Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI TUMBUHAN TINGGI


TPB18218/ 1 SKS
DIVISI MAGNOLIOPHYTA
KELAS MAGNOLIOPSIDA ANAK KELAS ROSIIDAE

Dosen Pengampu:
Agustina Ambar Pertiwi, M.Pd.

Nama Asisten Dosen:


Gusti Hafifah
Zaida

Oleh:
Kasmiyah
NIM. 190101110290

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
MARET 2021
PRAKTIKUM V
DIVISI MAGNOLIOPHYTA
CLASS MAGNOLIOPSIDA SUB CLASSIS ROSIIDAE

Tujuan : Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan aspek botani beberapa


tumbuhan yang termasuk dalam Sub Classis Rosiidae.
Hari, tanggal : Jum’at, 26 Maret 2021
Tempat : Banjarmasin

A. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Baki atau nampan
b. Lup
c. Alat tulis
d. Pisau silet atau cutter
2. Bahan :
a. Mawar (Rosa sp.)
b. Putri malu (Mimosa pudica)
c. Jambu biji (Psidium guajava L.)
d. Euphorbia (Euphorbia miliii)
e. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

B. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengamati dan mencatat sifat-sifat (karakteristik) serta ciri-ciri dari
spesimen yang meliputi:
a. Perawakan tumbuhan (habitus); perdu, pohon, semak, atau terna.
b. Periodisitasnya; annual, biennial, pirenial.
c. Susunan akar; tunggang, serabut.
d. Sifat-sifat batang; cara-cara percabangan (monopodial, simpodial,
dikotom), arah tumbuh batang (tegak, berbaring, merayap, memanjat,
membelit dan sebagainya), permukaan batang serta alat-alat lain seperti
duri, bulu, rambut, kelenjar-kelenjar, bergetah atau tidak dan sebagainya.
e. Sifat-sifat daun; tunggal atau majemuk (menjari, menyirip dan
campuran), tata letak daun (berseling, tersebar, berkarang), bagian-
bagian daun (daun lengkap atau tidak), bangun atau bentuk daun, ukuran
(panjang dan lebar daun), pangkal daun, tepi daun, ujung daun, urat daun,
adanya rambut-rambut pada permukaan atas dan bawah daun, tekstur
daun dan warna daun.
f. Sifat-sifat bunga; bunga tunggal atau majemuk (berbatas atau tidak
berbatas), bagian-bagian bunga, bunga lengkap atau tidak, daun
pelindung, daun-daun pembalut, kelopak tambahan.
g. Sifat-sifat buah; sejati aatau semu.
h. Sifat-sifat lain; kuncup, alat pembelit, alat-alat memanjat, duri dan
sebagainya.
3. Menggambar hasil pengamatan yang meliputi:
a. Tumbuhan lengkap atau cabang lengkap.
b. Bagian-bagian dari tumbuhan (daun, akar, batang/ ranting, daun, bunga
dan buah serta biji kalau ada).
c. Irisan melintang atau membujur bunga.
d. Irisan melintang atau membujur buah.
4. Melakukan pendeterminasian terhadap setiap tumbuhan yang diamati dengan
menggunakan buku flora.
C. TEORI DASAR
Dilihat dari jumlah famili, sub classis ini merupakan sub classis yang
terbesar, sedangkan dari jumlah spesiesnya kurang lebih sama dengan sub
classis Asteridae. Tumbuhan yang termasuk dalam sub classis ini mempunyai
bunga dengan banyak stamen yang masak dengan urutan sentripetal. Ovula
bitegmik atau unitegmik, “crassinucellate” atau “tenuinecullate”. Korola
polipetal meskipun beberapa ada yang apetal atau simpetal. Sub classis ini
diduga muncul sekitar 100 juta tahun yang lalu pada periode Kretaseus bawah.
Sub classis Rosiidae terdiri dari 18 ordo, 114 famili, dan sekitar 58.000 spesies.
Contoh ordo Rosales: Contoh ordo Rafflesiales

Gambar 21. Rosa sp. Gambar 22. Rafflesia arnoldii

Contoh ordo Fabales: Contoh ordo Myrtales

Gambar 23. Mimosa pudica. Gambar 24. Melastoma malabathricum L.

Menurut Rosanti (2013) pada periodisitas pirenial adalah tumbuhan yang


dapat hidup mencapai hingga bertahun-tahun. Sehingga tumbuhan pirenial
juga biasa disebut tumbuhan tahunan atau menahun. Tumbuhan pirenial dapat
melakukan siklusnya secara terus menerus. Sedangkan akar tunggang yaitu
akar yang dapat dibedakan dengan jelas akar pokok dengan cabang-cabangnya
karena pertumbuhan struktur akarnya yang berbeda atau akar utamanya yang
selalu mengalami pertumbuhan. Kemudian menurut Tjitrosoepomo (2016)
menjelaskan bahwa sifat percabangan batang monopodial adalah apabila
batang pokok nampak terlihat jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih
cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.
Menurutnya juga arah tumbuh batang yang tegak lurus yaitu apabila
arahnya tumbuh lurus ke atas. Daun kenanga termasuk tanaman yang memiliki
bagian daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah (vagina). Daun
dengan bangun jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu apabila perbandingan
panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, seperti pada daun nangka (Artocarpus integra
Merr.). Pangkal daun yang membulat yaitu biasanya pada daun – daun bangun
bulat, jorong, dan bulat telur. Sedangkan pada ujung daun yaitu meruncing
adalah daun yangujungnya runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya
jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan
runcing, misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L.). Daun yang
memiliki urat daun yang menyirip yaitu apabila daun mempunyai satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan terusan tangkai daun. Pada
samping tulang tersebut keluar cabang-cabang tulang tersebut menyerupai sisik ikan.
D. HASIL PENGAMATAN
Gambar Hasil Pengamatan (Akar, batang, daun, bunga, dan buah)
1. Mawar (Rosa sp.)
a. Gambar hasil pengamatan

d Keterangan:
a. Akar
c b. Batang
c. Daun
b d. Bunga

b. Gambar literatur

Keterangan:
d
a. Akar
c b. Batang
c. Daun
b
d. Bunga

Sumber: Hidayati (2020)


1) Akar
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal akar

a b. Akar utama
c. Ujung akar

b) Gambar literatur

c Keterangan:
a. Pangkal utama
b. Akar akar
b c. Ujung akar

Sumber: Lawemas (2016)


2) Batang
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a
a. Ujung batang
b. Permukaan batang
b
c. Pangkal batang

b) Gambar literatur

a Keterangan:
a. Ujung batang
b b. Permukaan batang
c. Duri
c
d. Pangkal batang

Sumber: Ardiansyah (2014)


3) Daun
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a a. Ujung daun
c b. Helai daun
d c. Pangkal daun
e b
d. Tulang daun
e. Tepi daun

b) Gambar literatur

Keterangan:
a. Ujung daun
c
b. Helai daun
c. Pangkal daun
b

Sumber: Sandi (2019)


4) Bunga
a) Gambar hasil pengamatan

b Keterangan:
a a. Benang sari
b. Mahkota bunga
c. Kelopak bunga
d. Tangkai bunga
c
d

b) Gambar literatur

Keterangan:
a a. Benang sari
b. Mahkota bunga
b
c. Kelopak bunga
c d. Tangkai bunga

Sumber: Madrus (2018)


2. Putri malu (Mimosa pudica)
a. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Akar
c
b. Batang
c. Daun
b d. Bunga
d

b. Gambar literatur

Keterangan:
d a. Akar
c
b. Batang
c. Daun
b d. Bunga

a
Sumber: Oktarini (2018)
1) Akar
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a
a. Pangkal akar
b. Akar utama
c. Ujung akar
b

b) Gambar literatur

Keterangan:
a
a. Pangkal akar
b b. Akar utama
c. Ujung akar
c

Sumber: Yusuf (2019)


2) Batang
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Ujung batang
a
b. Permukaan batang
b c. Pangkal batang
c

b) Gambar literatur

Keterangan:
c
a. Pangkal batang
b. Permukaan batang

b c. Ujung batang

a
Sumber: Oktarini (2018)
3) Daun
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
c
a. Pangkal daun
b b. Helai daun
a c. Ujung daun
d. Tangkai daun

b) Gambar literatur

a Keterangan:
a. Ujung daun
b. Pangkal daun
c
b c. Tangkai daun
d. Helai daun
d

Sumber: Ulfa (2020)


4) Bunga
a) Gambar hasil pengamatan

c Keterangan:
a
a. Putik
b. Mahkota bunga
b
c. Benang sari
d. Tangkai bunga

b) Gambar literatur

Keterangan:
a a. Putik
c
b. Mahkota bunga
c. Tangkai bunga
b
d. Benang sari

Sumber: Hatmoko (2020)


5) Buah
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Eksokarpium

b) Gambar literatur

Keterangan:
a. Eksokarpium
a

Sumber: Oktarini (2018)


3. Jambu biji (Psidium guajava L.)
a. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
c
a. Akar
b. Batang
c. Daun
d
d. Buah
b
a

b. Gambar literatur

Keterangan:
a. Akar
b. Batang
c. Daun
d
b c d. Buah

Sumber: Huda (2018)


1) Akar
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal akar

a b. Batang akar
c. Ujung akar

b) Gambar literatur

Keterangan:
a a. Pangkal akar
b. Batang akar
b c. Ujung akar

Sumber: Line (2010)


2) Batang
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:

c a. Pangkal batang
b. Permukaan batang
c. Ujung batang
b

b) Gambar literatur

Keterangan:
c
a. Pangkal batang
b. Permukaan batang
b c. Ujung batang

Sumber: Sandi (2019)


3) Daun
a) Gambar hasil pengamatan

a Keterangan:
a. Ujung daun
b b. Helai daun
c. Urat daun
c d. Pangkal daun
d

b) Gambar literatur

Keterangan:
c
a. Ujung daun
d b. Helai daun
c. Pangkal daun
b
d. Urat daun

Sumber: Line (2010)


4) Bunga
a) Gambar hasil pengamatan

e Keterangan:
a
a. Mahkota bunga

b b. Benang sari
c. Kelopak bunga
d. Tangkai bunga
c
e, Putik
d

b) Gambar literatur
Keterangan:
a. Mahkota bunga
a
b. Benang sari
c. Putik
b

Sumber: Line (2010)


5) Buah
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a a. Tangkai buah
b. Eksokarpium

b) Gambar literatur

Keterangan:
a
a. Tangkai buah
b. Eksokarpium

Sumber: Line (2010)


4. Euphorbia (Euphorbia miliii)
a. Gambar hasil pengamatan

d Keterangan:
a. Akar
c b. Batang
c. Daun
b d. Bunga

b. Gambar literatur

Keterangan:
a. Akar
d
b. Batang
c c. Daun
d. Bunga
b
a

Sumber: Uma (2018)


1) Akar
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Ujung akar
c
b. Batang akar
b c. Pangkal akar

b) Gambar literatur

Keterangan:
a a. Pangkal akar
b b. Batang akar
c. Ujung akar

Sumber: Lesmana (2020)


2) Batang
a) Gambar hasil pengamatan

a Keterangan:
a. Ujung batang

b b. Permukaan batang
c. Pangkal batang

b) Gambar literatur

Keterangan:
a. Ujung batang
a
b. Permukaan batang
c. Pangkal batang
b

Sumber: Uma (2018)


3) Daun
a) Gambar hasil pengamatan

a Keterangan:
a. Ujung daun
b. Helai daun
b
c. Pangkal daun
c d. Tangkai daun

b) Gambar literatur

Keterangan:
a. Ujung daun
b b. Helai daun

a c. Pangkal daun
d. Urat daun
c
d

Sumber: Gardener (2020)


4) Bunga
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
c a. Mahkota bunga
a
b. Benang sari
c. Putik
b d. Tangkai bunga
d

b) Gambar literatur

Keterangan:
b
a. Mahkota bunga
a
b. Benang sari
c. Tangkai bunga

Sumber: Lesmana (2020)


5. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
a. Gambar hasil pengamatan

c Keterangan:
a. Akar
d
b. Batang
c. Daun
b
d. Buah

b. Gambar literatur

Keterangan:

d a. Akar
c b. Batang
c. Daun
b d. Buah

Sumber: Kakakid (2020)


1) Akar
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal akar
a b. Batang akar
c. Ujung akar
b

b) Gambar literatur

Keterangan:
a. Pangkal akar

a b. Batang akar
c. Ujung akar
b

Sumber: Saiki (2017)


2) Batang
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a
a. Ujung batang
b. Permukaan batang
b c. Pangkal batang

b) Gambar literatur

a Keterangan:
a. Ujung batang
b b. Permukaan batang
c. Pangkal batang
c

Sumber: Saiki (2017)


3) Daun
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
d
a. Ujung daun
b. Helai daun
b
c c. Tulang daun

e d. Pangkal daun
e. Tangkai daun
a

b) Gambar literatur

Keterangan:
b
a. Ujung daun
c b. Pangkal daun
d
c. Helai daun

a d. Urat daun

Sumber: Fitri (2020)


4) Bunga
a) Gambar hasil pengamatan

c Keterangan:
a. Benang sari
b b. Mahkota bunga
c. Putik

b) Gambar literatur

Keterangan:
a. Mahkota bunga
a
b. Benang sari
b c. Putik

Sumber: Fardiani (2018)


5) Buah
a) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a a. Tangkai buah
b. Eksokarpium
b

b) Gambar literatur

Keterangan:
a
a. Tangkai buah
b. Eksokarpium
b

Sumber: Fitri (2020)


Tabel Hasil Pengamatan
N
o. Ciri-ciri Mawar Putri malu Jambu biji Euphorbia Jeruk nipis

1. Habitus Perdu Perdu Pohon Perdu Pohon


2. Periodisitas Pirenial Annual Pirenial Pirenial Pirenial
3. Sifat akar Serabut Tunggang Tunggang Tunggang Tunggang
4. Sifat batang
Percabangan Monopodial Simpodial Monopodial Monopodial Monopodial
Arah tumbuh Tegak lurus Menjalar Tegak lurus Tegak lurus Tegak lurus
Bentuk Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat
batang
Permukaan Licin Trikoma Lepasnya Kasar Kasar
batang kerak
Alat-alat lain Duri Berduri - Duri Duri
5. Sifat daun
Tata letak Berhadapan Berhadapan Berhadapan Tersebar Berselang-
ganjil seling
Bagian daun Lengkap Tidak Tidak Tidak Tidak
lengkap lengkap lengkap lengkap

Bentuk daun Bulat telur Jorong Jorong Lonjong Jorong


Pangkal daun Membulat Membulat Tumpul Tumpul Tumpul
Ujung daun Meruncing Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul

Tepi daun Bergerigi Rata Rata Rata Rata


Urat daun Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip

Tekstur daun Tipis seperti Tipis lunak Seperti Seperti Tipis seperti
kertas kertas perkamen kertas
Warna daun Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
6. Sifat bunga
Bagian bunga Lengkap Tidak Lengkap Tidak Lengkap
lengkap lengkap
Alat lain - - - - -
7. Sifat buah - Sejati Sejati - Sejati
tunggal tunggal tunggal
Kunci Determinan
1. Mawar (Rosa sp.)
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit- 2
dikitnya dengan benang sari dan atau putik. Tumbuh-
tumbuhan berbunga.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat 3
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros
daun atau tangkai daun).
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam 4
bekas tersebut di atas.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. 6
Daun dan atau bunga berlainan dengan yang
diterangkan di atas.
6b Dengan berdaun atau tanpa daun yang jelas. 7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang 9
menyerupai.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat atau membelit. 10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menyerupai roset. 11
11b Tidak demikian ibu tulang daun dapat dibedakan jelas 12
dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun
yang ke samping dan yang serong ke atas.
12b Tidak semua duduk daun dalam karangan atau tidak 13
ada daun sama sekali.
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain. 14
14a Daun tersebar kadang-kadang berhadapan. 15
15b Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap 197
sampai bercangap menyirip rangkap.
197b Daun menyirip dan terdiri atas paling sedikit 2 pasang 208
anak daun.
208b Daun majemuk menyirip tunggal. 219
219b Tumbuh-tumbuhan lain. 220
220b Ibu tangkai daun tidak bersayap. 224
224a Tumbuh-tumbuhan berduri tempel, anak daunnya 57.
bergerigi. Rosaceae

2. Putri malu (Mimosa pudica)


1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit- 2
dikitnya dengan benang sari dan atau putik. Tumbuh-
tumbuhan berbunga.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat 3
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros
daun atau tangkai daun).
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam 4
bekas tersebut di atas.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. 6
Daun dan atau bunga berlainan dengan yang
diterangkan di atas.
6b Dengan berdaun atau tanpa daun yang jelas. 7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang 9
menyerupai.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat atau membelit. 10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menyerupai roset. 11
11b Tidak demikian ibu tulang daun dapat dibedakan jelas 12
dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun
yang ke samping dan yang serong ke atas.
12b Tidak semua duduk daun dalam karangan atau tidak 13
ada daun sama sekali.
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain. 14
14a Daun tersebar kadang-kadang berhadapan. 15
15b Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap 197
sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 9).
197b Daun menyirip dan terdiri atas paling sedikit 2 pasang 208
anak daun.
208a Daun majemuk (semu – Pent.) rangkap sampai 219
rangkap tiga.
209b Tumbuh-tumbuhan lain. 210
210b Daun dan bunga lain. 211
211b Anak daun bertepi rata. 214
214b Ibu tangkai daun tidak patah dalam bagian kecil. Daun 215
penumpu (setidak-tidaknya di bagian yang muda)
kelihatan jelas. Bakal buah mempunyai 1 papan biji.
Buahnya polongan.
215b Polongan tidak berduri tempel atau bunga tidak 216
tersusun dalam tandan.
216b Tumbuh-tumbuhan lain. 217
217b Tumbuh-tumbuhan lain. 218
218b Daun mahkota lain. 58.
Mimosaceae

3. Jambu biji (Psidium guajava L.)


1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit- 2
dikitnya dengan benang sari dan atau putik. Tumbuh-
tumbuhan berbunga.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat 3
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros
daun atau tangkai daun).
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam 4
bekas tersebut di atas.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. 6
Daun dan atau bunga berlainan dengan yang
diterangkan di atas.
6b Dengan berdaun atau tanpa daun yang jelas. 7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang 9
menyerupai.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat atau membelit. 10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menyerupai roset. 11
11b Tidak demikian ibu tulang daun dapat dibedakan jelas 12
dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun
yang ke samping dan yang serong ke atas.
12b Tidak semua duduk daun dalam karangan atau tidak 13
ada daun sama sekali.
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain. 14
14b Semua daun duduk berhadapan. 16
16a Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap 239
sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 10).
239b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah. 243
243b Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain. 244
244b Susunan tulang daun tidak demikian, seluruhnya atau 248
sebagian besar tulang tersusun menyirip, menjari atau
sejajar.
248b Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat 249
daun seperti jala.
249b Daun tak mempunyai serabut demikian. Bunga 250
berbentuk lain.
250a Pohon atau perdu. 251

251b Tidak terdapat daun penumpu atau daun penumpu 253


berbentuk lain.
253b Bunga tunggal, tandan, bulir, payung atau malai 254
254b Susunan tulang daun tidak demikian. 255
255a Kelopak sobek di atas bagian tengahnya, setengah 94.
bagian atasnya terlepas menurut bentuk mangkuk Myrtaceae
(tutup kelopak). Daun umumnya berselaput lilin, jika
diremas berbau kayu putih.

4. Euphorbia (Euphorbia miliii)


1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit- 2
dikitnya dengan benang sari dan atau putik. Tumbuh-
tumbuhan berbunga.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat 3
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros
daun atau tangkai daun).
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam 4
bekas tersebut di atas.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. 6
Daun dan atau bunga berlainan dengan yang
diterangkan di atas.
6b Dengan daun yang jelas. 7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang 9
menyerupainya.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak 10
membelit.
10b Daun tidak tersusun 11
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas 12
dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun
yang ke samping dan yang serong ke atas.
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak 13
ada daun sama sekali.
13b Tumbuh – tumbuhan berbentuk lain. 14
14b Semua duduk daun berhadapan 16
16a Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak terbagi 239
menyirip rangkap sampai bercangap menyirip rangkap
(golongan 10).
239a Tumbuh-tumbuhan yang mengandung getah (batang, 240
tangkai daun, urat daun dipotong atau ditusuk).
240b Getah putih. 241
241a Bunga tidak jelas, mempunyai 4 kelenjar, “mahkota 67.
bunga” belepasan. Buah lepas dalam 3 kendaga yang Euphorbiaceae
berbiji satu.

5. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)


1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit- 2
dikitnya dengan benang sari dan atau putik. Tumbuh-
tumbuhan berbunga.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat 3
juga memanjat atau membelit (dengan batang, poros
daun atau tangkai daun).
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam 4
bekas tersebut di atas.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. 6
Daun dan atau bunga berlainan dengan yang
diterangkan di atas.
6b Dengan berdaun atau tanpa daun yang jelas. 7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang 9
menyerupai.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat atau membelit. 10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menyerupai roset. 11
11b Tidak demikian ibu tulang daun dapat dibedakan jelas 12
dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun
yang ke samping dan yang serong ke atas.
12b Tidak semua duduk daun dalam karangan atau tidak 13
ada daun sama sekali.
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain. 14
14a Daun tersebar kadang-kadang berhadapan. 15
15b Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap 197
sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 9).
197b Daun menyirip dan terdiri atas paling sedikit 2 pasang 208
anak daun.
208b Daun majemuk menyirip tunggal. 219
219b Tumbuh-tumbuhan lain. 220
220b Ibu tangkai daun tidak bersayap. 224
224b Tumbuh-tumbuhan tidak berduri. 225
225b Tumbuh-tumbuhan lain. 227
227b Anak daun bertepi rata atau setidak-tidaknya tidak 229
bergerigi kasar
229a Anak daun berbintik transparan. Bunga putih, sangat 62.
berbau. Buah buni merah, berbiji 1 – 2. Rutaceae
E. ANALISIS DATA
1. Mawar (Rosa sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosiidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa sp.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, Mawar (Rosa sp.) memiliki habitus
berupa perdu yaitu tumbuhan dengan batang yang ketinggian tidak dapat
mencapai 6 meter atau kurang dari 6 meter. Mawar ini periodisitasnya adalah
pirenial, dimana tumbuhan yang memiliki masa hidup lebih dari dua tahun.
Tumbuhan ini memiliki sifat akar yaitu serabut karena akar utama pada
tanaman ini tidak terlihat dengan jelas. Akar bunga mawar ini berwarna
cokelat muda.
Kemudian batang pada mawar memiliki percabangan monopodial
yang mana batang utamanya tampak jelas dan lebih panjang. Arah tumbuh
batang tersebut tegak lurus ke atas serta bentuk batangnya bulat. Dan pada
permukaan batang mawar tersebut licin serta pada batangnya terdapat duri.
Selain itu, tata letaknya berhadapan ganjil. Daun mawar merupakan daun
yang lengkap karena memiliki tangkai helaian daun dan pelepah daun,
dikatakan daun yang lengkap jika memiliki helaian, pelepah dan tangkai
daun. Bentuk daun mawar ini adalah bulat telur, pangkal daunnya membulat
dan ujung daun memiliki bentuk meruncing, tepi daunnya adalah bergigi, urat
daun menyirip, tekstur daunnya adalah tipis seperti kertas serta warna
daunnya adalah hijau. Adapun sifat bunga pada bagian bunga mawar adalah
lengkap, dikatakan lengkap jika terdapat kelopak bunga, mahkota bunga,
benang sari dan putik.
Menurut Rosanti (2013) pada periodisitas pirenial adalah tumbuhan
yang dapat hidup mencapai hingga bertahun-tahun. Sehingga tumbuhan
pirenial juga biasa disebut tumbuhan tahunan atau menahun. Tumbuhan
pirenial dapat melakukan siklusnya secara terus menerus. Sedangkan akar
tunggang yaitu akar yang dapat dibedakan dengan jelas akar pokok dengan
cabang-cabangnya karena pertumbuhan struktur akarnya yang berbeda atau
akar utamanya yang selalu mengalami pertumbuhan.
Menurut Tjitrosoepomo (2010) bahwa pada suku rosaceae ini termasuk
tumbuhan berkayu atau terna. Kemudian mempunyai sepasang daun
penumpu, kadang-kadang melekat pada panngkal daun. Dasar bunga nya rata,
berbentuk cawan. Menurut Tjitrosoepomo (2016) menjelaskan bahwa sifat
percabangan batang monopodial adalah apabila batang pokok nampak terlihat
jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya)
daripada cabang-cabangnya. Menurutnya juga arah tumbuh batang yang
tegak lurus yaitu apabila arahnya tumbuh lurus ke atas. Daun kenanga
termasuk tanaman yang memiliki bagian daun tidak lengkap karena tidak
memiliki pelepah (vagina). Daun dengan bangun jorong (ovalis atau
ellipticus) yaitu apabila perbandingan panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, seperti
pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.). Pangkal daun yang membulat
yaitu biasanya pada daun – daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
Sedangkan pada ujung daun yaitu meruncing adalah daun yang ujungnya
runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari
dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya
ujung daun sirsak (Annona muricata L.). Daun yang memiliki urat daun yang
menyirip yaitu apabila daun mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari
pangkal ke ujung dan terusan tangkai daun. Pada samping tulang tersebut
keluar cabang-cabang tulang tersebut menyerupai sisik ikan.
Menurut Rosanti (2013) menjelaskan pada batang mawar ini terdapat
pada permukaan batangnya yaitu berduri (spinosus). Kemudian batang
mawar tersebut bersifat keras karena batang yang disusun oleh jaringan
lignin. Dan bagian pangkal ibu tangkai daun majemuk tumbuhan monokotil
(misalnya daun-daun palem) dapat melebar membentuk pelepah atau upih
daun, sedangkan pada tumbuhan dikotil pangkal ibu tangkai daun dapat
membesar dan dapat mempunyai daun penumpu, misalnya pada daun mawar
(Rosa sp.).
Aspek botani Rosa sp. yaitu pada bunga nya bisa dijadikan sebagai
obat-obatan yaitu sebagai obat jerawat alami, melembabkan kulit wajah,
mengatasi peradangan pada kulit, meredakan sakit kepala dan baik untuk
sistem pencernaan.
Kunci determinasi Mawar (Rosa sp.)
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b – 12b - 13b - 14a - 15a - 197b –
208b – 219b – 220b – 224a – 57. Famili Rosaceae
Fam. 57. Rosaceae (Keluarga mawar)
Terdapat semak kadang-kadang memanjat, berduri atau berduri tempel
atau tidak, atau tanaman berkayu. Daun tersebar, tunggal atau majemuk, daun
penumpu tumbuh sangat baik. Bunga kerap kali berkelamin 2, beraturan dan
berbilangan lima. Kelopak berdaun lekat, kadang-kadang dengan kelopak
tambahan. Daun mahkota sebanyak taju kelopak, jarang-jarang 0. Benang sari
6 sampai banyak. Tangkai sari waktu kuncup kerapkali membengkok. Kepala
sari kecil, beruang 2. Bakal buah 1 sampai banyak, menumpang tenggelam
atau setengah tenggelam, satu sama lain bersatu atau tidak. Buah tunggal atau
majemuk, bentuk berbeda-beda.
Rosa sp.
2. Puri malu (Mimosa pudica)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosiidae
Ordo : Fabales
Famili : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, Putri malu (Mimosa pudica) memiliki
habitus berupa perdu. Putri malu ini periodisitasnya adalah annual, karena
dapat bertahan hidup hanya mencapai hingga satu tahun atau hidupnya
kurang dari satu tahun. Tumbuhan ini memiliki sifat akar yaitu tunggang di
mana akarnya ini selalu menuju ke pusat bumi atau uung akarnya selalu aktif
dalam pembelahan karena merupakan jaringan meristem.
Kemudian batang pada putri malu memiliki percabangan simpodial
karena batang utama dan batang cabangnya tidak dapat dibedakan dengan
jelas. Arah tumbuh batang tersebut menjalar. Bentuk batangnya bulat. Dan
pada permukaan batang putri malu tersebut trikoma serta pada batangnya
terdapat berduri. Selain itu, tata letaknya berhadapan. Daun putri malu
merupakan daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan
helaian daun saja tetapi tidak terdapat pelepah daun, dikatakan daun yang
lengkap jika memiliki helaian, pelepah dan tangkai daun. Bentuk daun putri
malu ini adalah jorong, pangkal daunnya membulat dan ujung daun
memiliki bentuk tumpul, tepi daunnya adalah rata, urat daun menyirip,
tekstur daunnya adalah tipis seperti kertas serta warna daunnya adalah hijau.
Adapun sifat bunga pada bagian bunga putri malu adalah tidak lengkap,
dikatakan tidak lengkap jika bunganya tidak memiliki salah satu bagian,
dikatakan bunganya lengkap terdapat bagian yaitu kelopak bunga, mahkota
bunga, benang sari dan putik tetapi bunga tersebut tidak memiliki kelopak
bunga. Selain itu pada buah putri malu ini adalah buah sejati tunggal.
Menurut Rosanti (2013) bahwa periodisitas annual adalah waktu atau
masa hidup suatu tanaman yang hanya dapat mencapai kurang lebih 1 tahun.
Sistem perakaran serabut yaitu akar yang bagian akar primer atau akar
utamanya tidak dapat dibedakan karena memiliki ukuran yang hampir sama
sebab pertumbuhannya yang terhambat pada akar utama sehingga
pertumbuhan akar utama dan cabang menjadi seperti beriringan. Arah tumbuh
yang memanjat yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan
penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati maupun tumbuhan lain, dan
pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk
“berpegangan” pada penunjangnya.
Menurut Rosanti (2013) pada batang putri malu ini merupakan batang
berkayu. Batang berkayu paling mudah untuk dikenali karena batangnya yang
keras karena tersusun atas jaringan lignin. Batang berkayu sering dimiliki
oleh tumbuhan yang termasuk kelas dikotil. Batang berkayu sering ditemukan
pada tumbuhan semak (frutices) dan pohon-pohonan (arbores). Tumbuhan
semak dan tumbuhan pohon-pohonan dapat dilihat perbedaannya dari tinggi,
percabangan, dan perkembangan percabangannya. Semak adalah tumbuhan
yang tidak begitu tinggi dengan pertumbuhan percabangannya dekat dengan
tanah, dan diameter batang tidak membesar.
Pada putri malu ini merupakan daun majemuk campuran. Hal ini
pernyataan dari Tjitrosoepomo (2003) bahwa putri malu merupakan daun
majemuk campuran. Pada daun putri malu terdapat empat anak daun yang
terdapat pada ujung ibu tangkai daun yang tersusun menjari. Pada anak
tangkai daun terdapat anak - anak daun ordo kedua yang tersusun menyirip.
Jadi, susunan anak daunnya merupakan campuran antara daun majemuk
menjari dan daun majemuk menyirip. Putri malu termasuk golongan buah
sejati tunggal. Buah sejati merupakan buah yang berkembang dari bakal buah.
Aspek botani pada tanaman putri malu adalah mencegah pembentukan
radikal bebas di tubuh. Tanaman ini mengandung fitokimia dan vitamin, serta
superoksida dismutase, antoksidan bermanfaat.
Kunci determinasi Putri malu (Mimosa pudica)
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 13b - 14a – 15b - 197b –
208a - 209b - 210b - 211b - 214b – 215b - 216b – 217b – 218b - 58. Famili
Mimosaceae – 1b – 6a - 5. Mimosa pudica.
Fam. 58. Mimosaceae
Kebanyakan pohon atau perdu, kadang-kadang memanjat. Daun
tersebar, kerapkali sempurna menyirip-rangkap atau berdaun berbilangan dua
rangkap. Daun penumpu ada atau tidak ada, kadang-kadang seperti duri.
Bunga kerapkali berkelamin 2, dalam bongkol atau bulir atau tandan,
berjumlah 4 – 6. Kelopak zigomorf, bergigi, berlekuk atau berbagi, kadang-
kadang berambut serabut halus atau tidak ada. Mahkota beraturan, lepas atau
bersatu. Benang sari 4 sampai banyak, lepas atau bersatu pada pangkalnya.
Kepala sari kecil. Bakal buah hampir selalu menumpang, beruang 1. Tangkai
putik 1. Kepala putik kecil, di ujung. Polongan membuka atau tidak atau
rontok per ruas. Biji satu sampai banyak.
5. Mimosa
1. a. Sirip boleh dikatakan pada semua daun 2 pasang.
Mimosa pudica
Herba memanjat atau berbaring atau setengah perdu, tinggi 0,3 – 1,5
m. Akar pena kuat. Batang dengan rambut sikat yang mengarah miring
ke bawah dan duri tempel bengkok yang tersebar. Daun penumpu bentuk
lanset, panjang 1 cm. Daun pada sentuhan melipatkan diri, menyirip
rangkap. Sirip terkumpul rapat, panjang 4 – 5,5 cm. Anak daun tiap sirip
5 – 26 pasang, kerapkali warna tepi ungu, berumbai, 6 – 16 kali 1 – 3
mm. Bongkol memanjang, panjang 1 cm, 2 – 4 menjadi satu, tangkai
dengan rambut sekat yang panjan 2 – 5 cm. Kelopak sangat kecil, bergigi
4, seperti selaput putih. Tabung mahkota kecil, bertaju 4, seperti selaput
putih. Benag sari 4, lepas, ungu. Polongan pipih, bentuk garis, di antara
biji-biji menyempit tidak di dalam, pada sambungan dengan banyak
rambut sekat panjang yang pucat, beruas 2 – 4, panjang 1 – 2 cm, lebar 4
mm, pada waktu masak lepas ke dalam pecahan berbiji satu, yang
melepaskan diri dari tempat sambungan yang tidak rontok. Biji bulat,
pipih.
Mimosa pudica

3. Jambu biji (Psidium guajava L.)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosiidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, Jambu biji (Psidium guajava L.)
memiliki habitus berupa pohon. Jambu biji ini periodisitasnya adalah pirenial,
dimana tumbuhan yang memiliki masa hidup lebih dari dua tahun. Tumbuhan
ini memiliki sifat akar yaitu tunggang yaitu sistem perakaran yang dapat
dibedakan antara akar utama atau akar pokok dengan cabang-cabanag
ataupun rambut-rambut akar. Akar jambu biji terus memanjang ke dasar bumi
atau menuju pusat bumi untuk memperlebar permukaan akar sehingga lebih
banyak penyerapan air dan unsur haranya.
Kemudian batang pada jambu biji memiliki percabangan monopodial
yang mana batang utamanya tampak jelas dan lebih panjang. Arah tumbuh
batang tersebut tegak lurus ke atas serta bentuk batangnya bulat dan
permukaan batangnya yaitu terlepasnya kerak. Selain itu, tata letaknya
berhadapan. Daun jambu biji merupakan daun yang tidak lengkap karena
hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja tetapi tidak terdapat pelepah
daun, dikatakan daun yang tidak lengkap jika tidak memiliki salah satu bagian
yaitu helaian, pelepah dan tangkai daun. Bentuk daun jambu biji ini adalah
jorong, pangkal daunnya tumpul dan ujung daun memiliki bentuk tumpul, tepi
daunnya adalah rata, urat daunnya menyirip dan memiliki tekstur daunnya
seperti kertas serta warna daunnya adalah hijau. Adapun sifat bunga pada
bagian bunga jambu biji adalah lengkap, dikatakan lengkap jika bunga
tersebut terdapat kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik.
Selain itu buah jambu biji ini termasuk buah sejati tunggal karena buah
tersebut berasal dari bakal buahnya. Dikatakan buah sejati jika buah itu terjadi
dari bakal buahnya.
Menurut Tjitrosoepomo (2010) bahwa pada suku Myrataceae ini
merupakan habitus pohon. Daunnya bersifat tunggal dan tata letaknya
berhadapan. Pada cabang-cabangnya tersusun dalam 2 baris pada 1 bidang,
kebanyakan tanpa daun penumpu. Menurut Rosanti (2013) pada periodisitas
pirenial adalah tumbuhan yang dapat hidup mencapai hingga bertahun-tahun.
Sehingga tumbuhan pirenial juga biasa disebut tumbuhan tahunan atau
menahun. Tumbuhan pirenial dapat melakukan siklusnya secara terus
menerus. Sedangkan akar tunggang yaitu akar yang dapat dibedakan dengan
jelas akar pokok dengan cabang-cabangnya karena pertumbuhan struktur
akarnya yang berbeda atau akar utamanya yang selalu mengalami
pertumbuhan.
Menurut Tjitrosoepomo (2016) menjelaskan bahwa sifat percabangan
batang monopodial adalah apabila batang pokok nampak terlihat jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya. Menurutnya juga arah tumbuh batang yang tegak lurus yaitu
apabila arahnya tumbuh lurus ke atas. Daun kenanga termasuk tanaman yang
memiliki bagian daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah (vagina).
Daun dengan bangun jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu apabila
perbandingan panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, seperti pada daun nangka
(Artocarpus integra Merr.). Pangkal daun yang membulat yaitu biasanya
pada daun – daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur. Sedangkan pada ujung
daun yaitu meruncing adalah daun yangujungnya runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung
daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun sirsak
(Annona muricata L.). Daun yang memiliki urat daun yang menyirip yaitu
apabila daun mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung
dan terusan tangkai daun. Pada samping tulang tersebut keluar cabang-cabang
tulang tersebut menyerupai sisik ikan.
Menurut Rosanti (2013) bahwa jambu biji tersebut bersifat keras karena
batang yang disusun oleh jaringan lignin karena itulah batang tersebut bersifat
keras dan kuat. Batang berkayu dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yang
termasuk kelas dikotil. Terdapat permukaan batangnya yaitu terlepasnya
kerak karena batang tersebut memiliki permukaanya yang terlepasnya kerak
(bagian kulit yang mati). Adapun bentuk batangnya berbentuk bulat yaitu
apabila penampang melintangnya menunjukkan bangun lingkaran.
Tanaman jambu biji memiliki aspek botani yaitu buahnya bisa dijadikan
sebagai konsumsi secara mentah atau di rebus dan sebagai obat-obatan. Selain
buahnya, juga terdapat pada kulit dan daun jambu biji dipergunakan sebagai
obat untuk mengatasi diare akut dan kronis, disentri, radang usus, gangguan
pencernaan dan kencing manis.
Kunci determinasi Jambu biji (Psidium guajava L.)
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b – 12b - 13b – 14b - 16a - 239b -
243b - 244b - 248b - 249b - 250b - 251b - 253b - 254b – 255a - 94. Famili
Myrtaceae – 2a – 2. Psidium guajava L.
Fam 94. Myrtaceae (Bangsa Jambu)
Pohon atau perdu tegak. Daun berhadapan, berseling atau tersebar, tepi
rata, dengan kelenjar minyak (dapat dilihat dengan cahaya menerus). Daun
penumpu tidak ada. Bunga beraturan, kerapkali berkelamin 2, berjumlah 4 –
5. Daun pelindungkecil. Kelopak, berdaun lekat, tabung kerapkali di atas
bakal buah diperpanjang, tepi kadang-kadang sebelum mekar rontok seperti
tudung, taju 3 – 5. Daun mahkota lepas atau melekat mejadi cawan, kadang-
kadang rontok sebelum mekar. Benang sari umumnya banyak. Tonjolan dasar
bunga bentuk cincin atau cawam, menutupi tabung kelopak. Bakal buah
(setengah) tenggelam, beruang 1 sampai banyak. Tangkai putik 1. Buah buni,
buah batu, buah kotak atau buah keras, biji 1 sampai banyak.
2. a. Buah buni berbiji banyak. Bagian muda berambut. Tabung kelopak
tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak
sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawam, kemudian
membelah menjadi 2 -5 taju yang tidak sama.
2. Psidium
2. Psidium
Perdu atau pohon kecil, tinggi 3 – 10 m. Kulit perang, licin, terkelupas
dalam potongan. Ruas tangkai teratas segi empat tajam. Daun muda berbulu
abu-abu. Daun bertangkai pendek, bulat panjang atau memanjang, 6 – 14 kali
3 – 6 cm. Bunga terletak di ketiak, bertangkai, anak payung berbunga 1 – 3
kali, tangkai 1 – 4 cm. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk
corong, panjang 0,5 cm, pinggiran tidak rontok, panjang kuran lebih 1 cm.
Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5 – 2 cm, putih, segera rontok.
Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar,
seperti hal nya tangkai putik berwarna serupa mentega. Bakal buah
tenggelam, beruang 4 – 5. Buah buni bundar, bentuk pir atau bentuk telur
terbalik, kuning, panjang 5 – 8,5 cm, daging buah putih kekuningan atau
merah muda.
Psidium guajava L.
4. Euphorbia (Euphorbia miliii)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosiidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia miliii
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, Euphorbia (Euphorbia milii.)
memiliki habitus berupa perdu. ini periodisitasnya adalah pirenial, dimana
tumbuhan yang memiliki masa hidup lebih dari dua tahun. Sistem perakaran
pada tanaman ini termasuk dalam sistem perakaran tunggang karena akar
utama pada tanaman ini terlihat dengan jelas.
Kemudian batang pada Euphorbia memiliki percabangan monopodial
yang mana batang utamanya tampak jelas dan lebih panjang. Arah tumbuh
batang tersebut tegak lurus serta bentuk batangnya bulat. Dan pada
permukaan batang ini kasar serta pada batangnya memiliki alat lain yaitu pada
batang tersebut terdapat duri. Selain itu, tata letaknya tersebar. Daun
euphorbia merupakan daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki
tangkai dan helaian daun saja tetapi tidak terdapat pelepah daun, dikatakan
daun yang lengkap jika memiliki helaian, pelepah dan tangkai daun. Bentuk
daun ini adalah lonjong, pangkal daunnya tumpul dan ujung daun memiliki
bentuknya tumpul, tepi daunnya adalah rata, urat daun menyirip, tekstur
daunnya adalah seperti perkamen serta warna daunnya adalah hijau. Adapun
sifat bunga pada bagian bunga euphorbia adalah tidak lengkap, dikatakan
lengkap jika memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik.
Menurut Tjitrosoepomo (2010) bahwa pada suku Euphorbiaceae
termasuk habitus tumbuhan berkayu. Daun ini tunggal atau majemuk,
duduknya tersebar. Bunga pada euphorbiaceae ini selalu berkelamin tunggal,
berumah 1 atau 2, dengan bentuk dan susunan yang beraneka rupa, ada yang
tanpa perhiasan bunga, dengan hiasan bunga rangkap atau tunggal, biasanya
berangkai dalam bunga majemuk yang berganda.
Menurut Rosanti (2013) pada periodisitas pirenial adalah tumbuhan
yang dapat hidup mencapai hingga bertahun-tahun. Sehingga tumbuhan
pirenial juga biasa disebut tumbuhan tahunan atau menahun. Tumbuhan
pirenial dapat melakukan siklusnya secara terus menerus. Sedangkan akar
tunggang yaitu akar yang dapat dibedakan dengan jelas akar pokok dengan
cabang-cabangnya karena pertumbuhan struktur akarnya yang berbeda atau
akar utamanya yang selalu mengalami pertumbuhan.
Aspek botani dari tanaman euphorbia ini yaitu dapat digunakan
sebagai tanaman obat. Tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai penyakit
seperti kurap, bisul, radag telinga dan sembelit.
Kunci determinasi Euphorbia (Euphorbia miliii)
1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b - 10b – 11b – 12b – 13b – 14b – 16a – 239a
– 240b – 241a - 67. Famili Euphorbiaceae – 1a – 2a. Euphorbhia milii
Fam 67. Euphorbiaceae
Pohon, perdu, semak, kadang-kadang berair, kerapkali mengandung
getah. Daun tersebar, kadang-kadang berhadapan, tunggal atau majemuk
menjari, kerapkali dengan daun penumpu. Ujung tangkai daun atau pangkal
helaian daun kerapkali dengan kelenjar. Bunga berkelamin 1, berumah 1 atau
2, bunga betina dan jantan kadang-kadang berbeda besar, kadang-kadang
tersusun dalam, yang dikatakan cyathium. Tenda bunga tunggal atau rangkap,
kadang-kadang tidak ada. Tonjolan menebal dasar bunga kerapkali ada.
Benang sari 1 sampai banyak. Lepas atau melekat. Bakal buah menumpang,
beruang 2 – 4. Bakal biji beruang 1 -2. Buah bermacam-macam.
Euphorbia
5. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dilledinae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
memiliki habitus berupa pohon. Jeruk nipis ini periodisitasnya adalah
pirenial, dimana tumbuhan yang memiliki masa hidup lebih dari dua tahun.
Sistem perakaran pada tanaman ini termasuk dalam sistem perakaran
tunggang karena akar utama pada tanaman ini terlihat dengan jelas.
Kemudian batang pada jeruk nipis memiliki percabangan monopodial
karena batang utama dan batang cabangnya dapat dibedakan dengan jelas.
Arah tumbuh batang tersebut tegak lurus serta bentuk batangnya bulat. Dan
pada permukaan batang jeruk nipis tersebut kasar dan di permukaan batangny
terdapat duri. Selain itu, tata letaknya tersebar. Daun jeruk nipis merupakan
daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja
tetapi tidak terdapat pelepah daun, dikatakan daun yang lengkap jika memiliki
helaian, pelepah dan tangkai daun. Bentuk daun jeruk nipis ini adalah jorong,
pangkal daunnya tumpul dan ujung daun memiliki bentuk tumpul, tepi
daunnya adalah beringgit, urat daunnya menyirip, tekstur daunnya tipis
seperti kertas, serta warna daunnya adalah hijau. Adapun sifat bunga pada
bagian bunga jeruk nipis adalah lengkap, dikatakan lengkap jika bunga
memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik dan benang sari. Selain itu
terdapat buah tanjung, buah jeruk nipis ini merupakan sifat buahnya sejati
tunggal karena buah tersebut berasal dari bakal buahnya. Dikatakan buah
sejati jika buah itu terjadi dari bakal buahnya. Menurut Tjitrosoepomo (2010)
bahwa pada suku Rutaceae ini memiliki habitus berupa pohon. Daun pada
suku rutaceae tersebut daun tunggal. Di dalam daun dan kulit batangnya
terdapat kelenjar-kelenjar minyak yang terjadi secara skizolisigen. Buah jeruk
nipis ini adalah buah batu atau berkulit tebal seperti belulang.
Menurut Rosanti (2013) pada periodisitas pirenial adalah tumbuhan
yang dapat hidup mencapai hingga bertahun-tahun. Sehingga tumbuhan
pirenial juga biasa disebut tumbuhan tahunan atau menahun. Tumbuhan
pirenial dapat melakukan siklusnya secara terus menerus. Sedangkan akar
tunggang yaitu akar yang dapat dibedakan dengan jelas akar pokok dengan
cabang-cabangnya karena pertumbuhan struktur akarnya yang berbeda atau
akar utamanya yang selalu mengalami pertumbuhan.
Menurut Tjitrosoepomo (2016) menjelaskan bahwa sifat percabangan
batang monopodial adalah apabila batang pokok nampak terlihat jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya. Menurutnya juga arah tumbuh batang yang tegak lurus yaitu
apabila arahnya tumbuh lurus ke atas. Daun kenanga termasuk tanaman yang
memiliki bagian daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah (vagina).
Daun dengan bangun jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu apabila
perbandingan panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, seperti pada daun nangka
(Artocarpus integra Merr.). Pangkal daun yang membulat yaitu biasanya
pada daun – daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur. Sedangkan pada ujung
daun yaitu meruncing adalah daun yangujungnya runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung
daun nampak sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun sirsak
(Annona muricata L.). Daun yang memiliki urat daun yang menyirip yaitu
apabila daun mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung
dan terusan tangkai daun. Pada samping tulang tersebut keluar cabang-cabang
tulang tersebut menyerupai sisik ikan.
Jeruk nipis ini tipe daun majemuk menyirip beranak daun satu. Hal ini
merupakan hasil pengamatan saya bahwa daun jeruk tersebut memiliki anak
daun berjumlah satu. Tjitrosoepomo (2016) mengemukakan, pada tangkai
daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak
langsung terdapat pada ibu tangkai.
Tanaman jeruk nipis memiliki aspek botani yaitu buahnya bisa
dijadikan sebagai konsumsi dan sebagai obat-obatan seperti mengatasi
demam, nyeri tenggorokan, nyeri haid, mencegah sariawan dan menambah
kekebalan daya tahan tubuh.
Kunci determinasi Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 13b - 14a – 15b - 197b -
208b - 219b - 220b - 224b – 225b - 227b – 229a - 62. Famili Rutaceae – 1b
– 3b – 3. Citrus aurantifolia.
Fam 62. Rutaceae (Keluarga Jeruk)
Pohon atau perdu, jarang semak. Daun berhadapan atau berseling,
tunggal atau majemuk, dengan kelenjar minyak yang transparan. Bunga
beraturan, kebanyakan berkelamin 2, dalam anak payung, tandan atau malai.
Kelopak berjumlah 4 – 5, bersatu atau tidak. Mahkota kebanyakan berjumlah
4 – 5, berdaun lepas, benang sari 4 – 5 atau 8 – 10, jarang 6 jarang lebih
daripada 10; kepala sari beruang 2. Tonjolan dasar bunga beringgit atau
berlekuk, di dalam benang sari. Bakal buah menumpang, seperti juga
buahnya, bentuknya sangat berbeda. Buah buni kotak, buni, atau batu atau
buah berbelah.
Pohon yang bercabang banyak; 1,5 – 3,5 m. Panjang duri 0,3 – 1,2 cm.
Tangkai daun ke arah ujung kadang-kadang bersayap sedikit, sayap beringgit
melekuk ke dalam, panjang 0,5 – 2,5 cm. Helaian daun bulat telur eliptis atau
bulat telur memanjang, dengan pangkal bulat dan ujung tumpul, melekuk ke
dalam sedikit; tepi beringgit; panjang 2,5 – 9 cm. Diameter bunga 1,5 – 2,5
cm. Daun mahkota dari luar puth kuning. Buah bentuk bola, kuning, diameter
3,5 cm; tebal kulitnya 0,2 – 0,5 cm; daging buah kuning kehijauan. 1 – 1.000
m.
Citrus aurantifolia
.
F. KESIMPULAN
1. Ciri-ciri dari Divisi Magnoliophyta pada bahan praktikum V yaitu:
a. Mawar (Rosa sp.) memiliki habitus perdu, periodisitasnya pirenial, sifat
akarnya serabut, percabangannya monopodial, arah tumbuhnya tegak
lurus, bentuk batangnya bulat, permukaan batang licin, alat pada
batangnya terdapat duri, daunnya berhadapan ganjil, bagian daunnya
lengkap, pangkal daun membulat, ujung daunnya meruncing, tepi
daunnya bergerigi, tekstur daunnya tipis seperti kertas, urat daunnya
menyirip dan berbentuk bulat telur. Memiliki bunga yang lengkap karena
memiliki kelopak, mahkota, benang sari dan putik, tetapi tidak memiliki
buah. Aspek botani dari tumbuhan mawar adalah pada bunga nya bisa
dijadikan sebagai obat-obatan yaitu sebagai obat jerawat alami,
melembabkan kulit wajah, mengatasi peradangan pada kulit, meredakan
sakit kepala dan baik untuk sistem pencernaan.
b. Putri malu (Mimosa pudica) memiliki habitus perdu, periodisitasnya
pirenial, sifat akarnya tunggang, percabagannya simpodial, arah
tumbuhnya menjalar, bentuk batangnya bulat, permukaan batang
trikoma, alat pada batangnya berduri daun berhadapan, bagian daunnya
tidak lengkap, bentuk daunnya jorong, pangkal daunnya membulat,
ujung daunnya tumpul, tepi daunnya rata, urat daunnya menyirip, tekstur
daunnya tipis seperti kertas, warna daunnya hijau. Pada bunganya tidak
lengkap karena tidak memiliki kelopak serta buah putri malu sifatnya
sejati tunggal. Aspek botani dari putri malu adalah mencegah
pembentukan radikal bebas di tubuh. Tanaman ini mengandung fitokimia
dan vitamin, serta superoksida dismutase, antoksidan bermanfaat.
c. Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan habitus pohon.
Periodisitasnya pirenial, sifat akarnya tunggang, percabangannya
monopodial, arah tumbuhnya tegak lurus, bentuk batangnya bulat,
permukaan batang terlepasnya kerak, daunnya berhadapan, bagian
daunnya tidak lengkap, bentuk daunnya jorong, pangkal daunnya tumpul,
ujung daunnya tumpul, tepi daunnya rata, urat daunnya menyirip, tekstur
daunnya seperti kertas, warna daunnya hijau. Memiliki bunga yang
lengkap serta memiliki buah yaitu golongan buah sejati tunggal. Aspek
botani dari tumbuhan jambu biji adalah buahnya bisa dijadikan sebagai
konsumsi secara mentah atau di rebus dan sebagai obat-obatan. Selain
buahnya, juga terdapat pada kulit dan daun jambu biji dipergunakan
sebagai obat untuk mengatasi diare akut dan kronis, disentri, radang usus,
gangguan pencernaan dan kencing manis.
d. Euphorbia (Euphorbia miliii) merupakan habitus perdu. Periodisitasnya
pirenial, sifat akarnya tunggang, percabangannya monopodial, arah
tumbuhnya tegak lurus, bentuk batangnya bulat, permukaan batang
kasar, terdapat pada alat batangnya yaitu duri, daunnya tersebar, bagian
daunnya tidak lengkap, bentuk daunnya lonjong, pangkal daunnya
tumpul, ujung daunnya tumpul, tepi daunnya rata, urat daunnya
menyirip, tekstur daunnya seperti perkamen, warna daunnya hijau. Tidak
memiliki bunga yang lengkap dan tidak meiliki buah. Aspek botani dari
tumbuhan euphorbia adalah dapat digunakan sebagai tanaman obat.
Tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti kurap, bisul,
radag telinga dan sembelit.
a. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan habitus pohon.
Periodisitasnya pirenial, sifat akarnya tunggang, arah tumbuhnya tegak
lurus, bentuk batangnya bulat, permukaan batang kasar, daunnya
tersebar, bagian daunnya tidak lengkap, bentuk daunnya jorong, pangkal
daunnya tumpul, ujung daunnya tumpul, tepi daunnya beringit, urat
daunnya menyirip, tekstur daunnya tipis seperti kertas, warna daunnya
hijau. Memiliki mahkota bunga, kelopak bunga, putik dan benang sari
serta memiliki buah jeruk nipis yang termasuk golongan sifat buah sejati
tunggal. Aspek botani dari tanaman jeruk nipis adalah buahnya bisa
dijadikan sebagai konsumsi dan sebagai obat-obatan seperti mengatasi
demam, nyeri tenggorokan, nyeri haid, mencegah sariawan dan
menambah kekebalan daya tahan tubuh.
G. DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Rudi, “Gambar batang mawar”, www.bunga-mawar.com, dalam
google.com, 2014.

Cronquist, Arthur, An Integrated System of Classification of Flowering Plants,


New York: Columbia University Press, 1981.

Dasuki, Undang Ahmad, Sistematik Tumbuhan Tinggi, Bandung: Jurusan


Biologi ITB, 1994.

Fardiani, “Gambar bunga jeruk nipis”, https://steemit.com/, dalam Gogle.com.


2018.

Fitri, Safira, “Gambar daun jeruk nipis” www.economy.okezone.com, dalam


google.com, 2020.

Gardener, “Gambar tanaman euphobia”, https://gardening.id/, dalam


Google.com. 2020.

Hatmoko, Widi, “Gambar bunga putri malu”, www.lensapena.id, dalam


google.com, 2020.

Hidayati, Nita, “Gambar tanaman mawar”, https://www.99.co/, dalam


Google.com, 2020.

Huda, “Gambar tanaman jambu biji”, http://prhuda.blogspot.com/, dalam


Google.com, 2018.

Kakakid, “Gambar tanaman jeruk nipis”, https://bungabunga.co.id/, dalam


Google.com, 2020.

Lawemas, “Gambar akar mawar”, http://www.lawemas.com/, dalam


Google.com, 2016.

Lesmana, Bella “Gambar euphorbia”, https://www.popmama.com/ , dalam


Google.com. 2020.

Line, “Gambar tanaman jambu biji”, https://line.17qq.com/ dalam


Google.com, 2010.

Madrus, Aan, “Gambar bunga mawar”, www.bobo.grid.id, dalam google.com,


2018.
Oktarini, Dinar Surya & Prisilla, Amelia, “Gambar batang putri malu”,
www.hitekno.com, dalam google.com, 2018.

Pertiwi, Agustina Ambar, Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Tinggi,


Banjarmasin: Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, 2021.

Rosanti, Dewi, Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga, 2013.

Saiki, “Gambar akar dan batang jeruk nipis”, http://saiki-com.blogspot.com/,


dalam Google.com. 2017.

Sandi, Arnold Tio, “Gambar batang jambu biji, www.sawonbudidaya.com,


dalam Google.com, 2019.

Sandi, Arnold Tio, “Gambar daun mawar, www.sawonbudidaya.com, dalam


Google.com, 2019.

Steenis, Van C.G.G.J. dkk., Flora, Jakarta: P.T. Pradnya Paramita, 2013.

Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gajah Mada


University Press, 2016.

Tjitrosoepomo, Gembong, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta),


Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010.

Ulfa, Rafida, “Gambar daun putri malu”, www.sajiansedap.grid.id, dalam


google.com, 2020.

Uma, “Gambar tanaman euphorbia”, https://ilmubudidaya.com, dalam


Google.com. 2018.

Yusuf, Suharni, “Gambar akar putri malu”, https://aksiografi.com/, dalam


Google.com, 2019.
H. LAMPIRAN
1. Jelaskan perbedaan ciri ordo yang diamati pada praktikum V!
Jawab:
a. Ordo Rosales memiliki ciri-ciri yaitu terdiri atas terna, semak, atau pohon
dengan daun-daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau
berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci, karena reduksi
dapat menjadi berkelamin tunggal, jelas mempunyai hiasan bunga yag dapat
dibedakan antara kelopak dan mahkotanya, mahkkota berdaun mahkota
bebas, kebanyakan berbilangan 5. Jumlah benang sari sama dengan jumlah
daun mahkota, ada yang 2x lipat atau banyak, jarang lebih sedikit daripada
jumlah daun mahkotanya. Bakal buah sama dengan jumlah daun mahkota
atau kurang, bebas, dapat berupa bakal buah beruang banyak dengan
tembuni sentral, dasar bunga berbentuk cakram, melebar atau cekung
dengan bagian-bagian bunga (mulai dari kelopak sampai benang-benang
sari) pada tepinya. Bakal buah seringkali terdapat dalam cekungan dasar
bunga dan diselubungi dasar bunga itu, hingga terletak bakal buah menjadi
tenggelam. Contoh dari ordo Rosales dalam praktikum adalah Rosa sp.
b. Ordo Fabales memiliki ciri-ciri yaitu berupa pohon, daun majemuk
menyirip, bunga biseksual zigomorf, buah polong. Contoh dari ordo Fabales
dalam praktikum adalah Mimosa pudica.
c. Ordo Myrtales memiliki ciri-ciri yaitu berupa tumbuhan berkayu.
Umumnya mempunyai daun tunggal yang duduknya bersilang berhadapan,
pada cabang-cabang yang mendatar mengalami modifikasi seakan-akan
tersusun dalam 2 baris yang berhadapan, tanpa daun penumpu, helaian daun
sering mempunyai kelenjar-kelanjar minyak. Bunga banci, karena reduksi
dapat menjadi berkelamin tunggal, dengan hiasan bunga yang jelas dapat
dibedakan dalam kelompok dan mahkota bunga, kadang-kadang tanpa
mahkota, aktonomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 4. Benang
sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau 2x lipat, kadang-
kadang hanya beruang 1 dengan 1 tangkai putik dan banyak bakal biji pada
tembuni yang letaknya sentral disudut-sudut. Dasar bunga cekung sampai
berbentuk mangkuk atau tabung, biasanya menyelubungi bakal buah,
hingga bakal buah menjadi tenggelam. Buah sering mempunyai sisa-sisa
tangkai putik dan sisa-sisa benang sari pada bagian ujung di antara daun-
daun kelopak yang tidak runtuh dan menjadi bagian buah. Contoh dari ordo
Myratales dalam praktikum adalah Psidium guajava L.
d. Ordo Euphorbiales memiliki ciri-ciri yaitu terna atau tumbuh-tumbuhan
berkayu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduknya tersebar atau
berhadapan, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga tanpa hiasan
bunga atau dengan hiasan bunga tunggal, jarang terdapat kelopak dan
mahkota, seringkali dalam bunga majemuk yang mempunyai susunan
khusus, kebanyakan aktinomorf, hampir selalu berkelamin tunggal. Bakal
buah biasanya terdiri atas 3 daun buah (jarang sekali kurang atau lebih) yang
berlekatan membentuk 3 ruang, tiap ruang dengan 1-2 bakal biji. Contoh
dari ordo Euphorbiales dalam praktikum adalah Euphorbia miilii.
e. Ordo Rutales memiliki ciri-ciri yaitu berupa tumbuhan berbatang kayu
(semak, perdu atau pohon), jarang berupa terna, kebanyakan mempunyai
daun majemuk, hampir selalu tanpa daun penumpu. Dalam bagian-bagian
vegetatifnya terdapat kelenjar minyak, balsam atau resin. Bunga dengan
kelopak dan mahkota berbilangan 5, dengan daun-daun kelopak dan daun-
daun mahkota yang bebas, aktinomorf. Benang sari tersusun dalam 1 - 2
lingkaran, putik dengan bakal buah yang biasanya dikelilingi sebuah
cakram, beruang banyak 1 – banyak, kebanyakan beruang 5, tiap ruang
dengan 1 – 2 bakal biji. Contoh dari ordo Rutales dalam praktikum adalah
Citrus aurantifolia.

Anda mungkin juga menyukai