Anda di halaman 1dari 8

Nama : LALU AZIKRI AMRULLAH

Nim : E1Q022041

Kelas : 1B Pendidikan Fisika

TUGAS 2 STOIKIOMETRI

1. Kemukakan dengan kata kata sendiri tentang:


a. Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada
tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern.
Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa
dan telah membuktikannya dalam eksperimen tersebut. Sebelumnya, kekekalan
massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan(gaya apung) atmosfer bumi.
Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting
dalam mengubah alkemi menjadi kimia modern.
Hukum kekekalan massa merupakan massa yang dapat diubah
menjadi energi. Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai
hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari
suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di
dalam sistem tersebut (dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan
hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem
tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk. Hukum kekekalan
massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik
kimia, mekanika, dan dinamika fluida.
Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan
dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen
dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan
bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hukum kekekalan massa
berlaku pada reaksi kimia, di mana massa total reaktan (pereaksi) harus sama dengan
massa produk yang dihasilkan (massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama).
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi
pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari
36 g air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh
massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih
menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak
bereaksi tetap sebesar 36 g.
Air -> Hidrogen + Oksigen (+ Air)
(36 g) (36 g)
b. Hukum perbandingan tetap
Perbandingan tetap pertama kali dikemukakan oleh Joseph Proust, setelah
serangkaian eksperimen pada tahun 1797 dan 1804. Hal ini telah sering diamati
sejak lama sebelum itu, tetapi Proust-lah yang mengumpulkan bukti-bukti dari
hukum ini dan mengemukakannya Pada saat Proust mengemukakan hukum ini,
konsep yang jelas mengenai senyawa kimia belum ada (misalnya bahwa air adalah
H2O dsb.). Hukum ini memberikan kontribusi pada konsep mengenai bagaimana
unsur-unsur membentuk senyawa. Pada 1803 John Dalton mengemukakan
sebuah teori atom, yang berdasarkan pada hukum perbandingan tetap dan hukum
perbandingan berganda, yang menjelaskan mengenai atom dan bagaimana unsur
membentuk senyawa.
Hukum perbandingan tetap menurut data percobaan di laboratorium Proust
mengemukakan bahwa suatu senyawa yang dibentuk oleh massar unsur-unsur itu
selalu tetap. Massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain massa yang
tetap atau suatu senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama dengan
perbandingan yang tetap pada suatu reaksi kimia.
Hukum perbandingan tetap atau hukum Proust adalah hukum yang
menyatakan bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan
perbandingan massa yang selalu tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu
senyawa memiliki komposisi unsur-unsur yang tetap. Misalnya, air terdiri
dari 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen. Bersama dengan hukum perbandingan
berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan tetap adalah hukum
dasar stoikiometri.
c. Hukum perbandingan berganda
Hukum perbandingan berganda adalah salah
satu hukum dasar stoikiometri. Hukum ini juga kadang-kadang disebut hukum
Dalton (diambil dari nama kimiawan Inggris John Dalton), tetapi biasanya hukum
Dalton merujuk kepada hukum tekanan parsial. Hukum ini menyatakan bahwa
apabila dua unsur bereaksi membentuk dua atau lebih senyawa, maka perbandingan
berat salah satu unsur yang bereaksi dengan berat tertentu dari unsur yang lain pada
kedua senyawa selalu merupakan perbandingan bilangan bulat sederhana.
Misalnya karbon bereaksi dengan oksigen membentuk karbondioksida (CO2)
dan karbonmonoksida (CO). Jika jumlah karbon yang bereaksi pada masing-masing
adalah 1 gram, maka diamati bahwa pada karbonmonoksida yang terbentuk akan
terdapat 1,33 gram oksigen dan 2,67 gram oksigen pada karbondioksida.
Perbandingan massa oksigen mendekati 2:1,yang perbandingan bilangan bulat
sederhana, mematuhi hukum perbandingan berganda. Pengamatan serupa juga
terjadi pada reaksi-reaksi lain, seperti hidrogen dan oksigen membentuk air (H2O)
dan hidrogen peroksida (H2O2). Jika hidrogen yang bereaksi masing-masing 1 gram,
H2O yang terbentuk akan mengandung 4 gram oksigen, dan 8 gram pada H2O2.
Hukum perbandingan berganda menurut Dalton yaitu apabila dua unsur
dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa unsur yang
satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya, adalah bilangan
bulat dan sederhana.
John Dalton pertama kali mengemukakan pengamatan ini pada 1803.
Beberapa tahun sebelumnya, kimiawan Prancis telah mengemukakan hukum
perbandingan tetap. Dalton merumuskan hukum ini berdasarkan pengamatan-
pengamatan terhadap nilai-nilai perbandingan Proust. Kedua hukum ini merupakan
penemuan penting untuk menjelaskan bagaimana senyawa terbentuk dari atom-
atom. Selanjutnya pada tahun yang sama, Dalton mengajukan teori atom yang
merupakan dasar dari konsep rumus kimia dalam senyawa.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan massa atom relative dan massa molekul relative…?
Massa atom relatif adalah massa suatu atom yang ditentukan dengan cara
membandingkan dengan massa atom standar. Massa atom relatif, disingkat dengan Ar.
Berdasarkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) yang
digunakan sebagai standar penentuan massa atom relatif adalah atom karbon. Lambang
atom tersebut adalah C. Atom tersebut memiliki jumlah proton sebanyak 6 dan memiliki
massa sebesar 12 satuan massa atom bisa ditulis 12 sma atau 12 amu (atomic massa
unit). Atom karbon-12 ini digunakan untuk standar sehingga satu satuan massa atom
didevinisikan sebagai suatu massa yang besarnya tepat sama dengan seperdua belas
massa satu atom C-12.

Kemudian didapatkan rumus penentuan massa atom relatif (Ar) adalah


perbandingan massa rata-rata unsur dengan satu perdua belas massa 1 atom C-12.

Karena massa 1 atom C-12 adalah 1 sma atau 1 amu maka diperoleh rumus sbb:

Jika massa atom karbon dicari dalam tabel sistem periodik , nilainya bukanlah
12,00 sma tetapi 12,011 sma. Perbedaan ini terjadi karena adanya kelimpahan atom
karbon yang memiliki isotop lebih dari satu. Hal tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa
karbon di alam ada dua isotop yaitu isotop karbon-12 dan isotop karbon-13. Kelimpahan
dari karbon isotop C-12 adalah 98,90 % dan C-13 adalah 1,10 %. Massa atom karbon-13
adalah 13,00335 sma. Maka massa atom karbon rata-rata dapat dihitung sbb:
Ar C = (98,90% x 12,00000 sma) + (1,10% x 13,00335 sma)
= 11,868 sma + 0,143 sma
= 12,011 sma.
Jadi massa atom karbon 12,011 sma adalah nilai rata-rata massa atom C dari kedua
isotop tersebut.
Massa molekul relatif adalah perbandingan antara massa rata-rata satu molekul
terhadap 1/12 massa 1 atom C-12
Dalam satu molekul zat terdiri dari atom-atom penyusunnya. Misal satu molekul
Ca(OH)2 terdapat 1 atom Ca, dua atom O dan dua atom H. Nilai Mr dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

3. Hitunglah Mr dari senyawa berikut


a. Na2CO3
b. K4Fe(CN)6
c. (NH4)3PO4
d. KAI(SO4)212H2O
e. C12H22O11
Jawab

a. Mr = 2 (Ar Na) + Ar C + 3 (Ar O)

      = 2 (23) + 12 + 3 (16)

      = 46 + 12 + 48

      = 106 gram/mol
f. Mr= (4x Ar K)+ Ar Fe + (6 x Ar C) + (6 x Ar N)
=(39x4)+56+(12x6)+(14x6)
= 156 + 56 + 72 + 84
= 368 gram/mol
b. Mr = 3 Ar N + 12 Ar H + 1 Ar P + 4 Ar O
= 3(14) + 12(1) + 1(31) + 4(16)
= 42 + 12 + 31 + 64
= 149 gram/mol
c. Mr = Ar K + Ar Al + (2 × Ar S) + (24 × Ar H) + (20 × Ar O)
    = 39 + 27 + (2 × 32) + (24 + 1 ) + (20 × 16)
    = 39 + 27 + 64 + 24 + 320
    = 474 gram/mol
d. Mr = (12 × Ar C) + (22 × Ar H) + (11 × Ar O)
                  = (12 × 12) + (22 × 1) + (11 × 16)
                 = 144 + 22 + 176
                  = 342 gram/mol.
4. Hitunglah jumlah mol dari 50 gram :
a. Unsur alumunium
b. Unsur kromium
Jawab
a. natrium (Ar Na = 23)
n = m / Ar
   = 50 / 23
   = 2,174 mol

b. kromium (Ar Cr = 52)


n = m / Ar
   = 50 / 52
   = 0,96 mol
5. hitunglah jumlah mol dari :
a. oksigen dalam 1,5 mol Cr2O3 (mr 152)
b. besi dalam 1,44 mol FeS2 (mr 120)
jawab
a. diketahui: mol Cr2O3 =1,5 mol
mr Cr2O3 = 152
ditanyakan : jumlah mol…?
 m= n x mr
= 1,5 x 152
= 228 gram
 mol Cr2O3 = m/mr
= 228/152
= 1,5 mol
 jumlah mol = n x N
= 1,5 x 6,02x10^23
= 9,03x10^23 molekul
b. diketahui: mol FeS2 = 1,44 mol
mr FeS2 = 120
ditanyakan : jumlah mol…?
 m= n x mr
= 1,44 x 120
= 172,8 gram
 mol FeS2 = m/mr
= 172,8/120
= 1,44 mol
 jumlah mol = n x N
= 1,44 x 6,02x10^23
= 8.66x10^23 molekul

6. berapakah jumlah atom yang terdapat dalam :


a. 3 mol besi
b. 1 mol karbon
Jawab
a. Diketahui : mol Fe = 3 mol
N = 6,02x10^23
Ditanyakan : jumlah atom…?
Jumlah atom = n x N
= 3 x 6,02x10^23
= 18,06x10^23
= 1, 806 x 10^24 atom
b. Diketahui : mol C = 1 mol
N = 6,02x10^23
Ditanyakan : jumlah atom…?
Jumlah atom = n x N
= 1 x 6,02x10^23
= 6,02x10^23 atom
7. hitunglah massa dari:
a. 2,67 mol PbSO4
b. 0,5 mol kafein C8H10N4O2
Jawab
a. Diketahui :
n = 2,67 mol PbSO₄
Ditanya : Massa (gr) ?
Jawab :
(Ar Pb = 207, S = 32, O = 16)
gr = n × Mr PbSO₄
gr = 2,67 × [207 + 32 + 4(16)]
gr = 2,67 × 303
gr = 809 gram PbSO₄ 
Jadi, massa dari mol senyawa tersebut adalah 809 gram.
b. Diketahui :
n = 0,5 mol C8H10N4O2
Ditanya : Massa (gr) ?
Jawab :
(Ar C = 12, H = 1, N=14,O = 16)
gr = n × Mr C8H10N4O2
gr = 0,5 × [96 +10+56 + 32]
gr = 0,5 × 194
gr = 97 gram C8H10N4O2
Jadi, massa dari mol senyawa tersebut adalah 97 gram.
8. Senyawa butana mempunyai rumus C4H10, Hitunglah:
a. Perbandingan mol karbon dan hydrogen
b. Massa karbon dalam 3 mol butana
c. Massa hydrogen dalam 0,35 mol butana
d. Massa karbon yang diperlukan untuk bersenyawa dengan 0,5 mol hydrogen
membentuk butana
Jawab
a. perbandingan indeks unsur = perbandingan mol
indeks karbon : indeks hidrogen = mol karbon : mol hidrogen
4 : 10 = mol karbon : mol hidrogen
mol karbon : mol hydrogen =2:5
jadi perbandingan mol karbon dan mol hidrogen adalah 2:5
b. Diketahui :
n = 3 mol C4H10
Ditanya : Massa (gr) carbon ?
Jawab :
(Ar C = 12, H = 1)
gr = n × Mr C4H10
gr = 3 × [48 + 10]
gr = 3 × 58
gr = 174 gram carbon 
Jadi, massa dari mol senyawa tersebut adalah 174 gram
c. Diketahui :
n = 0,35 mol C4H10
Ditanya : Massa (gr) hydrogen ?
Jawab :
(Ar C = 12, H = 1)
gr = n × Mr C4H10
gr = 0,35 × [48 + 10]
gr = 0,35 × 58
gr = 20,3 gram hydrogen  
Jadi, massa dari mol senyawa tersebut adalah 20,3 gram
d. Diketahui :
n = 0,5 mol hydrogen
Ditanya : Massa (gr) karbon untuk bersenyawa dengan butana ?
Jawab :
(Ar C = 12, H = 1)
gr = n × Mr C4H10
gr = 0,5 × [48 + 10]
gr = 0,5 × 58
gr = 29 gram karbon  
Jadi, massa dari mol yang diperlukan untuk membentuk senyawa tersebut adalah 29
gram.

Anda mungkin juga menyukai