Anda di halaman 1dari 7

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau

Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PERMAINAN CIPTA LAGU


DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
DI SMK NEGERI 1 BENAI

Yasrizal Indri
yasri.indri_benai@gmail.com
SMK Negeri 1 Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ABSTRACT
This research is based on the result of Art Culture Study of Vocational Secondary School of Negeri 1 Benai which is
still very low and less interesting. This study aims to improve the learning result of Art Culture and student
creativity. From data analysis of research result, there is improvement both from cycle I to cycle II, and cycle II to
cycle III. Namely on the cycle element indicator of the song I get 8% percentage, in the second cycle increased to
48%, and the third cycle increased to 55%. For the indicator of creativity also increased both from cycle I, II and III
that in cycle I get 0% presentation after cycle II increased to 8%, and after cycle III increased to 48%. For student
motivation indicator, get presentation in cycle I of 2%, after cycle II to 33%, and cycle III increased to 62%. Thus it
can be concluded, improving the creativity of students through songwriting games in Cultural Art learning can
improve student learning outcomes and creativity on the subjects of Art Culture at Vocational Secondary School 1
Benai.

Keywords: songwriting games, art culture learning results

ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh hasil belajar Seni Budaya siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Benai yang masih
sangat rendah dan kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Seni Budaya dan
kreativitas siswa. Dari analisis data hasil penelitian, terjadi peningkatan baik dari siklus I ke siklus II, dan siklus II
ke siklus III. Yaitu pada indikator unsur lagu siklus I mendapat persentasi 8%, pada siklus II meningkat menjadi
48%, dan siklus III meningkat menjadi 55%. Untuk indikator kreativitas juga mengalami peningkatan baik dari
siklus I, II dan III yaitu pada siklus I mendapat presentasi 0% setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 8%, dan
setelah siklus III meningkat menjadi 48%. Untuk indikator motivasi siswa, memperoleh presentasi pada siklus I
sebesar 2%, setelah dilakukan siklus II menjadi 33%, dan siklus III meningkat menjadi 62%. Dengan demikian
dapat disimpulkan, peningkatan kreativitas siswa melalui permainan cipta lagu dalam pembelajaran Seni Budaya
dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa pada mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Benai.

Kata Kunci : permainan cipta lagu, hasil belajar seni budaya

PENDAHULUAN tentang dasar-dasar dalam berkesenian


Pembelajaran seni budaya (Sujadmiko, 2004).
mengembangkan semua bentuk aktivitas cita Menurut Edgar Dale dalam Sukarman
rasa keindahan yang meliputi kegiatan (2003) metode yang menarik untuk siswa
berekspresi, berekplorasi, berkreasidan adalah pengalaman lansung (cone of
apresiasi dalam bahasa, rupa, bunyi, gerak, experience). Pengalaman belajar dalam
tutur dan peran. Sedangkan tujuan ruangan (indoor) maupun di luar ruangan
pendidikan seni untuk mengembangkan sikap (outdoor) dan tidak meninggalkan
toleransi, demokratis, beradap, dan hidup karakteristik mata pelajaran. Maka
rukun dalam masyarakat yang majemuk, berdasarkan pernyataan tersebut, upaya
mengembangkan keterampilan dan mengemas proses pembelajaran yang
menerapkan teknologi dalam berkarya dan mengajak siswa untuk berinteraksi aktif
menampilkan karya seni rupa, seni music, dalam mata pelajaran seni budaya khususnya
tari dan peran, dan menanamkan pemahaman

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 540
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

music, menjadi tantangan bagi kalangan suatu saat nanti SMK Negeri I Benai
pendidik, khususnya guru musik itu sendiri. memiliki album musik secara berkala yang
Model pembelajaran yang innovative lagu-lagunya semua hasil karya siswa.
tentu tidak mengesampingkan trend pada Salah satu factor yang sering
masa tertentu, karena dimensi apresiasi seni dianggap menurunkan motivasi siswa remaja
anak cenderung berubah menurut usianya untuk belajar adalah materi pelajaran itu
(Mack, 2002). Semakin guru bias memahami sendiri dan guru yang menyampaikan
trend music anak, perhatian dan motivasi pelajaran itu (Sarwono, 2006).
anak juga semakin bertambah. Walaupun ini Menimbang dari berbagai alas an
bukan utama, namu bias menjadi daya Tarik mengenai pembelajaran, maka inovasi
tersendiri diamping meletakkan dasar-dasar pembelajaran merupakan hal penting untuk
musik. diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Menyimak kurikulum 2006 pada Inovasi pembelajaran sangat diperlukan
standart kompetensi kelas X, XI, XII, dalam rangka meningkatkan efisiensi,
terdapat materi berkarya seni. Pada relevansi, kualitas dan efektivitas. Inovasi
kompetensi dasar disebutkan peserta didik yang dilakukan diharapkan peserta didik
mampu merancang karya music sederhana menjadi manusia yang aktif, kreatif dan
non tradisi daerah setempat. Dari kompetensi terampil dalam memecahkan masalahnya
dasar tersebut peserta didik di tuntut untuk sendiri (Yudrik, 2003). Inovasi yang
bias berkarya seni walaupun masih dilakukan dalam pembelajaran seni budaya di
sederhana. Tentu untuk mewujudkan itu SMK Negeri I Benai adalah selaras dengan
semua seorang guru harus belajar bagaimana learning by doing yaitu belajar sambil
menciptakan karya musik. Padahal untuk bermain.
menciptakan sesuatu yang baru atau lagu
yang baru adalah pekerjaan tidak mudah.
Maka perlu dibangun strategi, metode belajar KAJIAN TEORETIS
yang menarik agar peserta didik mampu Kreativitas (creativity = creative +
berkarya seni atau mampu menciptakan lagu activity) bermakna aktivitas kreatif. Kata
baik secara klasikal, kelompok dan individu. kreatif berasal dari kata creare yang berari
Dalam pembelajaran di kelas, siswa mencipta (Martopo, 2006). Mencipta dapat
membuat syair beberapa bait kemudian diartikan membuat sesuatu yang baru, dalam
menuliskan notasinya. Hal ini bias dilakukan hal ini dapat berupa karya cipta seni atau
kalau siswa sudah punya dasar yang kuat karya yang lainnya yang bersifat inovatif dan
tentang solfeggio atau membaca notasi unik.
musik. Padahal rata-rata siswa SMK belum Kreativitas adalah kemampuan
bias membaca not angka maupun not balok, seseorang untuk mengenal (mengidentifikasi)
karena pada waktu disekolah dasar rata-rata masalah secara tepat dan memberikan
belum diberi pelajaran tentang membaca not jawaban yang tepat terhadap masalah itu
balok. (Saini KM dalam Mertopo, 2006).
Berkaitan dari kondisi tersebut diatas, Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat
maka perlu adanya upaya perngembangan Edward De Bono dalam Martopo, 2006)
yang terus menerus sehingga prestasi untuk menghasilkan ide-ide baru atau
akademik dan non akademik dapat pemecahan masalah seseorang harus
diraih/meningkat. Disamping perhatian, menggunakan kekuatan berpikirnya. (the
pembinaan yang kontinyu maka perlu kajian power of lateral thinking).
akademis yang akurat melalui penelitian Dari berbagai pendapat di atas dapat
dalam bentuk penulisan PTK tentang disimpulkan bahwa kreativitas adalah
pembelajaran seni budaya khususnya seni kegiatan menyusun kembali berbagai ide
musi pada model permainan cipta lagu. Agar untuk membentuk sesuatu yang baru dengan

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 541
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

menggunakan kekuatan pemikiran. Fungsi syair. (4) guru mencoba hasil ide dari siswa
pikiran adalah untuk mengatasi masalah yang telah diramu, kelompok harmonis
karena memberikan jawaban yang tepat berperan menentukan enak atau tidaknya
adalah bentuk kreativitas seseorang. lagu tersebut. (5) apabila sudah harmonis
Kemampuan dalam kreativitas merupakan proses pembuatan lagu bisa dilanjutkan
karunia Allah SWT untuk makhlunya agar kebait berikutnya. (6) agar variatif KCL
dapat mengatasi masalah kehidupan. dikocok lagi untuk membuat kelompok yang
Dari berbagai landasan teori antara baru.
lain Uqshari (2005), Soenarno (2006) dan Peralatan yang digunakan untuk
Martopo (2006) dapat diperoleh ciri-ciri permainan ini adalah (1) KCL (kartu cipta
kreativitas antara lain : lagu) dan (2) satu buah alat musik yang
a. Unik, unik artinya tidak seperti biasanya, berfungsi mempermudah mencari melodi dan
ada yang berbeda baik pemikiran maupun akord. Pemain dalam permainan ini
karya yang dihasilkan terdiridari 20 anak yang dibagi menjadi 4
b. Baru, membuat karya baru dari belum ada kelompok ritmis, motif, melodi dan syair.
menjadi ada atau sebuah komposisi baru
yang dibangun dari ide-ide lama
c. Menarik, karya cipta dapat dinikmati, METODE PENELITIAN
harmonis, sehingga punya daya tarik Penelitian ini mengambil tempat di
d. Orisinalitas pemikiran atau karya yang SMK Negeri 1 Benai, alasan pengambilan
dihasilkan benar-benar merupakan hasil tempat penelitian ini dengan
cita rasa dan karsa sendiri. mempertimbangkan (1) salah satu sekolah
e. Inovatif, penemuan baru yang berbeda swasta yang konsisten dengan visi misi
dari yang sudah ada atau yang sudah sekolahnya yaitu nasionalis, agamais,
dikenal sebelumnnya atau adanya didalamnya terdapat materi pembelajaran
perubahan yang positif tantang hasil karya seni dan budaya. (2) SMK Negeri 1 Benai
yang pernah ada salah sekolah yang konsisten terhadap materi
mata pelajaran seni budaya, dibuktikan
Permainan cipta lagu adalah salah dengan adanya karya musik atau album
satu alternatif model pembelajaran yang musik, sekarang volume yang ke 3, karya
mempunyai sifat yang menyenangkan, tersebut adalah ekspresi dari siswa. (3)
bertujuan meningkatkan kreativitas dengan penulis sebagai pengajar di sekolah tersebut,
cara menciptakan lagu dengan cara bersama diharapkan dengan PTK ini bisa
dari dalam kelas melalui kartu cipta lagi memperbaiki pembelajaran musik di kelas.
(KCL).
Menurut (Purwodarminto, 1999) Teknik Pengumpulan Data
permainan adalah perbuatan untuk 1. Teknik Wawancara
menyenangkan hati yang dilakukan dengan Wawancara adalah tanya jawab lisan
alat-alat kesenangan atau tidak dalam proses antara dua orang atau lebih secara
pembelajaran cipta lagu ini guru sebagai lansung. Pewawancara disebut interviwer
motivator menggali ide dari siswa dan sedangkan yang diwawancarai disebut
sebagai pembimbing untuk mewujudkan intervieuwe (Husaini, 2003: 58)
sebuah karya bersama. Bentuk permainannya 2. Teknik Observasi
adalah (1) dengan memberikan KCL secara Observasi aadalah pengamatan dan
acak ke siswa, siswa berkumpul menurut pencatatan yang sistematis terhadap
warna. (2) dalam setiap warna ada perintah gejala-gejala yang diteliti. Observasi
yang harus dikerjakan yaitu membuat motif merupakan proses yangkomplek, yang
melodi dan syair. (3) guru meramu ide dari tersusun dari proses biologis dan
siswa baik dari kelompok motif, melodi dan psikologis (Usman, 2003). Teknik

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 542
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

observasi dilaksanakan untuk mengetahui bersama yaitu, dengan cara reduksi


pelaksanaan proses pembelajaran dengan (disederhanakan), diklasifikasikan
model cipta lagu di kelas. Jenis observasi (dikelompokkan), diinterpretasikan, di
yang dilaksanakan adalah observasi deskripsikan secara sistematis dan
eksperimental ialah observasi yang selanjutnya disimpulkan. Teknik analisis data
dilakukan terhadap situasi yang disiapkan menggunakan PTK dengan pendekatan
sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu kualitatif (Usman, 2003).
yang dicobakan.
3. Tes
Untuk memperoleh hasil penilaian HASIL DAN PEMBAHAAN
permaian cipta lagu menggunakan 2 Metode permainan KCL ditetapkan
macam test yaitu test tertulis dan test setelah beberapa kali mencoba strategi
perbuatan (praktek). Tes perbuatan adalah mengajar untuk materi karya musik agar
meneruskan motif yang di buat oleh guru tercapai tujuan. Sedangkan perbedaan warna
secara lansung termasuk melodi. Test dalam KCL adalah hanya untuk membedakan
tertulis adalah berupa karya tertulis atau unsur-unsur dalam sebuah lagu dan untuk
sebuah teks lagu. mempermudah membentuk kelompok. Hasil
penelitian dalam penggunaan KCL ini dapat
Teknik Analisi Data dilihat sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari wawancara, a. Unsur lagu
observasi dan test peroses analisinya Adapun perolahan data tentang unsur
berlansung selama penelitian yang ditempuh lagu pada setiap siklusnya dapat dilihat pada
melalui serangkaian proses kegiatan secara tabel di bawah ini.

Tabel 1. Unsur Lagu Siklus I, II, dan III


Aspek yang Nilai Siklus I Nilai Siklus II Nilai Siklus III
No
Diteliti Individu K S B SB K S B SB K S B SB
1 Motif 11 4 11 4 - 4 11 15 - 4 11 15
2 Lirik 5 14 8 3 1 7 9 12 - 2 9 19
3 Melodi 13 4 12 1 - 4 18 8 - 7 12 11

Hasil pembelajaran siklus I dengan siswa, kategori baik 11 siswa, kategori sangat
metode contoh dan penugasan menunjukkan: baik 15 siswa. (2) untuk aspek lirik lagu
(1) untuk aspek motif kategori kurang 11 menunjukkan kategori kurang 1 siswa,
siswa, kategori sedang 4 siswa, kategori baik kategori sedang 7 siswa, kategori baik 9
11 siswa, dan kategori sangat baik 4 siswa. siswa, dan kategori sangat baik 12 siswa. (3)
(2) untuk aspek lirik lagu menunjukkan: untuk aspek melodi kategori kurang 0 siswa,
kategori kurang 5 siswa, kategori sedang 14 kategori sedang 4 siswa, kategori baik 18
siswa, kategori baik 8 siswa, dan kategori siswa, dan kategori sangat baik 8 siswa.
sangat baik 3 siswa. (3) untuk aspek melodi Dalam siklus dua terdapat peningkatan
penunjukkan :15 siswa kategori kurang, kearah yang lebih baik dilihat dari
kategori sedang 4 siswa, kategori baik 14 perbandingan dengan presentase nilai kurang
siswa, kategori sangat baik 1 siswa. Apabila 1%, sedang 16%, baik 42%, dan sangat baik
di prsentase nilai kurang mencapai 32%, nilai 42%.
sedang 24%, baik 34% dan sangat baik 8%. Dilihat dari hasil siklus III juga
Dari data hasil pembelajaran siklus II mengalami peningkatan, antaralain: (1) untuk
menunjukkan bahwa: (1) untuk aspek motif aspek motif, siswa yang mendapat kategori
kategori kurang 0 siswa, kategori sedang 4 kurang 0, kategori sedang 4 siswa, kategori

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 543
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

baik 11 siswa, dan sangat baik 15 siswa. (2) dan nilai sangat baik 48%. Dari uraian data
aspek lirik lagu, kategori kurang 0 siswa, diatas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kategori sedang 2 siswa, kategori baik 9 kreativitas siswa melalui permainan cipta
siswa, dan kategori sangat baik 19 siswa. (3) lagu khususnya pada unsur lagu telah
aspek melodi, kategori kurang sebanyak 0 berhasil.
siswa, kategori sedang sebanyak 7 siswa, b. Kreativitas
kategori baik sebanyak 12 siswa, dan Adapun perolahan data tentang
kategori sangat baik 11 siswa. Dilihat dari kreativitas pada setiap siklusnya dapat dilihat
presentasenya nilai kurang sebanyak 0%, pada tabel di bawah ini.
nilai sedang sebanyak 14%, nilai baik 55%,

Tabel 2. Kreativitas Siklus I, II, dan III


Lagu Karya Lagu Karya Lagu Karya
No Aspek Siswa Siklus I Siswa Siklus II Siswa Siklus III
K S B SB K S B SB K S B SB
1 Kreativitas - - - - 25 6 4 - - - 10 20
2 Harmoni - - - - 18 10 2 - - - 6 24

Dari tabel di atas, pada pembelajaran kurang enak, 10 anak menyatakan sedang, 2
siklus I dengan metode contoh dan anak menyatakan enak. Prsentasi nilai
penugasan secara klasikal siswa belum bisa kurang 71%, sedang 17%, baik 6%, sangat
membuat kreasi lagu, jadi belum bisa baik 0%.
mengukur tingkat kreativitas dan Pada pembelajaran siklus III dengan
harmonisasi karya. Selanjutnya semua siswa metode permainan cipta lagu, secara klasikal
sudah dapat membuat moti dan syair lagu siswa sudah dapat membuat kreasi lagu.
walau secara umum penilaian masih banyak Harmonisasi lagu yang dibuat menunjang 6
yang kurang baik. siswa merasakan baik, dan 24 siswa
Pada pembelajaran siklus II dengan merasakan sangat baik atau selaras.
metode permainan cipta lagu, secara klasikal Persentase nilainya adalah 0% untuk
siswa sudah bisa membuat kreasi lagu kategori kurang, 17% kategori baik, 48%
walupun 1 bait, tinfakat kreativitas mulai kategori nilai sangat baik. Dengan demikian
nampak dan harmonisasi mulai bisa dapat disimpulkan bahwa dengan metode
dirasakan. Dalam asfek kreativitas 25 anak permainan cipta lagu khusunya pada asfek
kurang aktif dalam berkreasi membuat motif, kreativitas telah berhasil.
6 anak membuat tugas, dan 4 anak aktif. c. Motovasi Belajar
Pada pembelajaran siklus II dengan metode Adapun perolahan data tentang
permainan cipta lagu, dari asfek harmoni motivasi belajar pada setiap siklusnya dapat
dapat dilihat dari karya, 18 anak menyatakan dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Motovasi Belajar


Nilai siklus I Nilai siklus II Nilai siklus III
No Aspek
K S B SB K S B SB K S B SB
1 Motivasi belajar 15 8 7 - 5 6 9 10 - - 12 18
2 Evaluasi 10 9 11 - 1 9 10 10 - - 11 19

Dari data nilai siklus I di atas kategori sedang dan 7 siswa dalam kategori
menunjukkan bahwa tingkat motovasi belajar baik. Untuk evaluasi menunjukkan bahwa
15 siswa dalam kategori kurang, 8 siswa nilai 10 siswa dalam kategori kurang, 9 siswa

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 544
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

kategori sedang dan nilai 11 siswa kategori motif, melodi, lirik, dan karya yang
baik. Apabila dipresentasekan nilai kurang dihasilkan. 3) motivasi belajar juga semakin
41%, nilai sedang 25%, baik 2% dan sangat meningkat, dilihat dari siklus I, II, dan III
baik 0%. yang melaksanakan permainan cipta lagu
Sedangkan dari data nilai siklus II, secara utuh.
menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar, Dari kesimpulan di atas peneliti
5 siswa berada pada kategori kurang, 6 siswa menyarankan: 1) kegiatan belajar mengajar
kategori sedang, 9 siswa kategori baik, dan di SMK Negeri 1 Benai, sebaiknya tidak
10 siswa memperoleh kategori sangat baik. hanya berhenti sebatas pelajaran dikelas
Untuk evaluaasi menunjukan bahwa, 1 siswa saja. Karya-karya siswa yang sudah
nilai kurang, 9 siswa sedang, 10 siswa nilai terkumpul dapat didokumentasikan dalm
baik, dan 10 siswa sangat baik. Prsentase bentuk album musik karya siswa. Sehingga
nilai siswa yang mendapat kategori kurang dapat mempengaruhi terotivasi siswa. 2)
1%, nilai sedang 25%, baik 31%, dan sangat metode KCL ini belum terlalu dikenal di
baik 33%. kalangan pendidik khusunya di kecamatan
Dari data nilai siklus III di atas, benai, untuk itu perlu adanya seminar untuk
menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar mengenalkannya pada pendidik yang ada di
siswa yang mendapat kategori kurang dan kecamatan benai. 3) agar permainan KCL
sedang sebanyak 0 siswa, kategori baik 12 dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan
siswa, dan kategori sangat baik sebanyak 18 kerjasama antara guru seni musik dan guru
siswa. Untuk evaluasi menunjukan bahwa, mata pelajaran lain.
siswa yang mendapat nilai kurang dan sedang
sebanyak 0 siswa, kategori baik 11 siswa,
dan sangat baik 19 siswa. Apabila dilihat dari DAFTAR PUSTAKA
presentasenya, nilai kurang dan sedang Mack, Dieter. 2001. Musik Kontenporer &
berada pada 0%, sedangkan nilai baik 55%, Seni Multikultural. Jakarta: Artline
dan sangat baik 62%. Dengan demikian dapat Mack, Dieter. 2002. Komposisi di Sekolah
disimpulkan bahwa penelitian pada asfek Sebagai Jalan Keluar Dari Dilema
motivasi belajar siswa sudah berhasil. Pendidikan Musik, Semiloka
Pendidikan Seni. Semarang:
Pascasarjana UNNES
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Martopo. 2006. Paradikma Baru Dalam
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pembelajaran Seni. Jurnal Harmania
disimpulkan bahwa, kegiatan belajar Volume VII. Semarang: FPBS
mengajar di SMK Negeri 1 Benai sangat UNNES
menarik minat siswa, khusunya KD karya Purwodarminto, WJS. 1999. Kamus Umum
musik. Siswa diajak bersama membangun Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
nada yang membentuk sebuah hasil karya Pustaka
melalui metode permainan cipta lagu. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi
Dibuktikan dengan karya-karya yang Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
dihasilkan siswa serta motivasi siswa dalam Soenarno, Adi. 2006. Creativity Games.
mengikuti pelajaran. Model pembelajaran Yogyakarta: Andi
ciptalagu merupakan hasil dari refleksi Sujadmiko. 2004. Kurikulum Berbasis
siklus I dan II dalam pelaksanaan PTK. Dari Kompetensi. Jakarta: Depdiknas
pengalaman siklus I, II, dan III dapt Sukarman, Herri. 2003. Dasar-Dasar
disimpulkan bahwa, 1) unsur lagu (motif, Dikdaktik & Pemeblajaran. Jakarta:
lirik, dan melodi) terdapat perubahan positif Direktorat Pendidikan
dari siklus I, II, dan III. 2) kreativitas Uqsari, Yusuf. 2005. Melejit dengan Keatife.
semakin meningkat ditinjau dari variasi Jakarta: Gama Insani

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 545
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau
Volume 2 Nomor 4 Juli 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337

Usman, Usaini dan Purnomo Setiady. 2003.


Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara
Yahyah, Yudrik. 2003. Wawasan
Kependidikan. Jakarta: Depdiknas

Yasrizl Indri | Permainan Cipta Lagu, Hasil Belajar Seni Budaya


Halaman | 546

Anda mungkin juga menyukai