Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aulina Rizky Nurdintasari

NIM : 14613777
Kelas : 7.2

UJIAN AKHIR SEMESTER


MATA KULIAH : ETIKA, HUKUM, DAN PER-UU
Dosen Pengampu : Galuh

SOAL :
Apa yang anda ketahui tentang :
1. Issue etik dengan pasien
2. Issue etik dengan teman sejawat
3. Issue etik dengan organisasi profesi
4. Issue etik dengan team kesehatan lainnya
5. Mallpraktek
6. Kelalaian
Pilih salah satu dari topik diatas, kemudian jelaskan definisi, contoh kasus, dan
penyelesaian dari kasus tersebut.

JAWABAN :
1. Definisi Issue etik
Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah masalah yang
dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya). Isu-isu penting dalam
perkembangan yaitu masalah yang dikedepankan dalam pembahasan
perkembangan individu. Isu adalah masalah pokok yang berkembang di
masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan
pembuktian. Isu adalah topic yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu
yang memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat yang bervariasi.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
pernyataan itu baik atau buruk.
Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting
yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut
baik dan buruknya. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga
dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan.
Issue etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga
mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai
dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, niali benar salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

2. Contoh kasus
Disuatu desa, ditempatkan seorang bidan bernama bidan A, bidan A
sudah menjadi bidan desa kurang lebih 2 tahun. Selama 2 tahun ini bidan A
terkenal sekali di desanya sebagai bidan yang materialistis. Menurut warga
desa tersebut, dibandingkan dengan bidan desa yang lain, biaya di bidan A
untuk ANC, persalinan, bahkan hingga kunjungan ulang nifas tergolong mahal.
Pelayanan yang di berikan oleh bidan A juga tergolong materialiastis.
Suatu hari datang pasien bernama Ny. Y. Beliau datang untuk bersalin.
Beliau datang ke bidan A karena bidan A lah yang dekat dengan tempat
tinggalnya. Ny.Y datanng dengan suaminya dan meminta kepada bidan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik. Ny.Y tidak mau apabila pelayanan yang
diberikan biasa – biasa saja. Bidanpun menyanggupi dan akan memberikan
pelayanan sesuai yang pasien minta. Setelah persalinan selesai, ternyata suami
dari Ny.Y tidak bisa membayar semua uang persalinannya dengan lunas. Bidan
tidak terima dengan hal tersebut dan terus mendesak untuk melunasinya.
Dari kejadian itulah maka bidan terkenal sebagai bidan yang
materialistis. Bidan yang mematok biaya pengobatan dengan harga yang tinggi
dan pelayanannya pun tergoong materialistis .
3. Penyelesaian
Pada kasus diatas bisa diketahui bahwa seharusnya sebagai seorang bidan
janganlah selalu dinilai masyarakat sebagai sosok yang materialistis karena
bidan menolong persalinan itu berdasarkan hati nurani dan sesuai dengan apa
yang diinginkan pasien.
Seorang bidan juga mempunyai hak dan kewajiban dalam menjalankan
tugasnya. Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan
sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan
bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu
yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh
bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban
yang harus diberikan oleh pasien.
Hak – hak seorang bidan antara lain :
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
Sedangkan kewajiban seorang bidan yaitu :
a. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan
hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana
pelayanan dimana ia bekerja.
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami
atau keluarga.
e. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya.
f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta risiko yang mungkiri dapat timbul.
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan
yang akan dilakukan.
i. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
j. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien/klien. Hak – hak pasien antara lain :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi
bidan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
e. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
f. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses
persalinan berlangsung.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
h. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
i. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di
rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengatahuan dokter yang merawat.
j. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
k. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3) Alternatif terapi lainnya
4) Prognosisnya
5) Perkiraan biaya pengobatan
6) Pasien berhak men yetujui/mem berikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
7) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas
tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi yang jelas
tentang penyakitnya.
8) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
9) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
10) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
11) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
12) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus
mal-praktek.
Kewajiban pasien antara lain :
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan
tat tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,
perawat yang merawatnya.
c. Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
d. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang
selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

Bidan juga mempunyai hak untuk mendapat kompensasi dan


kesejahteraan yang sesuai. Tetapi alangkah baiknya apabila bidan juga
menghormati pasien. Bidan menolong dengan hati nurani dan menerima
balasan atau kompensasi sesuai dengan kemampuan pasien. Sehingga tidak ada
lagi issue yang berkembang bahwa bidan tersebut materialistis.

Anda mungkin juga menyukai