A. DAILY OPERATION.
1. Membantu dan mengontrol pola pemboran dan peledakan.
2. Membantu dan mengontrol perhitungan pemakaian Handak.
3. Mengawasi dan mengontrol operasional alat bor harian.
4. Membantu perencanaan pemakaian spare part drill.
5. Membantu pembuatan Planning Mingguan, Bulanan dan Tahunan alat Drill.
6. Mengontrol laporan harian drill.
7. Mengontrol stock book Handak.
8. Membantu pembuatan projection tahunan untuk pemboran.
9. Membuat perhitungan biaya pemboran dan peledakan.
10. Membantu pembuatan perencanaan kerja L&H mingguan, bulanan dan
tahunan.
11. Membantu pembuatan perencanaan kerja development dan penggunaan alat
berat.
12. Membantu pembuatan perencanaan penggunaan dan mengontrol spare part.
13. Membantu pembuatan projection tahunan untuk operasional alat berat.
14. Mengawasi dan mengontrol operasi alat berat secara harian.
15. Membuat perhitungan biaya operasional alat berat.
16. Membuat analisa data baik Drilling, Blasting dan Load & Haul.
B. ANALISA DATA.
1. Mengolah data untuk merumuskan kebijakan dan target.
2. Membuat analisa yang diperlukan manajemen.
3. Menyiapkan dan menyimpan data Primer dan Sekunder dalam rangka laporan
kegiatan produksi.
4. Menyimpan, mengelola dan menyajikan data base produksi serta kegiatan
penunjang dan penghambat produksi.
5. Melakukan koordinasi dengan departemen head terkait untuk pengelolaan
data.
C. OTHERS.
1. Membantu pembuatan dan mengontrol Surat Permohonan Jadwal peledakan
(FU: DRM).
2. Membantu pembuatan laporan rutin bulanan, triwulan dan tahunan
(FU:DRM/ARS).
3. Membantu mempersiapkan data-data untuk pengurusan SIP2, ANDAL, RKL
dan RPL.
4. Membantu mempersiapkan data yang diperlukan jika kedatangan tamu.
5. Membantu kegiatan teknis dan nonteknis untuk memperlancar operasional.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(P3K)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : NANALYA
KELAS : DUA LIMA (II.5)
NIS : 7702
Guna Melengkapi Tugas Pada Mata Pelajaran
PENDIDIKAN JASMANI (PENJAS)
Caturwulan : III (Tiga)
Tahun Pelajaran : 2000/2001
Assalammualaikum W.W.
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah – Nya, sehingga penyusunan buku kesehatan
tentang P3K ini dapat di selesaikan.
Sesuai dengan landasan dan program kesehatan, maka Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K ) merupakan salah satu pokok bahasan yang
berkaitan dengan kesehatan. Tujuan pengetahuan tentang P3K adalah agar siswa
mengetahui maksud dari P3K dan memberikan suatu nilai tambah untuk
memperluas ilmu pengetahuan di dalam pelajaran terutama mengenai cara
menolong penderita kecelakaan.
Kami menyadari bahwa buku kesehatan ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan, baik dari segi bahasa penuturannya maupun materi yang ada, untuk
itu kami harap pembaca memakluminya.
Akhir kata kami berharap semoga buku kesehatan ini bermanfaat bagi pembaca
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
I. Pokok-pokok Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
A. Jangan Panik……………………………………………………………
B. Perhatikan pernafasan korban dan hentikan pendarahan……………….
C. Perhatikan tanda-tanda shock…………………………………………..
D. Tidak memindahkan korban secara terburu-buru………………………
II. Pertolongan Pertama Untuk Menyelamatkan Penderita Dalam Keadaan
“Tidak Sadar”
A. Keadaan tidak sadar……………………………………………………
B. Gejala…………………………………………………………………..
C. Pernafasan yang tidak sadar……………………………………………
D. Cara menolong penderita yang tidak sadar, akibat apapun
sikap miring/ setengah tertelengkup…………………………………...
E. Peraturan penting………………………………………………………
F. Beberapa kejadian yang mengakibatkan tidak sadar…………………..
1. Terbenam………………………………………………………………
2. Terletak atau tergantung……………………………………………….
3. Tertimbun……………………………………………………………...
III. Pertolongan Pertama Untuk Cedera Bakar
A. Cedera Bakar…………………………………………………………..
B. Mencegah Infeksi………………………………………………………
C. Minuman………………………………………………………………
D. Cedera bakar karena listrik…………………………………………….
IV. Penutup………………………………………………………………..
I. POKOK-POKOK TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN (P3.K).
A. Jangan panik
Jangan panik tidak berarti boleh lamban. Bertindaklah cekatan tetapi tetap
tenang. Apabila kecelakan bersifat massal, korban-korban yang menderita luka
ringan dapat dikerahkan untuk ikut membantu. Dalam hal ini berikanlah
petunjuk-petunjuk secara tenang dan jelas.
B. Perhatikan pernafasan korban dan hentikan pendarahan
Mungkin anda masih sempat menyelamatkan jiwa penderita, jika anda
memperhatikan hal ini. Bila pernafasan korban terhenti, segera kerjakanlah
pernafasan buatan dari mulut ke mulut.
Darah yang keluar dari pembuluh-pembuluh besar, dapat membawa kematian
dalam waktu 3 – 5 menit. Dengan menggunakan sapu tangan atau kain yang
bersih, tekanlah tempat pendarahan kuat-kuat dengan tangan anda, kemudian
ikatlah sapu tangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang atau apapun juga, agar
sapu tangan tadi tetap menekan luka itu. Letakkan bagian pendarahan lebih tinggi
dari bagian tubuh lainnya, kecuali kalau keadaannya tidak mengizinkan.
Perhatikan : Torniket untuk pendarahan hanya boleh dikenakan jika tangan atau
kaki sikorban sudah hancur.
C. Perhatikan tanda-tanda shock
Apabila ada tanda-tanda shock, korban ditelentangkan dengan letak kepala
lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
Apabila kurban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar, baringkanlah
telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Cara ini
juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak darah,
muntahan atau air kedalam paru-parunya. Apabila korban mengalami cedera di
dada, dan menderita sesak nafas, letakkanlah dalam sikap setengah duduk.
D. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan
jenis serta keparahan cedera yang dialaminya. Kecuali apabila tempat kecelakaan
tidak memungkinkan korban dibiarkan ditempat tersebut (misalnya : ditempat
kebakaran, korban harus segera dipindahkan).
Apabila korban hendak diusung, terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan,
serta tulang-tulang yang patah harus dibidai (spaik).
Dalam mengusung korban, usahakanlah supaya kepala korban tetap
terlindungi. Dalam setiap ha kali harus diperhatikanlah jangan sampai saluran
pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan. Jika korban diusung oleh
dua orang, letakkanlah kepalanya didekat pengusung yang dibelakang. Dengan
demikian pengusung kan dapat memperhatikan hal-hal tadi.
Dalam kecelakaan massal, urutan prioritas korban yang harus diusung
ketempat pertolongan lanjutan adalah sebagai berikut :
1. Korban dengan luka didada dan leher yang disertai oleh sesak nafas.
2. Korban dengan luka didada atau perut yang disertai pendarahan dalam
rongga-rongga tersebut.
3. Korban dengan luka terbuka diperut.
4. Korban yang diberi torniket.
5. Korban dengan cedera di kepala.
6. Korban dengan cedera pada tulang belakang.
7. Korban dengan luka bakar yang lebih dari 20 % luasnya.
8. Korban dengan patah tulang pinggul, paha dan betis.
II. PERTOLONGAN PERTAMA UNTUK MENYELAMATKAN
PENDERITA DALAM KEADAAN “TIDAK SADAR”
A. Cedera Bakar
Cedera bakar terjadi waktu badan kena api, benda panas, aliran listrik, air
panas, uap panas, cairan panas. Semakin luas cedera bakar, semakin berat
keadaan sipenderita. Untuk pertolongan pertama air-lah yang memegang peranan
utama; selain pemadam api air juga menghilangkan rasa nyeri serta panas.
Pertolongan pertama pada cedera bakar bermaksud untuk mencegah keadaan
menjadi berat dan mencegah infeksi. Untuk meringankan cedera bakar dan
menghilangkann rasa nyeri dan panas, dinginkanlah langsung bagian yang cedera
dengan cara merendam atau menyiram.
B. Mencegah infeksi
Cedera apapun tidak boleh ditutup langsung dengan kapas atau kain yang
berserat/berbulu karena bahan ini melekat pada tubuh dan susah sekali diangkat.
-. Bagian yang cedera ditutup dengan kain steril, hendaknya kain yang digunakan
lebih luas dari pada cedera supaya keseluruhannya tertutup. Waktu memasang
kain bagian yang akan menutup luka tidak boleh bersinggungan dengan tangan
untuk menghindari infeksi.
-. Pakaian yang melekat pada badan biarkan saja, kain itu sudah steril.
-. Jangan gunakan mentega atau minyak dsb.
C. Minuman
Penderita yang sadar dan tidak muntah diberi minum seteguk setiap 10 menit.
Ukurannya sebagai berikut :
Dewasa ½ Cangkir
Anak umur 11 tahun ke atas 1/3
Cangkir
Anak umur 5 tahun s/d 10 tahun ¼ Cangkir
Penderita yang tidak sadar tidak boleh minum sebab sangat berbahaya, karena
minuman yang mengalir kejalan pernafasan akan mengakibatkan penderita mati
lemas.
D. Cedera bakar karena listrik
Lepaskan korban dari aliran listrik dengan mematikan sumber listrik,
periksalah apakah ia bernafas jika tidak lakukan pernafasan buatan. Jika ada
cedera langsung dinginkan dengan air.
Tahap-tahap menangani korban cedera bakar karena listrik :
-. Lepaskan korban segera dengan cara memutus aliran listrik.
-. Bebaskan jalan nafas yang tersumbat, karena korban harus dapat bernafas
dengan leluasa.
-. Lakukan pernafasan buatan jika tidak bernafas, teruskan sekurang-kurangnya
satu jam atau samapai korban ditangani dokter.
-. Jika korban tidak sadar, tidurkan ia dalam sikap setengah tertelungkup dengan
muka agak miring ke bawah.
PENUTUP