Anda di halaman 1dari 91

KPDM BIMBINGAN TEKNIS

INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

MODUL 4
OCCUPATIONAL SAFETY
Disampaikan oleh:
Komar Adiwijaya

AGENDA WORKSHOP

1 INTRODUCTION & BACKGROUND

2 ACCIDENT PREVENTION

3 OCCUP SAFETY HEALTH FOR IM


AGENDA
WORKSHOP
4 HSE FOR INSPECTION & MAINTANANCE

5 PUBLIC SAFETY

6
EMERGENCY RESPONSE
TOPIK DISKUSI
1. INTRODUCTION & BACKGROUND.
a. Latar Belakang.
b. Pengertian OHS.
c. Kecelakaan –Kecelakaan di Industri Migas
d. Keselamatan Migas ,Peraturan & Perundangan OHS
2. ACCIDENT PREVENTION.
a. Accident, Incident , Konsep Energy
b. Loss Causal Model
3. HSE FOR MIGAS INSPECTOR ( IM )
a.Bahaya Bahan Kimia
b.Clasification Arae & Static Electrical
c. Alat Pelindung Diri.
4. HSE UNTUK PEKERJAAN INSPEKSI
a. Tahapan untuk inspeksi tangki.
b.LOTO & Confined Space
c.Permit System

5. EMERGENCY RESPONSE PLAN ( ERP)


a.Tindakan saat melihat keadaan darurat
b.Tanda Alarm Emergency
c.Titik berkumpul dan jalur evakuasi

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

. OBJECTIVE PELATIHAN
.
Peserta diharapkan mampu :.
• Mengetahui Konsep Accident Prevention di
Industri Migas
• Memahami Bahaya dan risiko dalam
Pelaksanaan Tugas Sebagai IM di Industri
Migas dan Upaya Pencegahannya
PENGERTIAN
• Occupational safety and health (OSH)
is generally defined as the science of the anticipation,
recognition, evaluation and control of hazards arising
in or from the workplace that could impair the health
& safety and well-being of workers, taking into
account
the possible impact on the surrounding communities
and the general environment.

Pengertian
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
(Occupational Safety & Health)
Suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya
Keilmuan mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
Latar Belakang K3LL

▪ Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap


sistem perdagangan dunia.
▪ Persaingan semakin ketat, arus barang antar
kawasan meningkat.
▪ Konsumen semakin kritis.
▪ Kesadarann mengenai K3LL meningkat
▪ Standar dan norma-norma global menjadi
persyaratan utama bisnis antar negara.
▪ Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan
daya saing, menciptakan nilai - nilai unggul,
meningkatkan efesiensi dan menekan biaya
produksi.

KINERJA K3 NASIONAL

• Kecelakaan
Kerja di
Indonesia
terus
meningkat
KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

. Kecelakaan Migas
•.
• Mexico City (1984) - • Kilang Cilacap, kebakaran
Ledakan pada instalasi Tangki (1975)
LPG, 300 meninggal,$20
juta kerugian.. • LNG Botang – Ledakan

• Piper Alpha (1988)- • Terminal BBM – Merak


bocoran gas dan ledakan • Kilang Cilacap-Tangki
anjungan lepas pantai, Timbun
• BP Texas Refinery, • Lapindo Brantas-Blow-out

Kejadian di Kilang Pertamina


Tahu Kejadian Kerugian/Korban
n
1994 Ledakan di RCC UP VI Balongan US $ 38,197
1995 Vapour Blow Out di Regenerator UP VI Balongan,
1995 Kebakaran Pompa Reboiler Debutanizer 212P9C, US$ 645,666
1995 Kebakaran CDU III UP III, Plaju, US$ 1,891,245
1995 Kebakaran Oil Pump 211 PT-P84 UP II Dumai, US $ 335,000

1995 Kebakaran 7 buah Tangki Area 32,UP IV , Cilacap, US $ 41,167,000


1996 Ledakan Boiler 52B101E UP VI Balongan, US$ 1,058,000 + Y 653.021.090 2 Orang Meninggal

1996 Ledakan/Kebakaran Alkylasi Plant UP III Plaju, US $ 393,710. 4 Orang Meninggal, 3 Orang luka bakar

1996 Kebakaran Tangki T 36 UP I P.Brandan, Rp.374.763.000,-

1996 Kebakaran Tangki 38 T101, UP IV Cilacap, US$ 61.080

1996 Kebakaran Tangki 38 T 103, UP IV Cilacap, US$ 56,800

1996 Ledakan /Kebakaran Pipa LPG,UP I P.Brandan US$ 40,694

1998 Kebakaran Tangki 38T101 UP III,Plaju, US$ 50,000

1999 Kebakaran di UP V Balikapan, US $ 100,000,000

2005 Kilang Dumai Tangki T 218 berisi HOMC disambar petir


2008 Kil Dumai Tangki crude T-105 Meledak saat ada pengelasan
2009 Kilang balongan Tangki 24 T 301 terbakar
2011 Kilang Cilacap Tangki 32 T1 terbakar menyambar tangi lainnya
Kasus Kebakaran Tangki Timbun
Tanggal a Kerugian

1964 (?) Tangki meledak karena kebocoran 7 orang meninggal (7 pahlawan minyak)
sumber api dari kendaraan
1982 Area 70 Kil Cilacap Tangki 74 T 105 Disambar petir

6 Juni 1984 Kilang Cilacap Tangki 37 T 103 terbakar pada saat overhaul, 3 meninggal

24 Okt 1995 Kilang Cilacap Tangki disambar petir- 7 tangki terbakar

27-10-2002 Tangki Premium Depot Kertapati Ketika tank cleaning terjadi kebakaran karena pompa tidak explosion
proof
19-10-2002 Terminal Tangki PT TBT Santa 11 tangki terbakar karena kebocoran pada saat pengisian ke mobil tangki
Fee Merak
23 Mei 2005 Kilang Dumai Tangki T 218 berisi HOMC disambar petir

18 Jan 2008 Depot Plumpang Tangki T-24 meledak dan terbakar

15 Des 2008 Kil Dumai Tangki crude T-105 Meledak saat ada pengelasan

8-4-2009 Depot Biak Tangki No 11 berisi premium , meledak diduga sumber api dari
Luar
19 Juli 2009 Kilang balongan Tangki 24 T 301 terbakar

2011 Kilang Cilacap Tangki #2 T1 terbakar menyambar tangi lainnya

2016 Kilang Cilacap Tangki Asphlat 41&312 Terbakar 11

Kecelakaan Kerja Migas


▪ Kecelakaan Kerja masih tinggi namun telah
menunjukkan penurunan siginifikan.
▪ Kecelakaan yang menonjol selama 7 tahun
terakhir
▪ Confined Space Entry
▪ Electricity
▪ Maintenance activity (PTW, Equipment, Methods)
▪ Well Service activity
▪ Working at height
▪ Machinery
12
Inti Lesson Learn
Kecelakaan Migas menunjukkan penurunan dari segi jumlah
walau dari keparahan masih tinggi (vulnerability)
• Lack of skill and competence : Sebagian besar kecelakaan masih didominasi
oleh faktor manusia (human factor) karena kurangnya budaya keselamatan,
human error dan perilaku tidak aman
• Lack of Engineering : Adanya instalasi/peralatan yang tidak memenuhi
standar teknis dan kelaikan instalasi
• Lack of Safety Culture : Masih kurangnya pemahaman akan keselamatan
khususnya dikalangan kontraktor dan masyarakat sekitar operasi Migas
(timbulnya illegal Tapping/Illegal Drilling)
• Lack of Management System : Masih lemahnya penerapan Keselamatan
Migas pada tingkat pelaksana/kontraktor pendukung migas (CSMS)
• Management Commitment and Leadership : Peran Management khususnya
Katek/Wakatek sangat menentukan keberhasilan Keselamatan Migas.
melalui Safety Policy dan Safety Leadership

13

Paradigma Keselamatan Migas


KESELAMATAN MIGAS
• Kegiatan Usaha Migas dan hasil olahannya selain
bermanfaat juga mempunyai potensi bahaya
kecelakaan yang dapat merugikan terhadap korban
manusia, harta benda dan pencemaran lingkungan

• Potensi bahaya dapat terjadi pada tahap survei,


pembangunan instalasi maupun pada tahap
operasi dan pasca operasi, antara lain kegiatan
survei umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, dan niaga.
14
14
Lingkup Keselamatan Migas

Keselamatan Keselamatan dan


Pekerja Kesehatan Kerja

Keselamatan Proses Safety


Instalasi
PSM

Keselamatan Environmental
Lingkungan
Safety

Keselamatan Public Safety


Umum

PARADIGMA KESELAMATAN OPERASI MIGAS


VISI INSTALASI MIGAS YANG AMAN, ANDAL DAN AKRAB LINGKUNGAN (PRINSIP 3A)

REGULASI PENGATURAN DAN PENGAWASAN KETEKNIKAN DALAM KEGIATAN USAHA MIGAS

STANDAR SNI WAJIB, SKKNI DAN SNI

WUJUD KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


PEKERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

KEAMANAN DAN KESEHATAN KEAMANAN LINGKUNGAN INSTALASI


PERLINDUNGAN
PEKERJA MASYARAKAT SEKITAR INSTALASI MIGAS
UMUM
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA KECELAKAAN PENCEMARAN KERUSAKAN
MASY.UMUM INSTALASI

• STANDARDISASI KOMPETENSI • PENYULUHAN • STUDI LINGKUNGAN • PROSEDUR OPERASI DAN


• TEMPAT KERJA BAHAYA MIGAS • BAHAN DAN BAHAN KIMIA YANG PERAWATAN
• LINGKUNGAN KERJA • TANDA PERINGATAN/ DIGUNAKAN DALAM OPERASI • SERTIFIKAT KELAIKAN
• PROSEDUR KERJA (SOP) LARANGAN • DESAIN PERALATAN, PERALATAN DAN
• NILAI AMBANG BATAS (NAB) • SERTIFIKAT KELAIKAN • TEKNOLOGI (OPERASI, INSTALASI
PERSYARATAN • ALAT PELINDUNG DIRI (APD) • SERTIFIKAT PENGELOLAAN LINGKUNGAN) • SERTIFIKAT KOMPETENSI
• TANDA PERINGATAN/LARANGAN KOMPETENSI • MATERIAL YANG DIGUNAKAN • TANDA KESESUAIAN SNI
• PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA • TANDA • PERALATAN, BAHAN DAN BAHAN • KESIAPAN ALAT
• SERT.PERALATAN BERBAHAYA KESELAMATAN KIMIA PENCEGAHAN DAN PEMADAM
• TANDA KESELAMATAN PRODUK PRODUK PENANGGULANGAN PENCEMARAN • LATIHAN PEMADAMAN
• SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN LINGKUNGAN • TANDA KESELAMATAN
• BAKU MUTU LINGKUNGAN PRODUK
• SDM
• SISTEM TANGGAP DARURAT
• SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
ASPEK EKONOMI
• K3 untuk melindungi
kelangsungan usaha
• K3 merupakan bagian
integral dari strategi bisnis
untuk meningkatkan daya
saing

Peter Drucker :
“The first duty of business is to
survive, and the guiding principle
of the business economics is not
maximization of profit – it is
avoidance of loss:”
Bagian 1 - Introduksi

Konsep Loss Control


LOSS CONTROL Revenue

Expenses

Profit

Losses (Kerusakan Kecelakaan),


5 - 7%
Losses
akibat
Bagian 1 - Introduksi insiden
Kerugian akibat kecelakaan

Kerugian terhadap Manusia


▪ cedera atau cacad
▪ Meninggal
Kerugian terhadap Bisnis
▪ Kerusakan sarana produksi
▪ Gangguan terhadap bisnis
(bussiness interuption)
▪ Liability
▪ Company Immage (citra)
▪ Inefesiensi biaya operasi
▪ Tuntutan Hukum
Kerugian Sosial
▪ Biaya sosial
▪ Gangguan terhadap fasilitas
Safety is accident and loss preventionumum
Segitiga Produktivitas
• Kecelakaan
mengakibatkan
kerugian K3
• Kecelakaan dapat
mengurangi
produktivitas,
meningkatkan biaya Produktiv
itas
produksi Kuant Kualit
• Keselamatan dan itas as
Kesehatan Kerja Segitiga produktivitas
mencegah kerugian
(loss control)
21

Perundangan K3

• UU.No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


• UU No 22 tahun 2008 tentang Lalu Lintas Jalan
• UU Perlindungan Konsumen No 8/98
• UU Jasa Konstruksi-No.22/2000
• UU No.13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
• UU No.22 tahun 2003 tentang MIGAS
Undang-undang No.13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan

• Pasal 86
– Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja
– Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produ ktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja
• Pasal 87
– Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

AGENDA WORKSHOP
1 INTRODUCTION & BACKGROUND

2 ACCIDENT PREVENTION

3 ACCUP SAFETY HEALTH FOR IM


AGENDA
WORKSHOP
4 HSE FOR INSPEKTION & MAINTANANCE

5 PUBLIC SAFETY

6
EMERGENCY RESPONSE
Energy Concepts

Soehatman Ramli09

Energy Concept

Enerji
Enerji

Pembatas (Barrier)
• Jika pembatas rusak atau hilang enerji akan mengenai
penerima (recepient) – manusia, benda, lingkungan
• Cedera terjadi jika exposure enerji melampaui
ketahanan
penerima (ambang batas)
Strategi Pengendalian Bahaya

Sumbe Peneri
r ma

Pengendalian pada Pengendalian Pengendalian pada


sumber energi jalan energi penerima energi

Barrier thinking
• Barrier technique dikembangkan berbasis
Swiss Chees Theory dari James Reason
• Kecelakaan terjadi bila sumber bahaya
lolos melewati lapisan penghalang
(barrier)
• Pencegahan dilakukan dengan
mengendalikan barrier (barrier
Swesschese Model – James Reason management) yang terdiri dari unsur
Engineering, Procedures dan Human
Type of Barriers

Soehatman Ramli09

Teori Swiss Cheese


Under a certain set of circumstances,
all the ‘holes’ may line up leading Major
to………………. Accident
Escalation Factors
(Unsafe Acts or Unsafe Conditions)

These create Emergency Response


‘holes’ in the
e.g. Emergency Response Plan
barriers

Mitigation
e.g. ESD/EDP, Fixed Fire Protection
Detection
e.g. Process Alarms/Trips, Fire & Gas Detection

Prevention
Major Accident e.g. Equipment Design, Maintenance & Inspection Policy,
Hazard
Hazard (e.g.flam Procedures, Training & Competence
Gas)

Soehatman Ramli09 Version


Loss Causation Model
.

Soehatman Ramli09

POSSIBLE POSSIBLE
LACK OF SYSTEM IMMEDIATE INCIDENT LOSSES
CONTROL CAUSE CAUSE
PROGRAM
TAK ADA/CUKUP PERSONAL UNSAFE ACTS <KECELAKAAN> KECELAKAAN
FACTOR & KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
UNSAFE
TAK ADA/CUKUP JOB FACTOR CONDITION ENERGI KERUSAKAN
ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
Strategi Pencegahan Kecelakaan

Adm
Proced
ure

Safety
Engine Approach
Human
ering
Control
Control

AGENDA WORKSHOP
1 INTRODUCTION & BACKGROUND

2 ACCIDENT PREVENTION

3 OCCUP SAFETY HEALTH FOR IM


AGENDA
WORKSHOP
4 HSE FOR INSPEKTION & MAINTANANCE

5 PUBLIC SAFETY

6
EMERGENCY RESPONSE
BAHAYA BAHAN KIMIA

TANDA-TANDA UNTUK MENGENAL ADANYA BAHAYA


KESEHATAN DI TEMPAT KERJA.
1. Adanya rasa iritasi pada mata.
2. Adanya bau yang kuat dan kadang
kadang-kadang menyengat di tempat kerja.
3. Adanya gumpalan asap/debu ditempat kerja.
4. Adanya semburan liar gas/uap ditempat kerja.
5. Ventilasi yang ada tidak bekerja sesuai
dengan disain pada awal pembangunannya.
6. Adanya fume yang release dan meluas.
7. Adanya suara bising yang berlebihan
TANDA-TANDA .........................

8. Adanya tumpahan bahan kimia atau


kebocoran bahan kimia berbahaya
dilingkungan kerja.
9. Ditemukannya material atau bahan penyebab
kanker, dalam kondisi yang tidak terawat.
10. Adanya keluhan yang sama dari sebagian
besar pekerja disuatu tempat kerja tertentu.
11. Adanya pertemuan-pertemuan yang
membahas suatu problem di tempat kerja
12. Ditemukannya label-label dari bahan-bahan
berbahaya dari kontainer.

Efek Gas Hydrocarbone


ISTILAH DALAM PENGUKURAN
1. TLV (Threshold Limit Value) adalah nilai konsentrasi rata-rata dari
zat kimia yang masih diyakini dapat terpapar pada semua pekerja
dalam jam kerja tanpa menimbulkan effek terhadap kesehatan..

1. TLV – TWA (Time-Weight Average) adalah hubungan antara


waktu paparan dan berat rata-rata zat kimia untuk normal 8 jam
kerja/hari atau 40 jam / minggu bagi semua pekerja tanpa
menimbulkan effek terhadap kesehatan

1. TLV – STEL (Short Term Exposure Limit) adalah konsentrasi zat


dimana pekerja masih diperbolehkan terpapar secara terus-
menerus untuk periode waktu yang singkat tanpa mengakibatkan
effek terhadap tubuh dengan ketentuan TWA tidak terlewati (15
menit).
2. TLV – C (Ceiling) adalah konsentrasi yang tidak boleh terpapar
melampaui batas tertentu selama para pekerja bekerja.

Nilai Ambang Batas HydroCarbon (HC)


Pengaruh terhadap tubuh akibat menghirup HydroCarbon adalah sebagai
berikut :

HydroCarbon
(ppm)
Pengaruh Terhadap Tubuh
500 (0,05%) Nilai Ambang Batas (NAB / TLV)
1000 (0.10%) Iritasi pada Mata dalam 1 (satu) menit
2000 (0.20%) Iritasi pada Mata, Hidung, Saluran Pernafasan,
Pening, Mual, dalam 30 (tiga puluh) menit
7000 (0,70%) Ada tanda-tanda Pening dan Pusing dalam 15 (lima
belas) menit
10000 (1%) Lebih cepat Pening dan Pusing lalu Tidak Sadarkan
Diri dan bila lebih lama lagi akan mati
20000 (2%) Paralisys (kelumpuhan), tidak sadarkan diri lalu mati
Data dari : Tanker Safety Guide 1972, International Chamber of Shipping
Kimia pada Confined Space

O
OXYGEN
2

Poisoning – By Toxic
Gases

H2S
HYDROGEN
SULPHIDE

TWA=10ppm
STEL=15ppm
Poisoning – By Toxic
Gases

CO2
CARBON
DIOXIDE

TWA=1%vol
STEL=3%vol

RESPON MANUSIA TERHADAP TEMPERATUR


oC

200
Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam
180 waktu 30 detik

150
Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
120 Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
95

65 Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam


(tgt kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
35
Daerah nyaman termal (tgt kelembaban, gerakan
10 udara, dan faktor-faktor lain)

JAGA JARAK AMAN !


Area Clasification & Static Electrical

EREA CLASIFICATION EQUIPMENT


• .
DEFINISI

KLASIFIKASI DAERAH

❑ Memperkecil kemungkinan peralatan listrik menjadi


sumber penyalaan dalam insiden kebocoran gas mudah
terbakar

❑ Meningkatkan keandalan (reliability) dan keawetan


(durability) untuk peralatan listrik

❑ Menyediakan panduan untuk pemilihan peralatan listrik


yang sesuai
4 PRINSIP DASAR KESELAMATANPERALATAN LISTRIK
❑ Explosion Proof
Peralatan listrik yang didesain untuk dapat menahan ledakan dari
dalam dan melepas gas hasil pembakaran dengan temperatur dibawah
temperatur penyalaan

❑ Intrinsically Safe
Peralatan listrik yang didesain untuk tidak dapat melepas energi panas atau
energi listrik yang cukup dalam kondisi normal atau abnormal yang dapat
menjadi sumber penyalaan

❑ Non-incentive
Peralatan listrik yang didesain untuk tidak dapat melepas energi panas atau
energi listrik yang cukup dalam kondisi normal yang dapat menjadi sumber
penyalaan.

❑ Purge enclosure.
Tempat/ ruang tertutup yang dipurge (purge enclosure) adalah ruang
yang dialiri dengan gas inert dengan jumlah cukup dan dengan
tekanan aliran positif ini gas mudah terbakar yang ada ,akan berkurang
konsentrasinya sehingga kebakaran/ ledakan tidak terjadi

.
STANDARD NEC/NFPA
Mengacu jenis
material/Karakteristik
Kelompok /Group Misal; gas, debu, serat
GROUP KELAS
Misal; gasoline dll Pembagian nya:
Pembagiannya Kelas I: (Gas/Uap Mudah
Group A : Acetylene AREA terbakar
Group B : Hydrogen CLASIFICATION Kelas II: Debu yang dapat
Group C : CO, H2S USA NFPA terbakar
Group D : LPG,Gasoline, STANDARD KelasIII: Serat dan benda
Benzene ringan Yang
Group E : Metal Dust DEVISI mudahmenyala
Group F : Carbone Kemungkinan keberadaannya
Black, Coal, (lepas ke udara)
Coke dust Pembagiannya
Group G : Flour, Starch Devisi 1 : Material ada
Grain dust dalam kondisi normal
Devisi 2 : Material ada
dalam kondisi abnormal

Kemungkinan keberadaannya STANDAR API /IEC


Pembagiannya
ZONE 0:- fLammable gas dan uap Pembagian ( Combustible Liquid
terus menerus ada/continu /Gas)/Karateristik
- Konsentrasi penyalaan ada Kelas I : Flash point< 37.8C
dalam jangka panjang ZONE CLASS Kelas II : Flash Point>37.8 C
ZONE 1:- Flammble gas & uap
Kelas III A: Flash Point> 60 C
AREA Kelas III B: Flash Point >93 C
kemungkinan ada dalam
kondisi normal. CLASIFICATION
- Atau sering ada karena API STANDARD
adanya pekerjaan perbaikan
GROUP
ZONE 2:- Konsentrasi penyalaan dari
flammable gas atau uap
kemungkinan tidak terjadi Pembagian Group /kelompok
dalam kondisi normal. Group I : Mayoritas Methane
Jikapun ada hanya dalam Group II : (flammable gas dan liquid)
waktu singkat. II A: (gasoline, propane,aceton, methane, propane
- Material Ada pada kondisi amonia, ethyl alkohol
tidak normal, II B: (misal; acetal dehyde, ethylene,
- Lokasi dekat dengan Class 1
II C: (acetylene, hydrogen,
Zone 1
Hubungan Antara Grade of Release dengan Keberadaan gas

NO GRADE OF RELEASE KEBERADAANNYA


1 CONTINOUS - Z 0 1000 ATAU LEBIH JAM /TAHUN
2 PRIMARY - Z 1 1O < JAM/TAHUN<1000
3 SECONDARY - Z 2 KURANG DARI 10 JAM/TAHUN

Hubungan Antara klasifikasi Zone Release dengan Keberadaan gas


NO ZONE KEBERADAANNYA
1 0 1000 ATAU LEBIH JAM /TAHUN (10%)
2 1 10 < JAM/TAHUN<1000 (0.1%-10%)
3 2 1 < JAM/TAHUN<10 (0.01%-0.1%)
UNCLAASIFIED KURANG DARI 1 JAM/TAHUN

Area Classification
IEC ( EROPA) NEC /CEC (AMERIKA /CANADA)

ZONE 0
DIV 1
ZONE 1

ZONE 2 DIV 2

UNCLASIFIED UNCLASIFIED
SYSTEM ZONE & DIV

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

.
KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

SYSTEM ZONE & DIV


.
•.
KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

,
•,

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

.
•.
KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

Sistem Pencegahan Peledakan & Kebakaran VS Klasifikasi Area

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

.
•.
KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

• ..
.

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

.
DAERAH TAK BERKLASIFIKASI
❑ Sistem tertutup pada area yang berventilasi cukup

❑ Sistem perpipaan yang disambung dengan las tanpa


fittings.

❑ Penyimpanan material mudah terbakar dalam tempat


tertutup dengan baik

❑ Adanya sumber penyalaan yang permanen


KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS

.
•.

LISTRIK STATIS

KPDM BIMBINGAN TEKNIS


INSPEKTUR INSTALASI MIGAS
KPDM BIMBINGAN TEKNIS
INSPEKTUR INSTALASI MIGAS
SITUASI DI SPBU

72
Bounding dan Grounding
• Fasilitas yang dapat menghantarkan arus listrik harus di
Bounding/Grounding.

• Bounding/Grounding harus dirawat oleh orang yang


kompotent.

• Cairan atau gas mudah terbakar dengan flash point < 93 C


bila dialirkan ke wadah yang terbuka, wadah yang terbuat
dari metal harus dipasang grounding dan bounding.

• Teknik pemasangan lihat bambar –gambar berikut

ALAT PELINDUNG DIRI


Hirarki Pengendalian
ELIMINASI

SUBSTITUSI

ISOLASI

KONTROL JARAK

KONTROL WAKTU

PILIHAN
TERAKHIR

APD
75

A LAT PELINDUNG DIRI (APD) –


Karakteristik

▪ APD digunakan setelah semua


usaha eliminasi dan engineering
control dilakukan
▪ Pemakaian APD bukanlah sebagai
pengganti dari kedua usaha di
atas.
▪ Sebagai usaha terakhir dalam
upaya melindungi pekerja, APD
harus nyaman dipakai, tidak
mengganggu kerja dan dapat
memberikan perlindungan yang
efektif terhadap bahaya
Alat Pelindung Diri
• adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian
tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
• Melindungi pekerja dari potensi bahaya tertentu di
tempat kerja
• Mengurangi tingkat risiko yang diakibatkan oleh
bahaya tersebut
• Sebagai alat bantu / pengaman dari perlengkapan
pekerjaan tertentu yang berisiko tinggi

77

Kategori Alat Pelindung Diri

1. Pelindung Kepala
2. Pelindung Muka dan Mata
3. Pelindungan Telinga
4. Pelindung Pernafasan
5. Pelindung Tangan
6. Pelindung Kaki
7. Pelindung Badan
8. Pelindung Jatuh
9. Pelindung Tenggelam
78
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) –
Kriteria & Syarat

Dalam bukunya yang berjudul Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 3rd edt.
tahun, 2003, John Ridley mengatakan Kriteria dan syarat-syarat Alat
Pelindung Diri (APD) yang efektif memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Sesuai dengan Bahaya yang dihadapi.
b. Terbuat dari Material yang tahan terhadap bahaya tersebut.
c. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya.
d. Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas.
e. Memiliki konstruksi yang sangat kuat.
f. Tidak menggangu APD/PPE lain yang sedang digunakan secara
bersamaan.
g. Tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Pedoman Penggunaan

PERLINDUNGAN AREA YANG MEMBUTUHKAN JENIS APD

KEPALA Semua area kerja -


Semua Topi Pengamanan
Kecuali : -
(Safety Helmets).
Area akomodasi, kantor, dsb -
Tali Pengikat, diberikan bila
dibutuhkan.
- Topi berbahan logam, dilarang.
MATA DAN MUKA Semua area perusahaan dimana diketahui Semua dari jenis yang disetujui:
ada bahaya untuk mata, termasuk: - Pelindung muka penuh (face
- Workshop/ Bengkel. shields).
- Laboratorium. - Kacamata (Goggles).
- Pengangkatan bahan berbahaya. - Kacamata las (Welding
- Pengelasan/gerinda. Glasses).
- Lain-lain yang ditentuan. - Kacamata dengan pelindung
samping
ALAT PELINDUNG Semua area perusahaan yang dianggap - Penutup telinga
TELINGA bising - Sumbat telinga
(lebih dari 85 decibel). Sumbat telinga yang dapat dibuang
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) –
Pedoman Penggunaan

AREA YANG
PERLINDUNGAN JENIS APD
MEMBUTUHKAN
- Masuk kedalam Bejana /Ruang
tertutup.
- Alat bantu bernafas (Breathing
ALAT PELINDUNG - Masuk kedalam saluran.
Apparatus).
PERNAFASAN BESERTA - Penanganan Bahan Kimia.
- Respirator dengan penyaring udara.
PERLENGKAPANNYA - Area dengan penumpukkan debu
- Masker penahan debu.
- Regu penyelamat/pemadam
kebakaran
Semua area perusahaan dimana ada : Semua dari jenis yang disetujui:
- Penanganan bahan-bahan - Sarung tangan katun (Polka Dot
ALAT PELINDUNG - Penggunaan bahan-bahan gloves).
TANGAN berbahaya - Sarung tangan kulit.
- Penggunaan peralatan dan alat - Sarung tangan karet.
ringan - Sarung tangan penahan panas
Semua area kerja operasi perusahaan
Semua sepatu boot dan sepatu
Kecuali : Area akomodasi, kantor atau
ALAT PELINDUNG KAKI produksi untuk suatu standard yang
yang ditentukan oleh pimpinan
disetujui.
lapangan.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) –


Pedoman Penggunaan

AREA YANG
PERLINDUNGAN JENIS APD
MEMBUTUHKAN
ALAT PELINDUNG Semua area perusahaan dimana Semua dari jenis yang disetujui:
PAKAIAN PELINDUNG pekerja ditempat - Wearpack anti ledakan dan
- Bisa meledak panas sesuai dengan standard
- Terbakar yang disetujui.
- Terbentur/tertumbuk - Wearpack guna mencegah
benturan/pelengkap sesuai
standard.
ALAT PELINDUNG Semua area perusahaan yang Semua dari jenis yang disetujui:
JATUH PERORANGAN dianggap tinggi dan perlu alat bantu - Perancah
mencapai ketinggian guna - Tangga
keselamatan kerja. - Gondola dan sistem akses tali
(Rope Access Systems).

PELAMPUNG Semua area perusahaan yang berada Pelampung yang dapat melindungi
/ melintasi perairan yang dalam dan tubuh dari bahaya tenggelam
perlu alat bantu guna keselamatan
kerja.
AGENDA WORKSHOP

1 INTRODUCTION & BACKGROUND

2 ACCIDENT PREVENTION

3 ACCUP SAFETY HEALTH FOR IM


AGENDA
WORKSHOP
4 HSE FOR INSPECTION & MAINTANANCE

5 PUBLIC SAFETY

6
EMERGENCY RESPONSE

KEBAKARAN TANGKI ASPAL 041T312


PERTAMINA REFINERY UNIT IV CILACAP

Penyebab :
∙ Ruangan dalam tangki mengandung senyawa
hidrokarbon karena adanya penguapan HGO
yang dipanaskan dengan heater. Uap ini
becampur dengan oksigen yang masuk kedalam
ruangan tangki sejalan dengan penurunan
permukaan cairan/level
∙ Pada saat bersamaan, sejalan dengan
penurunan level cairan sebagian permukaan
heater tidak terendam dan mengakibatkan suhu
RINGKASAN KEJADIAN meningkat yang dihasilkan akibat pemanasan
∙ Type kejadian: Ledakan dan Kebakaran fluida (campuran HGO dan aspal) yang pada
∙ Tanggal Kejadian : 5Oktober 2016 saat kejadian ketebalannya hanya sekitar 67
∙ Jam Kejadian : 12.18 WIB mm diatas permukaan panas (electric heater
∙ Lokasi : LOC III Kilang RU IV Cilacap sheath) yang bertemperatur tinggi sekitar 580oC,
∙ Korban : tidak ada
∙ Kerusakan : 1 tangki mengalami rusak total • Pada saat suhu mencapai titik penyalaan
∙ Peralatan yang terlibat : 1 unit tangki timbun, 6 unit spontan (auto ignition temperature) , maka
electric heater,automatic tank gauging (ATG), campuran bahan bakar langsung meledak
peralatan monitor tangki (tank vision) dan 2 unit
pompa.

84
TAHAPAN HSE UNTUK INSPEKSI

Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan


TAHAPAN
PEMELIHARAAN
PERBAIKA PENGOSONGAN PEMBEBASAN
TANGKI ISOLASI GAS
N

PEMBERSIHA
HOT GAS
COMMISSIONING N
WORK CLEANING TEST

Prosafe Institute

86
Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan Tangki
Langkah 1 : Persiapan

• Pemilihan kontraktor (jika diperlukan)

• Mempersiapkan rencana keselamatan untuk lokasi kerja

• Melaksanakan pekerjaan yang harus dilakukan ketika tangki masih dalam

kondisi beroperasi

• Mempelajari potensi bahaya dari material yang ada melalui data MSDS/SDS

• Menentukan jenis ijin kerja yang diperlukan seperti ijin kerja dingin, ijin kerja

panas dan ijin masuk ruang tertutup

87

Tahapan HSE Untuk Inspeksi &


Pemeliharaan Tangki
Langkah 2 : Pengosongan Tangki

Hal yang perlu diperhatikan antara lain :

• Gunakan jalur yang biasa digunakan untuk mengosongkan isi tangki


sampai batas terendah.

• Periksa jalur sementara yang dapat digunakan untuk membuang sisa


cairan yang ada di dalam tangki.

• Periksa kebutuhan air untuk menaikkan/mengapungkan cairan minyak

• Ijin kerja yang diperlukan misalnya untuk truk tangki sludge dsb.
Prosafe Institute

88
Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan Tangki
Tahap 3 : Isolation
Bertujuan untuk mengisolasi tangki dari semua sumber daya atau potensi
bahaya antara lain :
• Blinding, atau pemasangan katup buta untuk mengisolasi semua jalur
yang berhubungan dengan tangki
• Isolasi aliran listeria
• Penggunaan peralatan keselamatan yang sesuai untuk pekerja
• Jenis permit yang diperlukan : ijin kerja dingin

Prosafe Institute

89

Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan Tangki

Langkah 4 : Pembebasan Gas dan Uap


• Membuang sisa gas berbahaya yang ada dalam ruangan tangki untuk
menjamin keselamatan dalam bekerja.
• Tentukan bentuk dan jenis serta sistem ventilasi dan pembuangan
udara yang diperlukan sesuai dengan ukuran tangki
• Hindarkan kontak dengan sumber panas
• Hindarkan terjadiny pyrophorics
• Jenis Permit yang diperlukan : ijin kerja dingin
Prosafe Institute

90
Tahapan HSE Untuk Inspeksi &
Pemeliharaan Tangki
Pemeliharaan Tangki
Langkah 5 : Pengujian Gas
• Untuk mengetahui kadar gas dan oksigen yang ada dalam ruangan
tangki sebelum mengijinkan orang melakukan kegiatan dalam tangki
termasuk melakukan pekerjaan dengan sumber api atau panas.
• Syarat Keselamatan yang diperlukan :
• Matikan ventilsi mekanis sebelum melakukan gas test
• Tentukan kriteria untuk masuk ruangan
• Lakukan pengetesan oleh personil terlatih dan berwenang
• Jenis permit yang diperlukan : ijin masuk ruang tertutup

Prosafe Institute

91

Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan Tangki

Langkah 6 : Pembersihan tangki (Tank Cleaning)

Hal pokok yang perlu mendapat perhatian :

• Upayakan pembersihan semaksimal mungkin dari luar tangki

• Yakinkan maximum ventilation

• Kendalikan sumber penyalaan yang dapat terjadi

• Tentukan aalat keselamatan yang diperlukan

• Jenis ijin kerja yang diperlukan : Ijin masuk ruang tertutup

92
Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan Tangki

Langkah 7 : Pekerjaan Panas


• Setelah tangki kosong, bersih dan bebas gas dapat dimulai melakaukan pekerjaan panas
seperti pengelasan, sand blasting dll
• Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan dalam tangki adalah :
– Apakah ada potensi kebakaran dan peledakan?
– Apakah ada kemungkinan cairan mudah terbakar dibagian bawah dasar tangki
– Apakah tangki telaah bebas dan sisa lumpur atau deposit linnya.
– Apakah digunakan jenis cat mengandung Lead?
– Apakah ada kemungkinan emisi dari instalasi berdekatan
– Apakah ada bahaya dari asap dan uap pengelasan?
– Jenis permit yang diperlukan : Ijin masuk ruang tertutup dan ijin kerja panas/kerja dingin.

93

Tahapan HSE Untuk Inspeksi & Pemeliharaan Tangki


Langkah 8 : Recommissioning
Sebelum tangki siap untuk digunakan kembali perlu dilakukan
pemeriksaan ulang yang mencakup aspek sebagai berikut :
– Periksa mechanical integrity
– Persiapkan daftar periksa yang diperlukan (checklist)
– Perhatikan kemungkinan adanya udara berbahaya saat cairan
mulai masuk kedalam tangki
– Perhatikan terjadinya muatan luistrik statis
– Jenis permit yang diperlukan : Ijin Kerja Dingin
Confined Space

Prosafe Institute
95

KOES
A. Seleksi Pekerja terkait Fisik dan Psikologi
pekerja
B. Pelatihan Pekerja, meliputi; Pengenalan
potensi bahaya, Cara kerja aman, Peralatan
Ventilasi, Pencahayaan, APD dan Emergency
Rescue Procedures (ERP)
C. Koordinasi Seluruh pihak terkait,
termasuk penyiapan Work & Entry Permit,
Otoritas, Tanggap Darurat.
D. Identifikasi Bahaya; Fisik, Kimia,
Defisiensi Oksigen ,Fisik dan bahaya lainnya.

KOES

Seleksi Pekerja
Pekerja dalam ruang tertutup harus memiliki kesiapan fisik dan
mental yang baik.
Hindarkan pekerja yang menderita atau mengalami hal berikut :
• Penyakit jantung
• Tekanan darah tinggi
• Asma,bronkitis, sesak nafas.
• Sakit pinggang
• Penyakit kulit kronis
• Penyakit mata atau rabun
• Daya cium terganggu
• Gangguan pendengaran dll
PEMBINAAN DAN PELATIHAN

Diberikan kepada semua yang terlibat :


• Pengawas
• Pekerja yang akan memasuki ruangan
• Petugas stand by/observer
• Tim penyelamat.

Pelatihan pekerja meliputi aspek :


• Peralatan monitoring dan pengetesan gas berbahaya.
• Sebab dan bahaya dalam ruang tertutup.
• Pemantauan
• Prosedur perijinan
• Pertolongan Pertama
• Pengujian udara berbahaya
• Prosedur Lock-out/Tag-Out
• Prosedur penyelamatan
• Peralatan komunikasi 99

A. Isolasi Sumber Energy (Block/Bleed)


sesuai Prosedur.
B. Pemasangan Logout & Tagout sesuai
Prosedur
B. Penandaan terhadap area (Signs,
Barricades)
C. Pemeriksaan udara ruang meliputi;
Flammable gas,Oksigen, Bahan Kimia dan
Bahaya Fisik lainnya.
D. Menentukan kebutuhan Ventilasi dan
APD sesuai dengan standard.
E. Penyediaan Sistim Penyelamatan
F. Penerbitan Ijin Kerja (Authorised
Personal)
Isolasi Sumber Energy
Isolasi Proses
Ruang tertutup seperti vessel, pipeline dan perangkat lain dari
peralatan proses secara mekanis harus diisolasi dari proses lain
atau peralatan pengendali lain.
Secara umum isolasi harus dipisah terputus.

Isolasi Kelistrikan
Semua peralatan listrik yang berhubungan dengan
ruang tertutup harus diisolasi secara kelistrikan dari
proses lain dan pengendali lain.

102
Metoda isolasi
• Lock-out/ Tag-out
• Block, blank and bleed
• Disconnect mechanical linkkages
• Secure mechanical moving part
• Shield radiation sources
• Bond and ground
• Guarding
KOES

Pre Entry Testing


• Ketahui kadar oksigen
• Analisa potensi bahaya yang ada
• Hilangkan atau kendalikan bahaya
• Jaga kondisi bebas bahaya
Pengujian dan Pemantauan
• Masuk ruang tertutup bila telah dilakukan pengujian gas
oleh staff yang berwenang
• Hasil pengujian yakin baik sesuai dengan rencana kerja
dan metode masuk
• Tipe peralatan yang memadai
• Terdokumentasi Dalam Sertifikat Ijin masuk ruang tertutup
• Pemantauan secara berulang regular dilakukan selama
pekerjaan dikerjakan (maksimal setiap 2 jam)
• Bila berpotensi oksigen dapat berkurang, atau secara tidak
terduga adanya gas mudah tebakar atau gas beracun
kelluar, maka pemantauan terus menerus harus dilakukan.
• Bila kemungkinan oksigen terlalu berlebihan, seperti bila
pengelasan /acetylene atau gas/propane dilakukan dalam
ruang tertutup, maka harus dilakukan pemantauan terus
menerus.
105

Pencegahan Orang Masuk

Ruang tertutup yang terbuka tetapi bila


saat itu belum tersertifikasi aman untuk
masuk, seperti tanki penyimpanan yang
sedang dalam perbaikan dengan lubang
terbuka untuk ventilasi, harus ditutup
secara fisik untuk mencegah orang yang
tidak berwenang masuk.

KOES
106
Personal Protective Equipment
head protection hard hats, bump hats etc.
foot protection safety boots, chemical resistant boots
hand protection gloves, gauntlets, chemical gloves
eye and face protection safety glasses, visors, goggles
ear protection ear muffs, ear plugs
body protection coveralls, chemical suits, aprons
respiratory protection self contained breathing
apparatus, air line breathing apparatus, portable air
compressors, escape breathing apparatus, cartridge
respirator

A. Monitoring secara periodik dan


terus menerus kondisi udara di
dalam ruangan.
B. Memastikan bahwa petunjuk
kerja aman dilaksanakan.
C. Pengawasan untuk
mengantisipasi setiap perubahan .
D. Pemberian ijin kerja kembali jika
keadaan berubah.
E. Prosedur Pelepasan Loto
PELEPASAN LOTO
a. PEMBERITAHUAN
Sebelum membuka alat LOTO, authorized
person harus memberitahu pihak terkait.
b. INSPEKSI
· Pastikan komponen termasuk
pelindung
mesin/ peralatan telah terpasang;
· Pastikan tidak ada orang yang masih
bekerja dengan alat tersebut.

KOES
109

c. SYARAT LAIN

· Bebaskan mesin/ peralatan & perkakas/


bahan.
· Bebaskan mesin dari orang yang tidak
berkepentingan.
· Lepas control lock dan tags.
· Masukkan energi, ikuti dengan pengujian/
pengaturan posisi.
· Deenergized semua sistem dan re-apply
energy control measures.
· Lakukan komunikasi antar personil.

KOES
110
• Assessment of the hazards
• Gas testing/monitoring equipment
• Rescuers
• Precautions
• Personal protective equipment
• Rescue equipment
• Tools and other special equipment

111

PERTOLONGAN PERTAMA
(BASIC FIRST AID)

Definisi
Pertolongan pertama adalah :
“Suatu tindakan pertama yang dilakukan untuk
memperpanjang hidup, melindungi korban yang
tidak sadar, mencegah cidera atau sakit yang
menjadi lebih parah atau timbulnya penyakit baru, dan
membantu pemulihan” .
• Quick response on emergency call
• Trained rescuers, especially in the use of Rescue
Equipment such as
– breathing apparatus
– retrieval systems
– first aid and CPR
• New personnel shall not be assigned for confined
space entry tasks, unless accompanied by
competent person

Breathing Apparatus
Self Contained Breathing Apparatus
Digunakan bila atmosphere tidak dapat
digunakan untuk bernafas normal &
untuk keadaan darurat dan operasi
penyelamatan
Escape Sets
Digunakan untuk self rescue dari
confined spaces bila atmosphere
menjadi berbahaya, biasa disebut
dengan PPE.
Airline Systems
Untuk penggunaan yang lama dan bila
SCBA tidak dapat dipakai karena
Breathing Apparatus

Bagaimana menghitung ‘Waktu Pemakaian Kerja’?


Udara (lt)= Kapasitas Cylinder × Tekanan Cylinder
e.g. 6 litres × 200 bar = 1200 litres

Total Pemakaian = Udara / kecepatan bernafas


e.g. 1200 / 40 litres per menit = 30 menit
S.C.B.A

Pemakaian Kerja = Total Duration - Safety Factor


e.g. 30 - 10 = Pemakaian Kerja untuk 20 menit

Airline Systems
• Supplai udara jarak jauh dari cylinder
terpisah atau ‘airbank system’
• 2 pekerja dapat dihubungkan ke satu
airline dengan Y piece connector
• Face Mask & LDV menggunakan tipe
yang sama dengan SCBA biasa
• Biasa digunakan dengan SCBA
jangka pendek untuk supplai udara
dalam keadaan darurat
• Dapat bekerja hingga sejauh 80 meter
dari sumber udara
• Dengan penggantian Cylinder dapat
bekerja terus menerus
Peralatan lain
• Tali penurun
• Barriers
• Safety locks / Do not operate tags
• Road cones
• First Aid Kits
• Resuscitation Apparatus
• Distress signal units
• BA control boards
• Fire Extinguishers
dBA Duration/day.

OSHA NIOSH ACGIH

85 16 jam 8 jam
88 10.6 4
90 8 2.5
91 7 2
94 4.6 1
95 4 47 menit
97 3 30 menit
100 2 15 menit

Temperatur yang didizinkan


Temperatur Lamanya terpapar
30 C 3 Jam.
32 C 2 Jam.
35 C 1 Jam.
37 C 30 menit
41 C 20 menit.
44 C 15 Menit

Dengan masa berselang 30 menit


Who Can Lockout Equipment?

Only Employees who have


been trained and
authorized by management

Items needed for LOTO


▪ Written LOTO schedule
▪ Locks & Tags - identified to the worker
▪ Hasps - for placing locks & tags
▪ Breaker Clips - for electrical LOTO
▪ Blank Flanges (pancakes)- for fluid lines
▪ Valve Covers - for LOTO of Valves
▪ Plug Buckets - for electrical plugs
.
⚫Jika alat isolasi energi
dapat di-locked out, maka
ia harus di-locked out
kecuali sistem tagout
sudah menyediakan
perlindungan penuh
terhadap karyawan.
ISOLASI ENERGY
Tag tidak cukup untuk memastikan energi telah
terisolasi. Penguncian diperlukan agar isolaso
terjamin.
ISOLATION LOCK
COLOR CODING CNOOC
⚫ PRODUCTION BLACK
⚫ MECHANIC BLUE
⚫ ELECTRICAL/BU YELLOW
⚫ INSTRUMENTS GREEN
⚫ POWER/F&C RED

Kegiatan Berbahaya Di Industri Migas


• Kegiatan pemeliharaan
• Pembersihan tangki.
• Bkerja di ruangan terbatas ( Confined Space)
• Pengelasan
• Pengecatan di lokasi berbahaya (mengandung
gas)
• Kendaraan masuk kedalam daerah berbahaya
• Penggunaan alat listrik di lokasi berbahaya
Bekerja di dalam Tangki
Program Keselamatan yang perlu dilakukan untuk bekerja dalam
ruang tertutup adalah sebagai berikut :
• Identifikasi Bahaya
• Pengendalian Bahaya
• Sistem Ijin Kerja tertulis
• Pelatihan Pekerja
• Peralatan Keselamatan khusus
• Prosedur Resque
• Proteksi bahaya ekternal
• Pengawasan tenaga kontrak.

Prosafe Institute
135

Kecelakaan fatal Sedang melakukan pembersihan slude oil.


tangki T103 Cilacap Ada pekerja kontroktor masuk kedlaam
tangki untuk memeriksa peralatan, tanpa
dalam pekerjaan dilengkai ijin kerja. Tiba-tiba lemas,
pembersihan dibantu oleh 2 pekerja lain, masuk ke
dalam juga pingsan. Meninggal 3 orang

Masuk kedalam ruang tertutup tanpa izin kerja dan


tidak dilengkapi dengan peralatan memadai
Potensi Bahaya Ruang Tertutup
POTENSI BAHAYA DALAM RUANG TERTUTUP

• Bahaya dalam ruang tertutup ada beberapa macam yaitu :


• Bahaya Keracunan
• Bahaya kecelakaan
• Bahaya kebakaran
• Kondisi udara dalam ruang tertutup digolongkan atas :
• Oxygen Deficiency
• Flammable Atmosphere
• Toxic Atmosphere

Prosafe Institute
137

Penyebab Kecelakaan

Faktor penyebab kecelakaan dalam ruang tertutup antara lain :


• Kurang perhatian terhadap prosedur dan bahaya.
• Tidak melakukan pengujian gas sebelum memasuki ruangan
• Masuk sendirian tanpa pendamping/pengawas.
• Tidak ada prosedur Lock-Out/Tag-Out.
• Tanpa penjaga/observer
• Tidak cukup alat keselamatan
• Panik dalam kondisi darurat.
• Langkah keadaan darurat kurang memadai.
• Kurang pengetahuan dan latihan.

Prosafe Institute
138
Bahaya Kekurangan Oksigen
Kekurangan Oksigen
• Ruang tertutup biasanya kurang memiliki
ventilasi untuk sirkulasi udara.
• Kadar oksigen dalam ruangan kurang karena
adanya gas lain yang mengisi ruangan
Ruang • Udara mengandung oksigen yang diperlukan
tertutup untuk pernafasan dengan kadar normal
20,8% Oksigen dan sekitar 79% Nitrogen.
• Kebutuhan manusia untuk oksigen minimal
19% Volume.
• Bila kadar oksigen di udara dibawah 19%
disebut Oxygen Deficiency.

Prosafe Institute
139

Bahaya Kekurangan Oksigen


Kekurangan Oksigen >2
Oxygen enriched atmosphere
3%
21 Normal Oxygen in air
%
19,
Minimum for safe entry
5%
Oxygen content

16 Impaired judgement & breathing


%
14
Faulty judgement,rapid fatigue
%

Fainting collapse,nausea vomiting

6% Difficult breathing,death in minute

Prosafe Institute
140
PROSAFE
Gas Respirators
• Industri menghasilkan kontaminan
udara
• Metal casting, welding, grinding,
polishing, spraying, migas
• Tipe kontaminan: debu, mist, fume,
gas, vapor, asap, aerosol
• Pemakaian respirator harus
melalui pelatihan
• Manajemen bertanggung jawab
untuk memilih respirator yang
tepat sesuai indikasi
koes

PROSAFE
TIPE RESPIRATOR
• Air purifier respirator
• Atmosphere supplied respirator
• Self Contain Breathing Apparatus (SCBA)

koes
PROSAFE
AIR PURIFIER RESPIRATOR
• Memindahkan kontaminan tertentu secara
mekanis/kimia
• Digunakan bila atmosfir mengandung cukup
oksigen (21%)
• Sebelum inhalasi udara melewati filter,
cartridge, canister
• Filter mekanis bekerja sebagai pelindung
terhadap debu, mist, dan metal fume
• Tidak dapat digunakan bagi gas atau vapor
• Canister kimia dan cartridge digunakan untuk
vapor dan gas
koes

Breathing Apparatus
Self Contained Breathing Apparatus
Digunakan bila atmosphere tidak dapat
digunakan untuk bernafas normal & untuk
keadaan darurat dan operasi penyelamatan
Escape Sets
Digunakan untuk self rescue dari confined
spaces bila atmosphere menjadi berbahaya,
biasa disebut dengan PPE.
Airline Systems
Untuk penggunaan yang lama dan bila
SCBA tidak dapat dipakai karena kondisi
tempat
PROSAFE

SCBA
• Media dari tanki
yang digendong
• Durasi media
pernapasan sangat
penting
• Tangki cukup berat

koes

Airline Systems
• Supplai udara jarak jauh dari cylinder
terpisah atau ‘airbank system’
• 2 pekerja dapat dihubungkan ke satu airline
dengan Y piece connector
• Face Mask & LDV menggunakan tipe yang
sama dengan SCBA biasa
• Biasa digunakan dengan SCBA jangka
pendek untuk supplai udara dalam keadaan
darurat
• Dapat bekerja hingga sejauh 80 meter dari
sumber udara
• Dengan penggantian Cylinder dapat bekerja
terus menerus
• Dapat dihubungkan dengan telekomunikasi
sistem
Breathing Appratus

Bagaimana menghitung ‘Waktu Pemakaian


Kerja’?

S.C.B.A
Udara (lt)= Kapasitas Cylinder × Tekanan Cylinder
e.g. 6 litres × 200 bar = 1200 litres

Total Pemakaian = Udara / kecepatan bernafas


e.g. 1200 / 40 litres per menit = 30 menit

Pemakaian Kerja = Total Duration - Safety Factor


e.g. 30 - 10 = Pemakaian Kerja untuk 20 menit

Soehatman Ramli 2008

MINUTE VOLUME AIR FLOW RATES

ACTIVITY CUBIC FEET OF AIR MINUTE VOLUME


PER MINUTE LITERS PER MINUTE
Sleep 0.2 6.0

Rest 0.3 9.3

Light Work 0.7 19.7

Medium Work 1.0 29.2

Medium Heavy Work 1.4 40

Heavy Work 2.1 59.5

Maximum Work 4.6 132.0

The above quoted table is from the Los Alamos Scientific Laboratory of The University
of California Manual LA-6671-M entitled “A Guide to Industrial Respiratory
Protection”.
PERMIT SYSTEM

Konsep Ijin Kerja

Potensi
Kegiatan
Kecelakaan,
berbahaya
Kebakaran
di Operasi
dan
Migas
peladakan

IJIN KERJA UNTUK


PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN
Manfaat Ijin Kerja

• Perlindungan Tenaga Kerja & Peralatan


• Mencegah kerugian akibat kecelakaan & Kebakaran
• Meningkatkan sikap tanggungjawab dan disiplin kerja
• Perlindungan hukum (claim) jika terjadi kecelakaan
• Sebagai dasar penyelidikan kecelakaan
• Sebagai alat kontrol – pengawasan K3
• Meningkatkan kinerja K3 perusahaan.
• Memastikan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman
• Memberi arahan cara kerja aman

Philosophy Ijin Kerja


Tujuan sistem Ijin Kerja
• Mencegah kecelakaan.
• Mencegah kebakaran dan peledakan.
• Mencegah gangguan terhadap proses
produksi dan lingkungan sekitarnya.
• Melindungi manusia dan peralatan akibat
kondisi berbahaya.
Prinsip Ijin Kerja
Bahan
bakar

Oksige
Panas
n

1. Mengendalikan Bahan
Bakar
2. Mengendalikan Panas
3. Mengendalikan Oksigen

Sistem Ijin Kerja


Pihak yang terlibat dalam sistem ijin
kerja
Issuing
Authority

Ijin
Kerja
Perrformi
Safety
ng
Advisor
Authority
Jenis Ijin Kerja
1. Ijin Kerja Panas – Hot Work Permit
2. Ijin Kerja Dingin – Cold work Permit
3. Ijin kerja penggalian _ Digging Permit
4. Ijin Kerja Masuk Ruang Tertutup – Entry Permit
5. Ijin Kerja Radioaktif
6. Ijin Kerja Listrik
7. Ijin Kerja di ketinggian
8. Dsb.

Ijin Kerja Panas


• Semua pekerjaan yang menggunakan atau menimbulkan
energi panas atau bunga api yang memiliki cukup energi
untuk proses pembakaran.
• Jenis pekerjaan panas :
– Pengelasan
– merokok, menyalakan api dapur,, korek api
– Menghidupkan kendaraan dengan internal combustion
engine di daerah berbahaya gas
– sand blasting
– Penggunaan alat pneumatik
– Peralatan listrik
– dll
Ijin Kerja Panas

Persyaratan Utama
• Harus bebas gas (gas free)
• Bebas dari sumber bahaya dari
lingkungan, minimal dalam radius 25
meter
• Dilaksanakan pemeriksaan gas secara
berkala

Ijin Kerja Panas

Tindakan pengamanan (safety precaution)

• Memeriksa kondisi gas berbahaya setiap saat


• Mengisolir dan mengamankan semua sumber bahan bakar
seperti perpipaan, parit terbuka, venting dsb
• Memasang tirai air untuk pengamanan sumber panas
Ijin Kerja Dingin
• Semua pekerjaan yang tidak menggunakan
sumber panas atau tidak diperkenankan
menimbulkan sumber panas.
• Jenis pekerjaan Dingin :
– Menggunakan martil besi didaerah gas
(tindakan anti bunga api)
– Mengecat di daerah berbahaya
– Perbaikan pompa atau peralatan proses
yang sedang beroperasi
– Menggali di daerah unit proses
– dll

GAS TEST FOR WORK PERMIT

• Sebelum melakukan Common flammable


gases/liquids in refinery are -
• All petroleum products,Crude and intermediates
• Hydrogen
• LPG
• Common toxic gases in refinery -
• H2S, CO,NH3,CL2, etc.
AGENDA WORKSHOP

1 INTRODUCTION & BACKGROUND

2 ACCIDENT PREVENTION

3 ACCUP SAFETY HEALTH FOR IM


AGENDA
WORKSHOP
4 HSE FOR INSPEKTION & MAINTANANCE

5 PUBLIC SAFETY

6 EMERGENCY RESPONSE

PUBLIC SAFETY

• PENYULUHAN BAHAYA MIGAS


Keselamatan Umum
• TANDA PERINGATAN/ LARANGAN
(Public Safety)
• SERTIFIKAT KELAIKAN
• SERTIFIKAT KOMPETENSI
• TANDA KESELAMATAN PRODUK
Penyuluhan Terhadap Masyarakat Sekitar perushaan

• Penjelasan keberadaan tentang perusahaan.


• Bahaya dan proteksi yang telah dilakukan
sehingga masyarakat tentram.
• Jangan Panik bila terjadi Up normal di pabrik.
• Personnel Contact di Masyarakat
OVERVIEW SYMBOL K3 –
Jenis Symbol K3
.
Peringatan Terhadap Bahaya

Perintah

Larangan

Keadaan Darurat

Bahaya Kebakaran

OVERVIEW SYMBOL K3
Contoh Symbol K3
AGENDA WORKSHOP

1 INTRODUCTION & BACKGROUND

2 ACCIDENT PREVENTION

3 ACCUP SAFETY HEALTH FOR IM


AGENDA
WORKSHOP
4 HSE FOR INSPEKTION & MAINTANANCE

5 PUBLIC SAFETY

6 EMERGENCY RESPONSE

KEADAAN TANGGAP DARURAT

❖ Keadaan Darurat:
Keadaan/kejadian yang tidak direncanakan dan
berada di luar kontrol manusia sehingga dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup,
antara lain, kebakaran, huruhara, bencana alam dan
kebocoran radiasi di lingkungan kerja.

❖Contoh Keadaan Tanggap Darurat :


Kebakaran - Gempa Bumi – Banjir - Ancaman Bom –
Huru-Hara
Persyaratan
Instalasi harus siap menghadapi kondisi darurat
yang mencakup :
• Sumberdaya
• SDM
• Organisasi
• Prosedur
• Bantuan eksternal

Mengembangkan Perencanaan

⚫ Pada saat emergency. Semua orang perlu


1. Apa peran saya
2. Dimana seharusnya saya pergi?

⚫ Beberapa fasilitas dibutuhkan untuk


mengembangkan:
1. Emergency escape procedures dan routes
2. Procedur utk pekerja yang menshutdownkan operasi kritikal
sebelum evakuasi.
3. Procedur untuk menghitung para pekerja, pengunjung/tamu,
kontraktor sesudah evakuasi komplit.
4. Rescue and tugas medical
5. Procedur utk pelaporan emergency
Ismt6. Nama personil atau departemen yg dihubungi
⚫ Mengambil
peran
⚫ Dimana?
Pada saat emergency.
Semua orang perlu
1. Apa peran saya ???
2. Dimana seharusnya
saya pergi ???

ISMT

⚫ Emergency Response Procedures


Prosedure spesifik mungkin diperlukan spt ancaman bom,
badai, untuk fungsi2 sbb:
⚫ Peringatan pekerja dan pelanggan
⚫ Komunikasi dgn personil dan masyarakat.
⚫ Pelaksanaan evakuasi dan penghitungan semua
orang
⚫ Pengelolaandan
⚫ Pengaktifan aktifitas response Crisis center
pengoperasian
⚫ Fighting fires
⚫ Shutting down operations
⚫ Proteksi catatan vital
⚫ Pemulihan operasi
Tugas ANDA Saat Emergency
APA?
1. Saat pemeriksaan di dalam tangki

c. LIFE
& Routes & Exits
SAFETY
⚫ Evacuation
Planning tanggung jawabnya
⚫ Assembly Areas
dan
⚫ Training dan
informasi
⚫ Shelter keluarga

Kesiagaan

Ismt
Emergency
Evacuation
3. Specific Evacuation Procedures
Routes dan Exits: Buat map dengan tanda panah
yang dirancang untuk
route keluar tempat kerja
Maps harus termasuk:
• Lokasi dari exits;
• Assembly points; dan
• Peralatan yang mungkin diperlukan dalam
kondisi emergency

Tanda-tanda emergency
Meeting
Room 31B

Assembly
area
MOHON MAAF JIKA ADA YANG TIDAK BERKENAAN

Anda mungkin juga menyukai