Anda di halaman 1dari 23

Soekarno

Biografi Politik
Karya: Prof. Kapitsa M.S. & Dr. Maletin N.P.

SANG PEMERSATU
Review
M.M. Restu Hapsari
• Buku ini mungkin sudah bisa disebut sebagai buku
lama, karena memang ditulis di tahun 1980, di
sinilah unsur kesejarahannya muncul dan menjadi
menarik karena mengulas Bung Karno dalam
perspektif Rusia dari para penulis Rusia, yaitu Prof.
Kapitsa M.S. yang adalah Deputi Menlu - Deparlu
USSR (Union of Soviet Socialist Republic) dan Dr.
Maletin N.P. yang adalah Indonesianis, peneliti yang
sangat serius dengan Indonesia. Secara keseluruhan
di buku ini kita bisa melihat Bung Karno dan
Indonesia dari perspektif sosialis yang mewarnai
Rusia atau USSR pada waktu itu. Sosialisme sedang
booming di sana, sementara Orde Baru masih sangat
eksis di Indonesia saat buku ini ditulis.
• Buku ini berspektif sejarah sekaligus menjadi biografi
sangat berharga bagi Indonesia karena di buku ini
mengulas Bung Karno dari Koesno - Soekarno kecil
menjadi Bung Karno "singa podium", Bung Karno
pemimpin muda gerakan politik pembebasan
nasional, Bung Karno ideolog dan pendiri PNI, Bung
Karno pemimpin perjuangan untuk Indonesia
merdeka, Bung Karno pencipta marhaenisme dan
demokrasi terpimpin, Bung Karno yang profesional-
progresif-revolusioner menghadapi keroyokan
"lawan-lawan politik lamanya" yang memunculkan
Orde Baru, sampai dengan Bung Karno yang adalah
warga biasa yang diperlakukan secara "luar biasa"
oleh Orde Baru.
• Buku ini menjadi "gizi banget" bagi anak-
anak muda-milenial sekarang agar
terbuka wawasan dunianya, termasuk
agar mampu memahami situasi politik
secara komprehensif dan kontekstual.
Dari buku ini kita juga bisa melihat lebih
dalam hubungan seorang Bung Karno
sekaligus hubungan Indonesia dengan
Soviet pada masa itu. Sejarah yang tidak
boleh dihilangkan atau dilupakan. Sama
seperti kita wajib membaca Indonesia
Menggugat, Mencapai Indonesia
Merdeka, dan Di Bawah Bendera
Revolusi.
• Marhaenisme sebagai ajaran sekaligus
cita-cita, bahkan mimpi Bung Karno,
menjadi identitas pemikiran Bung Karno
dengan segala proses bagaimana dia
menyerap, menghayati, mendengar,
menemani (rakyatnya) dan mengalami
secara langsung pergulatan-pergulatan
pemikiran itu. Hingga sekarang cita-cita itu
masih belum tercapai. Masih harus terus
diperjuangkan oleh para penerusnya.
• Taktik dan strategi menjadi kekuatan Bung
Karno dalam seluruh gerak perjuangannya.
Kita memahami ketika Bung Karno
menggunakan kekuatan balatentara Jepang
untuk mengusir Belanda yang lebih parah telah
menjajah Indonesia. Taktik inilah yang diyakini
mempercepat tercapainya kemerdekaan
Indonesia. Menjadikan Bung Karno seorang
yang anti imperialisme dalam bentuk apapun,
dan Bung Karno bukanlah seorang kolaborator
terhadap imperalisme. Sikap ini dianggap
sangat berani di masa itu.
• Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia taktik
"kolaborasi" dengan menyatukan berbagai
kekuatan politik anti kolonial berhasil dipakai oleh
Bung Karno untuk mencapai kemerdekaan pada
tahun 1945. Namun, Bung Karno mengalami tragedi
politik bagi dirinya sendiri dan Indonesia ketika
konsep persatuan antar kekuatan ini terus
dipertahankan dalam masa pemerintahannya atau
ketika Revolusi Indonesia terus berjalan. Pengkritik
Bung Karno mengatakan mestinya Bung Karno harus
memisahkan kekuatan mana yang harus
dipertahankan dan kekuatan mana yang harus
ditinggal untuk mencapai "sosialisme Indonesia".
Namun Bung Karno lebih mempertahankan
persatuan.
• Pancasila yang pertama kalinya bergema
melalui pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945
mendasari dan menjadi program
perjuangan progresif anti kolonial dan anti
imperialis untuk pembentukan sebuah
republik yang merdeka dan demokratis.
Ideologi ini menjawab kehendak rakyat,
yaitu dicapainya kemerdekaan,
pembebasan dari penjajahan menjadi
negara yang berdaulat, dicapainya
persamaan hak dengan negara-negara lain.
• Heroik yang luar biasa adalah ketika
kemudian atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno-Hatta dengan mantap
memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Dari sejarah kita tahu bahwa
para pemimpin muda waktu itu telah
meminta supaya Soekarno yang
memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia karena tidak ada pemimpin
lain yang memiliki kepercayaan dan
otoritas besar di mata rakyat. Hanya
Bung Karno.
• Sikap Sekutu (AS, Inggris) yang
mendukung Belanda untuk menjajah
kembali Indonesia berlawanan dengan
sikap USSR tentu tak lepas dari pengaruh
Perang Dingin waktu itu. Dalam hal ini
kita bisa melihat bahwa Bung Karno
adalah pemimpin yang mampu
membaca dengan cermat hubungan
kepada siapa harus dilakukan, yang
akan menguntungkan kepentingan
Indonesia.
• Dan ketika perjuangan kemerdekaan
tercapai, maka seruan untuk membentuk
negara kesatuan terus-menerus
digaungkan oleh Bung Karno, diwarnai
dengan pembubaran sistem federal yang
dipaksakan oleh Belanda waktu itu. Bung
Karno concern menyatukan seluruh
golongan sosial dan lapisan masyarakat
Indonesia. Maka terima kasih kita kepada
Bung Karno dan para pendiri bangsa
sehingga kita memiliki NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia).
• Terkait demokrasi terpimpin, buku ini
mengulas banyak hal. Kritik tentang rezim
otoriter selalu mewarnai konsepsi
demokrasi terpimpin. Namun Bung Karno
juga mengatakan sejarahlah yang akan
memberikan penilaian akhir tentang
bagaimana harus memimpin NKRI yang
besar ini. Demokrasi terpimpin adalah
konsepsi progresif, yang mencoba
mencari jalan menuju masyarakat adil
dan makmur, yang bebas dari
penghisapan manusia oleh manusia
lainnya.
• Dalam buku ini jelas tergambar bahwa Bung
Karno bukanlah seorang diktator otoriter.
Tujuan hidupnya adalah menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur atas dasar
prinsip-prinsip yang telah dikembangkan sejak
masa mudanya. Konsepsi ini berkembang tahap
demi tahap, bertolak dari gagasan-gagasan
yang diperkaya oleh pengalaman-pengalaman
praktek dan teori itu sendiri. Juga jelas bahwa
sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, dan
kepercayaan kepada Tuhan, tidak mungkin
menimbulkan ajaran yang bersifat otokrasi.
• Jalannya revolusi selalu
harus ada pemimpin.
Konteks situasi krisis sosial-
politik tak akan bisa
dilepaskan dalam
kemunculan konsepsi
kepemimpinan.
• Pengaruh kapitalis-birokrat yang erat
bekerja sama dengan para kaum
eksploitator (baik di desa maupun di
kota), serta persekutuan mereka dengan
kaum kanan menjadi tragedi tersendiri
bagi Bung Karno untuk melaksanakan
janji-janjinya mengenai perombakan-
perombakan dalam bidang sosial-
ekonomi.
• Menjawab pertanyaan mengapa Bung Karno
bersedia dipilih sebagai presiden seumur
hidup, karena pada titik inilah kritik tentang
pemimpin otoriter disematkan oleh para
pengkirik Bung Karno. Usul MPRS untuk
menjadikan Soekarno sebagai presiden
seumur hidup merupakan hasil kompromi
dari kekuatan-kekuatan politik utama yang
saling berhadapan. Agar menghindarkan
konfrontasi terbuka secara langsung.
• Orde Baru dalam format yang benar-benar
otoriter akhirnya digulingkan kekuasaannya
bahkan oleh rakyat setelah 32 tahun berkuasa
hingga kemudian reformasi dicanangkan
dengan berbagai perbaikan bagi Indonesia ke
depan. Cita-cita reformasi ini masih terus
harus dikawal dan diperjuangkan oleh kita
para penerus bangsa ini, karena mimpi dan
cita-cita marhaenisme juga Bung Karno
belum tercapai. Dan tentu karena Revolusi
memang belum selesai !!!
• Perlawanan Bung Karno terhadap Orde Baru diulas
dengan sangat jelas. Pernyataan Bung Karno di bab
"Saya Masih Tetap Presiden" dan "Akhir Perjalanan"
termasuk dalam pidatonya terkait "Supersemar" yang
menjelaskan bahwa surat perintah itu bukan
merupakan pelimpahan kekuasaan negara tetapi hanya
merupakan tugas-tugas praktis dalam bidang
keamanan dan ketertiban. Namun, situasi politik
memang sudah tidak berpihak kepada Bung Karno, dia
diabaikan dengan semboyan menegakkan "demokrasi"
untuk membunuh "demokrasi terpimpin" oleh lawan-
lawan politik Bung Karno. Dalam konteks ini sosok
Bung Karno tergambar sebagai sosok besar yang
sangat mencintai persatuan, tidak mau menggunakan
kekuatan kasar untuk mempertahankan kekuasannya.
• Sikap Bung Karno yang tidak mau
menggunakan kekuatan kasar rupanya
menurun kepada putrinya Megawati
Soekarnoputri. Kepemimpinan Ibu Mega
diuji paska peristiwa Kudatuli, Ibu Mega
tetap berpegang pada proses hukum di
pengadilan untuk menyelesaikan masalah
tersebut, meski sempat muncul kritik dan
ketidakpuasan di kalangan para korban
Kudatuli. Sama dengan Bung Karno, Ibu
Mega sangat mencintai persatuan.
• Saat ini masih menghadapi berbagai
tantangan besar: intoleransi dan terorisme
yang yang berkolaborasi dengan kekuatan
kaum kanan radikal dan melibatkan para
ekstrimis dan teroris; momok komunisme
yang selalu masih digaungkan oleh mereka
yang punya kepentingan, dan tantangan
kesejahteraan rakyat. Presiden Jokowi juga
menyatakan bahwa persatuan dengan
“kolaborasi’ semua pihak menjadi kunci
menghadapi tantangan.
• Bung Karno adalah paket komplit. Meski berasal dari
keluarga pegawai-priyayi Jawa, kalangan bangsawan
bawah, seorang Muslim dengan Ibu Hindu, selalu
menggali dan meramu segala perbedaan yang ada
pada bangsanya dan selalu terus membangun negara
kesatuan dalam taman sarinya Indonesia yang
memang berbeda-beda suku, agama, ras, dan
golongan. Bung Karno telah memberi warna khas
kepada negerinya, orang yang menjadi pemimpin
Indonesia sejak masa perjuangan merebut
kemerdekaan, lalu diproklamasikannya,
dipertahankannya dan dibangunnya. Meski
kemudian dipaksa mundur dari kehidupan bangsa
yang diperjuangkannya itu.
• Kekuatan kiri maupun kanan selalu akan
mengkonsolidasi diri masing-masing dalam
menghadapi "pertempuran akhir". Siapa yang
lebih dahulu siap dengan kekuatan yang
nyata, dialah yang akan keluar sebagai
pemenang. Siapa yang akan menjadi the last
man/ woman standing ?
• Kita terus perjuangkan agar kekuatan NKRI
yang akan terus berdiri sampai di saat terakhir.
Jasa-jasa Bung Karno tak kan terhapus dari
catatan sejarah besar Indonesia dan bahkan
dunia internasional.
Merdeka !!!

Anda mungkin juga menyukai