Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA DIENUL ISLAM

1. Iman Kepada Allah


2. Iman Kepada Malikat-Malaikat Nya
Aqidah Ilmu 3. Iman Kepada Kitab-Kitab Nya Arkanul Iman
(Iman) Tauhid 4. Iman Kepada Rasul-Rasul-Nya (Rukun Iman)
5. Iman Kepada Hari Kiamat
6. Iman Kepada Taqdir

1. Syahadatain
2. Shalat Arkanul Islam
Fiqih Ibadah
(Ibadah Mahdhah) 3. Zakat (Rukun Islam)
4. Puasa
5. Haji
Syari’ah Ilmu
Dienu Islam
(Islam) Fiqih
1. Al-Iqtishodiyah (Ekonomi Islam)
Fiqih Mu’amalah 2. Al-Ahwal Asy-Syakhshiyah (Hukum Keluarga)
(Ibadah Ghairu Mahdhah) 3. Fiqih Jinayah (Hukum Pidana)
4. As-Siyasah Asy-Syar;iyah (Politik/Tata Negara)

1. Al-Musyahadah Maqam (Tingkatan) Ihsan


Akhlaq Kepada Allah
2. Al-Muraqabah
1. Rasulullah
Akhlaq Ilmu Akhlaq Kepada Manusia 2. Kedua Orang Tua
(Ihsan) Tashawuf 3. Karib Kerabat/Keluarga
1. Kpd Hewan 4. Manusia Secara Umum
Akhlaq Kepada Alam
2. Kpd Lingkungan
1. Menjauhi Dosa
Akhlaq Kepada Diri Sendiri 2. Taubat & Istighfar
Oleh: Ustadz Aslam, S.H.I
3. Amal Shaleh
4.
PENJELASAN BAGAN
KERANGKA DIENUL ISLAM

1. Pengertian Dienul Islam


Dienul Islam/Agama Islam adalah dien/agama (aturan hidup) yang berasal dari Allah, ia adalah agama para nabi dan rasul. Allah mengut us Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa agama Islam tersebut, yang Allah tidak akan menerima pada hari kiamat suatu agamapun selain agama Islam
tersebut.
2. Pokok Ajaran Dienul Islam
Pokok-pokok ajaran Agama Islam tersebut terdiri dari tigal hal: 1. Aqidah (Iman), 2. Syari’ah (Islam), 3. Akhlaq (Ihsan).
Iman atau dikenal juga dengan aqidah. Ia merupakan keyakinan dalam hati yang menuntut adanya pengakuan dengan lisan dan pembu ktian dengan anggota
badan (perbuatan).
Syari’ah merupakan aturan dalam kehidupan, ia merupakan dimensi praktis setelah aqidah/keimanan ada di dalam hati, dalam hadits Jibril ia disebut juga
dengan istilah Islam.
Akhlaq (ihsan) adalah perilaku atau etika, ia merupakan konsekuensi dari aqidah (iman) yang bersih dan pengamalan syari’ah yang benar. Akhlak mulia
merupakan nilai-nilai kebaikan yang wajib dimiliki oleh setiap Muslim.
3. Ilmu yang memperlajari tentang aqidah biasa disebut dengan ilmu tauhid, cabang ilmu yang mempelajari tentang syari’ah adalah ilmu fiqih dan cabang ilmu yang
membahas tentang ilmu akhlaq adalah ilmu tashawuf.
4. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Ruang lingkup pembahasan aqidah meliputi enam hal, yaitu: 1. Iman kepada Allah, 2. Iman kepada malaikat-malaikat-Nya, 3. Iman kepada kitab-kitab-Nya, 4.
Iman kepada rasul-rasul-Nya, 5. Iman kepada kepada hari kiamat, 6. Iman kepada kepada takdir. Keenam hal tersebut disebut juga dengan rukun Iman (Arkanul
Iman).
5. Ruang Lingkup Pembahasan Syari’ah
Lingkup pembahasan syari’ah meliputi dua kelompok besar, 1) Fiqih Ibadah, 2) Fiqih Mu’amalah. Fiqih Ibadah adalah tata aturan yang mengatur hubungan
antara manusia dengan Allah (disebut juga ibadah mahdhah), Fiqih Mu’amalah adalah tata aturan yang mengatur antara sesame manusia ((disebut juga ibadah
ghairu mahdhah).
6. Fiqih Ibadah
Pilar utama fiqih ibadah meliputi lima hal: 1) Mengucapkan dua kalimat syahadat, 2). Mendirikan shalat lima waktu, 3) Membayar zakat, 4) Berpuasa pada bulan
ramadhan, 5) Haji ke baitullah bagi yang mampu. Kelima hal tersebut dengan sebutan rukun Islam (Arkanul Islam).
7. Fiqih Mu’amalah
Sedang pembahasan terkait fiqih mu’amalah lebih luas lagi, tapi dari kesemua pembahasan fiqih mu’malah ini dapat kita kelom pokkan menjadi 4 bagian. 1) Al-
Ahkam Al-Iqtishodiyah (Hukum Ekononi), yang membahas seputar aktivitas ekonomi dan bisnis, seperti jual beli, utang piutang dan lain-lain. 2) Al-Ahwal Asy-
Syakhshiyah (Hukum Keluarga), membahas seputar pernikahan, perceraian, waris dan wasiat. 3) Fiqih Jinayah (Hukum Pidana), hukum yang membahas seputar
tindak kejahatan atau kriminlitas, seperti pembunuhan, pencurian, perzinahan, perjudian dan lain-lain. 4) As-Siyasah Asy-Syar’iyah (Politik/Hukum Tata Negara),
membahas seputar tata cara memilih pemimpin, penyelenggaran negara dan pemerintahan dan lian-lain.
8. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlaq
Pembahasan tentang akhlaq atau ihsan (perbuatan baik) dapat kita kelompokan menjadi empat: 1) Akhlaq kepada Allah, 2) Akhlaq kepada sesame manusia, 3)
Akhlaq kepada alam sekitar, 4) Akhlaq kepada diri sendiri.
9. Akhlaq Kepada Allah
Akhlaq kepada Allah atau bebuat ihsan kepada Allah merupakan dasar yang paling utama. Seseorang akan senantiasa terdorong untuk berbuat baik (berkakhlaq)
apabila nilai-nilai ihsan itu tertanam di dalam dirinya. Nilai ihsan yang akan mendorong seseorang senantiasa berbuat baik adalah 1) Al-Musyahadah (merasakan
kehadiran Allah). 2). Adapun jika seseorang tidak bisa merasakan keadiran Allah, maka minimal ia merasakan pengawasan Allah (Al-Muraqabah). Al-Musyahadah
dan Al-Muraqabah ini dikenal dengan istilah martabatul ihsan atau tingkatan (maqam) ihsan.
10. Akhlaq Kepada Manusia
Selain memiliki akhlaq kepada Allah (hablumminallah), kita juga harus memiliki akhlaq yang baik kepada sesama manusia (hablumminannas). Akhlaq kepada
sesama manusia ini meliputi, 1) Akhlaq kepada Rasulullah termasuk juga kepada keluarga beliau (ahlul bait), dan orang yang hidup bersama dengan beliau
(sahabat) dan juga para ulama yang melanjut risalah perjuangan beliau. 2)Akhlaq kepada kedua orang tua yakni dengan cara berbakti kepada kedua orang tua
(birrul walidain). 3) Akhlaq kepada karib kerabat yang masih memilik hubungan kekeluargaan. 4) Akhlaq kepada manusia secara umum, baik mukmin maupun
kafir.
11. Akhlaq Kepada Alam
Seorang Muslim tidak hanya dituntut oleh berbuat baik kepada sesame manusia namun juga kepada alam sekitar, baik kepada hewan maupun lingkungan
sekitar.
12. Akhlaq Kepada Diri Sendiri
Seorang Muslim jangan sampai seperti lilin yang menerangi sekelilingnya tapi dirinya sendiri meleleh terbakar. Artinya seorang Muslim jangan sampai ia berbuat
baik kepada orang lain, tapi ia mengabaikan dirinya sendiri atau lupa berbuat baik kepada dirinya sendiri.
Cara berbuat baik kepada diri sendiri ini paling tidak bisa dilakukan dengan cara: 1) Menjauhi dosa, karena jika seseorang melakukan dosa sama saja dengan ia
menjatuhkan dirinya dalam kebinasaan. 2) Taubat dan Istighfar, kalaupun ia pernah terjerumus ke dalam dosa maka ia harus segera bertaubat dan istighfar. 3)
Selain itu ia juga harus memperbanyak amal shaleh, sekaligus amal shaleh tersebut bisa menjadi penebus atau dosa-dosa yang pernah ia lakukan.

Oleh: Ustadz Aslam,S.H.I

Anda mungkin juga menyukai