Anda di halaman 1dari 10

Nama : CUT ANDRA SUMARDI

Ahli Cerita dari : KELOMPOK 4

1. Penanya : SUNARYO DILENGAN (Kelompok 1)

Pertanyaan : Apa yang melatarbelakangi komunisme cepat berkembang di masa


demokrasi terpimpin dan soekarno seakan mendukung paham tersebut
padahal komunisme bertentangan dengan pancasila ?

Jawaban : Konsep Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom)


dicetuskan oleh Soekarno. Rumusan ini mewakili tiga pilar utama yang
menjadi kekuatan politik bangsa Indonesia, sejak era pergerakan nasional
hingga pasca-kemerdekaan. Pada Februari 1956, Soekarno mengusulkan
konsep baru yang disebutnya Demokrasi Terpimpin dengan berpondasi
kepada tiga pilar utama: Nasakom. Bagi Hatta, Demokrasi Terpimpin
membuat kekuasaan negara kian terpusat kepada sosok presiden, dan
itulah yang memang terjadi. Syafii Maarif dalam Demokrasi dan
Nasionalisme: Pengalaman Indonesia (1996) menyebut, Hatta mundur
dari kursi wakil presiden karena Soekarno semakin otoriter.

Dwitunggal pun akhirnya tanggal. Dua sosok proklamator berpisah


jalan. Hatta menepi, Soekarno semakin kokoh di puncak kekuasaan.
Sepeninggal Hatta, Soekarno semakin leluasa mengkampanyekan konsep
Nasakom-nya. Dengan sistem Demokrasi Terpimpin, Bung Karno
menyatukan tiga kekuatan politik dengan tujuan untuk semakin
memperkuat posisinya.

Nasakom memang menjadi tiga faksi utama dalam perpolitikan


Indonesia kala itu. Ada partai-partai politik berhaluan nasionalis terutama
Partai Nasional Indonesia (PNI) besutan Soekarno, termasuk kalangan
militer, ada kelompok Islam macam Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU),
serta golongan kiri yang dimotori PKI.

Tak berhenti di situ. Soekarno bahkan menyatakan bahwa


Nasakom merupakan perwujudan Pancasila dan UUD 1945 dalam politik.
Dalam pidatonya pada peringatan hari kemerdekaan RI tanggal 17
Agustus 1961, sang penguasa berucap lantang:

“Siapa yang setuju kepada Pancasila, harus setuju kepada


Nasakom; siapa yang tidak setuju kepada Nasakom, sebenarnya tidak
setuju kepada Pancasila,” seru Soekarno dikutip dari buku Sejarah
Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia (2004) yang ditulis oleh Jan
S. Aritonang.
Soekarno melanjutkan, “Sekarang saya tambah: Siapa setuju
kepada Undang-Undang Dasar 1945, harus setuju kepada Nasakom; Siapa
tidak setuju kepada Nasakom, sebenarnya tidak setuju kepada Undang-
Undang Dasar 1945.”

Kampanye Nasakom bahkan dibawa Bung Karno hingga ke forum


internasional. Dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) pada 30 September 1960 di New York, Amerika Serikat, Soekarno
menyampaikan pidato bertajuk “To Build The World a New”.

“Soekarno menawarkan sebuah konsep tata dunia yang baru.


Soekarno ketika itu merangkum konsepsi politiknya sebagai Nasakom:
Nasionalisme, Agama, Komunisme,” sebut Bernhard Dahm, periset senior
yang telah banyak meneliti tentang sejarah Asia Tenggara dan Indonesia,
dalam wawancara dengan dw.com.

“Pemahaman Komunisme di sini adalah sebagai Sosialisme,


karena dasar pemikirannya adalah prinsip keadilan sosial, yang juga
menjadi dasar pemikiran politik Karl Marx,” imbuh profesor berdarah
Jerman kelahiran Sumatera ini.

“Jadi, Soekarno yakin bahwa perbedaan dan perpecahan dunia


dalam persaingan ideologis saat itu bisa dijawab dengan menghormati
nasionalisme, agama dan prinsip sosialisme,” tambah Dahm.
Selanjutnya, dalam Sidang Panca Tunggal Seluruh Indonesia yang digelar
di Istana Negara, Jakarta, tanggal 23 Oktober 1965, Soekarno lagi-lagi
menegaskan tentang pentingnya Nasakom.

“Ik ben nasionalist, ik ben islamiet, socialist. Tiga in one. Three in


one [... ] Aku adalah perasan daripada Nasakom,” kata Bung Karno. Ini
disampaikan Soekarno bahkan ketika pengaruhnya mulai luruh dan pamor
PKI hancur akibat Gerakan 30 September (G30S) 1965.
2. Penanya : MOH. RIDHO RAMADHAN (Kelompok 2)

Pertanyaan : Apakah dengan munculnya dekrit presiden membuat sistem


pemerintahan Indonesia menjadi lebih baik atau munculnya banyaknya
kekurangan dalam pelaksanaan sistem pemerintahannya ?

Jawaban : Munculnya dekrit presiden membawa dampak positif dan negatif


bagi sistem pemerintahan Indonesia. Dengan adanya dekrit presiden, maka
indonesia otomatis menganut sistem demokrasi terpimpin. Demokrasi
Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil
sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih
mantap/stabil. Namun sayangnya pada masa demokrasi terpimpin ini
Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu
demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi
Sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden).

3. Penanya : NI LUH MIRA ANGGARIYANI (Kelompok 3)

Pertanyaan : Mengapa setelah terjadinya G30S PKI Soekarno masih belum mau
untuk membubarkan PKI sampai akhirnya Nawaksara yang diajukannya
tidak diterima oleh DPR ?

Jawaban : Dengan kewenangan dan wibawa yang dimilikinya ,sesungguhnya


Soekarno dapat membubarkan PKI tetapi hal itu tidak
dilakukannya.Mungkin alasan pertama kenapa Bung Karno tidak mau
membubarkan PKI karena sejak awal ,Soekarno melihat bahwa komunis
adalah sebuah kekuatan yang diperlukan untuk menggerakkan dan
memelihara Revolusi Indonesia. Pandangan yang demikian sudah lama
dianut oleh Bung Karno. Didalam Buku Dibawah Bendera Revolusi Jilid I
,ditemui artikel yang ditulis Bung Karno Tahun 1926 .

Pada artikel yang bertajuk " Nasionalisme,Islamisme dan


Marxisme",Bung Karno mengatakan " Keinsjafan akan tragik inilah pula
yang sekarang menjadi nyawa pergerakan rakyat di Indonesia- kita ,yang
walaupun dalam maksudnya sama .ada mempunyai tiga sifat :
Nasionalistis,Islamistis dan Marxistis -lah adanya.(Catatan:Ejaan telah
disesuaikan dengan EYD yang berlaku sekarang ini).
Pandangan Bung Karno yang dikemukakannya pada tahun 1926 ini
kemudian sesudah Indonesia Merdeka diwujudkannya dalam bentuk
NASAKOM yaitu :Nasionalis,Agama dan Komunis.

Bung Karno melihat ketiga aliran ini dapat dan seharusnya


dipersatukan menjadi sebuah kekuatan untuk terus memutar roda Revolusi
Indonesia. Kalaulah Bung Karno membubarkan PKI di tahun 1965, hal itu
sama dengan menghilangkan atau membuang sebuah komponen penting
dalam revolusi yaitu Komunisme.Artinya Bung Karno akan mengingkari
sendiri dalil revolusi yang telah lama ada dalam pikirannya.
Perlu diingat pada masa itu Soekarno mengatakan " Revolusi Belum
selesai" dan untuk menggerakkan revolusi itu kekuatan Nasakom harus
bahu membahu.

Kemungkinan alasan kedua ,kenapa Soekarno tidak mau


membubarkan PKI karena kedekatannya dengan negara negara komunis
terutama RRC dan Uni Sovyet. Pada masa menjelang 1965 ,Bung Karno
masih terus menghantam negara negara yang disebutnya Neo
Kolonialisme atau Nekolim.Negara negara Nekolim yang
dimaksudkannya ini adalah juga negara negara yang sangat dekat
hubungannya bahkan dilindungi oleh negara negara Imperialis-Kapitalis.

Untuk menghadapi negara negara Nekolim ini maka dibutuhkan


bantuan dari negara negara komunis seperti UNI Sovyet dan RRC.
Pada masa sebelum Oktober 1965 Bung Karno meningkatkan kerjasama
dengan RRC dan Korea Utara.
Dengan hubungan erat yang demikian maka tidaklah mungkin Bung
Karno membubarkan PKI yang pada masa itu merupakan partai Komunis
terkuat di luar negara negara komunis.

Mungkin masih ada alasan lain sehingga Bung Karno tidak mau
membubarkan PKI.Tetapi sejarah mencatat ,karena PKI tidak
dibubarkanlah maka berbagai unjuk rasa semakin marak yang pada
akhirnya pada 11 Maret 1966 ,Soekarno telah menyerahkan pimpinan
negara kepada Suharto.

4. Penanya : JULIAN AJI PANGESTU (Kelompok 5)

Pertanyaan : Apa yang menyebabkan presiden memegang kekuasaan penuh


pada masa demokrasi terpimpin ?
Jawaban : Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah
MPR. Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab
MPRS tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus
diputuskan oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan adanya tindakan
presiden untuk mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana
Menteri III serta pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan
dipimpin oleh partai-partai besar serta wakil ABRI yang masing-masing
berkedudukan sebagai menteri yang tidak memimpin departemen.

Indonesia dalam fase perpolitikan Demokrasi Terpimpin telah


menyederhanakan struktur politik dengan memusatkan kekuatan di dua
lembaga antara Soekarno dan Angkatan Darat sedangkan PKI sebagai
partai politik dengan basis massa yang besar menjadi kekuatan ketiga.
Sistem Demokrasi Terpimpin ini kemudian dikemas dalam tiga kekuatan
besar yakni Soekarno, Angkatan Darat dan Komunis.

Di antara hal-hal yang dianggap janggal dalam periode demokrasi


Terpimpin adalah:

1. Tentang ketetapan MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) No.


III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup, padahal
undang-undang sebelumnya sangat jelas, jika periode Presiden menjabat lima
tahun.
2. Tahun 1960 Ir. Soekarno sebagai Presiden telah membubarkan DPR hasil pemilu
1955, padahal dalam UUD 1945 ditentukan bahwa Presiden tidak mempunyai
wewenang untuk berbuat demikian.
3. Presiden boleh ikut campur dalam pengambilan produk ketetapan legislatif,
sesuai peraturan Presiden No. 14/1960. Presiden juga diperbolehkan ikut campur
dalam pengambilan produk ketetapan yudikatif, sesuai UU No. 19/1964. Selain
itu terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh Komunis dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial.

5. Penanya : ANDRI TRI MADANI (Kelompok 6)

Pertanyaan : Bagaimana paham komunis dapat diakui di masa demokrasi


terpimpin ?

Jawaban : Karena pada Februari 1956, Soekarno mengusulkan konsep baru


yang disebutnya Demokrasi Terpimpin dengan berpondasi kepada tiga
pilar utama: Konsep Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom).
Nasakom memang menjadi tiga faksi utama dalam perpolitikan Indonesia
kala itu. Ada partai-partai politik berhaluan nasionalis terutama Partai
Nasional Indonesia (PNI) besutan Soekarno, termasuk kalangan militer,
ada kelompok Islam macam Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU), serta
golongan kiri yang dimotori PKI.

Tak berhenti di situ. Soekarno bahkan menyatakan bahwa Nasakom


merupakan perwujudan Pancasila dan UUD 1945 dalam politik.
PKI yang merupakan partai berpaham komunis pada masa itu menjadi
salah satu partai besar yang mendukung pemerintahan Soekarno di masa
demokrasi terpimpin. Itulah salah satu hal mengapa komunis dapat diakui
di masa demokrasi terpimpin.

Nama : SATRIA IBRAHIM


Ahli Cerita dari : KELOMPOK 4

1. Penanya : DOMEIN JOAS RUMAIKEWI (Kelompok 1)

Pertanyaan : Apa tujuan dekrit presiden dan latar belakang nya?

Jawaban : Tujuan dekrit presiden adalah menyelasaikan segala masalah


Negara yang makin tidak menentu demi keselamatan Negara kesatuan
republik Indonesia, dan yang melatar belakangin kelaur nya dekrit
presiden antara lain :

1. Kehidupan politik yang sering jatuh bangun dalam cabinet dan pesaing
partai politik yang makin tajam
2. Kegagalan konstituante dalam menyusun UUD
3. Gangguan kemanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah
daerah

2. Penanya : RAGIL ADITYA (Kelompok 6)

Pertanyaan : Apa hasil dekrit presiden yang berpengaruh sampai saat ini?

Jawaban : Dekrit presiden menghasilkan pembubaran konstituante , kembali


berlakunya UUD 1945, pembentukan MPRS dan DPRS. Dari hasil dekrit
presiden yang masih berpengaruh sampai saat ini ada adalah berlakunya kembali
UUD 1945 sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa
Indonesia.

3. Penanya : ACHMAD WAHYU ISNAIN (Kelompok 5)

Pertanyaan : Apakah dekrtit presiden berdampak baik bagi bangsa Indonesia


atau malah berdampak buruk?

Jawaban : Terdapat beberapa dampak positif dari dekrit presiden antara lain:

 Menyelamatkan Negara dari perpecahan dan krisis politik


berpanjangan
 Memberikan pedoman jelas bagi masyarakat yaitu UUD 1945
Sedangkan dampak buruk yang terjadi antara lain:

 Memberi peluang besar militer terjun ke politik dan menjadikan


Angkatan darat memiliki kekuatan politik yang disegani.

4. Penanya : FADIL AHLUL NATSIR (Kelompok 6)

Pertanyaan : Bagaimana penyimpangan demokrasi terpimpin mengenai


pembentukan MPRS dan DPAS ?

Jawaban : Pembentukan MPRS dan DPAS merupakan penyimpangan karena


kedua ini dibentuk dengan di tunjuk langsung oleh presiden bukan hasil
pemili , serta pembubaran DPR hasil pemilu juga merupakan
penyimpangan UUD 1945.
Nama : MAGFIRA NUR AMALIA
Ahli Cerita dari : KELOMPOK 4

1. Penanya : RICKY JONATHAN (Kelompok 1)

Pertanyaan : Apa fungsi partai politik ?

Jawaban :

2. Penanya : GUSFA SAIFUL TRIDANDI (Kelompok 2)

Pertanyaan : Jika demokrasi terpimpin dibentuk untuk mengembalikan situasi


Indonesia kondusif, lalu mengapa tahun 1966 dibubarkan?

Jawaban : Terjadi penyalahgunaan kewenangan presiden. Soekarno dilantik


menjadi presiden seumur hidup. Padahal Indonesia negara demokrasi.
Dalam kepemimpinannya bersifat diktator( Kekuasaan ditangannya
sendiri)

3. Penanya : WHITNEY PAPUANI BLESS (Kelompok 3)

Pertanyaan : Apakah pada masa demokrasi terpimpin kehidupan politik tertata


dengan baik menurut UUD 1945 seperti yang diharapkan?

Jawaban : Tidak, karena demokrasi terpimpin presidennya bersifat diktator.


Semua kekuasaan apapun dikendalikan oleh presiden

4. Penanya : NABILA AZURA (Kelompok 5)

Pertanyaan : Apa indikator yang menyatakan kestabilan politik pada masa itu ?

Jawaban :
5. Penanya : ICHWANUL GOFAR TANJUNG (Kelompok 6)

Pertanyaan : Mengapa pada isis dekrit presiden 1955 mengubah UUDS menjadi
UUD ?

Jawaban : Karena dianggap tidak sesuai dengan ideologi pancasila

Nama : GITA RAHEL ANTHONI


Ahli Cerita dari : KELOMPOK 4

1. Penanya : M. FAUZAN (Kelompok 1)

Pertanyaan : Apa yang melatarbelakangi terjadinya munculnya gerakan G30S


PKI ?

Jawaban :
 Meningkatkan popularitas PKI di Indonesia sebagai bagian dari
NASAKOM
 Kekhawatiran AS terhadap jatuhnya Indonesia ke tangan PKI
 Rumor kurang sehatnya Soekarno
 Ketidakpuasan sejumlah tokoh militer terhadap dewan jendral yang
berkuasa di jajaran militer tertinggi yang mengakibatkan terhambatnya
naik jabatan.

Nama : DELVIRA AJIRA


Ahli Cerita dari : KELOMPOK 4

1. Penanya :

Pertanyaan : Bagaimana keterlibatan pki dalam demokrasi terpimpin?

Jawaban : Demokrasi Terpimpin diawali sejak dikeluarkannnya Dekrit


Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang ditandai oleh kekuasaan Soekarno yang
hampir tidak terbatas dan pemusatan kekuasaan di tangan Presiden
Soekarno. Era Demokrasi Terpimpin ditandai dengan hadirnya Partai
Komunis Indonesia (PKI) sebagai partai politik yang paling dominan dan
TNI AD sebagai kekuatan Hankam dan sosial politik. Demokrasi
Terpimpin merupakan penyeimbangan kekuasaan antara kekuatan politik
militer Angkatan Darat dan Partai Komunis Indonesia, dan Presiden
Soekarno sebagai balancer diantara keduanya. Pertentangan antara
Presiden Soekarno, tentara AD dan partai-partai politik dalam konteks
Demokrasi Terpimpin menjadi kajian penting dalam melihat kekuasaan
presiden dalam kurun waktu berlakunya UUD 1945 di Indonesia. Pada era
pemerintahan sistem politik Demokrasi Terpimpin ini, peranan PKI sangat
menonjol dan berkembang menjadi kekuatan politik. Sementara pihak
yang gigih melawan PKI adalan Partai Masyumi dan PSI yang pada
akhirnya dibubarkan oleh Presiden Soekarno karena dianggap menjadi
pendukung pemberontakan yang terjadi di daerah Sumatera dan Sulawesi.
TNI AD juga turut menjadi pihak yang anti komunis. Presiden Soekarno
bekerjasama dengan TNI AD untuk mengendalikan partai politik, namun
di sisi lain Soekarno melindungi PKI. Soekarno membutuhkan PKI karena
merasa terancam akan kemungkinan pengambilalihan kekuasaan oleh
Angkatan Darat, maka trjadilah persaingan antara antara tiga kekuatan,
yaitu Presiden, TNI AD dan PKI. Otoritas dan kedudukan Soekarno
sebagai penentu kebijakan-kebijakan politik menjadikannya sebagai ajang
perebutan dua kekuatan politik antara TNI dan PKI untuk saling
mendekati dan mempengaruhi presiden. Presiden Soekarno mengatur
keseimbangan kekuatan politik antara TNI dan PKI dan berusaha tetap
mengontrolnya agar sqalah satunya tidak lebih dominant dari presiden,
sedangkan presiden tetap menjadi faktor penentu (dominan). Tentara
sangat mewaspadai kedekatan Soekarno dengan PKI yang digunakan PKI
sebagai sarana pendukung demi gagasan Nasakomisasi system Demokrasi
Terpimpin. Namun sebaliknya PKI senantiasa memanfaatkan proyaek
nasakomisasi untuk masuk kedalam pemerintahan dan lembaga
nonstructural yang dianggap penting sekali.

2. Penanya :

Pertanyaan : Bagaimana latarbelakang berakhirnya orde lama ?

Jawaban : Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama.
Tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan
oleh Soeharto. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde
lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negri yang
tidak kondusif pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa
pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno
memberikan mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan
pengamanan di indonesia melalui surat perintah sebelas maret atau
Supersemar.

Anda mungkin juga menyukai