapan persalinan
R) penjelasan yang tepat dapat membuat ibu dan keluarga mengerti
tentang persiapan menjelang persalinan
5. Ingatkan ibu utntuk meminum multivitamin
R) Ibu akan selalu ingat untuk selalu meminum terapi yang diberikan
secara teratur sesuai aturan
6. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulangn1 minggu lagi
R) Ibu akan melakukan kunjungan sesuai dengan jadwal yang ditentukan
dan jika ada kelainan atau masalah dapat diketahui secara dini

VI.   IMPLEMENTASI
Tanggal: Pukul:
Dx : Ny “G” GI P0000 UK 22 minggu T/H/IU dengan PEB
1.      Menjelaskan hasil pemeriksaan, yaitu ibu dalam keadaan yang kurang
baik karena terjadi keracunan kehamilan atau disebut preeklamsi berat,
tetapi ibu jangan khawatir atau panik, sehingga ibu dapat diberi
perawatan dan perhatian khusus.
2.      Menjelaskan tentang preeklamsi adalah keracunan kehamilan, yang
belum diketahui penyebabnya secara pasti hal ini ditandai dengan adanya
kenaikan tekanan darah, adanya pembengkakan pada kaki, tangan dan
wajah pada ibu,sehingga harus lebih diperhatikan lagi dan tidak bisa lahir
disini harus ditempat yang fasilitas keseehatan yang lebih lengkap.
3.      Menjelaskan tanda persalinan yaitu, adanya kencang-kencang teratur
semakin lama semakin kuat,keluarnya lendir darah,apabila ibu sudah
merasakan hal tersebut segera datang ketenaga kesehatan.
4.      Menjelaskan persiapan persalinan, yaitu:
-          Persiapan dana, perencanaan tempat persalinan
-          Persiapan perlengkapan ibu dan bayi setelah melahirkan
-          Persiapan donor darah,transportasi
-          Persiapan mental ibu,menyakinkan ibu persalinan adalah peristiwa
yang wajar terjadi,memang sakit tapi hal itu normal ibu tidak perlu
cemas dan khawatir karena cemas dan khawatir itu dapat membuat
persalinan tidak lancar.
5.      Memberi obat etabion,kalk
6.      Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau ada bila ada keluhan
7.      Melakukan dokumentasi

VII. EVALUASI
Tanggal: Pukul:
Dx : Ny “G” GI P0000 UK 22 minggu T/H/IU dengan PEB
S : ibu mengatakan sudah baikan dan sudah tidak kenceng-kenceng lagi
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
TD : N :
R : S :
BB : TB :
Palpasi : L I =
L II =
L III=
L IV=
DJJ =

A : GI P0000 Ab000 UK ….minggu T/H/IU dengan PEB


P : - observasi TTV, his, BJA
- Bedrest
- Bantu ibu dalam pemenuhan nutrisi
- Bantu ibu dalam proses eliminasi
- Lanjutkan intervensi pemberian tokolitik
I : - mengobservasi TTV, his, BJA
- Memberikan obat tokolitik kaltrofen

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “G” G1P0000 UMUR KEHAMILAN 22 MINGGU

DENGAN PREEKLAMPSI BERAT JANIN T/H/INTRAUTERIN

DI BPM BIDAN ELY JUNAH KEDIRI


TANGGAL 11 JANUARI 2014

C. PENGKAJIAN
Tanggal : 11 januari 2014 Jam : pukul 09.00 WIB
No Register:
B. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny “G” Nama suami : Tn “F”
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Guru
Penghasilan : - Penghasilan :-
Alamat : Anjuk Alamat : Anjuk
2.  Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan sudah dua hari ini kaki dan tangannya bengkak,
ibu merasa sering pusing, sakit kepala bagian depan, terkadang
pandangannya kabur, serta perut ibu terasa sakit.
  4. Riwayat kesehatan
b. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular
(Hepatitis, TBC, HIV/AIDS), menurun (DM, Asma, Hipertensi),
menahun (Jantung, Ginjal).
d. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan keluarga tidak sedang menderita penyakit menular
(Hepatitis, TBC, HIV/AIDS), menurun (DM, Asma, Hipertensi),
menahun (Jantung, Ginjal).
e. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak menderita penyakit menular
(Hepatitis, TBC, HIV/AIDS), menurun (DM, Asma, Hipertensi),
menahun (Jantung, Ginjal).

6. Riwayat Obstetri     
a. Riwayat menstruasi
Amenorhe : Tidak Disminorhoe : Tidak
Menarche : 14 tahun Flour Albus : Tidak
Lama : 6 hari HPHT : 08-08-2013
Banyak : 3x ganti pembalut/hari HPL : 15-05-2014
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N Tgl/ UK Temp Jenis Penolo Penyuli anak Nif Usi
bln/th
o at Persali ng t J B P as a
persali
persal nan Kehami K B B An
nan
inan lan ak
1 H A M I L I N I
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dengan Usia Kehamilan 5
Bulan 2 Minggu.
ANC TM I : 2 kali
Terapi : Vit B6, kalk
Hasil Pemeriksaan : Mual dan muntah
Penyuluhan : ANC rutin, makan sedikit tapi sering,
menghindari makanan berlemak, istirahat
cukup, dan Hindari Coitus
ANC TM II : 2 kali
Terapi kalk, Fe
Hasil Pemeriksaan : Sering pusing dan terkadang pandangan
kabur.
Penyuluhan :ANC Teratur, Konsumsi Makanan Bergizi,
Kurangi konsumsi garam, dan Istirahat Cukup
serta personal Hygiene.
ANC TM III :-
Terapi :-
Hasil Pemeriksaan : -
Penyuluhan :-
TT yang pernah didapat :
TT 1 : Semasa Bayi
TT 2 : Semasa SD
TT 3 : Sebelum menikah
TT 4 : Semasa Hamil
Status TT 4
Gerak anak sejak : 18 minggu/4 bulan, gerak 24 jam terakhir : 12
kali.
Keluhan selama hamil : Mual muntah dan sering pusing
terkadang pandangan kabur.
Penyuluhan yang didapat : ANC rutin, makan sedikit tapi sering,
menghindari makanan berlemak,
istirahat cukup, dan Hindari Coitus, ,
Konsumsi Makanan Bergizi, Kurangi
konsumsi garam, Makan Bergizi,
Senam Hamil, Perawatan Payudara,
Personal Hygiene, persiapan
Persalinan.

d. Riwayat KB
Ibu belum pernah mengikuti KB apapun, rencana KB setelah
melahirkan dan metode kontrasepsi yang digunakan yaitu KB suntik
3 bulan.
e. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama : + 3 tahun
Usia pertama menikah : 21 tahun
f. Riwayat Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik, begitu juga dengan
tetangga sekitar, terbukti saat mau melahirkan ibu ditunggu orang
tua dan keluarganya.
g. Riwayat Budaya
1. Ibu mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan selama
hamil.
2. Keluarga mengadakan selamatan saat hamil usia 3 bulan dan 7
bulan.
h. Perilaku Kesehatan
Jamu : tidak pernah minum jamu
Merokok : tidak pernah merokok
Minum minuman keras : tidak pernah minum minuman keras
i. Pola kebiasaan sehari-hari
No Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Selama Hamil
1 Nutrisi Makan 3x sehari Makan 3x sehari
porsi sedang, porsi sedang,
komposisi nasi, komposisi nasi,
sayur, dan lauk. sayur, dan lauk dan
Minum air putih 7-8 buah.,
gelas/hari Minum air putih 7-
8 gelas/hari dan
minum susu ibu
hamil
Keluham mual
muntah
2 Eliminasi BAB 1x/hari, BAB 1x/hari,
konsistensi lembek konsistensi lembek
dan warna kuning. dan warna kuning.
BAK 3-4x/hari BAK 4-5x/hari
Keluhan sering
kencing.
3 Istirahat Tidur siang ±1 jam Tidur siang ±1 jam
Tidur malam ± 8 jam Tidur malam ± 7
jam
4 Personal Mandi : 2x/ hari Mandi : 2x/ hari
Hygiene Ganti celana Ganti celana dalam
dalam :2x/hari :3x/hari
Gosok gigi :2x/hari Gosok gigi :2x/hari
5 Aktivitas Mengerjakan Mengerjakan
pekerjaan rumah pekerjaan rumah
yang ringan dan
dibantu suami.
6 Seksual 2x seminggu 1x sebulan

D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM (Compos Mentis)
Cara berjalan : Tegap
Keadaan emosional : stabil
TTV :
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 37,10 C
RR : 24 x/menit
TB : 160 cm
BB sebelum hamil : 60 Kg
BB 3 hari yang lalu : 68 kg
BB saat ini : 74 kg
Lila : 28 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Mesochepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada
benjolan/masa,kulit kepala bersih.
Wajah : Simetris, ada cloasma gravidarum, ada oedema,tidak
ada bekas luka, wajah pucat.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : simetris, tidak cuping hidung, tidak ada polip
Mulut : Simetris, tidak labioskisis, palatoskisis,
labiopalatoskisis
Telinga : Simetris, bersih, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar parotis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar vena
jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, wheezing
(-)
Abdomen : Ada pembesaran, ada linea nigra, tidak ada luka
bekas operasi
Genetalia : Tidak terkaji
Ekstremitas : reflek patella +, ada odema pada kaki
d. Palpasi
Leopold I : Ballotemen
Leopold II-IV : Belum bisa dilakukan
TFU menurut Mc. Donald: 2 Jari di atas pusat
TBJ :-

e. Auskultasi
DJJ : 121 x/menit (teratur)
f. Perkusi
Reflek Patella +
g. Pemeriksaan Panggul Luar
Tidak Terkaji
4. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11,6 gr%
Gol Darah :O
Reduksi :-
Albumin : protein urine + 2
USG : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


A.    Diagnosa
Seorang ibu “G” G1P0000 22 minggu janin T/H/Intra uteri
Data dasar:
DS:
-          Ibu mengatakan berumur 24 tahum,
-          Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
-          Ibu mengatakan belum pernah keguguran
-          Ibu mengatakan HPHT 08/08/2013
-          Ibu mengatakan sejak kemarin tanggal 09/01/2014 mengalami
sakit kepala , penglihatan agak kabur dan mengeluh bengkak
pada tangan dan wajah
DO:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 37,10 C
RR : 24 x/menit
TB : 160 cm
BB sebelum hamil : 60 Kg
BB 3 hari yang lalu : 68 kg
BB saat ini : 74 kg
Lila : 28 cm

Palpasi : L I :Ballotement
Leopold II-IV : Belum bisa dilakukan

B.     Masalah
DS : Ibu khawatir akan kesehatannya apalagi keadaan bayinya.
DO : - TD : 170/110 MmHg
- Ekstremitas atas : simetris, gerakan aktif, jumlah jari
lengkap, tidak ada kelainan, ada oedema
- Ekstr
emitas bawah :
simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, ada oedema,
reflek patella +
- Protei
n urine +2
III.   ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Dx Potensial : Eklamsia
Antisipasi : Pemberian asuhan kebidanan tentang preeklamsi berat
Mx Potensial :Janin IUGR/IUFD dan Eklamsi, Kematian Ibu
Antisipasi : Pemberian asuhan kebidanan tentang tanda-tanda bahaya
kehamilan pada PEB.

IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Pasang infuse dengan cairan Dextrose 5% dengan kecepatan 15-20 tetes /
menit kemudian beri MgSO4 2 gr dan menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta suplemen Ca dan Mg, lebih
banyak beristirahat, jangan terlalu banyak bekerja selanjutnya
berkolaborasi dengan dokter obsgyn.

V.      INTERVENSI
Tgl : 11-01-2014, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan E
Dx : Ny “G” GI P0000 22 minggu dengan PEB dengan T/H/Intra Uteri
Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi eklamsi.
Keadaan ibu dan janin baik.
Kriteria Hasil : - KU : Baik
- TD : (110/70 - 120/80 MmHg)
- Suhu : (36,5 – 37,5 °C)
- Nadi : (80-90 x/menit)
- RR : (16-20 x/menit)
- DJJ : (120 – 160 x/menit)
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R) Penjelasan yang tepat akan membuat klien dan keluarganya menjadi
lebih tenang
.    2.    Beri tahu ibu bahwa keadaannya harus segera dirujuk
R) penjelasan yang tepat dapat membuat ibu dan keluarga mengerti
tentang kondisi dan keluhan yang dialami saat ini.
3.   Berikan dukungan sepenuhnya pada ibu dan keluarga
R) dukungan yang baik akan sangat membantu keluarga untuk tetap tegar
dalam menghadapi semua cobaan daam hidup.
4. Terapkan BAKSO KUDA
R) untuk mempersiapkan rujukan yang efektif
5. Pasang infuse dan pemberian obat anti hipertensi
R) memberikan pertolongan pertama pada pasien PEB
6. Melakukan dokumentasi
R) untuk dapat dipertanggung jawabkan.

VI.   IMPLEMENTASI
Tanggal:11/01/2014 Pukul: 09.35 WIB Oleh : Bidan E
Dx : Ny “G” GI P0000 22 minggu dengan PEB janin T/H/Intra Uteri
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya harus segera di
tangani secara intensif menggigat terdapat tanda dan gejala pre-eklamsia
berat sedangkan bayinya masih dalam keadaan normal. Ditandai dengan :
Tekanan darah : 170/110mmHg
BB sebelum hamil : 60 kg
BB 3 hari yang lalu : 68 kg
BB : 74 kg
DJJ : 121 x/mnt
Pemeriksaan fisik : kaki, tangan dan wajah ibu bengkak, wajah
ibu pucat.
Protein urine : +2
HB : 11,6 gr%
2.   Memberitahu ibu bahwa keadaanya harus segera dirujuk untuk
memperoleh perawatan yang intensif dan optimal dari tenaga medis yang
lebih yaitu di Rumah sakit yang memiliki fasilitas yang memadai.
3.    Memberikan dukungan sepenuhnya pada ibu dan keluarga dengan cara
meyakinkan ibu dan keluarga bahwa perawatan medis yang ditangani oleh
dokter ahli akan lebih baik karena peralatan dan sarana praserana yang
tersedia juga komplit dan memadai sehingga komplikasi yang mungkin
akan terjadi pada ibu dan janinnya dapat ditangani, selain itu menyarankan
keluarga untuk tetap tenang dan selalu mendukung ibu dengan cara
berdoa.
4.    Menerapkan BAKSO KUDA dalam tindakan merujuk yaitu menyertakan
bidan untuk menemani ibu jika terjadi kegawat daruratan, dipersiapkan
pula peralatan yang memadai untuk proses perujukan, mempersiapkan
kendaraan untuk perujukan serta surat rujukan beserta obat-obatan yang
mungkin akan diperlukan. Selain itu juga disertakan keluarga untuk
menemani ibu dan memberikan semangat pada ibu, tidak lupa uang atau
biaya serta doa yang tulus demi kesembuhan sang ibu dan tidak lupa juga
donor darah (persediaan darah).
5.  Memberikan pertolongan pertama yaitu memasang infuse dengan cairan
Dextrose 5% dengan kecepatan 15-20 tetes / menit kemudian beri MgSO 4
2 gr.
6.  Melakukan dokumentasi di buku KIA ibu, buku register dan rekam medik.

VII. EVALUASI
Tanggal:11-01-2014 Pukul: 09.25 WIB Oleh : Bidan E
Dx : Ny “G” GI P0000 22 minggu dengan PEB janin T/H/Intra Uterin
S : ibu mengerti dan paham tentang penjelasan bidan.
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Suhu : 37,10 C
RR : 24 x/menit
TB : 160 cm
BB sebelum hamil : 60 Kg
BB 3 hari yang lalu : 68 kg
BB saat ini : 74 kg
Lila : 28 cm
Palpasi : L I : Ballotement
Leopold II-IV : Belum bisa dilakukan
A : GI P0000 Ab000 22minggu dengan PEB janin T/H/Intra Uterin
P : - observasi TTV, his, BJA
- Bedrest
- Bantu ibu dalam pemenuhan nutrisi
- Bantu ibu dalam proses eliminasi
- Lanjutkan intervensi pemberian tokolitik
I : - mengobservasi TTV, his, BJA
- Memberikan obat tokolitik kaltrofen
BAB IV
PEMBAHASAN

Persalinan adalah proses yang fisiologis yang terjadi pada ibu hamil.
Proses persalinan juga bisa berisiko ditinjau dari keadaan ibu, keadaan bayi dan
keadaan jalan lahir, tuanya kehamilan dan penyulit-penyulit yang lain. Begitu
juga yang dialami NY. G, persalinan yang akan dihadapi termasuk persalinan
yang patologis karena pada kehamilan ini ibu mengalami pre eklampsia Berat
yaitu tekanan darah tinggi dan oedem pada wajah, tangan dan kaki.
Masalah - masalah yang umum terjadi pada ibu PEB adalah sering pusing,
sakit kepala bagian depan, terkadang pandangannya kabur, serta perut ibu terasa
sakit sehubungan dengan hipertensi, hal ini juga dialami oleh Ny”G” sehingga
asuhan kebidanan yang diberikan sama yaitu istirahat miring kiri dan mengurangi
aktivitas.
Kemungkinan persalinan pada kasus PEB masih bisa normal atau SC, VE,
forcep tergantung kasus. Pada Ny. B persalinan yang dialami secara VE oleh dr.
SpOG atas indikasi ibu kurang kuat mengejan. Bayi yang dilahirkan sehat, jenis
kelamin laki-laki.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa antara teori dan kasus ada
kesenjangan terutama pada penanganan atau pemberian terapi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penanganan yang tepat pada kasus PEB dapat dilakukan dengan cara
meninjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia
berat selama perawatan yang dibagi menjadi perawatan aktif. Penderita sedapat
mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni
pemeriksaan nonstrees test(NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi
(salah satu atau lebih), yakni Pada ibu yang berusia kehamilan 37 minggu atau
lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan
darah atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak
ada perbaikan), Janin yang memiliki hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)
yaitu ada tanda intra uterine growth retardation (IUGR) dan hasil laboratorium
yang menunjukan adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi
hepar dan trombositopenia), pengobatan medicinal pasien pre-eklamsi berat
(dilakukan dirumah sakit dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah
sakit dengan berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30
menit, reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi
dangan infus RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup protein,
rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti kejang (MgSO4),
diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM,
antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg atau MAP
lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg
(bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis
antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya bila dibutuhkan
penurun darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi parenteral
(tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam
500cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah, bila tidak tersedia
antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual
diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian
sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri,
1997), pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus
payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan celidanid D, lain-lain seperti
konsul bagian penyakit dalam/jantung atau mata. Obat-obat antipiretik diberikan
bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C dapat dibantu dengan pemberian kompres
dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc secara IM, antibiotik diberikan atas
indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara IV perhari. Anti nyeri bila
penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin
HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir. Jika
Pengobatan Obstetrik cara terminasi kehamilan yang belum inpartu dapat
dilakukan dengan induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop
5 atau lebih dan dengan fetal heart monitoring dan seksio sesaria (dilakukan oleh
dokter ahli kandungan), bila: fetal assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak
dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam
setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada primigravida
lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria. Tindakan yang
dapat dilakukan oleh seorang bidan sesuai wewenangnya yaitu menegakan
diagnosa awal PEB dengan cara melakukan peneriksaan awal yaitu test protein
urine dan melakukan asuhan kebidanan yang berisikan tentang pemeriksaan fisik
lengkap, diagnosa dan rencana serta pelaksanaannya. Sesuai wewenangnya bidan
harus merujuk segera ibu hamil yang sesuai dengan tanda dan gejala pre-eklamsi
berat.

B. Saran
1. Penolong harus sering mengobservasi untuk mendeteksi keadaan ibu dan
janin, sehingga jika ada kelainan dapat segera diatasi.
2. Pemberian motivasi dan KIE sangat penting diberikan agar dapat
beradaptasi dengan keluhannya.
3. Data yang diberikan harus sesuai kenyataan, karena berkaitan dengan
tindakan yang harus diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylinn. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi . Jakarta :


EGC.

Prawirohardjo, sarwono. 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .


Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo, Sarwono. 2000. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai