Anda di halaman 1dari 39

MODUL 1

KB: 4
OBYEK KAJIAN SOSIOLOGI

71
CPMK: Mampu menganalisis kurikulum, memahami, mengkritisi konsep, materi
esensi dari obyek kajian sosiologi, pengertian pengelompokan sosial, interaksi sosial,
institusi sosial serta dinamika kehidupan masyarakat
Pokok-Pokok Materi: Mampu memahami obyek kajian sosiologi
Materi: Pengelompokan Sosial, Interaksi Sosial, institusi sosial dan dinamika
kehidupan masyarakat
Peta Konsep:

Pendahuluan
Apakah Anda pernah merasakan dan menyadari bahwa mulai sejak lahir, kita
adalah bagian dari kelompok? Kadang hal tersebut tidak kita sadari, bahwa
sesungguhnya kita ini adalah bagian dari kelompok kecil yang dinamakan keluarga.
Anda mungkin tidak menyadari bahwa sejak dari lahir hingga kini, Anda telah
menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Kira-kira dapatkah Anda menelusuri
dalam kelompok apa saja Anda pernah menjadi bagian dari kelompok tersebut, atau

72
bahkan mungkin hingga saat ini Anda masih menjadi bagian dari anggota kelompok
tersebut. Di samping menjadi anggota keluarga, Anda juga menjadi bagian dari warga
umat agama tertentu, suku tertentu, warga kota tertentu, kampung tertentu atau bagian
dari sebuah etnik tertentu atau bahkan profesi tertentu. Dengan melihat pada
kenyataan tersebut, maka kelompok sosial atau pengelompokan sosial merupakan
gejala yang penting dalam kehidupan manusia, oleh sebab itu pengelompokan sosial
menjadi bagian dari obyek kajian Sosiologi yang penting untuk dipelajari. Oleh sebab
itu pada di bawah ini kita akan membahas tentang pengelompokan sosial.
Selanjutnya terkait dengan pengelompokan sosial tersebut, ketika Anda
melakukan kontak atau hubungan atau interaksi baik individu dengan individu,
ataupun individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok, Anda
pernah bekerja sama, berkompetisi atau mungkin pernah mengalami konflik, maka
fenomena itu disebut sebagai interaksi. Interaksi pada dasarnya adalah kunci
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, maka dalam bahasan di bawah ini kita juga akan
membahas pentingnya interaksi sosial sebagai obyek kajian Sosiologi. Saat ini
interaksi menarik dipelajari, karena makin kompleks, yaitu tidak saja harus bertemu
secara langsung, namun bisa secara tidak langsung melalui sarana teknologi telpon
genggam, internet, teleconference atau melalui media sosial.
Lebih lanjut Apakah Anda tahu apa yang dinamakan institusi sosial? Ada
berapa institusi sosial yang ada dalam masyarakat? Coba Anda ingat kembali institusi
apa yang pertama bersentuhan dengan Anda? Tanpa sadar Anda sering lupa bahwa
institusi pertama yang bersentuhan dengan kita adalah institusi keluarga. Lalu
selanjutnya kita akan bersentuhan dengan institusi agama untuk mengenalkan kita
pada Tuhan Yang Maha Esa, semakin tumbuh dewasa, ketika keluarga tidak bisa
memberi pengetahuan, maka kita akan berinteraksi dengan institusi pendidikan,
makin banyak kita berinteraksi dengan orang dan kelompok, maka selanjutnya kita
akan bertemu dan masuk dalam institusi ekonomi maupun institusi politik. Anda pasti
ingat bahwa salah satu fungsi institusi adalah mengatur dan memenuhi kebutuhan

73
manusia, maka hal ini juga menjadi obyek kajian sosiologi, yang akan kita pelajari di
bawah ini
Apakah Anda pernah mendengar tentang perubahan sosial ? Tanpa kita sadari,
kita sebagai manusia juga mengalami perubahan baik karena usia, atau kondisi
lingkungan sosial yang berubah, adanya perubahan karena kebijakan atau karena
adanya perubahan yang direncanakan atau justru tidak direncanakan. Dalam sosiologi
hal tersebut disebut dinamika kehidupan masyarakat. Oleh karena dalam masyarakat
selalu terdapat dinamika sosial yang terjadi secara cepat atau lambat, maka dinamika
kehidupan yang terjadi di masyarakat menjadi juga menjadi obyek kajian penting, di
mana hal tersebut akan kita pelajari bersama pada obyek kajian Sosiologi di bawah
ini.

74
A. PENGELOMPOKAN SOSIAL

Manusia merupakan mahluk sosial, dan karenanya manusia pada dasarnya


tidak bisa hidup sendiri. Manusia di samping sebagai mahluk sosial, juga sebagai
mahluk yang individual dan sekaligus religius. Mengapa manusia dikatakan
sebagai mahluk sosial, karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri. Dalam agama pun juga diuraikan bagaimana, manusia yang pertama kali
adalah Adam, selanjutnya ditakdirkan untuk hidup bersama dengan Hawa. Jika
kita melihat pada salah satu ayat di dalam Kitab Suci, maka juga disebutkan agar
manusia hidup berpasang-pasangan.

Oleh sebab itu, maka sebenarnya hidup yang sendiri atau menyendiri lebih
bersifat sementara. Manusia itu adalah sebagai mahluk sosial. Manusia tanpa
manusia yang lain akan mengalami kematian. Di sinilah terlihat bahwa manusia
sejak mulai dilahirkan, selalu berhubungan dengan manusia yang lain.

Dalam berhubungan dengan manusia lain, manusia selalu merespons


reaksi dari pihak lain. Dari respons tersebut muncul suatu aksi atau tindakan. Dari
reaksi tersebut, manusia melakukan tindakan yang makin lebar dan mendalam.
Ada dua hal penting mengapa manusia ingin memberikan reaksi yang cenderung
menuju pada keserasian terkait dengan tindakan orang lain. Pertama, karena
adanya keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di
sekelilingnya , atau yang biasa disebut masyarakat. Kedua karena adanya
keinginan manusia untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

Dalam berusaha mewujudkan keinginannya menjadi satu dengan alam


tersebut, maka ketika manusia mengalami kedinginan, ia lalu menciptakan
rumah, pakaian dan perapian dan sebagainya. Saat butuh makan pun, manusia
yang berada di daratan mulai berpikir untuk menanam sesuatu untuk kebutuhan
hidupnya, dan mereka lalu disebut sebagai petani. Begitu juga dengan mereka
yang hidup tidak jauh dari laut, maka mereka pun lalu melaut dan menjadi
nelayan. Petani dan nelayan itu merupakan bentuk pengelompokan sosial yang
ada dalam masyarakat. Itu merupakan salah satu bentuk kajian Sosiologi. Gambar

75
di bawah ini menunjukkan pengelompokan sosial, yang merupakan kelompok
nelayan.

Gambar 1. Ilustrasi Nelayan

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2021/08/26/06070061/bupati-
dan-dermaganya-nelayan-dan-ketidakpastian-hidupnya?page=all

Bagaimana manusia selanjutnya menjadi pemburu, peramu dan menjadi


petani, semua itu menyebabkan manusia terkumpul dalam kelompok-kelompok
sosial dalam kehidupan mereka. Dalam kelompok sosial itulah manusia
berhimpun, berinteraksi yang hidup bersama, jalin menjalin dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan saling tolong menolong. Gambar di bawah
ini adalah bentuk dari kelompok sosial.

Bagaimana suatu kelompok bisa disebut sebagai suatu kelompok sosial?


Terdapat beberapa syarat misalnya ada kesadaran pada setiap anggota kelompok,
bahwa mereka adalah bagian dari kelompok yang bersangkutan. Di dalam
kelompok tersebut ada interaksi atau hubungan timbal balik di antara para
anggotanya Disamping itu juga ada sesuatu hal yang dimiliki bersama para
anggota kelompok, sehingga hubungan mereka semakin erat. Misal: nasib yang
sama, ada tujuan, pemikiran yang sama. Biasanya punya struktur dan sistem serta
proses.

76
Tipe-tipe Kelompok Sosial
Dalam masyarakat dikenal ada masyarakat perdesaan dan perkotaan.
Masyarakat yang ditandai dengan adanya kesederhana, di mana manusia hidup
tersebar atau terpisah, di mana masing-masing kelompok dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri. Pembagian kerja masih rendah atau belum berkembang.
Maka kelompok masyarakat yang seperti ini disebut sebagai tipe Solidaritas
Mekanis atau masyarakat perdesaan. Para anggota dalam kelompok tersebut,
diikat oleh apa yang disebut sebagai kesadaran kolektif, hati nurani kolektif atau
collective conscience. Biasanya pada masyarakat tersebut, perbedaan tidak
dibenarkan. Collective Conscience itu biasanya dikaitkan dengan adanya
kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan
kelompok yang sifatnya memaksa warga. Adanya kesadaran bersama itulah yang
mampu mempersatukan warga.
Sedang masyarakat lain yang ditandai adanya kehidupan yang kompleks,
maju, modernitas, ada pembagian kerja, terdapat saling ketergantungan yang
tinggi antarbagian disebut sebagai masyarakat perkotaan atau tipe Solidaritas
Organis. Contoh saling ketergantungan misalnya jika ada ketidakhadiran
seseorang, maka hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap munculnya
gangguan pada kelangsungan hidup kelompok atau masyarakat. Ikatan utama
dalam tipe masyarakat seperti ini adalah adanya kesepakatan bersama.

Lebih lanjut kita juga akan mengenal kelompok sosial yang disebut
Paguyuban (Gemainschaft) dan Patembayan (Gesellschaft). Paguyuban
((Gemainschaft) itu cirinya kehidupan bersamanya adalah intim, mempribadi, dan
bahkan cenderung ekslusif serta biasanya ikatan tersebut dibawa sejak dari lahir.
Contoh yang bisa dilihat dalam keseharian atau saat ini kesamaan bahasa, agama,
adat atau juga kekerabatan dibawa sejak dari lahir.

Dari paguyuban tersebut bisa dilihat menjadi tiga, yaitu karena ikatan
darah, pemikiran dan tempat kelahiran. Di samping itu ada juga yang disebut
sebagai paguyuban yang muncul karena sama-sama satu pemikiran atau ideologi
yang biasa disebut dengan Gemainschaft of Mind.

77
Di samping Paguyuban (Gemainschaft), di dalam masyarakat juga didapati
pengelompokan sosial yang disebut sebagai Gesellschaft (Patembayan). Biasanya
tipe masyarakat yang seperti ini ditandai dengan adanya kehidupan yang bersifat
publik, bersifat sementara, semu, satu dengan yang lain kelihatannya bersama
akan tetapi masing-masing tetap mandiri. Saling ketergantungan tinggi dan
kehidupan yang seperti ini juga disebut sebagai ciri kehidupan masyarakat
perkotaan.

Pengelompokan sosial yang ada dalam masyarakat lainnya adalah apa


yang disebut sebagai Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder. Kelompok
Primer itu adalah kelompok yang ditandai adanya pergaulan dan kerja sama tatap
muka yang intim. Biasanya lingkup terpenting dari kelompok ini adalah keluarga,
teman bermain pada anak kecil, serta rukun warga dan komunitas orang dewasa.
Pergaulan inti ini menghasilkan terpadunya individu dalam suatu kesatuan,
sehingga dalam banyak hal, diri seseorang menjadi hidup bersama tujuan
kelompok. Kelompok primer merupakan kelompok kecil yang akrab, bersifat
personal (pribadi) dan berorientasi pada hubungan yang intim

Selain itu dikenal pula (Kelompok Sekunder). Ciri dari kelompok


sekunder ini adalah hubungan sosialnya bersifat formal, impersonal, berpisah-
pisah, serta didasarkan pada azas manfaat. Seseorang tidak berurusan dengan
orang lain sebagai pribadi, akan tetapi sebagai orang yang berfungsi dalam
menjalankan suatu peran. Kelompok Sekunder bisa berwujud organisasi pecinta
alam, persatuan guru atau serikat pekerja.

Selain jenis-jenis pengelompokan di atas, masih didapati adanya


pengelompokan lain yang disebut In Group dan Out Group. Pengelompokan
sosial In Group dan Out Group itu dapat dijumpai dalam semua masyarakat. Ciri
dari pengelompokan In Group ini adalah merupakan kelompok sosial di mana
seoang individu mengidentifikasi dirinya sebagai in Group. Perasaan In Group
biasanya didasari oleh adanya suatu sikap yang disebut sebagai etnosentris.
Sedang Etnosentris, itu adalah adanya suatu anggapan bahwa kebiasaan dalam

78
kelompok merupakan hal yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lain.
Berikut contoh dari In Group.

Sedang Out Group itu biasanya diartikan oleh individu sebagai kelompok
yang menjadi lawan dari in-group nya. Di bawah ini adalah gambaran tentang Out
Group. Pengelompokan Sosial yang lain yaitu yang disebut Membership Group
dan Reference Group. Ada sebuah kenyataan bahwa keanggotaan dalam
kelompok tidak berarti bahwa seseorang akan menjadi kelompoknya dalam
bertindak, bertingkah laku dan bersikap serta menilai. Terkadang seseorang
berperilaku lebih mengacu pada kelompok yang lain, di mana seseorang itu tidak
menjadi anggotanya. Itulah mengapa kelompok tersebut disebut sebagai
kelompok referensi.

Kelompok acuan tersebut jumlahnya banyak, dan bukan saja kelompok


yang di dalamnya seseorang menjadi kelompok atau membership group, akan
tetapi juga kelompok di mana seseorang tidak menjadi bagian dari kelompok
tersebut. Kelompok acuan yang berjumlah banyak tersebut, selanjutnya menjadi
acuan bagi sikap, penilaian dan perilaku seseorang.

Contohnya, seorang yang bukan anggota Nahdlatul Ulama, bisa jadi pola
perilaku, berpikir, bertindaknya serta penilaiannya mengikuti teladan yang
diberikan oleh tokoh Nadhlatul Ulama, seperti Gus Dur misalnya. Demikan pula
sebaliknya, penganut Nahdlatul Ulama, cara bertindak, berpikir, berorientasi dan
penilaiannya mengikuti keteladan yang diberikan oleh Buya Hamka, misalnya.
Itulah contoh terkait dengan Membership Group dan Reference Group.

Pengelompokan sosial juga bisa dilhat dari tiga pengelompokan yaitu :


Santri, Abangan dan Priyayi. Tiga pengelompokan sosial tersebut berdasar pada
cara pandang dan adanya perbedaan dalam pandangan hidup mereka. Kelompok
Abangan adalah kelompok sosial diwarnai dengan dilakukannya upacara
selametan, praktik pengobatan tradisional, serta kepercayaan terhadap mahluk
halus dan kekuatan gaib terkait pada kehidupan di pedesaan. Pengelompokan
Santri ditandai oleh adanya ketaatan pada ajaran agama Islam serta keterlibatan
dalam berbagai organisasi sosial dan politik yang bernafaskan Islam dijumpai di

79
kalangan pengusaha yang banyak bergerak di pasar maupun desa selaku pemuka
agama. Kelompok Priyayi, ditandai pengaruh mistik Hindu-Budha prakolonial
maupun pengaruh Kebudayaan Barat dan dijumpai pada kelompok Elit “kerah
putih” yang merupakan bagian dari birokrasi pemerintah. Terdapat keterkaitan
antara abangan, santri dan priyayi dengan tiga lingkungan, yaitu: desa, pasar dan
birokrasi pemerintah.

Ada lagi pengelompokan sosial yang ada di masyarakat, yang dilihat


sebagai Kelompok Formal dan Kelompok Informal. Biasanya Kelompok Formal
itu adalah satu kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan
oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesama. Contoh dari
kelompok formal ini adalah organisasi. Ciri organisasi itu misalnya, tugas-tugas
organisasi didistribusikan dalam beberapa posisi, ada hirarkhi, struktur dan
wewenang; hubungan dalam suatu organisasi itu biasanya bersifat impersonal; ada
sistem peraturan yang menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanaannya serta
jabatan itu berdasarkan pada karier.

Kelompok formal juga bisa dilihat dalam organisasi-organisasi yang


mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Perusahaan, kantor,
sekolah atau universitas. Di dalam kelompok formal itu biasanya juga terdapat
kelompok-kelompok informal yang terbangun karena tempat tinggalnya
berdekatan, kelompok yang lulus dari perguruan tinggi yang sama atau bisa juga
karena sama-sama tugas di bagian kantor yang sama. Kelompok informal
biasanya tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu. Kelompok informal
tersebut terbentuk karena pertemuan yang berulang kali dan didasari oleh
kepentingan dan pengalaman yang sama.
Untuk menjelaskan tentang Kelompok Formal dan Informal, Siti Norma
(2006, 29) memberikan gambar seperti di bawah ini:
Kelompok Formal Kelompok Informal

Jumlah Anggota Besar atau banyak Kecil atau sedikit

Bentuk Peraturan Tertulis Tidak tertulis

80
Organisasi Resmi (formal) Tidak resmi (tidak
formal)

Sifat Hubungan Renggang, tidak saling Rapat (intim), saling


kenal di antara para mengenal secara pribadi
anggotanya

Pengelompokan sosial juga bisa dilihat dari pengelompokan sosial yang


terjadi karena faktor : Suku, Agama, Ras, Antar Golongan, Usia, Jenis Kelamin
atau Hobby. Pengelompokan agama misalnya adalah orang-orang yang sama
agamanya mengelompok menjadi satu. Begitu juga dengan suku, ras, antar
golongan ekonomi atas, menengah dan rendah atau bawah misalnya. Juga bisa
karena pengelompokan sosial berdasar umur dan jenis kelamin.

B. INTERAKSI SOSIAL

Apakah kalian pernah bermusuhan dengan teman atau juga pernah bekerja
bersama untuk menyelesaiakan satu tugas dari dosen? Atau mungkin juga kalian
pernah pula untuk meraih sesuatu, anda harus berkompetisi dengan teman.
Bermusuhan (berkonflik), bekerjasama atau berkompetisi itu adalah merupakan
bentuk dari interaksi. Dimana interaksi tersebut adalah merupakan obyek kajian
dari Sosiologi.

Oleh sebab dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa Interaksi pada
dasarnya adalah kunci dari kehidupan manusia, karena tanpa interaksi (baik dalam
bentuk kerjasama, kompetisi maupun konflik) manusia tidak bisa hidup. Untuk
melangkah lebih jauh belajar tentang interaksi , apa sebenarnya interaksi tersebut?
Interaksi sosial itu adalah suatu hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antar orang-orang perorangan (individu dengan individu),
antara individu dengan kelompok manusia, maupun antara dengan kelompok
manusia. Untuk mempermudah dan membumikan pengertian tersebut, gambar di
bawah ini akan lebih menggambarkan tentang pengertian interaksi tersebut.

81
Dalam melihat interaksi, kita melihat adanya tiga bentuk inetraksi yang
biasanya terkait dengan kehidupan manusia, yaitu kerjasama, kompetisi dan
konflik. Marilah kita lihat beberapa gambar yang terkait dengan tiga bentuk
interaksi tersebut.

Jika kita amati dengan seksama, sebenarnya hakikat hidup bermasyarakat


itu terdiri dari relasi-relasi yang mempertemukan mereka dalam usaha-usaha
bersama, seperti beragama, mencari nafkah, pernikahan, hidup berkeluarga,
pendidikan, rekreasi dan juga pertahanan. Di samping itu kita bisa melihat bahwa
hubungan-hubungan yang bersifat sementara, itu juga ikut membangun dalam
kehidupan bermasyarakat, contohnya: bertamu, melakukan demonstrasi,
melakukan tawar menawar, makan bersama dan sebagainya.

Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa inti dari kehidupan sosial adalah
interaksi. Interaksi adalah merupakan aksi atau tindakan yang saling berbalas-
balasan. Orang saling menanggapi tindakan mereka. Masyarakat juga bisa disebut
merupakan jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik. Dalam kehidupan
sehari-hari misalnya, orang yang satu berbicara, kemudian yang lain
mendengarkan; sementara yang lain bertanya, yang lain menjawab; yang satu
memberi perintah; yang lain mentaati; yang satu berbuat jahat; yang lain
membalas dendam; yang satu mengundang, yang lain datang. Selalu terlihat
bahwa orang saling pengaruh mempengaruhi.

Hal lain yang dan bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah jika kita
berkendara di jalan umum. Apabila lampu lalu lintas berubah warnanya menjadi
warna merah, maka pengendara akan memberi kesempatan kepada pengendara
lain untuk jalan, ataupun sebaliknya. Tindakan tersebut, baik yang yang berhenti
dan memberi jalan, bukanlah berasal dari individu-individu yang bertindak
semaunya sendiri dan tidak berhubungan satu dengan yang lain, akan tetapi itu
terjadi karena adanya orang yang bermasyarakat dan bertindak di bawah pengaruh
masyarakat.

Contoh tentang lampu merah memperlihatkan dengan jelas bahwa


kehidupan masyarakat tidak merupakan suatu realitas yang hanya di luar saja,

82
namun juga bukan hanya ada di dalam kepala orang saja, akan tetapi merupakan
realitas baik di luar dan sekaligus di dalam. Oleh sebab itu, maka dapat dikatakan
bahwa masyarakat adalah rangkaian aksi reaksi terus-menerus yang ditunjang oleh
orang yang sadar. Itulah mengapa interaksi sosial menjadi salah satu obyek kajian
sosiologi.

C. INSTITUSI SOSIAL

Selain obyek kajian Sosiologi adalah interaksi, maka sosiologi itu pun bisa
dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang institusi. Oleh sebab itu tema
pembelajaran kali ini, kita akan membicarakan tentang institusi. Apa yang
dimaksud dengan institusi secara Sosiologis? Pada dasarnya institusi adalah suatu
sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat
dipandang penting dan diperlukan. Dapat dikatakan juga bahwa institusi adalah
sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok
manusia.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat ciri institusi dari Gillin dan Gillin
(Soerjono Soekanto, 2006:184-185) di bawah ini:

a. Institusi sosial terdiri dari seperangkat organisasi dari pemikiran-


pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-
aktivitas kemasyarakatan. Oleh sebab itu, ada sekumpulan norma-norma
dan peranan sosial dalam masyarakat.
b. Institusi sosial itu relatif mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
c. Institusi sosial mempunyai tujuan yang ingin dicapai atau diwujudkan.
Tujuan dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin
dicapai.
d. Institusi sosial adalah alat untuk mencapai tujuan
e. Institusi sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang
(bisa: gambar, tulisan atau slogan) sebagai cerminan secara
simbolik,gambaran dari tujuan dan fungsi dari institusi sosial tersebut.
f. Institusi sosial punya dokumen yang tertulis maupun tidak tertulis.

83
Di bawah ini adalah gambar sekolah sebagai salah satu bentuk
institusi sosial.

Gambar 2. Ilustrasi sekolah


Sumber: https://pintek.id/blog/fasilitas-sekolah-yang-harus-ada/

Tujuan dan Fungsi dari Institusi Sosial

Apa tujuan utama dari institusi sosial? Tujuan utamanya adalah untuk
mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan
sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan
dengan tertib dan lancar sesuai dengan norma atau kaidah yang berlaku. Sebagai
contoh adalalah institusi keluarga adalah institusi yang salah satu fungsinya
adalah memberikan perlindungan kepada anak dan memberi rasa kasih dan sayang
pada anak.

Untuk mewujudkan tujuannya, maka institusi sosial dalam masyarakat


harus bisa melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana


bertingkah laku atau bersikap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan

3. Berfungsi sebagai sistem pengendalian sosial. Oleh sebab itu sanksi


merupakan sarana agar setiap warga masyarakat tetap taat sehingga
tertib sosial dapat terwujud.

84
Dalam pembahasan tentang institusi sosial yang ada dalam masyarakat,
kita akan mempelajari institusi utama yang meliputi institusi di bidang keluarga,
agama, ekonomi, politik dan pendidikan:

Institusi Keluarga

Kita hampir setiap hari melihat apa itu keluarga yang menjadi bagian dari
kehidupan kita. Bisa kita rasakan dan juga bisa kita sebut atau katakana. Untuk
mengenal lebih jauh tentang keluarga, maka apa sebenarnya yang dimaksud
dengan keluarga ? Keluarga umumnya ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut:
1. Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama;
2. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan
perkawinan;
3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak;
4. Pasangan nikah yang mempunyai anak;
5. Satu orang -entah duda atau janda- yang mempunyai beberapa anak.
Seperti juga instusi sosial lainnya, maka institusi keluarga juga
mempunyai beberapa hal yang terkait dengan aturan-aturan atau tata cara yang
diterima serta untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul dalam
keluarga. Beberapa aturan tersebut di antaranya adalah :

Aturan tentang perkawinan

Bahwa dalam setiap masyarakat itu terdapat berbagai aturan dalam


perkawinan. Ada aturan yang mengatur tentang apakah jodoh harus dari anggota
kelompok sendiri atau harus dan boleh dari anggota kelompok lain, dan siapa di
antara para anggota kelompok yang boleh atau tidak boleh dinikahkan; juga
tentang jumlah orang yang boleh dinikahkan pada waktu yang sama; mengenai
tempat menetap setelah perkawinan; dan aturan mengenai penentuan garis
keturunan.

Incest Taboo (Larangan Menikah dengan Saudara Sekandung)


Apakah kalian pernah dengar tentang Incest, atau pernah membaca berita
di beberapa media? Atau kalian mungkin pernah melihat sendiri di lingkungan

85
sekitar kalian tinggal, orang melakukan pernikahan sedarah atau satu saudara
sekandung? Itulah yang disebut sebagai Incest. Incest taboo adalah aturan yang
mengatur dalam suatu masyarakat tentang siapa yang boleh dan tidak boleh
dinikahkan. Incest taboo adalah larangan (sumbang incest, sumbang muhrim)
yang melarang hubungan perkawinan dengan keluarga yang sangat dekat seperti
perkawinan seorang anak dengan seorang orang tua atau saudara kandung.

Larangan hubungan sumbang ini tidak terbatas pada orang yang


mempunyai hubungan darah yang sangat dekat (orang tua-anak, saudara kandung,
tetapi juga mencakup pula kerabat di luar orang tua dan sudara kandung). Meski
incest taboo dijumpai dalam semua masyarakat, namun para ahli juga mencatat
bahwa pada kelompok tertentu dalam masyarakat dapat dijumpai adanya
perkecualian. Misal di kalangan raja Mesir Kuno, Yunani kuno dan Romawi
kuno, banyak dijumpai perkawinan kakak-adik atau perkawinan anak-orang tua.

Bentuk Perkawinan
Apakah di lingkungan kalian tinggal pernah melihat ada seorang laki-laki
yang menikahi lebih dari satu wanita? Atau bahkan kalian pernah lihat seorang
perempuan yang menikah dengan beberapa orang laki-laki? Kejadian itu sering
disebut sebagai poligami. Yang sering kita lihat dan ada sekitar kita sehari-hari
adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Kita akan
bahas tema tentang bentuk-bentuk perkawinan di bawah ini.

Dalam masyarakat pada dasarnya dikenal ada dua bentuk perkawinan, yaitu:
Monogami (perkawinan antara laki-laki dengan seorang perempuan pada saat
yang sama) dan Poligami (perkawinan antara seorang laki-laki dengan beberapa
perempuan dalam waktu yang sama; atau antara seorang perempuan dengan
beberapa orang laki-laki dalam waktu yang sama.

Lebih lanjut Poligami dibagi lagi dalam bentuk perkawinan: Poligini (Poligyny)
yaitu bentuk perkawinan antara seorang laki-laki dengan lebih dari seorang
perempuan pada waktu yang sama. Poliandri (Polyandry) adalah bentuk
perkawinan antara seorang perempuan dengan lebih dari seorang laki-laki pada
waktu yang sama. Dan ada juga bentuk perkawinan kelompok (group marriage)

86
adalah perkawinan antara dua laki-laki atau lebih dengan dua orang perempuan
atau lebih dalam waktu yang sama. Ada perkawinan dalam bentuk poligini
khusus, yaitu yang disebut Sororal Polyginy adalah perkawinan antara seorang
laki-laki pada waktu yang sama dengan beberapa orang perempuan yang
merupakan saudara kandung.

Apakah kalian juga pernah mendengar dan pernah melihat adanya


perkawinan Endogami dan Eksogami di lingkungan atau di sebuah masyarakat?
Eksogami adalah sistem yang melarang perkawinan dengan anggota kelompok.
Endogami adalah adalah aturan yang mewajibkan perkawinan dengan anggota
kelompok. Kewajiban atau anjuran untuk menikah dengan seseorang dari
kelompok ras, agama, suku bangsa, kasta atau kelas sosial sendiri merupakan
suatu bentuk aturan endogamy. Sedang aturan yang melarang untuk menikah
dengan seseorang dari klien yang sama merupakan suatu bentuk aturan eksogami.

Aturan Mengenai Keturunan

Selanjutnya apakah kalian juga pernah mendengar tentang garis keturunan


seseorang menganut sistem Patrilineal, Matrilenial dan Bilateral? Mengenai
penarikan garis keturunan itu dikenal dengan adanya aturan Patrilineal, Bilateral
dan Matrilineal. Pada sistem Patrilineal merupakan sistem yang paling banyak
dijumpai, di mana garis keturunan ini ditarik dari garis laki-laki. Sedangkan pada
sistem Bilateral, adalah suatu garis keturunan yang ditarik dari garis laki-laki dan
perempuan. Sedang pada sistem matrilineal, garis keturunan ditarik dari garis
perempuan. Pada keturunan sistem rangkap, garis keturunan ditarik melalui laki-
laki secara patrilineal dan melalui perempuan secara matrilineal.

Aturan Pola Menetap

Mungkin kalian lalu berpikir, setelah melakukan pernikahan, lalu di mana


mereka akan tinggal? Tentang hal tersebut, dikenal pola Patrilokal, Pola matri-
patrilokal, pola matrilocal pola patri-matrilokal, pola bilokal, pola neolocal serta
avunculocal.

87
Pola Patrilokal, biasanya pasangan yang baru saja menikah, mereka lalu
menetap bersama keluarga pihak laki-laki.

Pola Matri-patrilokal, suami mula-mula menetap bersama di keluarga


perempuan, namun selanjutnya pasangan menetap bersama pihak laki-laki.

Pola Matrilokal adalah pasangan menetap bersama pihak perempuan.

Pola Patri-matrilokal, pasangan yang baru menikah tinggal bersama


keluarga laki-laki, selanjutnya mereka pindah dan menetap pada keluarga
perempuan.

Pola bilokal, adalah pasangan yang baru menikah dapat memilih untuk
menetap di keluarga laki-laki atau perempuan.

Pola Avunculokal, adalah pola matrilineal yang di dalamnya seorang laki-


laki menetap di desa paman dari pihak ibu (kakak laki-laki ibunya).

Pola neolocal adalah pola yang di dalamnya pasangan suami istri yang
setelah menikah, bebas untuk memilih tempat menetap di luar tempat keluarga
aki-laki ataupun pihak perempuan.

Fungsi Keluarga

Lalu bagaimana dengan fungsi yang ada dalam keluarga? Apakah kalian
tahu tentang fungsi dari keluarga ? Sebagaimana lembaga yang lain, keluarga juga
mempunyai fungsi. Fungsi dari keluarga itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Fungsi pengatur dorongan seksual

2. Fungsi reproduksi

3. Fungsi sosialisasi anggota baru dalam masyarakat

4. Fungsi Afeksi

5. Fungsi memberi status

6. Fungsi proteksi (memberi perlindungan)

88
Akhir-akhir ini kalian sering melihat persoalan yang dialami oleh keluarga. Apa
saja masalah tersebut? Jika kita amati, Masalah yang sering muncul dalam
keluarga misalnya adalah broken home dan perceraian. Jika keluarga tidak mampu
menjaga keutuhan, maka keluarga tersebut akan mengalami masalah yang
dinamakan broken home. Apa yang dimaksud dengan keutuhan keluarga?
Keluarga yang utuh adalah jika di dalam keluarga tersebut adanya bapak, ibu serta
anak-anaknya. Ketiga unsur dalam keluarga tersebut mampu membangun
interaksi secara tatap muka, harmonis, saling asah, asih an asuh serta hangat.

Broken homen muncul tatkala terjadi percekcokan antarunsur dalam


rumah tangga atau keluarga tersebut disertai dengan adanya tindakan agresif,
saling menyalahkan dan kekerasan. Dengan kondisi tersebut, maka keluarga
sudah mulai menapaki tahap broken home. Fungsi keluarga mengalami kegagalan.

Tentu ada banyak faktor yang bisa menjadi pendorong kegagalan dalam
rumah tangga seperti misalnya: adanya faktor pribadi yang tidak mampu
memahami fungsi keluarga, atau bisa jadi karena hal-hal yang bersifat khusus
misal intervensi yang terlalu dalam dari salah keluarga baik dari orang tua laki-
laki atau si perempuan, berambisi meniti karir yang tinggi sehingga abai dengan
keluarga atau tingkat kesibukan yang tinggi atau tinggal serumah dengan keluarga
lain.

Masalah lain yang bisa muncul di dalam keluarga adalah putusnya


perkawinan ketika salah satu meninggal dunia atau terjadi perceraian. Ada
perceraian yang muncul karena faktor budaya, meski pun hampir semua
masyarakat menentangnya. Terkait dengan perceraian tentu akan sangat
dirasakan oleh keluaga inti, terutama nanti yang akan jadi korban biasanya adalah
anak-anaknya.

Di samping dua soal di atas, masih ada tiga bentuk gaya hidup baru terkait
dengan perkawinan yang menyimpang yang tentu dipandang sebagai masalah

89
sosial, yaitu : adanya orang yang menganut hidup bersama di luar nikah
(cohabitation), keluarga orang tua homoseks dan juga hidup membujang.

LEMBAGA PENDIDIKAN

Hampir separuh dalam kehidupan yang dialami oleh manusia tidak lepas
dari pendidikan. Pendidikan dapat kita rasakan, saat kita pada tingkat Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas dan Universitas. Jika kita buka lembar sejarah yang ada, dalam masyarakat
yang sederhana atau segmental, biasanya mereka tidak mempunyai sekolah.

Sehingga (pada masyarakat sederhana) jika ada anak-anak yang akan


mempelajari sesuatu maka mereka hanya akan melihat dan menyaksikan serta
menyaksikan langsung terhadap sesuatu yang harus dipelajari. Ayah atau orang
yang paham tentang sesuatu akan mengajarkan dan memberi petunjuk pada anak-
anak yang sedang belajar. Sekolah mulai lahir dan berkembang ketika
kebudayaan telah menjadi semakin kompleks, sehingga pengetahuan yang
dianggap perlu, tidak mungkin lagi ditangani dalam lingkungan keluarga.

Seiring saat kerajaan-kerajaan memerlukan pencatat, pengumpul pajak dan


pekerjaan-pekerjaan yang makin spesifik dan keahlian yang makin dibutuhkan,
maka pada tahap dimana terdapat orang-orang yang berspesialisasi diperlukan di
masyarakat, ketika itulah lahir kelas-kelas formal di luar lingkungan keluarga.
Dan ketika mulai ditemukan cara yang cocok untuk mendidik anak-anak tersebut,
baru cara tersebut dikatakan sebagai lahirnya institusi pendidikan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa lahirnya institusi pendidikan tidak lepas dari
hubungannya dengan adanya kebutuhan tenaga kerja.

Jika dilihat dari fungsinya, maka pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu
manifest dan latent. Fungsi manifest dari institusi pendidikan antara lain: yaitu
mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah; mengembangkan
bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun bagi kepentingan masyarakat;
melestarikan kebudayaan; menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi
demokrasi Dengan sekolah, lalu dapat ijazah, selanjutnya ijazah tersebut bisa

90
digunakan untuk bekerja (mencari nafkah). Fungsi laten Pendidikan itu antara lain
adalah adanya: perpanjangan terhadap masa ketidakdewasaan; pengurangan
terhadap pengawasan orang tua; dipertahankannya sistem kelas sosial, sebagai
tempat bernaungnya perbedaan-perbedaan pendapat.

Dengan adanya sekolah, maka hal tersebut telah memungkinkan


diperpanjangnya masa masa remaja dan penundaan masa kedewasaan. Dengan
bersekolah anak bisa memperpanjang ketergantungannya secara ekonomi kepada
orang tuanya serta menghindarkan anak untuk masuk dalam dunia kerja. Adanya
sekolah pun memungkinkan ditanamkannya nilai-nilai baru yang terkadang
bertentangan dengan apa yang diajarkan di rumah tangga, sehingga sekolah
kadang dilihat sebagai hal yang melemahkan pengendalian orang tua kepada anak.
Hal tersebut misalnya dapat dilihat bagaimana di sekolah anak diajarkan pada
otonomi, nilai-nilai universalitas serta kespesifikan yang tentu di rumah dipelajari
dan dipupuk.

Sekolah pun punya potensi sebagai tempat adanya perbedaan pendapat


dalam masyarakat, sehingga kadang apa yang diajarkan di dalam sekolah sering
berbeda dengan apa yang diberikan orang tua di rumah. Hal itu misalnya pelajaran
mengenai pendidikan seks. Jika kita amati lebih lanjut, maka pendidikan formal
juga berfungsi sebagai sarana untuk mempertahankan sistem stratifikasi yang ada
dengan jalan mensosialisasikan anak untuk menerima sistem perbedaan prestise,
previlese dan status yang ada. Sesuatu yang sering jadi pokok bahasan adalah,
apakah sekolah merupakan saluran mobilitas, atau sebaliknya sekolah menjadi
mekanisme yang fungsinya mempertahankan status seseorang pada status sosial
yang ditempati dengan status orang tuanya. Sudah sejak dahulu orang percaya
bahwa sekolah membuka kemungkinan bagi setiap orang untuk menaiki tangga
jenjang sosial.

LEMBAGA AGAMA

Apakah kamu pernah mengalami kegalauan yang berat? Atau pernah


mengalami suatu peristiwa yang mengakibatkan sesuatu yang bersifat traumatik
dalam jangka yang panjang? Atau anda pernah mengalami suatu peristiwa yang

91
terkait dengan ketidakpastian? Dalam siatuasi yang seperti diceritakan di atas,
atau ketika seseorang mengalami sebuah ketidakpastian, maka manusia akan lari
kepada agama atau institusi agama.

Lalu apa sebenarnya institusi agama itu? Kenapa sedemikian pentingnya


bagi manusia? Mari kita coba lihat terlebih dahulu, apa yang dimaksud institusi
agama. Institusi agama secara seerhana adalah merupakan suatu sistem keyakinan
dan praktek keagamaan yang penting dari masyarakat yang telah dibakukan dan
dirumuskan serta yang dianut secara luas dan dipandang sebagai perlu dan benar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama merupakan suatu institusi


penting yang mengatur kehidupan manusia. Secara umum, kajian tentang agama
setidaknya terbagi ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi teologis dan dimensi
sosiologis. Kajian agama dalam corak teologis berangkat dari adanya klaim
tentang kebenaran mutlak ajaran suatu agama.

Sedang dari aspek sosiologis, adalah melihat agama sebagai suatu institusi
yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya sebagai salah satu institusi sosial.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa posisi agama dalam masyarakat bersama-
sama dengan subsistem yang lain (ekonomi, politik, pendidikan mendukung
terhadap eksistensi masyarakat). Bagaimana ajaran dan keyakinan agama itu
mewujud dalam perilaku para pemeluknya dalam kehidupan sehari-hari.

Kita sering sekali menyebut kata agama. Sebenarnya apa yang disebut
agama? Agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan
praktek yang berhubungan dengan hal-hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan
praktek tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu
komunitas moral yang dinamakan umat. Pada intinya unsur agama dasar agama
yaitu: adanya kepercayaan terhadap agama, symbol agama, ada praktek agama,
umat agama dan pengalaman agama.
Agama sebagai Kekuatan Pemersatu

Kita sering melihat bahwa selain sebagai tempat untuk memohon kepada
Tuhannya, apalagi saat kita sdang menghadapi ketidakpastian, menghadapi

92
kesedihan, dan juga rasa syukur karena mendapat kebahagiaan, ritual religius juga
membantu orang untuk mengembangkan rasa sepaguyuban. Misalnya mereka
bersama-sama ambil bagian dalam peristiwa perkawinan, kelahiran atau kematian.
Sehingga hal itu mampu menyatukan kelompok; lalu ada perasaan bahwa tidak
seorang pun menghadapi kehidupan ini sendirian. Kita bisa melihat saat ada yang
menikah, ada yang melahirkan atau peristiwa kematian orang biasanya pada
berkumpul.
Fungsi Agama

Jika kita lihat kembali pada beberapa institusi yang sudah kita bahas di
atas yang mempunyai fungsi, maka institusi agama juga mempunyai fungsi.
Institusi agama mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi manifest dan latent.

Fungsi Manifest agama itu setidaknya mencakup kurang lebih tiga jenis lingkup
perhatian, yaitu: pola keyakinan yang disebut Doktrin (yang menentukan sifat
hubungan antar manusia dengan sesamanya dan manusia dengan Tuhan); Ritual
yang melambangkan doktrin dan yang mengingatkan manusia pada doktrin
tersebut; dan seperangkat norma perilaku yang konsisten dengan doktrin
tersebut.

Setelah di atas kita diskusikan fungsi manifest agama, maka kita akan
bahas tentang fungsi latent agama. Fungsi latent agama adalah mengintegrasikan
masyarakat, dan memperkuat perasaan sesaudara. Dengan melalui upacara agama
yang dilakukan secara berjamaah, maka persatuan dan kebersamaan umat dipupuk
dan dibina.

Agama dan Perubahan Sosial

Pada berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat, kita bisa melihat


bahwa agama telah berhasil mendorong munculnya perubahan sosial. Di
Indonesia hal itupun kita alami. Bagaimana kaum agama menjadi kekuatan
revolusioner dan telah menjadi kekuatan untuk mengusir penjajah.

Kita juga ingat bagaimana tesis Weber, yang pada intinya bahwa
perkembangan semangat kapitalisme di Eropa Barat berhubungan erat dengan

93
perkembangan Etika Protestan. Apa yang telah diuraikan di atas adalah gambaran
bagaimana institusi agama dalam hubungannya dengan institusi lain di
masyarakat seperti politik, ekonomi, keluarga, dan juga pendidikan yang
mendorong adanya perubahan sosial dalam masyarakat.

Lembaga Ekonomi

Jika kita buka lembar KB 1 tentang Sejarah Perkembangan Sosiologi,


maka perkembangan tersebut tidak lepas adanya perubahan besar yang terjadi di
Eropa Barat, yaitu revolusi Perancis dan Revolusi Industri, serta adanya
perubahan penting lainnya sperti memudarnya sistem feodalisme, berkembangnya
kapitalisme, berkembangnya individulisme, berkembangnya industri, serta
liberalisme dan adanya ancaman dalam masyarakat (Laeyendecker, 1983).
Sehingga tidak mengherankan bahwa sosiologi juga tertarik pada masalah-
masalah sosiologi dalam kaitannya dengan ekonomi.

Biasanya penelitian terhadap institusi ekonomi difokuskan pada bahasan:


pasar dan pembagian kerja, interaksi antara pemerintah dan institusi, serta
munculnya perubahan dalam pekerjaan. Dalam institusi ekonomi ini kita akan
bahas ideologi ekonomi yang mempengaruhi perkembangan kehidupan
masyarakat, pekerjaan dan institusi yang berkaitan dengan dunia usaha. Ada tiga
ideologi ekonomi yang mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat.
Ketiga ideologi tersebut adalah: merkantilisme, kapitalisme dan sosialisme.

Merkantilisme

Apa kalian tahu apa yang disebut merkantilisme? Ayo coba kita pelajari
apa yang dimaksud dengan merkantilisme. Secara sederhana merkantilisme adalah
praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa abad 16 ke abad ke-18, yang
dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk tujuan
menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional
saingannya. Paham merkatilisme inilah yang selanjutnya mendorong munculnya
dan berkembanya paham kapitalisme hingga saat ini.

94
Kapitalisme

Secara sederhana, kapitalisme lahir tidak lepas dari berkembangnya sistem


ekonomi yang berdasarkan pada pemilikan pribadi atas sarana produksi dan
distribusi untuk kepentingan pencarian laba pribadi ke arah pemupukan modal
melalui persaingan bebas. Prinsip dasar dari kapitalisme adalah adanya
kepemilikan pribadi, mencari laba sebesar-besarnya dan adanya persaingan bebas.
Sedangkan kapitalisme modern, bukan saja hanya pemupukan modal, penciptaan
kekayaan, namun juga adanya ekspansionisme.

Sosialisme

Jika kita lihat dengan seksama, maka karena ketidakpuasan dengan adanya
penderitaan, terjadinya ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan sebagai akibat
berkembangnya industrialisasi dan kapitalisme telah melahirkan gerakan sosial di
berbagai negara di Eropa pada abad 19, yang tujuannya merombak masyarakat
yang ada persamaan hak dan adanya pembatasan pada kepemilikan yang bersifat
pribadi. Ada Gerakan yang dilakukan dengan damai, namun ada pula Gerakan
yang dilakukan dengan paksaaan. Di negara sosialis asas sosialisme seperti
penguasaan alat produksi dan pengaturan distribusi komoditas oleh negara
diterapkan. Ciri dari sosialisme adalah adanya pengaturan produksi dan distribusi
komoditas di seluruh negara dilaksanakan secara terpusat oleh negara.

Institusi Politik

Anda pernah ikut Pemilihan Umum baik Pemilihan Legislatif, Pemilihan


Presiden atau pemilihan Dewan Perwakilan Daerah? Itu semua diatur oleh
Lembaga Politik. Hampir tidak ada kehidupuan yang tidak tersentuh dengan
Lembaga politik. Ketika orang ingin menguasai sesuatu maka seseorang tersebut
sudah bersentuhan dengan Lembaga politik. Lalu apa sebenarnya Lembaga politik
tersebut?

Sebagai ilustrasi adalah tatkala bumi ini semakin padat penghuninya, maka
bumi ini mulai dipadati oleh manusia-manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia

95
hidup berkelompok berdasarkan pada keturunan atau mata pencaharian pada
daerah yang subur karena bisa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sepanjang
antar penghuni bisa saling berbagi terkait dengan sumber daya alam, maka mereka
akan bisa hidup bersama dan tidak ada masalah. Akan tetapi jika manusia yang
mendiami suatu tempat -dengan kebutuhan dan kepentingan- yang sama tersebut
mulai terganggu karena jumlah yag dibutuhkan semakin sedikit, mulailah manusia
saling mempertahankan sumber daya alam yang terbatas tersebut dengan saling
berperang.

Sebagai contoh bagaimana jika ada dua orang yang mempunyai kebutuhan
yang sama, akan tetapi hanya satu orang yang memperolehnya, maka mereka akan
saling bermusuhan, di mana masing-masing pihak mencoba mengganggu dan
menindas pihak lain untuk mencapai tujuannya, yaitu kelangsungan hidupnya.
Sementara pihak yang tertindas akan membalasnya karena hal tersebut
menyangkut hidup dan mati mereka.

Menyadari bahwa hidup tanpa aturan bersama pada akhirnya akan menjadi
boomerang yang memusnahkan kelangsungan hidup manusia, maka pada
perkembangannya mulai diperkenalkanlah institusi politik. Apa institusi politik
itu? Institusi politik adalah perangkat norma dan status yang mengkhususkan diri
pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Institusi politik bukan saja berfungsi
sebagai Lembaga yang menerapkan hukuman fisik atau paksaan fisik saja, namun
juga untuk mencapai kepentingan bersama dari anggota kelompok.

Dapat disimpulkan bahwa institusi politik muncul dikarenakan adanya


kenyataan bahwa anggota masyarakat atau keluarga membutuhkan suatu asosiasi
yang mengatasi semua anggota masyarakat- yang diberi kepercayaan untuk
menggunakan paksaan fisik yang didasarkan pada nilai-nilai yang disepakati
bersama dan kepentingan yang menyatukan mereka.

Institusi politik juga disebut sebagai negara. Institusi politik sebagai itu
berdaulat. Dengan demikan dapat dikatakan bahwa institusi politik adalah institusi
yang mempunyai kewenangan menggunakan kekerasan fisik. Lalu apa saja ciri
dari institusi politik?

96
Ciri-ciri dari institusi politik adalah:

a. Adanya komunitas manusia yang secara hidup bersama atas dasar


nilai-nilai yang disepakati bersama.

b. Ada pemerintah (asosiasi) yang aktif

c. Asosiasi yang aktif tersebut melakukan fungsi-fungsi untuk


kepentingan umum

d. Asosiasi tersebut diberi kewenangan luas jangkauan, meski hanya


dalam territorial tertentu.

Dilihat dari, sisi fungsi, maka institusi politik mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi pemaksaan norma

b. Fungsi merencanakan dan mengarahkan

c. Fungsi menengahi pertentangan kepentingan

d. Fungsi melindungi masyarakat dari serangan-serangan dari luar

Sedang menurut Surbakti (2006) secara rinci fungsi dari institusi politik
adalah sebagai berikut :

a. memelihara ketertiban di dalam (internal order)

b. Menjaga keamanan dari luar (external security)

c. Melaksanakan kesejahteraan umum (general welfare)

D. DINAMIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami hal yang selalu


berubah. Perubahan baik dalam diri kita, dalam lingkungan keluarga maupun
masyarakat. Dalam istilah Auguste Comte itu disebut sebagai dinamika sosial.
Dinamika sosial biasanya berbicara tentang sesuatu yang terkait dengan
perubahan, proses atau interaksi dinamis dalam masyarakat.

97
Jika kita lihat pada kelompok pun, kelompok juga bukan sesuatu yang
statis, karena dalam setiap kelompok sosial akan mengalami perubahan dan
perkembangan. Dalam kelompok sosial ada yang mengalami perubahan yang
lambat, akan tetapi ada pula kelompok sosial yang mengalami perubahan yang
sangat cepat. Ada yang mengalami perubahan akibat terjadinya formasi baru
ataupun juga mengalami reformasi. Oleh sebab itu dalam bahasan berikut kita
membahas tentang dinamika sosial pada kelompok sosial, atau dinamika sosial
dalam kehidupan masyarakat.

Apa sebetulnya pengertian dari dinamika kelompok? Dinamika kelompok


adalah studi yang menyangkut interaksi dalam kelompok-kelompok kecil.
Dinamika sosial juga bisa dikaitkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan
perilaku grup yang merupakan hasil dari interaksi oleh anggota dari kelompok,
juga studi yang hubungannya antara interaksi individu dan perilaku pada tingkat
kelompok.

Jika kita amati dengan seksama, kadang perubahan dalam kelompok sosial
bisa terjadi karena adanya konflik antar bagian dalam kelompok atau bisa jadi
konflik antarindividu dalam kelompok akibat dari adanya ketidak seimbangan
antarkekuatan di dalam kelompok sosial itu sendiri. Ada sebagian dari anggota
kelompok yang ingin meraih kekuasaan dengan mengorbankan kelompok
lainnya, sehinga memunculkan ketidakseimbangan.

Ada kepentingan yang dianggap tidak adil, sehinga menimbulkan


perpecahan kelompok yang merubah struktur kelompok tersebut. Struktur yang
baru pada akhirnya melalui suatu proses adaptasi dan penyesuaian sistem sosial
akan menuju pada sebuah keseimbangan. Kelompok sosial tidak akan lepas dari
lingkungan sosial dimana kelompok tadi hidup. Oleh sebab itu perubahan struktur
sosial atau kelompok sosial itu bisa terjadi karena adanya pengaruh dari luar
kelompok tersebut. Ancaman dari luar, sering menjadi faktor yang mendorong
terjadi perubahan dinamika dalam kelompok tersebut.

Misal situasi yang membahayakan kelompok, justru akan memperkuat


solidaritas kelompok. Kepentingan yang tadinya berbeda, saat menghadapi

98
ancaman dari luar anggota kelompok tersebut menyatu. Meski begitu terkadang
ancaman dari luar juga menjadikan kelompok lalu menjadi lemah, tercerai berai
dan memperjuangkan kepentingan masing-masing dari kelompok.

Pergantian dalam kepemimpinan kelompok kadang juga membawa


dampak pada perubahan dalam kelompok, jika pemimpin baru mencanangkan
kebijakan baru-baru yang mungkin tidak bisa diterima para anggota kelompok
atau elit yang lain, karena mungkin dianggap bahwa kebijakan tersebut akan
membuat kelompok yang selama ini mapan lalu tharus merubah kebisaan, cara
hidup atau previlese mereka. Hal tersebut berakibat pada gesekan muncul akibat
kepentingan yang terganggu. Juga konflik akibat perubahan dalam pergantian
kepemimpinan, yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang selama turun
menurun dijadikan pedoman atau pegangan kelompok. Akibatnya kelompok
sosial atau keluarga pun menjadi terpecah. Hal tersebut berakibat pada para
anggota kelompok yang lebih luas. Ada yang setuju dan tidak setuju dengan
aturan baru tersebut.

Dinamika kelompok atau kelompok sosial juga bisa muncul akibat adanya
persaingan antarkelompok atau individu. Dengan jumlah sumber-sumber ekonomi
yang terbatas, hal tersebut juga bisa mendorong perubahan struktur dalam sebuah
kelompok sosial. Kompetisi antarkelompok kepentingan menimbulkan dinamika
yang tinggi antarindividu dalam kelompok dan juga antarkelompok. Yang semula
persaingan hanya bersifat individu, ketika kompetisi meningkat makin ketat dan
kuat, selanjutnya hal yang bersifat individu tersebut akan bergeser dan
dieksploitasai menjadi kepentingan kelompok dengan menggunakan symbol-
simbol tertentu yang memperlihatkan kekuatan kelompok dan untuk
mempertahankan agar sumber-sumber ekonomi tersebut tidak diganggu kelompok
lain.

Selain masalah sumber ekonomi yang terbatas, konflik bisa muncul karena
terjadinya proses hegemoni kebudayaan. Pemaksaan kebudayaan satu terhadap
budaya yang lain, dominasi politik, pemaksaan terhadap kepercayaan tertentu,
konflik tradisional yang terpendam. Sebagai misal hubungan antara mereka yang

99
mayoritas dengan minoritas yang mendapat perlakuan diskriminatif atau tidak adil
dan perlakuan meremehkan, menghina atau perlakuan lain yang bisa mendorong
kelompok tersebut cenderung bersikap antipati.

Meski demikian, dinamika kelompok juga mendorong munculnya


kerjasama pada para anggota dalam sebuah kelompok. Adanya dinamika dalam
kelompok, juga mempunyai dampak yang positif, yaitu adanya: solidaritas, kerja
sama, menghargai status orang lain, dan juga menumbuhkan sikap saling memberi
bantuan.

E. RANGKUMAN

Manusia adalah merupakan mahluk sosial, oleh karena itu manusia pada
dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia di samping sebagai mahluk sosial, juga
sebagai mahluk yang individual dan sekaligus religius. Mengapa manusia
dikatakan sebagai mahluk sosial, karena manusia tidak bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri. Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis,
antar orang per orang (individu dengan individu), antara individu dengan
kelompok manusia, maupun antara dengan kelompok manusia.

Institusi adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau
kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting dan diperlukan. Dapat
dikatakan juga bahwa institusi adalah sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan
yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Secara sosiologis, Lembaga
didalam masyarakat ada lima, yaitu: Lembaga Keluarga, Lembaga Agama,
Lembaga Pendidikan, Lembaga Ekonomi dan Lembaga politik.

Dinamika kelompok adalah studi yang menyangkut interaksi dalam


kelompok-kelompok kecil. Dinamika sosial juga bisa dikaitkan dengan sesuatu
yang berhubungan dengan perilaku grup yang merupakan hasil dari interaksi oleh
anggota dari kelompok, juga studi yang hubungannya antara interaksi individu
dan perilaku pada tingkat kelompok.

100
F. FORUM DISKUSI

Dulu keluarga itu benar-benar menjadi tempat dimana seseorang berlindung,


mendapatkan kasih sayang dan merupakan tempat yang paling aman. Mengapa
akhir-akhir ini telah terjadi pergeseran fungsi keluarga? Banyak saat ini terjadi
kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan dalam keluarga atau bahwa
pelecehan dan perkosaan dalam keluarga itu sendiri. Diskusikan dengan baik
mengapa hal tersebut bisa terjadi? Faktor-faktor apa yang melatar belakangi
perubahan fungsi keluarga tersebut?

Aniaya Anak Pakai Bor Listrik, Rawit Dipolisikan Istri

JOMBANG - Rawit Setiawan (43), warga Desa Sumberagung,


Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, harus merasakan dinginnya sel
tahanan. Setelah ia dilaporkan istrinya sendiri. Rahayuningtyas (37) ke
polisi. Rawit yang bekerja sebagai kuli bangunan itu dipolisikan lantaran
tega menganiaya anaknya sendiri, Dana Robiulana Putra (18) hingga
mengalami luka memar dibagian kepala akibat dihajar menggunakan bor
listrik.
Kapolsek Perak, AKP Untung Sugiarto menuturkan, aksi kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) itu bermula saat Rawit pulang ke rumah
pukul 04.00 WIB. Ketika itu ia dalam kondisi marah-marah dan terus
mencari keberadaan istrinya.
"Pelaku (suami) langsung berteriak-teriak memanggil istrinya. Karena
takut, istri korban kemudian memilih sembunyi. Baru sekitar pukul 06.00
WIB pelapor menemui suaminya," kata Kapolsek saat dihubungi melalui
sambungan ponselnya, Senin (12/8/2019).
Bukannya mereda, amarah Rawit kian membara saat berbicara dengan
Tyas. Bahkan, emosinya terus meledak. Mendengar keributan, Putra yang
tidur di dalam kamar kemudian terbangun. Ia pun kemudian mencoba
untuk meredam emosi bapaknya. "Pelaku ini justru semakin marah-marah.

101
Ia menganggap anaknya tersebut sudah berani dengan orang tua. Pelaku
kemudian mengambil bor listrik dan dipukulkan ke kepala bagian
belakang sang anak," imbuh Kapolsek.
Mendapati pukulan itu, Putra spontan tersungkur ke kasur sembari
memegangi kepalanya. Tyas yang hendak menolong sang anak, justru ikut
diancam oleh suaminya. Ia pun langsung berlari keluar rumah dan
meminta tolong ke tetangga.
"Warga mendengar saksi ini minta tolong kemudian ramai-ramai
menolong korban dan membawanya ke Puskesmas Perak. Karena kondisi
korban, akhirnya dirujuk ke RSUD Jombang," terang Untung. Tak terima
buah hatinya dianiaya sang suami, akhirnya Tyas pun memilih untuk
melaporkan ke pihak kepolisian. Polisi pun akhirnya menangkap Rawit di
rumahnya. Ia pun tak berkutik saat petugas menjebloskannya ke dalam sel
tahanan.
"Pelaku dan barang bukti telah kami amankan. Yang bersangkutan
akan dijerat dengan Pasal 44 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,"
pungkasnya.

Sumber: https://daerah.sindonews.com/berita/1429235/174/aniaya-anak-
pakai-bor-listrik-rawit-dipolisikan-istri

G. TES FORMATIF
1. Dinamika kelompok adalah ilmu yang mempelajari
a. Interaksi dalam kelompok
b. Sesuatu yang static dalam kelompok
c. Mendorong konflik
d. Mencegah kerjasama
e. Belajar tentang kestabilan
2. Kelompok Primer adalah kelompok

102
a. Bersifat formal, impersonal dan berpisah-pisah
b. Kecil, akrab, bersifat personal dan berorientasi pada interaksi
c. Mengkota, formal, hubungannya lebih bersifat kontraktual
d. Selektif, eksklusif, lebih mengedepankan sikat yang stereotype
e. Kelompok yang longgar
3. Salah satu ciri dari Lembaga atau Institusi dalam Sosiologi adalah:
a. Memenuhi kebutuhan manusia
b. Tidak bersifat kekal
c. Tidak menggunakan symbol
d. Meminalisir kebutuhan manusia
e. Mendorong untuk konsumtif
4. Salah satu fungsi dari Lembaga keluarga adalah:
a. Mendorong sebanyak-banyaknya mempunyai keturunan
b. Melakukan dan mendorong terjadi proses insest
c. Melakukan kekerasan dalam rumah tangga jika anggota tidak patu
d. Afeksi
e. Kekerasan Dalam Rumah Tangga
5. Yang tidak masuk dalam fungsi manifest Lembaga agama adalah :
a. Mendorong integrasi
b. Mengatur perilaku
c. Memecah belah
d. Adanya pola keyakinan
e. Mendorong taat dalam beragama
6. Fungsi manifest dari Lembaga Pendidikan adalah :
a. Untuk mempersiapkan agar mudah mencari nafkah
b. Memperpanjang masa ketidak dewasaan
c. Kontrol orang tua melemah
d. Mendorong belajar lebih cepat
e. Berlama-lama menjalani studi
7. Teori yang melihat Gerakan sosial yang muncul karena harapan dan
kenyataan tidak sesuai adalah:

103
a. Teori Deprivasi Relatif
b. Teori Penularan
c. Teori Frustrasi
d. Teori Konvergensi
e. Teori Frustasi
8. Kerumunan panic adalah kerumunan :
a. Dimana orang berkumpul untuk satu tujuan sesuai dengan aturan yang
ada
b. Orang yang memusatkan perhatian pada sesuatu yang merangsang
kemarahan
c. Yang anggotanya hanya datang dan pergi hanya sambal lalu memberi
perhatian
d. Orang yang didalamnya orang terjangkit rasa takut karena menghadapi
bahaya
e. Kerumunan pesta pora
9. Munculnya kapitalisme di Eropa Barat awal abad 19 yang seiring dengan
munculnya ajaran Calvinisme ditulis oleh :
a. Karl Marx
b. Max Weber
c. Anthonny Giddens
d. Adam Smith
e. Boden Powell
10. Salah satu fungsi Lembaga politik adalah:
a. Melonggarkan norma
b. Mendorong munculnya konflik
c. Tidak punya wewenang
d. Memaksakan norma
e. Membiarkan jika ada pertentangan

104
DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2015. Jakarta. Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Giddens, Anthony. 2001. Sociology. 4th edition. Fully Revised and


Updated.Oxford: Blackwell Publisher Ltd.

Henslin, James M. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jilid 1 Edisi 6.


Jakarta: Erlangga.

Henslin, James M. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jilid 2 Edisi 6.


Jakarta: Erlangga.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Jary, David dan Julia Jary. 1991. Collins Dictionary of Sociology. Glasgow:
Harper.

Jhonson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. (terjemahan:
Robert Z. Lawang). Jakarta: PT Gramedia.

Macionis, John J. 2012. Sociology. USA: Pearson Education.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi. Kelompok Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial Untuk SMA Kelas X. Jakarta. PT Gelora Aksara
Pratama.

105
TUGAS TERSTRUKTUR
Jika pada forum diskusi pada KB 1, 2, 3 dan 4 di atas atau sebelumnya
untuk membuat tugas, Anda sekalian dibagi dalam beberapa kelompok untuk
berdiskusi, maka untuk Tugas Terstruktur kali ini Anda sekalian diminta untuk
membuat jawaban secara mandiri atau sendiri-sendiri dari pertanyaan di bawah
ini.

Soal:

Seandainya di lingkungan Anda tinggal terjadi suatu bencana besar, misal


kebakaran, banjir, ada ledakan atau gempa.

1. Apa yang akan Anda lakukan ?

2. Apakah Anda akan berperan sebagai pemimpin ?

3. Apakah Anda akan berdesak-desakan tanpa daya ?

4. Apakah Anda akan menunggu tindakan orang lain?

5. Apakah Anda akan panik?

Jelaskan alasan (apa dan mengapa) dari tindakan yang Anda lakukan tersebut
di atas !

TES SUMATIF

1. Statika adalah konsep yang membahas tentang


a. Perubahan sosial
b. Konflik
c. Dinamika
d. Pergeseran-pergeseran
e. Kestabilan
2. Salah satu tokoh Sosiologi Klasik yang meneliti tentang Bunuh Diri adalah

106
a. Auguste Comte
b. Herbert Spencer
c. Karl Marx
d. Emile Durkheim
e. Max Weber
3. Solidaritas Organis adalah ciri masyarakat
a. Segmental
b. Perdesaan
c. Perkotaan
d. Sederhana
e. Rural
4. Obyek dari Sosiologi adalah
a. Psikologi
b. Masyarakat
c. Biologi
d. Geologi
e. Sejarah
5. Salah satu bentuk Tindakan Rasionalitas yang berorientasi nilai adalah
a. Sedekah
b. Jual beli di pasar
c. Tindakan Marah
d. Upacara tradisi
e. Adanya perasaan cinta
6. Bentuk gerakan Sosial yang hanya ingin mengubah segi-segi tertentu
dalam masyarakat disebut gerakan
a. Alternative Movement
b. Reformatif Movement
c. Redemptive Movement
d. Transformatif Movement
e. Utopis Movemnet
7. Kelompok Sekunder adalah ciri kelompok yang

107
a. Mempribadi
b. Forma, mengkota, kontraktual
c. Sederhana
d. Akrab
e. Bersifat personal
8. Salah satu ciri dari dari institusi politik adalah
a. Ada Pemerintah
b. Mengurus kepentingan individu
c. Tidak perlu ada masyarakat
d. Membiarkan adanya konflik
e. Mengeksploitasi alam
9. Salah satu satu ciri kelompok informal adalah
a. Tidak saling kenal
b. Ada aturan tertulis
c. Anggota banyak atau besar
d. Anggotanya sedikit atau kecil
e. Organisasinya punya AD dan ART
10. Pasangan yang baru saja menikah, dan mereka lalu menetap bersama
keluarga pihak laki-laki disebut
a. Pola Patrilokal
b. Pola Matrilokal
c. Pola Patri-Matrilokal
d. Pola Bilokal
e. Pola Avunculokal

Kunci Jawaban

Jawaban Test Formatif Kb 1 3. B


1. D 4. A
2. B 5. C

108
6. A 1. A
7. D 2. B
8. D 3. A
9. D 4. D
10. A 5. C
6. A
Jawaban Tes Formatif Kb 2 7. A
1. D 8. D
2. C 9. B
3. D 10. D
4. A Jawaban Tes Sumatif
5. D
1. E
6. C
2. D
7. B
3. C
8. B
4. B
9. D
5. A
10. A
6. B
7. B
Jawaban Tes Formatif Kb 3
8. A
1. A 9. D
2. B 10. A
3. C
4. C
5. D
6. D
7. A
8. C
9. B
10. B

Jawaban Tes Formatif Kb 4

109

Anda mungkin juga menyukai