Hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang dikemukakan oleh psikolog humanistik
Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini menjelaskan bahwa manusia memiliki
lima tingkat kebutuhan yang berbeda, yang harus dipenuhi secara berurutan dari yang
paling dasar hingga yang paling tinggi. Teori ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam manajemen perusahaan untuk memahami dan memotivasi karyawan.
2. Konsep pemasaran adalah suatu pandangan atau cara pandang yang mengarahkan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan cara yang
efektif dan menguntungkan. Konsep pemasaran tidak bersifat statis, melainkan
mengalami berbagai perubahan atau evolusi seiring dengan perkembangan zaman,
masyarakat, dan teknologi. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang berbagai
perubahan atau evolusi konsep pemasaran dari era produksi hingga era relasi
pelanggan.
- Era Produksi
Era konsep pemasaran adalah masa di mana permintaan pasar menjadi lebih
bervariasi dan selektif. Hal ini terjadi pada tahun 1950-an hingga 1990-an, ketika
terjadi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Konsep pemasaran
pada era ini adalah “jika Anda ingin berhasil, maka Anda harus memahami dan
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan”. Perusahaan-perusahaan berfokus
pada melakukan riset pasar, segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan penentuan
posisi pasar. Kegiatan pemasaran yang utama pada era ini adalah bauran pemasaran
atau marketing mix (produk, harga, distribusi, dan promosi).
Era relasi pelanggan adalah masa di mana permintaan pasar menjadi lebih
dinamis dan kompetitif. Hal ini terjadi pada tahun 1990-an hingga sekarang, ketika
terjadi globalisasi, digitalisasi, dan sosialisasi. Konsep pemasaran pada era ini adalah
“jika Anda ingin bertahan, maka Anda harus membangun dan mempertahankan
hubungan jangka panjang dengan pelanggan”. Perusahaan-perusahaan berfokus pada
melakukan pemasaran relasional, pemasaran sosial, pemasaran holistik, dan
pemasaran berbasis nilai. Kegiatan pemasaran yang utama pada era ini adalah
customer relationship management (CRM), social media marketing (SMM),
integrated marketing communication (IMC), dan customer lifetime value (CLV).
Kesimpulan
Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa konsep pemasaran mengalami
berbagai perubahan atau evolusi dari era produksi hingga era relasi pelanggan.
Perubahan atau evolusi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi pasar,
tingkat persaingan, perkembangan teknologi, dan perubahan perilaku konsumen. Oleh
karena itu, perusahaan-perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan atau evolusi konsep pemasaran yang terjadi, agar dapat bersaing dan
memperoleh keuntungan maksimal.
3. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam melakukan promosi, yaitu:
a. Menentukan Target Pasar
Tahap ini berkaitan dengan penentuan segmen pasar yang akan menjadi sasaran dari
promosi. Segmen pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki karakteristik,
kebutuhan, dan preferensi yang serupa. Dengan menentukan segmen pasar, perusahaan
bisa menyesuaikan strategi promosi sesuai dengan karakteristik dan perilaku konsumen.
Selain itu, dengan menentukan segmen pasar, perusahaan bisa menghemat biaya dan
waktu promosi.
Tahap ini berkaitan dengan penentuan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui
promosi. Tujuan promosi bisa berbeda-beda tergantung pada situasi dan kondisi
perusahaan. Misalnya, tujuan promosi bisa untuk meningkatkan kesadaran merek,
meningkatkan penjualan, meningkatkan loyalitas pelanggan, atau mengubah sikap dan
perilaku konsumen. Dengan menentukan tujuan promosi, perusahaan bisa mengevaluasi
hasil dan dampak dari promosi.
Tahap ini berkaitan dengan penentuan cara atau metode yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan promosi. Ada beberapa strategi promosi yang bisa
dipilih, yaitu:
Iklan, yaitu penyampaian pesan promosi secara berbayar melalui media massa, seperti
televisi, radio, koran, majalah, internet, dan lain-lain.
Penjualan pribadi, yaitu penyampaian pesan promosi secara langsung oleh tenaga
penjual kepada calon pembeli, seperti melalui tatap muka, telepon, email, dan lain-
lain.
Promosi penjualan, yaitu penyampaian insentif atau stimulus tambahan kepada
konsumen untuk mendorong pembelian, seperti diskon, kupon, hadiah, sampel gratis,
dan lain-lain.
Publisitas, yaitu penyampaian pesan promosi secara tidak berbayar melalui media
massa, seperti berita, artikel, wawancara, dan lain-lain.
Hubungan masyarakat, yaitu penyampaian pesan promosi yang bertujuan untuk
menciptakan citra positif perusahaan di mata publik, seperti melalui kegiatan sosial,
sponsor, donasi, dan lain-lain.
Tahap ini berkaitan dengan penentuan isi dan bentuk dari pesan yang akan
disampaikan oleh perusahaan kepada konsumen melalui media promosi yang dipilih.
Pesan promosi harus menarik perhatian, membangkitkan minat, mendorong keinginan,
dan mendorong tindakan dari konsumen. Pesan promosi juga harus sesuai dengan tujuan
promosi dan karakteristik target pasar. Selain itu, pesan promosi harus jelas, singkat,
mudah dipahami, dan konsisten.
Tahap ini berkaitan dengan penentuan saluran atau alat yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk menyampaikan pesan promosi kepada konsumen. Media promosi bisa
dibedakan menjadi dua, yaitu media tradisional dan media digital. Media tradisional
mencakup media massa seperti televisi, radio, koran, majalah, dan lain-lain. Media digital
mencakup media online seperti website, email, media sosial, blog, video, dan lain-lain.
Tahap ini berkaitan dengan penentuan lamanya waktu yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk melakukan promosi. Durasi promosi bisa berbeda-beda tergantung pada
tujuan promosi, jenis produk, siklus hidup produk, dan respon konsumen. Durasi promosi
bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Promosi jangka pendek biasanya
bertujuan untuk meningkatkan penjualan dalam waktu singkat, seperti melalui promosi
penjualan. Promosi jangka panjang biasanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
merek dan loyalitas pelanggan dalam waktu lama, seperti melalui iklan.
Tahap ini berkaitan dengan pengukuran dan evaluasi hasil dan dampak dari promosi
yang telah dilakukan oleh perusahaan. Pengukuran efektivitas promosi bisa dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode, seperti survei, tes pasar, analisis penjualan,
analisis laba rugi, dan lain-lain. Dengan mengukur efektivitas promosi, perusahaan bisa
mengetahui apakah tujuan promosi telah tercapai atau tidak, serta apa kelebihan dan
kekurangan dari promosi yang telah dilakukan.