Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS
KURVA
INDIFFEREN

Disusun
oleh
꞉
Frilia
Christien
P
A dan

Wahyu
Widiatmo
ANALISIS KURVA
INDIFFEREN
BOOK CHAPTER
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut kami ucapkan
selain mengucap rasa syukur. Karena berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa, buku yang berjudul “Analisis Kurva Indiferen” telah selesai di susun dan
berhasil diterbitkan, semoga buku ini dapat memberikan sumbangsih keilmuan dan
penambah wawasan bagi siapa saja yang memiliki minat terhadap pembahasan
tentang judul buku diatas.

Akan tetapi pada akhirnya kami mengakui bahwa tulisan ini terdapat beberapa
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sebagaimana pepatah menyebutkan “tiada
gading yang tidak retak” dan sejatinya kesempurnaan hanyalah milik tuhan semata.
Maka dari itu, kami dengan senang hati secara terbuka untuk menerima berbagai
kritik dan saran dari para pembaca sekalian, hal tersebut tentu sangat diperlukan
sebagai bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan
penyempurnaan karya selanjutnya di masa yang akan datang.

Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung dan turut andil dalam seluruh rangkaian proses penyusunan dan
penerbitan buku ini, sehingga buku ini bisa hadir di hadapan sidang pembaca.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan kontribusi
bagi pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Juni, 2023

Tim Penulis

PROFIL PENULIS

Hal. 2

Frilia Christien Putri, A. Md

Penulis lahir di Boyolali tanggal 31 Maret 1997. Telah


menyelesaikan studi D3 di Politeknik Negeri Semarang
tahun 2018 jurusan Administrasi Bisnis. Kemudian
melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Boyolali tahun 2022 . Saat ini penulis
masih tercatat aktif menjadi mahasiswa. Informasi
lengkap dapat di lihat di linkedIn:
https://www.linkedin.com/in/friliachristien . Alamat email: frilia.chr@gmail.com.

Wahyu Widiatmo, A. Md

Penulis lahir di Boyolali tanggal 08 November 1979.


Telah menyelesaikan studi D3 di Universitas Semarang
Jurusan Teknik Sipil. Kemudian melanjutkan pendidikan
S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Boyolali
tahun 2022 . Saat ini penulis masih tercatat aktif menjadi
mahasiswa dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di kantor kecamatan Karanggede, Boyolali Seksi
Perekonomian, Pembangunan, dan Pekerjaan Umum.
Alamat email: wahyuwidiatmo@gmail.com

Hal. 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
PROFIL PENULIS................................................................................................ 3

BAB 3 ABALISIS KURVA INDIFEREN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 5


B. Kurva Kepuasan Sama (Indifferent Curve)............................................... 5
C. Karakteristik Kurva Indifferent ................................................................. 6
D. Sifat Kurva Indifferen ............................................................................... 6
E. Tingkat Penggantian Marjinal ................................................................... 8
F. Garis Anggaran Pengeluaran..................................................................... 10
G. Efek Perubahan Harga atau Pendapatan ................................................... 11
H. Keseimbangan Konsumen ......................................................................... 12
I. Syarat Mencapai Kepuasan Maksimum .................................................... 13
J. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Konsumen ............... 14
K. Efek Pengantian dan Efek Pendapatan ...................................................... 16
L. Membentuk Kurva Permintaan ................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

Hal. 4

BAB II

ANALISIS KURVA INDIFFEREN

A. Latar Belakang
secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebiih dahulu
dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-
barang yang akan dibelli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahhwa analisis tersebut
telah member gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman
kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam
memilih berbagai barang keperluanya. Akan tetapi, telah lama orang melihat suatu
kelemahan penting dari teori tersebut, yaitu: menyatakan kepuasan dalam angka-
angka adalah kurang tepat oleh karena kepuasan adalah sesuatu yang tidak meudah
untuk diukur. untuk menghindari kelemahan ini Sir John R. Hicks telah
mengembangkan satu pendekaktan baru untuk mewujudkan prinsip
pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai pendapatan
terbatas. Analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama, yang meliputi
penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran
pengeluaran.

B. Kurva Kepuasan Sama ( Indifferent Curve )


Sir John R. Hicks telah mengembangkan suatu pendekatan baru untuk
mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang
mempunyai pendapatan terbatas, analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepusan
sama yang meliputi pennggambaran dua macam kurva , yaitu kurva kepuasan sama
dan garis anggaran pengeluaran
Kurva kepuasan sama menggambarkan dua barang yang memberikan suatu
tingkat kepuasan tertentu. Yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi
konsumsi dari komodoti X dan Y yang menghasilkan utility/keppuasan yang sama
kepada konsumen.

Hal. 5

C. Karateristik Kurva Indiferen
• Sepanjang kurva kepuasan sama besarnya
• Kurva tidak mungkin berpotongan
• Semakin tinggi kurva semakin tinggi kepuasan
• Berbentuk dari kiri atas ke kanan bawah
• Cembung terhadap titik original (titik o).
D. Sifat Kurva Indiferen

• Kurva indiferen yang lebih tinggi, lebih disukai dari pada yang lebih
rendah.

• Kurva indiferen melengkung ke bawah.

• Kurva indiferen menghadap ke bawah.

Tabel 1

Dalam tabel 1 ditunjukkan enam gabungan makanan dan pakaian yang akan
memberikan kepuasan yang sama besarnya kepada seseorang konsumen. Apakah
gabungan A atau B atau C atau D atau E atau F yang akan dikonsumsi, untuk
konsumen tersebut kepuasan yang diperolehnya tidak berbeda. Gabungan manapun
akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Artinya kalau konsumen itu
mengkonsumsi sebanyak 10 makanan dan 2 pakaian (gabungan A) maka kepuasan
yang diperoleh dari melakukan konsumsi tersebut tidak berbeda dengan apabila ia

Hal. 6

mengkonsumsi 7 makanan dan 3 pakaian (gabungan B), atau 5 makanan dan 4
pakaian (gabungan C), atau gabungan makanan dan pakaian lainnya yang terdapat
dalam tabel.

Oleh karena gabungan barang seperti yang ditunjukkan oleh keadaan A, B, C,


D, E dan F masing-masing memberikan kepuasan yang sama besarnya maka
dikatakan konsumen itu bersikap “indifference”--- yaitu bersikap acuh dalam
membuat pilihan tersebut. Berdasarkan sikap ini, dalam bahasa inggris, analisi ini
dinamakan indifference curve analysis.

Berdasarkan kepada gabungan-gabungan A, B, C, D, E dan F yaitu ditunjukkan


dalam tabel, dalam gambar 1 dibuat titik-titik yang menggambarkan gabungan-
gabungan tersebu. Kalau titik-titik A, B, C, D, E dan F dihubungkan akan diperoleh
kurva kepuasan sama (indifference curve). Dengan demikian kurva kepuasan
sama dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan gabungan
barang-barang yang memberikan kepuasan yang sama besarnya.

Gambar 1

Hal. 7

E. Tingkat Penggantian Marjinal

Perhatikan perubahan yang berlaku apabila konsumen menukar gabungan


barang yang dikonsumsinya dari gabungan A menjadi gabungan B. Perubahan ini
m
menaikkan konsumsi pakaian dari 2 menjadi 3, dan kenaikan ini dimungkinkan oleh
a
penguranagn
k konsumsi makanan dari 10 unit menjadi 7 unit. Keadaan ini berarti
a
bahwa untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen tersebut
n
(ingat; setiap gabungan memberikan kepuasan yang sama besarnya) maka kenaikan
a
konsumsi
n satu unit pakaian harus dibayar dengan penggunaan 3 unit konsumsi 3
unit makanan.

Penggantian ini menggambarkan besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu


barang(makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya (pakaian) dan
pada waktu yang sama tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperolehnya.
Pengorbanan yang dilakukan tersebut dinamakan tingkat penggantian marjinal.

Peta Kurva Kepuasan Sama

m
a
k
a
n
a
n

pakaian

Setiap kurva kepuasan sama menggambarkan suatu tingkat kepuasan


tertentu. Kurva yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih

Hal. 8

besar dari kurva yang dibawahnya. Dengan demikian U1, U2, U3 dan U4 masing-
masing menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu. Tingkat kepuasan yang
digambarkan oleh U4 adalah lebih besar dari pada kurva-kurva yang berada
dibawahnya yaitu U3, U2, dan U1.

F. Garis Anggaran Pengeluaran

Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk


memperoleh barang-barang dan kepuasan yang dinikmatinya dari mengkonsumsi
barang-barang tersebut. Dalam gambaran itu belum ditunjukkan sampai dimana
kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barang-barang tersebut.
Didalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua brang yang
diingininya, sebab ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelaanjakan. Dengan
demikian persoalan yang dihadapi oleh setiap konsumen adalah : “Bagaimanakah
ia harus membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran
tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum kepadanya?”. Dengan
menggunakan kurva kepuasan sama saja masalah ini tidak dapat dipecahkan.
Analisis yang dibuat perlu pula menggambarkan garis anggaran pengeluaran
(budget line) yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat
dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.

Contoh Angka

Misalkan seorang konsumen menyiapkan uang sebanyak Rp 90000 untuk membeli


makanan dan pakaian. Harga makan adalah Rp 6000/unit dan pakaian Rp 9000/unit.
Berdasarkan permisalan, didalam tabel 2 ditunjukkan beberapa gabungan makanan
dan pakaian yang dapat dibeli oleh uang (Rp 9000) yang dimiliki oleh konsumen.

Hal. 9

Tabel 2

Berdasarkan data dalam tabel dan gambar ditunjukkan garis anggaran


pengeluaran seperti telah didefinisikan sebelum ini, setiap titik pada garis tersebut
merupakan gabungan makanan dan pakaian yang dapat dibeli oleh dana yang akan
dibelanjakan konsumen (Rp 90000), titik A hingga F menggambarkan gabungan
barang seperti yang ditunjukkan dalam tabel, yaitu yang da[pat dibeli dengan uang
sebanyak Rp 90000.

Titik Y menunjukkan gabungan yang tidak dapat dibeli oleh uang yang dimiliki
konsumen karena nilainya diatas budget line. Sedangkan titik X menunjukkan
gabungan barang yang dapat dibeli dan uang yang tersedia masih tersisa.

Hal. 10

G. Efek Perubahan Harga Atau Pendapatan

• Akibat Perubahan Harga

Perubahan garis anggaran pengeluaran yang disebabkan oleh perubahan harga


ditunjukkan dalam gambar 3. Dimisalkan pendapatan konsumen adalah Rp 90000,
harga makanan Rp 6000 dan pakaian Rp 9000. Maka pada permulaannya garis
anggaran pengeluaran adalah AB. Selanjutnya dimisalkan harga pakaian naik
menjadi Rp 15000 sedangkan harga makanan tetap. Akibat perubahan ini,
pendapatan sebanyak Rp 90000 hanya dapat membeli 6 unit pakaian. Berarti garis
anggaran pengeluaran bergerak dari AB ke arah seperti yang ditunjukkan oleh anak
panah a, yaitu menjadi garis AC. Sekarang dimisalkan pula harga pakaian menjadi
Rp 6000 yang menyebabkan pertambahan jumlah pakaian yang dapat dibeli, yaitu
menjadi 15 unit apabila semua pendapatan digunakan untuk membeli pakaian.
Maka garis anggaran pengeluaran sekarang berubah ke arah anak panah b, yaitu
menjadi AD.

Bagaimanakah bentuk perubahan terhadap garis anggaran pengeluaran apabila


harga berubah secatra proporsional? Perubahan arga yang seperi itu menyebabkan
perubahan yang sejajar, yaitu garis anggaran pengeluaran yang baru adalah sejajar
dengan yang lama.

Hal. 11

• Akibat Perubahan Pendapatan

Gamabar3 (ii) menunjukkan akibat dari perubahan pendapatan konsumen atas


kemampuannya untuk membeli makanan dan pakaian. Pemisalan permulaan dalam
gambaran tersebut adalah sama seperti dalam menerangkan akibat perubahan harga,
yaitu pendapatan adalah Rp 90000, harga makanan Rp 6000 dan pakaian Rp 9000.
Maka pada permulaanya garis anggaran pengeluaran adalah PQ. Kalau harga tetap
dan pendapatan menurun menjadi Rp 54000, apakah akibatnya? Dengan
pendapatan sebanyak Rp 54000, sebanyak 9 unit makanan atau 6 unit pakaian dapt
dibeli. Dengan demikian garis anggaran pengeluaran telah bergeser secara sejajar
ke kiri yaitu seperti yang ditunjukkan oleh garis RS. Sebaliknya pula, tentunya,
kenaikan pendapatan menyebabkan garis anggaran pengeluaran pindah sejajar ke
kanan.

H. Keseimbangan Konsumen

Kondisi keseimbangan konsumen adalah kondisi dimana konsumen telah


mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi uang yang ada (jumlahnya
tertentu) dipakai untuk mencapai tingka kepuasan tertinggi (maksimalilasi
kegunaan) atau tingka kepusan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling
minim (minimalisasi biaya). Secara grafis koondisis keseimbangan tercapai pada
saat kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan
dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).

Kurva indiferens menunjukkan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah


semakin banyak semakin disukai, maka seorang konsumen akan berusaha untuk
mencapai kurva indiferens yang tinggi, karena hal ini akan memberikan kombinasi
produk yang paling banyak. Akan tetapi terdapa satu hal yang membatasi seseorang
konsumen hanya dpat mencapai kurva indiferens tertentu yaitu garis anggaran.
Dengan demikian anggaran tertentu yang dimiliki, konsumen akan berusaha
mencapai kurva indferen yang paling tinggi.

Hal. 12

I. Syarat mencapai kepuasan maksimum

Dalam menggambarkan garis anggran pengeluaran dimisalkan konsumen


tersebut akan berbelanja sebanyak Rp 150000. Barang yang dikonsumsinya adalah
makanan dan pakaian di mana harga masing-masing barang tersebut adalah Rp
2500 dan Rp 3000. Garis anggaran pengeluaran dibuat berdasarkan kepada
pemisalan ini memotong kurva kepuasan sama U1 di A dan D ; memotong kurva
kepuasan sama U2 di B dan C, dan menyinggung kurva kepuasan sama U3 di E.
Kurva kepuasan sama U4 tidak dipotong atau disinggungnya sama sekali.

Keadaan bagaimanakah yang menyebabkan konsumen itu mencapai kepuasan


yang maksimum? Sudah jelas bahwa kurva U4 adalah yang memberi kepuasan
yang lebih tinggi dari pada kurva kepuasan sama lainnya. Tetapi kurva ini berada
di atas garis anggaran pengeluaran. Dengan demikian gabungan makanan dan
pakaian yang ditunjukkan tidak dapat dibeli oleh pendapatan yang tersedia. Jadi
kurva U4 menunjukkan tingkat kepuasan yang tidak dapat dijangkau konsumen.
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa seorang konsumen akan mencapai
kepuasan yang maksimum apabila ia mencapai titik di mana garis anggaran
pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama. Titik E menunjukkan bahwa

Hal. 13

gabungan barang yang memberi kepuasan maksimum terdiri dari 30 unit makanan
dan 25 unit pakaian.

J. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Konsumen


• Efek Perubahan Pendapatan dan Harga

Apakah yang terjadi kepada keseimbangan pemaksimuman kepuasan


konsumen apabila pendapatan atau harga mengalami perubahan? Tentunya
keseimbangan tersebut akan mengalami perubahan. Kalau titik-titik keseimbangan
yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan dihubungkan maka akan terdapat
suatu kurva yang dinamakan garis anggran- konsumsi. Suatu kurva juga akan
diperoleh apablia dihubungkan yang diwujudkan oleh perubahan harga dan kurva
itu dinamkan garis harga- konsumsi. Uraian berikut menerangkan cara
membentuk garis pendapatan-konsumsi dan garis harga-konsumsi.

Garis Pendapatan- Konsumsi Garis Harga- Konsumsi

Garis pendapatan konsumsi

Perubahan pendapatan seperti yang telah diterangkan dapat memindahkan garis


anggaran pengeluaran sejajar dengan yang asal. Pertambahan pendapatan akan
memindahkan garis itu ke atas dan pengurangan pendapatan memindahkan garis itu

Hal. 14

ke bawah. Pada setiap garis anggran pengeluaran akan terdapat satu kurva kepuasan
sama yang menyinggung garis tersebut. Titikk persinggungan tersebut adalah
keseimbangan pemaksimuman kepuasan yang baru.

Pada waktu pendapatan adalah Y, garis anggaran pengeluaran adalah seperti


ditunjukkan oleh garis a. Dengan demikian E adalah keseimbangan yang
menggambarkan pemaksimuman kepuasan. Selanjutnya dimisalkan pendaptan naik
ke Y1 dan ini menyebabkan garis anggaran pengeluaran menjadi garis b.
Keseimbangan yang baru E1. Pertambahan pendapatan lebih lanjut memindahkan
keseimbangan, misalnya ke E2. Garis pendapatan-konsumsi adalah garis yang
bermula dari titik origin (0) dan melalui titik-titik keseimbangan E, E1, E2 dan
seterusnya.

• Garis harga konsumsi

Perubahan harga akan mengubah kecondongan garis anggran pengeluaran.


Dalam gambar dimisalkan pada mulanya garis anggaran pengeluaran adalah garis
AB. Garis itu disinggung oleh kurva kepuasan sama U3 di titik E yang
menunjukkan kedudukan yang menciptakan kepuasan maksimum kepada
konsumen.

Selanjutnya dimisalkan pendapatan tetap dan harga makanan tetap, tetapi harga
pakaian berubah- dimisalkan harga pakaian naik. Akibatnya, garis anggaran
pengeluaran pindah menjadi garis AC dan garis ini disinggung oleh kurva kepuasan
sama U2 di titik E1 dan ini merupakan titik keseimbangan kepuasan konsumen
yang baru. Harga pakaian dimisalkan naik kembali sehingga garis anggara
pengeluaran berubah menjadi seperti yang ditunjukkan oleh garis AD. Kurva
kepuasan U1 menyinggung di titik E2 berarti titik ini adalah titik keseimbangan
yang baru. Apabila titik E, E1, E2 dan titik-titik keseimbangan seperti itu
dihubungkan maka diperoleh kurva yang dinamakan garis harga-konsumsi.

K. Efek Penggantian dan Efek Pendapatan

Hal. 15

Ketika menjelaskan perkaitan antara teori nilai guna dan teori permintaan telah
diuraikan bahwa hukum permintaan, yang menyatakan bahwa cateris paribus, kalau
harga naik permintaan berkurang atau sebaliknya kalau harga turun permintaan
bertambah, dapat diterangkan dengan menganalisis dua faktor: efek penggantian
dan efek pendapatan. dalam uraian itu pada hakikatnya diterangkan bahwa
penurunan harga akan menambah permintaan karena:

• Konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang itu dan mengurangi


konsumsi barang lain (efek penggantian).
• Penurunan harga menambah pendapatan rill konsumen dan kenaikan
pendapatan ini akan menambah konsumsi berbagai barang (efek
pendapatan).

Dalam gambar pada mulanya dimisalkan garis anggaran pengeluaran adalah


ditunjukkan oleh garis AB. Maka E adalah titik keseimbangan yang pada mulanya
wujud. Keseimbangan ini menunjukkan bahwa jumlah pakaian yang dikonsumsi
adalah Q . Seterusnya dimisalkan harga pakaian turun dan penurunan ini
mengakibatkan garis anggaran pengeluaran berubah menjadi AC. Maka
keseimbangan pindah ke E1. Perpindahan ini menunjukkan bahwa jumlah pakaian

Hal. 16

yang dikonsumsikan telah menjadi bertambah banyak, yaitu jumlahnya telah
menjadi Q1. Kenaikan konsumsi pakaian dari Q menjadi Q1 disebabkan oleh efek
penggantian mauapun pendapatan.

L. Membentuk Kurva Permintaan

Dalam membuat gambar (i) dimisalkan pendapatan konsumen adalah tetap


sebesar Y dan pada permulaannya harga makanan adalah Pm dan harga pakaian
adalah Pa. Dengan demikian pada permulaanya garis a menggambarkan garis
anggaran pengeluaran konsumen tersebut. Garis a menyinggung kurva kepuasan
sama U1 di titik E. Oleh karena itu jumlah pakaian yang dikonsumsi adalah Q unit.
Seterusnya, misalkan pendapatan dan harga makanan tidak mengalami perubahan,
tetapi harga pakaian menurun dan sekarang telah menjadi Pb. Dengan perubahan
ini maka garis anggaran pengeluaran sekarang ditunjukkan oleh garis b. Ia
disinggung kurva kepuasan sama U2 di titik E1. Keseimbangan ini menggambarkan
bahwa pakaian yang dikonsumsi telah meningkat menjadi Q1 unit. Misalkan
penurunan lebih lanjut berlaku atas harga pakaian, yaitu sekarang harganya adalah
Pc. Penurunan harga ini memindahkan lagi garis anggaran pengeluaran, yaitu
sekarang ditunjukkan oleh garis c. Kurva U3 disinggung oleh garis c di E2 yang
menunjukkan bahwa konsumsi pakaian sekarang telah semakin bertambah dan
menjadi sebanyak Q2.

Hal. 17

Uraian yang baru saja dibuat ini menunjukkan bahwa perubahan harga pakaian
mengakibatkan perubahan atas jumlah pakaian yang dibeli dan dikonsumsi. Dalam
gambar( ii) ditunjukkan hubungan antara harga pakaian dan jumlah pakaian adalah
Pa dan jumlah pakaian adalh Q unit.dan titik-titik setelahnya. Kurva DD yang
dibuat melalui ketiga titik di atas merupakan kurva permintaan atas pakaian.

Hal. 18

DAFTAR PUSTAKA

Hal. 19

Anda mungkin juga menyukai