Anda di halaman 1dari 4

RESENSI BUKU

Judul buku : Banjir Darah : Kisah Nyata Aksi PKI terhadap Kiai, Santri, dan Kaum Muslimin
Jenis buku : Viksi (novel) atau Non Viksi (buku referensi)
Penulis : Anab Afifi – Thowaf Zuharon
Penerbit : Istanbul
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman : 416 Hal
Nama peresensi : Aulia Dzikrillah
Kelas peresensi : Pips-4B
NIM peresensi : 11190150000035

A. Isi buku:
Buku ini disusun berdasarkan hasil wawancara para saksi hidup dan pelaku sejarah, Buku ini menceritakan tentang Sejarah Partai
Komunis Indonesia yang penuh dengan kekejaman. Mereka menyiksa, membakar, menyembelih bahkan mengubur hidup-hidup para kiai dan
santri, menghasut para kiai dan santri, dan menghasut para petani untuk memberontak serta merampas harta-harta semua golongan yang tidak
sepaham komunis. Buku ini menjelaskan lebih dalam tentang kekejaman PKI mulai tahun 1948-1965. Namun lebih menceritakan tentang
pembunuhan kepada para Kiai, Ulama, Santri, dan tokoh-tokoh yang berhubungan dengan organisasi Islam oleh PKI.
Buku ini tidak hanya menceritakan bagaimana anggota Partai Komunis membantai, memperkosa, dan membunuh secara brutal para
syuhada yang berjuang membela agama islam, tetapi juga menceritakan bagaimana Partai Komunis membakar rumah-rumah rakyat dan
membunuh anggota TNI, dan anggota Polri. yang menjaga garda depan, wartawan, bahkan penulis pun menjadi target pembunuhan pada
masa itu.

B. Nilai inspirasi dari buku:


Jika bukan karena kegigihan para pejuang yang mempertahankan berkibarnya merah putih, mungkin sejak 1948 ketika Ketua Partai
Komunis (PKI) bernama Muso memproklamirkan negara komunis bernama Republik Soviet Indonesia di Madiun, atau barangkali, jika ulah
Muso berhasil, mungkin Merah Putih sudah diganti oleh gambar palu arit yang telah berulang kali membuat negeri ini berdarah-darah.

C. Nilai edukasi dari buku:


Tulisan dua penulis ini menjadi sangat penting dibaca siapapun. Untuk menyadarkan kembali kepada kita akan bahaya laten komunis
bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan generasi yang akan datang, batu-batu nisan tua serta monumen demi monumen itu
adalah memori sejarah yang tidak akan terhapuskan.

D. Tantangan dan/atau ancaman terhadap ideologi Pancasila (yang tersurat atau yang tersirat) dalam buku:
Saat muso memproklamirkan Negara Soviet Indonesia di Madiun, slogan itu terus berkumandang dari seluruh anggota sipil PKI Muso
dan Tentara Muso yang bernama Front Demokratik Rakyat (FDR). Pondok Pesantren Gontor yang merupakan Pondok pesantren besar di
Jawa Timur ikut menjadi sasaran pengerusakan maupun pembakaran oleh para PKI, dikarenakan Kyai Gontor yaitu K.H Ahmad Sahal dan
K.H Zarkasyi pergi untuk menyelamatkan diri dengan para santri, padahal sebelum mereka pergi Pesantren Gontor sudah disambangi utusan
PKI yang membawa sepucuk surat. Isi surat itu adalah perintah dari pasukan PKI Muso agar seluruh warga pesantren Gontor tidak
meninggalkan tempat. Jika sampai meninggalkan tempat akan terjadi bencana besar yang dibuat oleh para tentara PKI Muso. Sehari setelah
santri-santri mengungsi, akhirnya para PKI betul-betul datang. Mereka langsung bertindak ganas dengan menggeledah seluruh Pesantren
Gontor.
E. Jelaskan tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh ideologi Pancasila dewasa ini:
Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara menurut saya meliputi faktor eksternal dan
internal,
Faktor eksternal :
- Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara karena keterbukaan informasi.
Faktor Internal :
- Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai
sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.
- Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa
sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis.

F. Jelaskan pendapat saudara tentang penting atau tidaknya tema rekonsiliasi dalam kehidupan kebangsaan dewasa ini:
Setelah saya membaca buku ini dan melihat bagaimana kejamnya PKI untuk menerapkan paham komunis di Indonesia, saya kira tidak
perlu adanya rekonsiliasi, karena dikhawatirkan ada upaya yang nyata dan terstruktur dari simpatisan dan anak-cucu PKI untuk
membangkitkan organisasi tersebut. Mereka membuat pertemuan dan workshop untuk membangkitkan kembali semangat komunis di
Indonesia. Dan meluruskan sejarah. Tapi kenyataannya bukan meluruskan sejarah. Justru membalikkan sejarah

G. Jelaskan pendapat saudara tentang pentiung atau tidaknya pembentukan warga negara yang berkarakter Pancasila dalam
perkuliahan PKn:
Penting, karena Tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh ideologi Pancasila yang perlu diwaspadai adalah ketika masyarakat,
khususnya generasi muda, tidak lagi memandang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Dan pada era globalisasi tantangan pancasila
sebagai ideologi negara adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti
radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal ini membuat masyarakat mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga
kurangnya efektivitas serta daya tarik pembelajaran Pancasila.

H. Tuliskan saran dan harapan saudara terhadap buku yang sedang saudara resensi sebagai bahan perbaikan atau penyempurnaan
pada penerbitan selanjutnya:
Buku ini banyak menggambarkan adegan kekerasan yang secara gamblang diceritakan, sehingga buku ini tidak direkomendasikan
bagi anak-anak, kecuali dengan bimbingan orang tua. Namun, secara keseluruhan buku ini merupakan sejarah yang suatu saat bisa kita
jadikan pelajaran dan untuk menyadarkan bahaya PKI bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan generasi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai