3 Letak Lintang
3 Letak Lintang
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Letak lintang adalah suatu keadaaan dimana janin melintang (sumbu
panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu) di
dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu, sedangkan bokong
berada pada sisi yang lain. Letak lintang biasanya hanya terjadi
sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal
atau letak lintang saat persalinan.
Insidens pada wanita dengan paritas tinggi mempunyai
kemungkinanan 10 kali lebih besar dari nulipara. Dengan ditemukannya
letak lintang pada pemeriksaan antenatal, sebaiknya diusahakan
mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Persalinan letak
lintang memberikan prognosis yang jelek baik terhadap ibu maupun
janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada letak
lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan
ruptur uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta
trauma akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara
ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara nyata
serta mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan masalah
khususnya pada persalinan dengan letaak lintang.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu melakukan :
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan asuhan ini, sebagai berikut:
a. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada klien.
b. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada klien guna mengetahui keluhan
yang dirasakan, sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat.
c. Praktik
Melakukan pemeriksaan pada klien melalui pendekatan menejemen
kebidanan.
d. Studi Pustaka
Membaca sumber-sumber buku dan mencari referennsi lainnya yang dapat
membantu dalam melaksanakan asuhan.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari definisi, etiologi, diagnosis, prognosa, penanganan.
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1I
TINJAUAN TEORI
1.1.2 Etiologi
Unsur-unsur Dalam Kehamilan
Tanda awal kehamilan adalah bertemunya sperma dengansel
telur.Peritiwa ini adalah rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan
gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan
gamet dan implantasi embrio di dalam uterus.
a. Ovum
Ovum merupakan sel terbesar dalam badan manusia.Setiap satu
ovum atau lebih kadang-kadang menjadi matur,dengan penjamu
mengelilingi sel pendukung.
Saat ovulasi,ovum keluar dari volikel ovarium yang pecah tidak
dapat berjalan sendiri.Kadar esterogen yang tinggi meningkatkan
gerakan tuba uterina,sehingga silia tuba tersebut dapat meningkat dan
menggerakkannya sepanjang tuba menuju rongga rahim.
Ada dua lapisan pelindung yang melindungi ovum.Lapisan pertama
berupa membran tebal tidak terbentuk,yang disebut zona
pelucida.Lingkaran luar disebut korona radiata,terdiri dari sel-sel oval
yang yang dipersatukan oleh asam hialuronat.Ovum dianggap subur
selama 24 jam setelah ovulasi.Apabila tidak difertilisasi oleh
sperma,ovum berdegenerasi dan diabsorbsi.
Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari
ovarium.Dengan gerakan seperti menyapu oleh fimbria tuba uterina,ia
ditangkap oleh infundibulum.Selanjutnya ia masuk kkedalam ampulae
sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot.Sebuah ovum mungkin
ditangkap /masuk kedalam infundibulum tuba yang
berlawanan.Keadaan ini disebut migrasi eksterna.Ovum biasanya
dibuhi dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan mati dalam 12 jam bila
tidak segera dibuahi.
b. Spermatozoa
Spermatozoa terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Kaput (kepala)yang mengundung bahan nukleus.
b. Ekor berguna untuk bergerak.
c. Bagian silindrik,menghubungkan kepala dan ekor.
c. Fertilisasi
Penghamilan atau fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dari
persenyawaan antara sel mani dengan sel sel telur.Fertilisasi trejadi
di ampula tuba.
Hasil fertisasi
1) Kembalinya sel dengan jumlah kromosom diploid (2n) pada
manusia dengan jumlah diploid adalh 46.
2) Penurunan/pewarisan sifat-sifat spesies.
3) Ini disebabkan karena zigot mengandung separuh sifat
ibunya dan separuh sifat ayahnya.
Penentuan jenis kelamin.
Jenis kelamin ditentukan diawal terjadinya pembuahan.Pada
manusia struktur (46,XX) adalah perempuan dan (46,XY)
adalah laki-laki.
Permulaan pembelahan segmentasi (cleavage).
Segera setelah terjadinya pembuahan,zigot dalam 8-14 jam
akan memulai pembelahan segmentasi pertama,yang disusul
dengan pembelahan-pembelahan selanjutnya dengan kecepatan
tiap 10-12 jam.
d. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya/atau bersarangnya sel telur
yang telah dibuahi (fertilized egg) kedalam endometrium.Sel telur
yang telah dibuahi (zigot) akan segera membelah diri membentuk
bola padat terdiri atas sel-sel anak yang lebih kecilyang disebut
blastomer.Pada hari ke-3,bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer
dan disebut morula.Pada hari ke-4 didalam bola tersebut mulai
terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
Dua struktur penting didalam blastula adalah:
1) Lapisan luar yang disebut trofoblas,yang akan menjadi plasenta.
2) Embrioblas (inner cell mass) yang kelak akan menjadi janin.
Pada hari ke-4 blastula masuk ke endometrium dan pada hari
ke-6 menempel pada endometrium.Pada hari ke-10 seluruh blastula
(blastokis) sudah terbenam dalam endometrium dan dengan
demikian nidasi sudah selesai.
Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi.Pertumbuhan
hasil konsepsi dibedakan menjadi tiga tahap penting yaitu tingkat
ovum (telur) umur 0-2 minggu,dimana hasil konsepsi belum tampak
berbentuk dalam pertumbuhan,embrio (mudigah) antara umur 3-5
minggu dan sudah terdapat rancangan bentuk alat-alat tubuh,janin
(fetus) sudah berbentuk manusia dan berumur diatas 5 minggu.
e. Placentasi
Placenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan bayi dan sebaliknya
(Yuni Kusmiati S.ST,dkk,2009)
Fungsi placenta ada 3 yaitu:
o Sebagai organ metabolisme.
o Sebagai organ yang melakukan transfer.
o Organ endokrin yang berperan dalam sintesis,produksi,sekresi
baik hormon protein maupun hormon steroid.
Ada sejumlah mekanisme placenta melakukan pengangkutan materi
yang di butuhkan antara sirkulasi ibu dan janin pada ruang antarvilus
disepanjang membran placenta.Mekanisme ini meliputi:
a) Difusi sederhana pengangkutan substansi disepanjang membran
dari area yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke area yang
konsentrasinya lebih rendah.Substansi yang molekulnya labih
ringan berdifusi disepanjang membran placenta.Proses ini dapat
merupakan mekanisme yang terlibat dalam pengangkutan
oksigen,karbondioksida,sebagian elektrolit,air,obat-obatan,dan
agens analgesik maupun anestetik.
b) Difusi yang difasilitai:transfer materi dari area yang yang
memiliki konsentrasi lebih tinggi ke area yang konsentrasinya
lebih rendah,difasilitasi disepanjang membran placenta hingga
pengangkutan lebih cepat dan lebih spesifik.
c) Transpor aktif: pengangkutan yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip fisiologis. Transpor aktif merupakan proses metabolisme
yang membutuhkan energi. Transpor aktif meliputi pengangkutan
dari ibu ke janin,yakni dari substansi yang memiliki konsentrasi
rendah pada darah ibu ke substansi berkonsentrasi tinggi di dalam
darah janin.
d) Pinositosis:Pergerakan suatu substansi sepanjang sel-sel dari
membran janin hingga aliran janin dengan cara ikut serta dalam
invaginasi dari vili korionik.Hal ini mejadi mekanisme yang turut
berpartisispasi dalam pengangkutsn molekul protein yang besar
dalam pengangkutan molekul protein yang tinggi seperti gamma
globulin imun G.
e) Pemecahan diantara sel-sel:pemecahan diantara vili korionik
memudahkan transfer antar sel secara langsung.
f) Infeksi placenta:saat placenta mengalami infeksi,lesi pada
placenta disebabkan oleh organisme infeksius yang berperan
sebagai jalan masuk menuju aliran darah janin.
Hormon yang disintesis,dihasilkan dan disekresi placenta adalah:
Human chorionic gonadotropin(hCG).
Human placenta lactogen (hPL).
Esterogen.
Progesteron.
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan,Vol 1,Edisi 4,Helen
Varney,dkk,2006)
e) Mamma
Mamma akan menegang dan membesar akibat hormon
somatomammotropin, esterogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu.
Sirkulasi darah.
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
keplacenta,uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah
yang membesar pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut
hidremia.Volume darah akan bertambah banyak,kira-kira 25%,dengan
puncak kehamilan 32 minggu,diikuti dengan cardiac output yang
meninggi sebanyak kira-kira 30%.
Eritopoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi
keperluan transport zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan,
tetapi volume penambahan plasma lebih besar, sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.Jumlah leukosit
meningkat sampai 10.000 per ml, dan produksi trombosit meningkat
pula.
Sistem respirasi.
Seorang wanita hamil dalam kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan nafas pendek.Hal ini ditemukan pada
minggu ke 32 keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang
membesar kearah diafragma,sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak.
Traktus digestivus.
Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun,sehingga mortalitas
seluruh traktus digestivus juga berkurang.Makanan lebih lama berada
dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam
usus-usus.Hal ini mungkin baik untuk reabsobsi,akan tetapi
menimbulkan obstipasi.Salivasi adalah pengeluaran air liur berlebihan
dari biasa.
(Ilmu Kebidanan,Sarwono Prawirohardjo,2007)
Salivasi disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau
peningkatan zat pati,yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita
yang renat mengalami sekresi berlebihan.Pada wanita yang mengalami
salivasi biasanya juga mengalami mual.Hal ini menyebabkan wanita ini
menelan lebih sedikit makanan untuk menghindari nause.
(Buku Ajar Asuhan Kebidanan,Vol 1,Edisi 4,Helen
Varney,dkk,2006)
Traktus urinarius.
Pada akhir kehamilan bila kepala janin sudahn mulai turun kepintu
bawah panggul,keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesteron.Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari pada ureter
kiri,Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah
kanan.Akibat tekanan yang lebih sering pada ureter kanan tersebut,lebih
sering dijumpai hidroureter dextra dan peilitis dextra.
Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuria.Poliuria
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada
kehamilan,sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%.
Sistem integumen
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu.Pigmentasivini disebabkan oleh pengaruh melanophore
stimulating hormon (MSH) yang menigkat.MSH ini adalah salah satu
hormon yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
(Ilmu Kebidanan,Sarwono
Prawirohardjo,2007)
1.2.2 Etiologi
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai
faktor. Faktoe-faktor terssebut adalah:
Fiksasi kepala tidak ad, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus,
plasenta previa, dan tumor-tumor pelvis.
Janin mudah bergerak, pada hidramnion,multiparitas, anak kecil, atau
sudah mati.
Gemelli (kehamilan ganda).
Kelainan uterus, seperti: uterus arkuatus, bikornus, atau septum.
Pelvic kidney, kandung kemih dan rectum yang penuh.
( Sarwono Prawirohardjo. 2005: 624)
1.2.3 Klasifikasi
1. Menurut letak kepala terbagi atas :
a. Letak lintang I : kepala di kiri
b. Letak lintang II : kepala di kanan
2. Menurut posisi punggung terbagi atas :
a. dorso anterior (di depan)
b. dorso posterior (di belakang)
c. dorso superior (di atas)
d. dorso inferior (di bawah) (Harry, 2010)
1.2.4 Diagnosis
1. Inspeksi
Uterus tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai
dengan umur kehamilannya.
2. Palpasi
Fundus uteri kosong, kepala janin berada di samping, di atas simfisis juga
kosong kecuali bila bahu sudah turun ke dalam panggul.
3. Auskultasi
DJJ ditemukan di sekitar umbilicus.
1.2.5 Prognosa
1. Bagi Ibu
Bahaya yang mengancam adalah
ruptur uteri baik spontan atau sewaktu versi atau ekstraksi, partus lama,
ketuban pecah dini.
Dengan demikian mudah terjadi
infeksi intrapartum.
2. Bagi Bayi
Angka kematian tinggi (25-40 %)
yang dapat disebabkan oleh:
Trauma persalinan.
Hypoksia, karena kontraksi uterus yang terus-menerus.
Ketuban pecah dini.
1.2.6 Penatalaksanaan
1. Pada kehamilan
Dalam kehamilan diusahakan versi luar segera setelah diagnosa letak
lintang ditegakkan. Sedapat-dapatnya dijadikan letak kepala, namun
jika ini tidak mungkinkan, di usahakan versi menjadi letak sungsang.
Pada primi dengan usia kehamilan 34-36 minggu atau multi pada
kehamilan 38 minggu.
Jika versi ini berhasil, kepala didorong kedalam pintu atas panggul
supaya kepala terfiksasi oleh pintu atas panggul dan anak tidak
memutar kembali. Agar tidak berputar kembali, terutama pada
multipara sesudah versi luar berhasil, sebaiknya pasien dianjurkan
memakai gurita.
Jika tidak mungkin, dilakukan versi luar dalam kehamilan dan partus
sudah mulai, pasien selekas mungkin dibawa rumah sakit.
(Sulaiman Sastrawinata. 2008: 151)
2. Pada Persalinan
Pada letak lintang belum kasep, ketuban masih ada, dan pembukaan
kurang dari 4 cm, dicoba versi luar. Jika pembukaan lebih dari 4 cm
pada primigravida dengan janin masih hidup dilakukan SC, jika janin
mati, tunggu pembukaan lengkap, kemudian dilakukan embriotomi.
Pada multigravida dengan jani masih hidup dan riwaayat obstetri baik
dilakukan versi ekstraksi, jika riwayat obstetri jelek dilakukan SC.
Dalam persalinan janin dapat dilahirkan dengan cara pervaginam, yaitu:
1. Bila ada panggul sempit, maka SC dalah cara yang terbaik dalam
segala letak lintang, dengan anak hidup.
2. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan SC,
walaupun tidak ada panggul sempit.
Embriotomi, bila janin sudah meninggal.
(Sulaiman Sastrawinata. 2008: 151)
1.2.7 Komplikasi
Oleh karena bagian terendah tidak menutup PAP, ketuban cenderung pecah
dini dan dapat disertai menumbungnya janin atau tali pusat. Keduanya
merupakan komplikasi yang gawat dan memerlukan tindakan segera (Harry,
2010).
Janin :
a. Prolaps tali pusat atau tangan saat ketuban pecah
b. Kontraksi uterus lebih lanjut akan menimbulkan :
- Janin yang terdesak di segmen bawah rahim yang semakin menipis
sehingga mencapai ruptur uteri iminen
- Retraksi otot uterus yang semakin pendek dapat menimbulkan
gangguan sirkulasi retroplasenta dan menyebabkan asfiksia intrauteri
hingga kematian janin.
Maternal :
Retraksi otot uterus yang semakin pendek dan menyebabkan semakin
tipisnya segmen bawah rahim sehingga dapat terjadi :
a. Ruptur uteri iminen merupakan saat akhir untuk melakukan intervensi
medis obstetrik untuk menolong bayi dan ibunya
b. Terlambat mengambil sikap pada ruptur uteri iminen akan
menyebabkan ruptur uteri
c. Terjadi kematian perinatal yang tinggi karena plasenta lepas saat janin
terlempar ke dalam kavum abdominalis
d. Kematian maternal dapat terjadi akibat :
- Perdarahan dan ireversible syok
- Kematian akibat infeksi berat atau sepsis (Manuaba, 2007)
I. Pengkajian
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun
obyektif. Data subyektif disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan
pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk ruman sakit, nomor register.
A. Data Subyektif
1. Biodata
- Nama Ibu dan suami
R/ Agar dapat mengenal atau memanggil penderita dan tidak keliru dengan
penderita-penderita lainya.
- Umur
R/ Mempengaruhi fungsi alat-alat tubuh dan proses pemulihan alat-alat
reproduksi kebentuk semula sebelum hami
- Suku/Bangsa
R/ Mempengaruhi dalam melakukan komunikasi antara petugas dan ibu.
- Agama
R/ Di nyatakan berhubungan dengan perawatan penderita misalnya
pantangan makan daging dan dalam keadaan gawat ketika memberikan
pertolongan dan perawatan dapat di ketahui dengan siapa harus
berhubungan.
- Pendidikan
R/ Tingkat penyampaian taraf hidup dan sosial ekonomi ibu agar nasehat
kita nanti sesuai.
- Pekerjaan
R/ Mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi ibu agar nasehat
kita nanti sesuai.
- Alamat
R/ Agar dapat mengenal dan memanggil penderita dan tidak keliru dengan
penderita-penderita lainnya.
2. Keluhan Utama
R/ Untuk mengetahui masalah-masalah yang di hadapi ibu saat di
lakukan pengkajian oleh petugas kesehatan
3. Riwayat kesehatan yang lalu
R/ Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit menurun atau
penyakit menular.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah : Normal atau tidak (kenaikan sistolik < 30 mmHg
atau diastolik <15 mmHg).
Denyut nadi : Normal atau tidak, cepat atau lemah
Suhu badan : Normal atau meningkat
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris atau tidak, tampak benjolan abnormal atau
tidak, ada lesi atau tidak, kulit kepala besih atau tidak
- Rambut : Hitam atau tidak, rontok atau tidak
- Wajah : Pucat atau tidak, nampak tanda cloasma gravidarum
atau tidak, muka odema atau tidak
- Mat a : Konjugtiva pucat atau tidak, sklera ikhterus atau tidak
- Hidung : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada sekret atau
tidak
- Mulut : Stomatitis atau tidak, lidah kotor atau tidak, ada
caries atau tidak
- Leher : Nampak pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis,
dan kelenjar limfe atau tidak
- Payudara : Hiperpigmentasi areola mamae atau tidak, puting susu
menonjol atau tidak
- Abdomen : Ada bekas operasi atau tidak
- Genetalia : Apa yang keluar bersih atau tidak, varises atau tidak,
odema atau tidak
- Ektremitas : Atas : Simetris atau tidak
Bawah : Simetris atau tidak, odema atau tidak. Varises
atau tidak
b. Palpasi
- Kepala : Teraba benjolan yang abnomar atau tidak
- Leher : Teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
atau tidak.
- Payudara : Teraba benjolan abnormal atau tidak.
- Abdomen : Teraba benjolan abnormal atau tidak.
Leopold 1 : TFU dan teraba apakah di fundus
Leopold II : Teraba apakah di bagian kanan atau kiri perut ibu
Leopold III : Apakah yang menjadi bagian terdahulu
Leopold IV : Seberapa jauh bagian terdahulu masuk PAP
c. A\uskultasi
- Dada : Ada wheezing dan ronchi atau tidak
- Abdomen : Berapa DJJ
d. Perkusi
- Reflek Patella : positif / negatif
V. Intervensi
Dx : Ny.”....” umur .... tahun .... G .... P ..... Ab .... Usia Kehamilan .... janin
tunggal hidup intrauterin dengan .....
Tujuan : Ibu mendapat kelayanan kehamilan
Kriteria hasil : Ibu mendapat pelayanan kebidanan, ibu mengetahui keadaan
diri dan janinnnya
Intervensi : Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
temuan masalah dan diagnosa.
VI. Implementasi
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta :
Fitramaya
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. pengkajian
A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama : ny “ A“ Nama : Tn “ F “
Umur :26 tahun Umur : 26 tahun
Agama :islam Agama : islam
Suku/bangsa :jawa/Indonesia Suku/bangsa :jawa/indonesia
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan :swasta
Penghasilan :- Penghasilan :Rp 1.500.000/bulan
Alamat : jln.Saharjo RT 13/RW 03 Sukorame. Kec.Mojoroto
Kab,Kediri
2. Keluhan
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 7 bulan. merasa
pusing, nyeri pada bagian perut kanan serta gerakan janin masih dirasakan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Pengakit yang lalu.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis) Penyakit keturunan (DM, Hipertensi) dan penyakit menahun
(Jantung, asma).
b. Penyakit sekarang.
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis) Penyakit keturunan (DM, Hipertensi) dan penyakit menahun
(Jantung, asma) yang dapat membahayakan kandungannya.
c. Penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular (TBC, Hepatitis) terdapat penyakit keturunan (Hipertensi).
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Mestruasi
Menarche : 14 tahun
Lama : 4-6 hari
Siklus : 28-30 hari
Karakteristik : cair, merah segar , ganti pembalut 2-3 kali/hari
Dysminorhea : tidak pernah
Dysfungsi Blooding : tidak pernah
Flour albus : tidak pernah
HPHT : 10-04-2014
TTP : 17-01-2015
1 Kehamilan ini
7. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan berhubungan baik dengan suami, keluarga dan masyarakat.
Dan ibu menginginkan kehamilan ini
8. Riwayat Budaya
Ibu mengatakan dalam keluarga masih ada budaya memakai stagen, tetapi
sudah tidak ada budaya tarak dan masih sering mengadakan selamatan 3
bulanan dan 7 bulanan.
2. Pemeriksaan fisik
a. inspeksi
Muka : tidak ada oedem
Mata :Sklera Putih, Kongjungtiva Merah muda, tidak ada secret.
Hidung : bersih, tidak ada polip
Telinga : bersih, simetris, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : bersih, mukosa bibir merah muda, lidah bersih,tidak ada
stomatitis, caries dentis
Leher : tidak ada massa dan pembesaran pada kelenjar getah
bening dan tiroid
Dada :simetris, pernapasan normal,putting menonjol, terjadi
hiperpigmentasi pada areola dan papilla mamae, puting
bersih.
Abdomen : membesar kurang sesuai dengan usia kehamilan, terdapt
strie grvidarum dan linia nigra, tidak ada luka bekas
operasi
Genetalia : tidak terdapat pengeluaran pervaginam, bersih, tidak ada
kondiloma lata, kondiloma akuminata, tidak ada luka
bekas jahitan
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas : kaki tidak ada oedema, tidak ada varices
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, maupun kelenjar
tiroid
Dada : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa. ASI sudah
keluar
Perut :
Leopold I : TFU setinggi pusat, tidak teraba bagian atas
maupun baian bawah janin,teraba keras lurus seperti
papan
Leopold II : Sebelah kiri abdomen teraba bagian agak bulat,
agak lunak, tidak melenting. Disebelah kanan
abdomen teraba bagian bulat, keras, melenting.
Leopold III : bagian bawah tidak teraba bagian bawah maupun
bagian atas janin, teraba bagian kecil – kecil janin.
Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP
Ekstermitas : kaki tidak ada oedema, tidak ada varises
c. Auskultasi
DJJ + terdengar jelas dibagian abdomen sebelah kanan atas,140
x/menit.
d. Perkusi
Reflek patella ka/ki : -
3. Pemeriksaan Penunjang
USG : janin dalam keadaan baik, letak lintang
Tes darah : HB : 11gr %
Tes Urine : Protein urine -
Albumin -
VII. EVALUASI
Tanggal 20 Oktober 2014 jam 10.30 WIB
1. Ibu mengerti tentang keadaan kehamilannya
2. Ibu mengerti penjelasan bidan
3. Ibu akan segera mendaftarkan diri untuk MRS ( masuk rumah sakit )
4. Ibu bersedia meminum obat yg diberikan oleh bidan
BAB IV
PEMBAHASAN
Kehamilan merupakan suatu peristiwa penyatuan antara sel sperma dan sel
telur di tuba fallopi disebut juga dengan konsepsi. Hasil konsepsi ini akan
tertanam kedalam endometrium. Peristiwa ini disebut nidasi (implementasi) dan
hasil konsepsi ini akan berkembang terus didalam rahim menjadi janin.
Pada pembahasan kasus Ny.”A” usia 26 tahun G1 P0000 AH1 UK 28 Minggu
letak lintang Hidup Intrauteri ini dilakukan pengkajian data secara subyektif dan
obyektif. Identifikasi masalah dan diagnosa sesuai dengan tinjauan teori. Tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam kasus ini terdapat identifikasi
kebutuhan segera, yaitu kolaborasi dengan dokter SPOG dan istirahat teratur
sesuai masalah potensial yang muncul. Intervensi dilakukan sesuai dengan teori
serta dilakukan implementasi sesuai dengan kondisi pasien. Pada evaluasi
dilakukan sesuai dengan hasil akhir setelah dilakukan implementasi dan
didapatkan ibu telah mengerti dan memahami penjelasan petugas serta ibu akan
segera mendaftarkan diri masuk rumah sakit. Secara keseluruhan asuhan
kebidanan pada Ny.”A” dilakukan sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.
Asuhan kebidanan ini bertujuan untuk mengawasi kehamilan ibu agar tidak
terjadi komplikasi selama kehamilan. Untuk itu perlu dilakukan asuhan yang
sesuai dengan prosedur.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan adalah proses pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan
ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010)
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus
dengan sumbu memanjang janin. Ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding
primigravida oleh karena kelemahan otot-otot uterus dan abdomen.
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran
antara lain :
1. Bagi bidan
Bidan sebaiknya mampu mendeteksi secara dini kasus kehamilan letak
lintang yang terjadi pada ibu hamil dengan melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi pelaksana seorang bidan, pemeriksaan leopold tiap kali
melakukan pemeriksaan sehingga dapat diketahui lebih dini adanya kelainan pada
ibu
2. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil
Sebaiknya ibu hamil secara rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga
kesehatan agar diketahui lebih dini bila ada tanda-tanda bahaya terhadap
kehamilan dan janin serta melakukan pemeriksaan USG guna mengetahui
keadaan janin dalam kandunganya lebih jelas.
3. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Sebaiknya pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan yang sesuai
dengan standar kualitas pelayanan khususnya pada ibu hamil. Dapat
meningkatkan sarana dan prasarana pada pelayanan kesehatan guna meningkatkan
mutu pelayanan terhadap masyarakat.
4. Bagi institusi pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Dengan letak lintang dan memperkaya referensi sebagai bahan referensi di
perpustaka
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
DISUSUN OLEH :
ANIS FITRIANA
14613774
UNIVERSITAS KADIRI
2014
33