Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

REGULASI PADA WILAYAH KERJA PANAS BUMI DAN


K3, KETEKNIKAN DAN LINGKUNGAN PANAS BUMI

Bogor, 05 Juni 2023


LATAR BELAKANG

1) Kegiatan pengusahaan panas bumi merupakan kegiatan yang memiliki resiko


yang cukup tinggi (high risk);
2) Pemeriksaan Keselamatan Kerja merupakan upaya deteksi dini pencegahan
dan pengendalian bahaya dengan menghilangkan sumber nya
3) Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya dilakukan dengan penerapan
K3 yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat
meningkatkan hasil produksi;
4) Sumber Daya Manusia harus dilindungi oleh peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja; dan
5) Memberikan kepastian bahwa kegiatan yang dilakukan telah memenuhi
persyaratan peraturan perundang undangan yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
DASAR HUKUM

1) UNDANG – UNDANG
 UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja;
 UU No. 21/2014 tentang Panas Bumi.
2) PERATURAN PEMERINTAH
 Mijen Polite Reglement No. 341 Tahun 1930;
 PP No. 19/1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 Dibidang Pertambangan;
 PP No. 50/2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3;
 PP No. 7/2017 tentang Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
3) PERATURAN MENTERI
 Peraturan Menteri ESDM Nomor 33 Tahun 2021 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Kaidah Teknis Panas
Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN K3LL PANAS BUMI
(UU No. 21 Tahun 2014)

Pasal 61:
Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan pengusahaan panas bumi untuk
Pemanfaatan Tidak Langsung yang dilakukan oleh pemegang Izin Panas Bumi.

Pasal 62:
Pembinaan dan pengawasan terhadap pengusahaan panas bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung paling
sedikit meliputi:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Lindungan lingkungan
Pasal 63:
Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan pengusahaan panas bumi untuk Pemanfaatan Tidak
Langsung yang dilakukan oleh pemegang Izin Panas Bumi meliputi:
a. Eksplorasi i. Pengembangan tenaga kerja Indonesia
b. Studi Kelayakan j. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
c. Eksploitasi dan Pemanfaatan setempat
d. Keuangan k. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan
e. Pengolahan data Panas Bumi teknologi panas bumi
f. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) l. Penerapan kaidah keteknikan yang baik dan
g. Pengelolaan lindungan lingkungan dan benar
reklamasi m. Kegiatan lain yang menyangkut kepentingan
h. Pemanfaatan barang, jasa, teknologi serta umum
kemampuan rekayasa dan rancang bangun dlm
negeri
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BERDASARKAN PERMEN ESDM NO. 33 TAHUN 2021

Pasal 111:
a. Penerapan K3 dan Keteknikan Panas Bumi oleh Pelaksana PSPE atau Pemegang IPB;
b. Pengendalian Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan pada pelaksanaan kegiatan Panas Bumi oleh Pelaksana PSPE
atau Pemegang IPB; dan
c. Penyelenggaraan Usaha Penunjang Panas Bumi oleh Perusahaan Usaha Penunjang Panas Bumi.
Pasal 112:
d. Menteri melalui Direktur Jenderal melaksanakan pembinaan dan pengawasan
e. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, Direktur Jenderal mengangkata Inspektur
f. Inspektur dipimpinan oleh Kepala Inspektur (KAPIT)
g. Dalam hal inspektur jumlahnya belum mencukupi untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan, Kepala Inspektur
dapat menugaskan Pelaksana Inspeksi.
Pasal 113
Kewenangan Kepala Inspektur Panas Bumi antara lain:
h. Merumuskan dan/atau menetapkan kebijakan
i. Melakukan bimbingan teknis
j. Mengangkat atau memberhentikan KTPB
k. Memberikan rekomendasi;
l. Memasuki WPSPE atau Wilayah Kerja setiap saat
m. Melakukan inspeksi
n. Melakukan Audit
o. Melakukan pemeriksaan keselamatan kerja
p. Melakukan investigasi panas bumi
q. Mengusulkan untuk dilakukan penyelidikan
r. Memberikan sanksi administratif
s. Dsb.
KEWAJIBAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 90 PP 7/2017

terpenuhinya
jaminan
keselamatan tersedianya
tersedianya terselenggaranya terpenuhinya
personil, prosedur
organisasi dan administrasi metode dan proses
keselamatan umum, penanganan dan
personil pengelolaan kerja yang aman,
keselamatan analisis
keselamatan dan keselamatan dan instalasi dan andal, dan ramah
kecelakaan dan
kesehatan kerja kesehatan kerja peralatan, dan lingkungan
kesehatan kerja
keselamatan
lingkungan kerja
Pemegang IPB wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja paling sedikit meliputi
KETEKNIKAN PANAS BUMI
Pasal 92 PP 7/2017

Kaidah teknis yang baik dan benar • terlaksananya kaidah keteknikan


Panas Bumi; dan
dalam melaksanakan Eksplorasi, •
terpenuhinya standar nasional atau
Eksploitasi, dan pemanfaatan standar lain dalam pelaksanaan
paling sedikit meliputi: kegiatan pengusahaan Panas Bumi.

• Keteknikan hulu meliputi keteknikan


pelaksanaan kegiatan pengambilan uap
Keteknikan Panas Bumi terdiri atas dari reservoir sampai dengan pengaliran
fluida ke pembangkit listrik.
keteknikan hulu dan keteknikan •
Keteknikan hilir meliputi keteknikan
hilir. pelaksanaan proses pengubahan energi
panas bumi dan/atau fluida menjadi
energi listrik.

Pengaturan mengenai keteknikan


hilir berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagalistrikan.
Dasar Pelaksanaan
Pasal 28 ayat (2) huruf d yang intinya menyatakan
Pemenuhan jaminan keselamatan paling sedikit melalui
d. penggunaan instalasi dan peralatan yang laik fungsi serta teknik yang
dipergunakan telah lulus uji;

Pasal 38
(1)Pelaksana PSPE atau pemegang IPB wajib menggunakan instalasi dan peralatan
yang laik fungsi serta teknik yang dipergunakan telah lulus uji sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) huruf d
(2) Penggunaan instalasi dan peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa pemilikan persetujuan laik fungsi terhadap setiap instalasi, peralatan,
dan teknik yang dipergunakan dalam Kegiatan Panas Bumi

Pasal 113 huruf I


Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 111, Kepala Inspektur berwenang
I. Melakukan pemeriksaan keselamatan kerja

Pasal 146 - 149 mengenai Pemeriksaan Keselamatan Kerja

Lampiran V
PERBANDINGAN PENGATURAN SEBELUM DAN SETELAH PERMEN ESDM 33/2021
PENGATURAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 33
NO. HAL YANG DIATUR PENGATURAN SEBELUMNYA TAHUN 2021
1. Mengacu kepada: 1. Menghapus mekanisme pemberian jaminan keselamatan pada
a. Peraturan Menteri ESDM Nomor 06.P/0746/M.PE/1991 tentang Pemeriksaan instalasi, peralatan, dan teknik yang dipergunakan dilakukan oleh
Keselamatan Kerja Atas Instalasi, Peralatan, dan Teknik Yang Dipergunakan Direktorat Jenderal EBTKE melalui penerbitan Sertifikat Kelayakan
Dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Penggunaan (SKPP), Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI),
Panas Bumi Welding Procedure Specification and Procedure Qualification Record,
b. Peraturan Direktur Jenderal EBTKE Nomor 387 K/30/ DJE/ 2012 tentang dan Sertifikat Juru Las
Penerbitan Sertifikat Kelaikan Pedoman Tatacara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi, 2. Menetapkan mekanisme pemberian jaminan keselamatan pada
Peralatan, dan Teknik Yang Dipergunakan Dalam Pengusahaan Panas Bumi instalasi, peralatan, dan teknik yang dipergunakan oleh KTPB atau
2. Pemberian jaminan keselamatan pada instalasi, peralatan, dan teknik yang Perusahaan Inspeksi melalui penerbitan Pengesahaan Laik Fungsi
dipergunakan dilakukan oleh Direktorat Jenderal EBTKE melalui penerbitan (PLF) .
Sertifikat Kelayakan Penggunaan (SKPP), Sertifikat Kelayakan Penggunaan
Instalasi (SKPI), Welding Procedure Specification and Procedure Qualification
Record, dan Sertifikat Juru Las
1. Instalasi, terdiri atas: 1. Instalasi, terdiri atas:
a. Instalasi Pengeboran; a. Instalasi Pengeboran;
b. Instalasi Penyemenan;
2. Peralatan, terdiri atas: c. Instalasi Pengeboran Dengan Udara (Aerated Drilling); dan
a. Pesawat Angkat; d. Instalasi Lapangan Fluida Panas Bumi (Fluid Collecting and
b. Bejana Tekan; reinjection System).
c. Katup Pengaman;
d. Peralatan Pipa Penyalur; 2. Peralatan, terdiri atas:
e. Peralatan Putar; a. Pesawat Angkat dan Angkut;
f. Peralatan Listrik; dan b. Bejana Tekan;
Jenis Instalasi dan Peralatan serta c. Katup Pengaman;
Teknik yang Dipergunakan 3. Teknik yang dipergunakan, terdiri atas: d. Tangki Bahan Bakar;
a. Spesifikasi prosedur las (welding procedure specification); e. Peralatan Pipa Penyalur;
b. rekaman kualifikasi prosedur (Procedure Qualification Record); dan f. Peralatan Putar;
c. Sertifikat Kualifikasi Juru Las. g. Peralatan Listrik; dan
h. Peralatan Ukur.
3. Teknik yang dipergunakan, terdiri atas:
a. Spesifikasi prosedur las (welding procedure specification);
b. rekaman kualifikasi prosedur (Procedure Qualification Record); dan
c. Sertifikat Kualifikasi Juru Las.
JAMINAN KESELAMATAN PEGAWAI, KESELAMATAN UMUM, KESELAMATAN
INSTALASI DAN PERALATAN DAN KESELAMATAN LINGKUNGAN KERJA
Pasal 28 ayat (2)
Pelaksana PSPE atau pemegang IPB wajib melaksanakan pemenuhan jaminan keselamatan paling sedikit melalui
d. Penggunaan instalasi dan perlatan yang laik fungsi serta Teknik yang dipergunkan telah lulus uji

Pasal 38
Instalasi, Peralatan, dan Teknik yang Dipergunakan Tahapan persetujuan laik fungsi
1) Pelaksana PSPE atau Pemegan IPB wajib menggunakan
instalasi dan peralatan yang laik fungsi serta teknik yang Penelaahan Merupakan evaluasi secara sistematis dan independen dari
dipergunakan telah lulus uji; desain suatu rancangan desain instalasi dan peralatan pada
2) Penggunaan instalasi dan peralatan berupa pemilikan Kegiatan Panas Bumi.
persetujuan laik fungsi terhadap setiap instalasi, peralatan
dan teknik yang dipergunakan dalam kegiatan panas bumi;
3) Persetujuan laik fungsi meliputi tahapan: Inspeksi Pelaksanaan Inspeksi Teknis dilakukan bersamaan dengan
a. Penelaahan desain; teknis
b. Inspeksi Teknis; dan Pemeriksaan Keselamatan Kerja *) yang dilaksanakan oleh
c. Penerbitan persetujuan laik fungsi. Kepala Inspektur
4) Penelaahan desain merupakan evaluasi secara sistematis dan
Penerbitan
independen dari suatu rancangan desain instalasi dan
peralatan pada kegiatan panas bumi; persetujuan Penerbitan persetujuan laik fungsi berdasarkan:
5) Pelaksanaan Inspeksi Teknis dilakukan bersamaan dengan laik fungsi a. hasil Inspeksi Teknis **)
Pemeriksaan Keselamatan Kerja yang dilaksanakan oleh b. hasil Pemeriksaan Keselamatan Kerja
Kepala Inspektur;
6) Pemeriksaan Keselamatan Kerja dilaksanakan berdasarkan
permohonan yang disampaikan secara tertulis oleh Pelaksana *) Pemeriksaan Keselamatan Kerja dilaksanakan berdasarkan
PSPE atau Pemegang IPB kepada Kepala Inspektur; permohonan yang disampaikan secara tertulis oleh pelaksana
7) Penerbitan persetujuan laik fungsi dilakukan berdasarkan: PSPE atau pemegang IPB kepada Kepala Inspektur.
a. Hasil Inspeksi Teknis
b. Hasil Pemeriksaan Keselamatan Kerja
8) Dalam hal diperlukan, laporan akhir Inspeksi Teknis memuat **) Dalam hal diperlukan, laporan akhir hasil Inspeksi Teknis
hasil penelaahan desain; memuat hasil penelaahan desain
9) Penelaahan desain, Inspeksi Teknis dan Penerbitan
persetujuan laik fungsi dilaksanakan sesuai dengan pedoman
penggunaan instalasi dan peralatan yang laik fungsi serta
teknik yang dipergunakan telah lulus uji.
Jaminan Kelaikan Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan
pemberian jaminan K3 dan Keteknikan Panas Bumi
LAMPIRAN V serta Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan
PEDOMAN PENGGUNAAN Lingkungan terhadap:
a. Pembuatan desain; pelaksana PSPE atau pemegang
INSTALASI DAN PERALATAN YANG
b. pembangunan; IPB melaksanakan :
LAIK FUNGSI SERTA TEKNIK YANG 1. Penelaahan Desain
c. pengoperasian;
DIPERGUNAKAN TELAH LULUS UJI 2. Inspeksi Teknis
d. pemeliharaan;
e. Pengujian; 3. Penerbitan Persetujuan Laik
f. Pemeriksaan; dan Fungsi
g. pelaksanaan

Jenis Peralatan, Instalasi, dan Teknik Yang Dipergunakan

1. Instalasi: 2. Peralatan: 3. Teknik yang dipergunakan:


a. Instalasi Pengeboran; a. Pesawat Angkat dan Angkut; a. Spesifikasi prosedur las
b. Instalasi Penyemenan; b. Bejana Tekan; (welding procedure
c. Instalasi Pengeboran c. Katup Pengaman; specification);
Dengan Udara (Air d. Tangki Bahan Bakar; b. rekaman kualifikasi
Drilling); dan e. Peralatan Pipa Penyalur; prosedur (Procedure
d. Instalasi Lapangan Fluida f. Peralatan Putar; Qualification Record); dan
Panas Bumi (Fluid g. Peralatan Listrik; dan c. Sertifikat Kualifikasi Juru Las.
Collecting and reinjection h. Peralatan Ukur.
System).
JENIS INSTALASI, PERALATAN, DAN/ATAU TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN YANG
WAJIB DIBERIKAN JAMINAN KELAIKAN

Instalasi Teknik yang dipergunakan


 instalasi pengeboran (rig), adalah instalasi yang digunakan  spesifikasi prosedur las (welding procedure spesification)
untuk kegiatan Pengeboran Sumur Panas Bumi; adalah dokumen teknik yang berisikan variable parameter
pengelasan yang dibuat sebagai acuan bagi juru las dalam
 instalasi penyemenan, adalah instalasi yang digunakan melakukan pekerjaan pengelasan sesuai dengan standar dan
untuk kegiatan penyemenan pada operasi kegiatan prosedur yang diacu
Pengeboran Sumur Panas Bumi
 rekaman kualifikasi prosedur (procedure qualification record)
 instalasi pengeboran dengan udara (aerated drilling), adalah dokumen teknis yang berisikan hasil pengelasan
adalah instalasi yang digunakan untuk kegiatan secara aktual berdasarkan spesifikasi prosedur las, standar,
pengeboran dengan udara (air drilling) pada operasi dan prosedur yang diacu
kegiatan Pengeboran Sumur Panas Bumi
 kualifikasi juru las adalah dokumen teknik yang menunjukkan
 instalasi lapangan fluida Panas Bumi (fluid collecting and kemampuan juru las dalam melakukan proses kerja
reinjection system), adalah rangkaian peralatan dan berdasarkan spesifikasi prosedur las yang diacu
pendukungnya dari kepala sumur sampai dengan turbin
yang digunakan untuk pengusahaan Panas Bumi untuk
pemanfaatan tidak langsung
JENIS INSTALASI, PERALATAN, DAN/ATAU TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN YANG
WAJIB DIBERIKAN JAMINAN KELAIKAN

Peralatan
 pesawat angkat dan angkut adalah peralatan yang  peralatan pipa penyalur adalah peralatan pipa berikut
digunakan untuk mengangkat dan mengangkut barang, fasilitasfasilitas terkait yang digunakan untuk menyalurkan
material, peralatan, atau orang pada Kegiatan Panas Bumi fluida Panas Bumi dan/atau fluida kerja untuk memutar
turbin
 bejana tekan dan sejenisnya adalah peralatan yang bekerja
dengan tekanan kerja di dalam peralatan melebihi ½
 peralatan putar adalah peralatan kompresor untuk
Atmosfer [atm] tekanan (gauge), atau bejana vakum
dengan tekanan kerja di dalam peralatan kurang dari 1 memampatkan gas, dan pompa untuk memindahkan fluida
Atmosfer absolut yang digunakan pada pada Kegiatan Panas Bumi berupa brine atau kondensat pada Kegiatan
Panas Bumi; Panas Bumi

 katup pengaman adalah katup yang bekerja atau berfungsi  peralatan listrik adalah peralatan generator, steam turbin
karena adanya tekanan statis masukan (inlet pressure) dan generator, transformer, switchgear, dan motor control center
bersifat dapat membuka atau membuang tekanan berlebih yang digunakan untuk membangkitkan, mendistribusikan,
secara otomatis, yang berfungsi melindungi peralatan atau
dan mengendalikan sistem tenaga listrik untuk menunjang
instalasi pada Kegiatan Panas Bumi
operasi pada Kegiatan Panas Bumi
 tangki bahan bakar adalah peralatan tangki yang dilas atau
dikeling atau bolted dengan tekanan atmosfer yang  peralatan ukur adalah peralatan yang digunakan untuk
digunakan untuk penyimpanan minyak atau gas sebagai membaca dan mengukur besaran atau nilai temperatur,
bahan bakar untuk menunjang operasi pada Kegiatan tekanan, berat, atau jumlah dan laju alir fluida atau listrik
Panas Bumi pada pada Kegiatan Panas Bumi
ALUR PROSES PEMENUHAN JAMINAN KESELAMATAN PADA
INSTALASI, PERALATAN, DAN TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN

Berdasarkan PERMEN ESDM NO 33/2021

• Inspeksi Tekis dilaksanakan 1. Instalasi, terdiri atas:


Pemegan Penelaaha Pemeriksaan bersamaan dengan a. Instalasi Pengeboran;
n Desain KTPB Keselamatan • KTPB dan/ Pemeriksaan Keselamatan
g IPB atau b. Instalasi Penyemenan;
atau Kerja dan atau PI**
Pelaksana kerja c. Instalasi Pengeboran Dengan
LE* Inspeksi • KAIP
PSPE
Teknis • Berita Acara Pemeriksaan Udara (Aerated Drilling); dan
Keselamatan kerja sebagai d. Instalasi Lapangan Fluida Panas
dasar penerbitan persetujuan Bumi (Fluid Collecting and
• Hasil Inspeksi laik fungsi reinjection System)
Persetujuan Laporan Hasil Tidak ada Teknis
Laik Fungsi Inspeksi Teknis temuan • Berita Acara • Berita Acara Pemeriksaan
Kerja harus mendapat nomor 1. Crane
oleh KTPB dan Pemeriksaan Pemeriksaan 2. Peralatan, terdiri atas:
registrasi dari Ditjen EBTKE 2. Forklift
atau PI Keselamatan Kerja Keselamatan a. Pesawat Angkat dan Angkut; 3. Backhoe Loader
Kerja • Satu Berita Acara b. Bejana Tekan; 4. Excavator
Ket. Pemeriksaan atas peralatan 5. Manlift
c. Katup Pengaman;
Penelaahan Desain hanya Ada dapat berisi lebih dari 1 d. Tangki Bahan Bakar;
untuk peralatan dan temuan
Temuan peralatan yang sejenis dalam e. Peralatan Pipa Penyalur;
instalasi yang: KAIP
• baru dan bukan ditindaklanjuti Tindak Lanjut periode pemeriksaan yang f. Peralatan Putar;
menerbitkan Temuan dan sama, kecuali untuk pesawat g. Peralatan Listrik; dan
produksi masal
rekomendasi dilaporkan dokuen angkat pipa penyalur.
• modifikasi kepada KAIP
h. Peralatan Ukur.
• tidak memiliki data pendukung
• Untuk Berita Acara
enjiniring 3. Teknik yang dipergunakan, terdiri
pemeriksaan atas instalasi, 1
berita acara untuk 1 instalasi atas:
Ket. a. Spesifikasi prosedur las (welding
*Dalam pelaksanaan Penelaahan Desain, Pemegang IPB/Pelaksana PSPE dapat • Nomor Registrasi Berita Acara procedure specification);
menunjuk LE jika KTPB tidak dapat melakukan Inspeksi Teknis Pemeriksaan Kerja harus b. rekaman kualifikasi prosedur
**Dalam pelaksanaan Inspeksi Teknis , Pemegang IPB/Pelaksana PSPE dapat dicantumkan dalam
menunjuk PI jika KTPB tidak dapat melakukan Inspeksi Teknis
(Procedure Qualification Record);
persetujuan laik fungsi dan
LE: Lembaga Enjiniring
PI: Pelaksana Inspeksi (semula disebut PJIT) c. Sertifikat Kualifikasi Juru Las.
PENELAAHAN DESAIN

Kapan?
instalasi dan/atau peralatan yang baru Siapa yang melaksanakan?
dibuat oleh perusahaan manufaktur 1. Sebelum instalasi dan/atau Hasil Penelaahan Desain
peralatan dibangun; atau 1. KTPB atau
berdasarkan pesanan dan bukan 2. Lembaga Enjiniring
merupakan produksi massal 2. Sebelum dilakukan Paling sedikit meliputi
penambahan atau perubahan 1. daftar standar sesuai dengan
instalasi dan/atau peralatan lama yang terhadap instalasi dan/atau lingkup instalasi;
akan dimodifikasi; peralatan Persyaratan Pelaksanaan Penelaahan 2. analisa dan mitigasi risiko;
instalasi dan/atau peralatan lama yang Desain oleh Lembaga Enjiniring 3. parameter operasi dan filosofi
tidak memiliki data enjiniring secara pada saat proses Inspeksi Teknis desain;
memiliki tenaga ahli dengan
lengkap *) dalam rangka penerbitan 4. sistem proteksi keselamatan;
kompetensi dan kualifikasi yang sesuai
persetujuan laik fungsi. 5. teknologi yang digunakan;
memiliki sistem manajemen mutu yang 6. dokumen lingkungan hidup
tersertifikasi oleh lembaga akreditasi; (AMDAL atau UKL-UPL)
Ruang Lingkup Penelaahan Desain: dan/atau persetujuan
1. kesesuaian penggunaan standar lingkungan; dan
merupakan perusahaan enjiniring yang
2. manajemen risiko 7. umur layan (life time) desain
berbadan hukum Indonesia dan terdaftar
3. dokumen lingkungan instalasi dan/atau peralatan
di Kementerian.
4. spesifikasi teknis
5. penerapan kaidah keteknikan yang baik
Pelaksana penelaahan desain bukan
6. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, kemampuan
merupakan pembuat desain
rekayasa, dan rancang bangun dalam negeri
Perusahaan Inspeksi dapat melakukan pelaksanaan
INSPEKSI TEKNIS Inspeksi Teknis apabila memenuhi:
1. Persyaratan Umum
Berdasarkan 2. Persyaratan Administrasi
Pelaksana 3. Persyaratan Sumber Daya
1. jangka waktu tertentu;
2. hasil analisis risiko; KTPB atau Perusahaan
Inspeksi yang memenuhi 1. Persyaratan Umum Inspeksi Teknis oleh Perusahaan
persyaratan Inspeksi

Inspeksi Teknis dilakukan 1. tidak berpihak atau independen;


Dilaksanakan saat
bersamaan dengan 2. bebas dari tekanan komersial, keuangan, dan tekanan
instalasi/peralatan lainnya yang dapat mempengaruhi pekerjaan dengan
Pemeriksaan Keselamatan
1. Akan dibangun; Kerja yang dilaksanakan menyampaikan surat pernyataan;
2. Sedang dipasang atau dibangun; oleh Kepala Inspektur 3. menjaga kerahasiaan hasil inspeksi, kecuali
3. Telah dipasang atau dibangun; dipersyaratkan oleh hukum;
4. Telah beroperasi; dan/atau 4. memahami dan mematuhi peraturan perundang-
5. Sewaktu-waktu dianggap perlu Berdasarkan hasil Inspeksi undangan khususnya peraturan terkait dengan K3,
Teknis (Berita Acara Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan
Pemeriksaan Keselamatan Keteknikan Panas Bumi pada Kegiatan Panas Bumi;
Kerja dan Laporan Hasil 5. memiliki permodalan dibuktikan dengan laporan
Inspeksi Teknis) KTPB atau keuangan yang diaudit oleh lembaga keuangan
perusahaan inspeksi dapat independen; dan
menerbitkan persetujuan laik
6. mampu mempresentasikan kemampuan inspeksi di
fungsi hadapan Kepala Inspektur.
Persyaratan Perusahaan Inspeksi

2. Persyaratan Administrasi 3.1 Persyaratan Umum tenaga ahli Pelaksana inspeksi dan pendukung
1. berbadan hukum Indonesia;
2. terdaftar di Kementerian; 1. Warga Negara Indonesia;
3. bukan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, fabrikasi,
2. sehat jasmani dan rohani;
enjiniring, dan konsultan enjiniring;
4. memiliki sistem manajemen K3, Perlindungan dan Pengelolaan 3. berpendidikan paling rendah setingkat sarjana strata satu (S1)
Lingkungan Hidup, dan manajemen mutu yang tersertifikasi oleh Teknik dengan pengalaman paling sedikit 2 (dua) tahun atau
lembaga yang terakreditasi; diploma tiga (D3) Teknik dengan pengalaman paling sedikit 5 (lima)
5. memiliki struktur organisasi yang menunjukkan kedudukan tahun;
pimpinan tertinggi sampai dengan tenaga ahli Pelaksana 4. berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun;
Inspeksi, tenaga ahli pendukung, dan tenaga pendukung; 5. berstatus pegawai tetap dan memiliki nomor pokok wajib pajak;
6. telah dilakukan penilian kesesuaian sebagai lembaga inspeksi
6.memiliki persyaratan kompetensi termasuk persyaratan
dengan tipe A sesuai SNI ISO/IEC 17020 oleh lembaga yang
terakreditasi; dan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis, keterampilan, dan
7. memiliki tenaga ahli Pelaksana Inspeksi, tenaga ahli pendukung, pengalaman;
dan tenaga pendukung 7. memiliki uraian tugas, tanggung jawab, dan kewenangan yang
terdokumentasi;
3. Persyaratan Sumber Daya 8.memiliki sertifikat kompetensi kerja dan kualifikasi yang diterbitkan
oleh:
1. Persyaratan umum;
- lembaga sertifikasi kompetensi; dan
a. Tenaga ahli pelaksana inspeksi
b. Tenaga ahli pendukung
- lembaga sertifikasi profesi nasional dan/atau internasional yang
2. Persyaratan Khusus mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional dan/atau
a. Tenaga ahli pelaksana inspeksi internasional.
b. Tenaga ahli pendukung
3. Persyaratan Tenaga Pendukung
4. Persyaratan peralatan, standar, dan prosedur
Persyaratan Perusahaan Inspeksi

3.2.a Persyaratan Khusus tenaga ahli Pelaksana inspeksi


Bidang Inspeksi Persyaratan kompetensi kerja Bidang Inspeksi Persyaratan Kompetensi Kerja

instalasi Pelaksana Inspeksi instalasi pengeboran (rig inspector) peralatan katup Pelaksana Inspeksi katup pengaman (pressure safety
pengeboran (rig), pengaman valve inspector)
Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector) Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector)
instalasi Pelaksana Inspeksi peralatan bejana tekan (pressure peralatan tangki Pelaksana Inspeksi bejana tekan (pressure vessel
penyemenan dan vessel inspector) bahan bakar inspector) atau Pelaksana Inspeksi tangki bahan bakar
pengeboran (fuel tank inspector)
dengan udara (air Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector);
Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector)
drilling)
peralatan putar Pelaksana Inspeksi peralatan putar (rotating inspector
instalasi lapangan Pelaksana Inspeksi bejana tekan (pressure vessel
fluida Panas Bumi inspector), peralatan listrik Pelaksana Inspeksi peralatan listrik (electrical inspector)
(fluid collecting peralatan ukur Pelaksana Inspeksi peralatan ukur
and reinjection Pelaksana Inspeksi pipa penyalur (pipeline inspector)
system) Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector); teknik yang Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector).
dipergunakan,
peralatan pesawat Pelaksana Inspeksi pesawat angkat dan angkut (crane
angkat - angkut inspector) dan
Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector)
peralatan bejana Pelaksana Inspeksi Bejan Tekan (pressure Vessel
tekan, inspector)
Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector)
peralatan pipa Pelaksana Inspeksi pipa penyalur (pipeline inspector)
penyalur,
Pelaksana Inspeksi pengelasan (welding inspector);
Persyaratan Perusahaan Inspeksi

3.2.b Persyaratan khusus tenaga ahli pendukung 3.4 Persyaratan peralatan, standar, dan prosedur
a. memiliki standar sesuai bidang inspeksi;
1. tenaga ahli bidang uji tidak merusak (non destructive
b. memiliki peralatan inspeksi yang berfungsi dengan baik dan
test) harus memiliki sertifikat kompetensi kerja atau
terkalibrasi (untuk yang memerlukan kalibrasi) serta
kualifikasi bidang Pelaksana Inspeksi uji tidak merusak
fasilitas pendukung lainnya;
(non destructive test) level II;
c. memiliki prosedur inspeksi secara rinci sesuai dengan jenis
2. tenaga ahli bidang keselamatan dan kesehatan kerja
instalasi, peralatan, dan teknik yang dipergunakan antara
harus memiliki sertifikat kompetensi kerja bidang
lain meliputi prosedur inspeksi, prosedur penelahaan
keselamatan dan kesehatan kerja;
dokumen, prosedur pemeriksaan teknis, prosedur
3. tenaga ahli bidang lingkungan harus memiliki sertifikat
pengujian teknis, dan prosedur penerbitan pengesahan laik
kompetensi kerja bidang perlindungan dan pengelolaan
fungsi;
lingkungan hidup; dan
d. memiliki sistem pengendalian perintah kerja untuk
4.tenaga ahli bidang instrumentasi harus memiliki sertifikat
memastikan pekerjaan inspeksi sesuai dengan keahliannya
kompetensi kerja bidang instrumentasi.
dan memiliki sumber daya yang memadai; dan
e. memelihara dokumen hasil inspeksi
3.3 Persyaratan tenaga pendukung

Tenaga pendukung harus memiliki pengetahuan dan


kompetensi bidang kontrol dokumen, arsiparis, sistem
informasi dan teknik informatika
Persyaratan Perusahaan Inspeksi
Ketentuan Tenaga Ahli Utama dan Pendukung Perusahaan Inspeksi
Ketentuan Permohonan Pemeriksaan keselamatan Kerja
a. disampaikan secara tertulis kepada Kepala Inspektur;
b. dilengkapi dengan;
1. rencana inspeksi (inspection test plan/ITP) yang memuat paling sedikit memuat:
a. daftar dokumen yang akan ditelaah;
b. daftar komponen atau item dari instalasi, peralatan, dan teknik yang dipergunakan yang akan diinspeksi;
c. daftar pengujian yang akan dilakukan;
d. standar dan prosedur pemeriksaan teknis dan pengujian teknis yang diacu;
e. kriteria penerimaan hasil penelahaan dokumen, pemeriksaan, dan pengujian (acceptance criteria); dan
f. lembar tanda tangan

2. hasil penelaahan desain untuk instalasi dan peralatan yang memenuhi ketentuan:
a. instalasi dan/atau peralatan yang baru dibuat oleh perusahaan manufaktur berdasarkan pesanan dan bukan merupakan produksi massal;
b. instalasi dan/atau peralatan lama yang akan dimodifikasi; dan
c. instalasi dan/atau peralatan lama yang tidak memiliki data enjiniring secara lengkap.

3. hasil analisis risiko bila menggunakan metode Inspeksi Teknis berdasarkan hasil analisis risiko

4. hasil penilaian perpanjangan umur layan (life time) untuk instalasi dan/atau peralatan yang telah melewati batas umur layan (life time);

5. daftar dan spesifikasi umum dari instalasi, peralatan, dan teknik yang dipergunakan yang akan dilakukan Inspeksi Teknis

6. jadwal dan tempat dilakukan Inspeksi Teknis

7. daftar Pelaksana Inspeksi sesuai bidang inspeksi yang memuat daftar tenaga ahli utama dan tenaga ahli pendukung sebagaimana dimaksud
pada angka 1
8. nama perusahaan dan daftar Pelaksana Inspeksi sesuai dengan bidang inspeksi yang memuat daftar tenaga ahli utama dan tenaga ahli
pendukung sebagaimana dimaksud pada angka 1 apabila menggunakan perusahaan inspeksi
9. daftar peralatan dan fasilitas pendukung yang akan digunakan dan daftar standar dan prosedur yang diacu sesuai dengan kebutuhan inspeksi
PENERBITAN PERSETUJUAN LAIK FUNGSI
Tidak Ada Temuan Ada Temuan

1. Hasil Inspeksi Teknis dirumuskan oleh KTPB atau 1. Apabila ada temuan, KTPB atau perusahaan inspeksi membuat berita acara hasil Inspeksi
perusahaan inspeksi dalam berita acara hasil Inspeksi Teknis yang dilengkapi dengan:
Teknis. a. gambar temuan dan/atau dokumen pendukung temuan;
2. Apabila tidak ada temuan, KTPB atau perusahaan b. rekomendasi tindakan perbaikan terhadap temuan;
inspeksi membuat berita acara hasil Inspeksi Teknis dan c. batas waktu pelaksaan rekomendasi tindakan perbaikan; dan
laporan akhir hasil Inspeksi Teknis yang memuat d. rekomendasi penerbitan persetujuan laik fungsi terhadap instalasi, peralatan, dan/atau
rekomendasi dari Kepala Inspektur kepada KTPB atau teknik yang dipergunakan dapat dilakukan setelah tindakan perbaikan selesai
Perusahaan Inspeksi untuk menerbitkan persetujuan ditindaklanjuti.
laik fungsi 1. Persetujuan laik fungsi dapat diterbitkan setelah
4. Berita acara hasil Inspeksi Teknis disepakati bersama - Temuan telah ditindaklanjuti
melalui pembubuhan tanda tangan paling sedikit oleh: - Hasil pelaksanan tidak lanjut termuat dalam laporan akhir
- - Laporan akhir disampaikan kepada Kepala Inspektur dan Kepala Inspektur memberikan
Kepala Inspektur;
rekomendasi penerbitan PLF
- KTPB; dan 2. Jika Laporan Akhir ditolak oleh Kepala Inspektur, KTPB/Perusahaan Inspeksi melakukan
- Perusahaan inspeksi, apabila Inspeksi Teknis perbaikan sesuai alasan penolakan
dilakukan oleh perusahaan inspeksi. 3. Perbaikan Laporan dapat dilakukan paling banyak 2 (dua) kali. Dalam hal laporan akhir hasil
5. KTPB atau perusahaan inspeksi menerbitkan inspeksi ditolak sebanyak 3 (tiga) kali, penerbitan persetujuan laik fungsi dapat dilakukan
persetujuan laik fungsi berdasarkan berita acara hasil apabila telah dilakukan Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Kerja kembali
Inspeksi Teknis dan laporan akhir hasil Inspeksi Teknis 4. Dalam hal tindak lanjut temuan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan batas waktu
tidak ada temuan, pelaksanaan rekomendasi tindakan perbaikan yang tertulis dalam berita acara hasil inspeksi,
dapat meminta penambahan waktu kepada Kepala Inspektur secara tertulis dan dilengkapi
dengan alasan dan jumlah waktu pelaksanaan rekomendasi.
5. Kepala inspektur akan melakukan klarifikasi, verifikasi, evaluasi, dan/atau validasi
permohonan paling lama 5+2 hari kerja.
6. Apabila ditolak, maka harus dilakukan Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Kerja
Ulang.
Masa Berlaku Persetujuan Laik Fungsi Perpanjangan Sisa Umur Layan

1. Masa berlaku Persetujuan Laik Fungsi melalui inspeksi teknis selama 3 1. Instalasi dan/atau peralatan yang telah melewati batas umur layan (life
(tiga) tahun dan dapat diperpanjang time) desain dapat tetap digunakan setelah dilakukan penilaian sisa umur
2. Terhadap instalasi dan/atau peralatan yang memiliki sisa umur layan layan (Residual Life Assessment/RLA) dan dinyatakan dapat diperpanjang
(remaining life) kurang dari 3 (tiga) tahun, masa berlaku persetujuan umur layannya.
laik fungsi adalah ½ (satu per dua) dari sisa umur layan (remaining life). 2. Dalam pelaksanaan penilaian sisa umur layan (Residual Life
Assessment/RLA), KTPB atau lembaga enjiniring harus mengutamakan
3. Terhadap instalasi dan/atau peralatan yang dilakukan Inspeksi Teknis faktor keselamatan dan mengacu pada standar dan/atau paling sedikit
berdasarkan hasil analisis risiko, memiliki masa berlaku persetujuan meliputi
laik fungsi berdasarkan hasil analisis risiko selama sisa umur layan a. penelahaan dokumen teknis instalasi dan/atau peralatan;
(remaining life) masih terpenuhi b. penentuan mekanisme kerusakan;
4. Hasil analisis risiko sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas: c. penentuan lingkup pemeriksaan terhadap mekanisme kerusakan;
d. pemeriksaan bagian Instalasi dan/atau peralatan; dan
a. daftar instalasi dan/atau peralatan;
e. pemeriksaan uji tidak merusak sesuai lingkup pemeriksaan;
b. manajemen risiko; f. pemeriksaan uji merusak, apabila diperlukan
c. metode dan teknik yang dipergunakan; g. mampu beroperasi sesuai dengan fungsinya {fitness for semces);
penilaian risiko terhadap Instalasi dan/atau peralatan; penentuan sisa
d. pelaksana analisis risiko; dan
umur layan; dan penentuan metode dan interval pemeriksaan selama
e. rekomendasi interval dan metode inspeksi perpanjangan umur layan
4. Rekomendasi interval dan metode inspeksi menjadi acuan dalam 3. Terhadap instalasi dan/atau peralatan yang telah dilakukan penilaian sisa
pelaksanaan Inspeksi Teknis. umur layan (Residual Life Assessment/RLA) harus dilakukan Inspeksi
Teknis
5. Pelaksanaan Analisi Risiko dilaksakaan oleh KTPB atau Lembaga 4. Instalasi dan/atau peralatan yang tidak memiliki dokumen teknis dan/atau
Enjiniring
tidak diketahui umur layan desain hanya dapat diberikan perpanjangan
umur layan apabila telah dilakukan desain ulang (reengineering) dan
penilaian sisa umur layan.
Verifikasi Perusahaan Inspeksi

Tujuan:
Melakukan verifikasi kemampuan Perusahan Inspeksi sesuai Lampiran V Peraturan Menteri ESDM Nomor 33 Tahun 2021 yang terdiri dari:

1 1.
Tahap 1 Penyampaian dan Verifikasi dokumen :
Laporan keuangan yang diaudit oleh lembaga keuangan indpenden
2 Tahap 2 Persentasi:
Dilakukan terhadap Perusahaan Inspeksi yang dinyatakan
2. Berbadan hukum Indonesia lolos verifikasi Administrasi Tahap 1
3. terdaftar di Kementerian (RUP)
4. Surat pernyataan yang menyatakan tidak bergerak di bidang
konstruksi, fabrikasi, enjiniring, dan konsultan enjiniring 3 Tahap Verifikasi Lapangan:
5. Memiliki sistem manajemen K3LL
Dilakukan terhadap Perusahaan Inspeksi yang dinyatakan
6. Memiliki struktur organisasi yang menunjukkan kedudukan pimpinan
tertinggi sampai dengan tenaga ahli Pelaksana Inspeksi, tenaga ahli lolos verifikasi Administrasi Tahap 1 dan 2
pendukung, dan tenaga pendukung
7. Memiliki SNI ISO/IEC 17020 Tipe A
Catatan: Semua Hasil verifikasi akan disampaikan secara
8. Melampirkan Tenaga Ahli beserta data dukung yang terdiri dari:
resmi melalui surat Direktur Panas Bumi
a. ID
b. Surat Keterangan Jasmani dan Rohani
c. Ijazah Terakhir
d. Status Kepegawaian Tetap (Kontrak Kerja)
e. NPWP
f. Sertifikat Kompetensi Kerja/Kualifikasi
g. Uraian Tugas/Pekerjaan/Job Desc
h. SOP Inspeksi
i. Dokumen Kepemilikan Peralatan Inspeksi
j. SOP Pengendalian Perintah Kerja
Terima Kasih
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN


KONSERVASI ENERGI
Jl. Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai