SKRIPSI
Oleh:
201910050311064
2023
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah meridhai dan memberikan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Muhammad Kamil, S.IP., M.A. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Univeristas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Iradhad Taqwa Sihidi, S.IP, M.A. selaku dosen pembimbing yang
selalu bersemangat memberikan motivasi, arahan, saran, dan membagi
ilmu dengan sangat luar bisa demi memacu peneliti agar dapat
v
menyelesaikan tugas-tugas akademik dan penyusunan skripsi secara
optimal.
6. Seluruh Dosen dan Staff program studi Ilmu Pemerintahan dan Staff
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan berbagai
pembelajaran akademik serta pelayanan akademik bagi peneliti.
8. Untuk kedua orang tua saya Bapak Yoyok Sigito dan Ibu Sunanik Anah
yang selalu memberikan doa restu dan semangat saya agar dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
vi
DAFTAR ISI
vii
2.4.2 Sumber Daya ................................................................................... 22
2.4.3 Struktur birokrasi ............................................................................ 22
2.4.4 Disposisi .......................................................................................... 22
2.5 Konsep Pelayanan Administrasi Kecamatan (PATEN) ......................... 22
BAB III ................................................................................................................. 24
DISKRIPSI WILAYAH ....................................................................................... 25
3.1 Profil Kecamatan Gedeg ........................................................................ 25
3.2 Struktur Organisasi ................................................................................. 25
3.3 Jumlah Pegawai Kecamatan ................................................................... 26
3.3.1 Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah ............................................ 26
3.4 Program dan Kegiatan ............................................................................ 27
3.5 Gambaran Umum Kecamatan Gedeg ..................................................... 28
3.5.1 Luas Wilayah .................................................................................. 28
3.5.2 Jumlah Desa Dalam Wilayah Kecamatan ....................................... 28
3.5.3 Data Kependudukan ........................................................................ 28
3.6 Jarak Tempuh ke Ibu Kota Kabupaten ................................................... 29
3.7 Jumlah Instansi Vertikal/ UPT Dinas yang bekerja di wilayah Kecamatan
29
3.8 Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya .................................................... 30
3.8.1 Jumlah penduduk Miskin ................................................................ 30
3.9 Mata Pencaharian Warga ........................................................................ 31
3.10 Potensi Wilayah ...................................................................................... 31
BAB IV ................................................................................................................. 33
PEMBAHASAN ................................................................................................... 33
4.1 Implementasi Kebijakan PATEN di Kecamatan Gedeg ........................ 33
4.2 Komunikasi ............................................................................................ 35
4.3 Sumber Daya .......................................................................................... 37
4.4 Disposisi ................................................................................................. 40
4.5 Struktur Birokrasi ................................................................................... 43
BAB V................................................................................................................... 33
PENUTUP ............................................................................................................. 47
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 47
5.2 Saran ....................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTTAR TABEL
x
DAFTAR PUSTAKA
Kania, I., Geusan, G., Raturahmi, L., Ulumudin, A., Rustiana, E., & Budiman, M.
(2019). The Analysis Of The Village Law Implementation Policy By Using
Edward III Model Approach In Garut. Regional Dynamic: Journal of Policy
and Business Science, 1(1).
49
Kuzairi, Untung, dkk. (2017). Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pada Pelayanan Publik Bidang Pelayanan Kesehatan (STUDI KASUS
PADA RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI BONDOWOSO).
Politico, 17(2), 184–205.
50
Putra, F. P., & Nangameka, T. I. (2018). Implementasi Kebijakan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) Di Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. TRANSFORMASI: Jurnal
Manajemen Pemerintahan, 41–58. https://doi.org/10.33701/jt.v10i1.410
Tias Vela Erdina, D. H. pada tahun 20217. (2017). Analisis Efektivitas Organisasi
51
Dalam Program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Di
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. 7.
Trisna, N., Putri Kemala Sari, & Safrida, S. (2020). Implementasi Program
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Pilot Project Di Kabupaten
Aceh Barat. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 15(1), 54–66.
https://doi.org/10.33059/jhsk.v15i1.1987
52
53
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan staf loket sehingga ketika warga ingin mengurus urusan
administrasi, mereka tidak lagi harus pergi mencari petugas. Masing-
masing bidang seperti Kepala Seksi, Sekretaris Kecamatan dan Camat.
PATEN adalah sebuah inovasi dari pelayanan administrasi yang dimana
dalam pelayanannya berbeda dengan pelayanan terdahulu, karena Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) bersifat mudah, murah dan
cepat dalam merespon masyarakat (Amrullah, Murdiansyah Herman, 2019).
2
beberapa saat sebelum dipanggil untuk mengambil dokumen yang telah
dilengkapi. (Prihatin et al., 2019).
3
dari aspek implementasinya. Hal ini menjadi aspek penting sebagai bahan
dasar menilik lebih jauh bagaimana proses pengimplementasian ini
menghasilkan sistem pelayanan publik yang benar-benar komprehensif
dengan kebutuhan pelayanan masyarakat.
PATEN di Kecamatan Gedeg dimulai sejak tahun 2017 akan tetapi
PATEN di Kecamatan Gedeg mulai berjalan efektif dan efesien pada tahun
2018. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, proses
Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di
Kantor Kecamatan Gedeg sudah sesuai dengan SOP yaitu berupa terutama
sumber daya manusia sudah memadai dalam melayani masyarakat dan
dilihat dari beberapa program dalam sosialisasi kepada masyarakat. Tidak
hanya itu saja tetapi sarana dan prasarananya juga sudah mendukung dan
lengkang seperti ruang bermain anak, ruang LAKTASI, akses buat difabel.
Tujuan dari penelitian ini adalah implementasi Penelitian lebih
lanjut diperlukan. Dari penelitian ini diharapkan dapat mendiskripsikan
sejauh mana implementasi yang telah dilaksanakan dan memberikan
masukan untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat. Oleh karena itu, judul yang penulis dalam penelitian ini yaitu
“Implementasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di
Kecamatan Gedeg”, yang mengarah pada implementasi program Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). Dalam rangka untuk
mewujukan pemerintahan yang baik dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat maka pemerintah membuat aturan yang terdapat dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN).
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu yang ada dari
disiplin ilmu pemerintahan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
pelaksanaan Program Pelayanan Administrasi Terpadu di Kecamatan PATEN
yang telah berjalan berdasarkan Peraturan Bupati.
Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang
menggambarkan suatu gejala atau mengungkapkan ide (pemikiran) tertentu.
Persepsi (mental images) atau abstraksi yang dibentuk dengan cara
menceritakan hal-hal tertentu dalam penelitian dimana tentunya terdapat
konsep-konsep dasar guna memberikan batasan-batasan terkait dengan
konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. (Hasan, 2008)
5
menjalankan kewajiban penyelenggaraan negara dalam meningkatan kualitas
pelayanan publik. Kebijakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
pada dasarnya sudah dituliskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS), dengan dikeluarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum
Peyelenggaraan Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor Nomor: KEP/25/PAN/2/2004 Tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah.
6
yang dihadapi dalam implementasinya (Kurniawan & Salomo, 2021).
1.5.3 PATEN.
Pelayanan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
adalah penyelenggaraan pelayanan publik jalan yang proses pengelolaannya
dilakukan dalam satu tempat mulai dari tahap permohonan sampai dengan
penerbitan dokumen. (Dian Utomo, 2010:32). Satu tempat ini disini berarti
cukup melalui satu meja atau loket pelayanan. Sistem ini memposisikan warga
masyarakat hanya berhubungan dengan petugas meja/loket pelayanan di
kecamatan. Tujuan dari PATEN adalah mewujudkan jalan sebagai pusat
pelayanan masyarakat dan menjadi simpul pelayanan dari badan/kantor
pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) kabupaten/kota, sehingga jalan dapat
melewati sub-sub pelayanan secara lebih efektif dan efisien. Pusat pelayanan
masyarakat berarti di masa datang, kecamatan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara proporsional berdasarkan kriteria dan
skala kecamatan di bidang perijinan dan non perijinan (ARINI, 2014).
7
dapat terwujud. Jika suatu kebijakan ingin diimplementasikan secara efektif
dan efisien, para pelaksana tidak hanya harus mengetahui apa yang harus
dilakukan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kebijakan tersebut,
tetapi juga memiliki niat untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Berikut indikator tersebut (Kania et al., 2019)
a. Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian informasi antar manusia.
b. Sumber daya
Suatu kebijakan akan lebih lengkap jika terdapat sumber daya yang
dapat mempermudah pelaksanaan kebijakan dalam
implementasinya.
c. Disposisi
Disposisi atau sikap pelaksana kebijakan merupakan faktor penting
ketiga dari pendekatan implementasi kebijakan.
d. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi ini mutlak diperlukan karena kebijakan yang
kompleks menuntut kontribusi banyak orang.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kualitatif. Menurut (Creswell, 2016) Penelitian kualitatif merupakan penilitian
yang dimulai dengan asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran/teoritis
yang membentuk atau mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang
terkait dengan makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok pada suatu
permasalahan sosial atau manusia. Penelitian kualitatif dapat menjawab
permasalahan penelitian yang mengarah kepada penjelasan proses atau latar
belakang suatu kejadian dalam bentuk opini, pendapat, maupun penjelasan
terhadap suatu masalah.
a. Data Primer
8
Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari objek dan subjek penelitian, atau informan
yang mengetahui tentang fokus dari penelitian ini (Saputri,
2017). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
Camat Gedeg, pekerja ASN dan Non ASN Kecamatan
Gedeg dan masyarakat Kecamatan Gedeg.
b. Data Sekunder
a. Observasi
b. Wawancara
9
(Creswell, 2016). Dalam pelaksanaan penilitian ini, peneliti melakukan
wawancara dengan
10
contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam hal pelaksanaan pelayanan
publik. Kegiatan penelitian ini dilakukan di beberapa lokasi terkait, yakni:
Menurut Miles & Huberman dalam (Kuzairi, Untung, 2017), analisis data
terdiri dari tiga tahap, yakni :
a. Reduksi data
11
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemokusan, pengelompokkan
serta penyederhanaan data mentah yang ada dalam catatan-catatan yang
dikumpulkan selama melakukan penelitian di lapangan. Dimana catatan-catatan
merupakan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Untuk data-
data yang tidak sesuai maka data tersebut tidak digunakan.
b. Penyajian data
Penyajian data adalah suatu proses dimana dalam membuat laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dimengerti dan dianalisis sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan. Data yang disajikan berupa data yang sederhana serta
jelas sehingga dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Penyajian data ini
dilakukan agar data hasil dari pengelitian dapat teroganisir dan tersusun dengan
rapi sehingga dapat mempermudah pemahaman serta merencanakan penelitian
selanjutnya.
Pada tahap ketiga dari analisis data ini, informasi-informasu data akan
diverifikasi kebenarannya selama penelitian berlangsung. Tahap verifikasi ini
dilakukan agar mudah dalam memahami alur informasi dan juga sebab akibat dari
sebuah permasalahan. Selain itu, dapat mempermudah peneliti dalam menarik
kesimpulan terkait permasalahan yang diteliti bersifat pro atau kontra dengan data
atau informasi yang diperoleh selama dilapangan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
terukur. Sebagian besar pelayanan publik lebih baik di kota daripada di
kabupaten, karena kabupaten seringkali identik dengan kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan, infrastruktur yang buruk, dan layanan publik yang
buruk. Daerah masih dapat meningkatkan pelayanannya. Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan, pemerintah akan
mengupayakan beberapa hal dengan membuat kebijakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan. Dari kualitas yang sangat baik menurut
penelitian yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa masing-masing
subvariabel prosedur pelayanan mendapatkan persentase sebesar 88% dan
kemudian untuk subvariabel waktu penyelesaian biaya pelayanan mendapatkan
persentase sebesar 90%, Subvariabel sarana dan prasarana mendapat persentase
87% dari penelitian. Hal ini dikatakan sangat baik dengan konsep standar
pelayanan di Kecamatan Balongbendo (ARINI, 2014).
14
masyarakat, kedua, sikap aparatur Kabupaten Bergas memahami tanggung
jawabnya dan tidak menolak untuk melayani masyarakat, dan ketiga, struktur
birokrasi karena kemampuan Standar yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
mengatur perizinan dan nonperizinan jalan, sehingga memangkas struktur
birokrasi yang membuat pelayanan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Sementara itu, kendalanya adalah jumlah dan kualitas pegawai di Kecamatan
Bergas masih kurang. Selain itu fasilitas masih kurang, karena fasilitas yang ada
belum mampu mendukung pegawai dalam menjalankan tugas dan memberikan
pelayanan dalam rangka pengelolaan PATEN di Kecamatan Bergas. (Fakih,
2021).
15
standar pelayanan yang diharapkan meliputi sarana dan prasarana serta teknis
pelaksanaan, kurangnya sumber daya manusia, kurangnya infrastruktur yang
memadai, isi kebijakan yang tidak jelas, Kurangnya kesadaran masyarakat, yang
berdampak pada kinerja aparat jalan, kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap pelayanan sistem PATEN, mempengaruhi kualitas pelayanan, dan
berujung pada ketidakpuasan masyarakat terhadap penerima pelayanan (Padil,
2016).
16
(dalam hal ini termasuk pelayanan penanaman modal dan perijinan
terpadu)(Susanti et al., 2018).
17
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik sesuai
dengan undang-undang. Sedangkan menurut Keputusan Menteri
No. /KEP//25/M.PAN/2/2014 tentang Kewenangan Lembaga Negara,
pelayanan publik adalah segala kegiatan penyelenggaraan yang dilakukan oleh
penyelenggara pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan
dalam rangka penyelenggaraannya. hukum dan peraturan.
Dalam pemerintahan yang paling pokok adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pelayanan publik adalah pelayanan jasa kepada masyarakat
paling utama adalah dalam melayani administrasi kependudukan. Pelayanan
kepada masyarakat sudah menjadi tujuan utama dalam pelayanan administrasi
publik kepada masyarakat. Berdasarkan yang dikemukakan Rusli bahwa selama
hidup setiap manusia selalu membutuhkan pelayanan (Mahsyar, 2011).
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, sesuai dengan undang-
undang, untuk menyediakan barang bagi setiap warga negara dan penduduk.
pelayanan dan pelayanan Administrasi yang diberikan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Berdasarkan teori Gasperz adalah kepastian waktu pelayanan,
akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan,
dan kemudahan mendapat pelayanan dalam pelayanan publik harus
memperhatikan kebutuhan masyarakat yang berdasarkan teori diatas (Yayat,
2017).
18
pendidikan, pemeliharaankesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan
sebagainya. Selain itu, bentuk pelayanan publik yang diberikan
kepadamasyarakat menurut Lembaga Administrasi Negara (1998) dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis pelayanan yaitu: a. Pelayanan Pemerintahan,
yaitu merupakan pelayananmasyarakat yang erat dalam tugas-tugas umum
pemerintahanseperti pelayanan Kartu Keluarga/KTP, IMB, Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Imigrasi. b. Pelayanan Pembangunan, merupakan
pelayanan masyarakatyang terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana
untukmemberikan fasilitas kepada masyarakat dalam aktifitasnyasebagai warga
masyarakat, seperti penyediaan jalan, jembatan, pelabuhan dan lainnya. c.
Pelayanan Utilitas merupakan penyediaan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan
transportasi. d. Pelayanan Kebutuhan Pokok, merupakan pelayanan
yangmenyediaan bahanbahan kebutuhan pokok masyarakat dankebutuhan
perumahan seperti penyediaan beras, gula, minyak, gas, tekstil dan perumahan
murah. e. Pelayanan Kemasyarakatan, merupakan pelayanan yangberhubungan
dengan sifat dan kepentingan yang lebihditekankan kepada kegiatan-kegiatan
sosial kemasyarakatanseperti pelayanan kesehatan, pendidikan,
ketenagakerjaan,penjara, rumah yatim piatu dan lainnya (Bakhtiar & Gadi,
2020).
Menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (2002),
pelayanan publik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan
karakteristik dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan dan produk pelayanan
yang dihasilkan. Jenis pelayanan adalah: Jenis pelayanan administrasi, yaitu
pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penelitian,
pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan administrasi lainnya yang
secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen, seperti seperti
sertifikat, lisensi, surat rekomendasi, pernyataan tertulis lainnya. Contoh
pelayanan tersebut adalah Pelayanan Sertifikat Tanah, Pelayanan IMB,
Pelayanan Pengurusan Kependudukan (KTP, Rujul Cerai Talak Nikah (NTCR)
Akta Kelahiran/Kematian), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
(STNKB), dll.
19
Jenis barang jasa, yaitu jenis jasa yang diberikan oleh suatu unit jasa
berupa penyediaan dan/atau pengelolaan barang berwujud fisik, termasuk
pendistribusian dan penyerahannya langsung kepada konsumen dalam suatu
sistem oleh unit atau perorangan. Secara kolektif, kegiatan tersebut
menghasilkan produk akhir berupa benda (bentuk fisik), atau benda yang
dianggap dapat memberikan nilai tambah langsung kepada penerimanya.
Contoh jasa tersebut adalah jasa listrik, jasa penjernihan air, jasa telepon,
pembangunan jalan dan jembatan, dll.
Jenis pelayanan, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
pelayanan berupa penyediaan sarana, prasarana dan penunjangnya.
Pengoperasiannya didasarkan pada sistem operasi tertentu dan tertentu, dan
produk akhirnya adalah layanan yang secara langsung menguntungkan
penerima manfaat dan habis dalam jangka waktu tertentu. Contoh layanan
tersebut adalah pendidikan, kesehatan, transportasi, pos, perbankan, dll.
(Permatasari, 2020).
Dari berbagai pendapat mengenai pembagian jenis pelayanan publik
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, terlihat cakupan dan jenis
kegiatan pelayanan publik sangat luas. Dengan kata lain, persoalan pelayanan
publik pemerintah merupakan persoalan yang sangat kompleks sehingga
memerlukan perhatian semua pihak, baik pemerintah sebagai penyedia layanan
maupun masyarakat sebagai pihak penerima layanan.
2.3 Implementasi
Mulanya secara teoritis, implementasi merupakan sebuah konsep riil dari
banyak rencana yang sudah tersusun secara kompleks yang dilakukan oleh
badan pelaksana atau organ berkepentingan seperti macam-macamkelompok
pelaksana yang didasarkan pada kebijakan yang telah disusun oleh otoritas yang
legal. Dalam kajiannya sendiri, implementasi merupakan sebuah proses
merubah hipotesa dan juga gagasan program dan bagaimana merubahnya
menjadi berjalan ataupun dapat berupa sebuah wujud perubahan yang riil
(Sunarti, 2016).
Dalam ekologi pemerintahan, kebijakan merupakan hal yang notabene
bisa bersifat kontestual ataupun dalam wujud rupa yang dapat dirasakan.
20
Implementasi kebijakan sendiri secara principle merupakan langkah yang
dijalankan dengan tujuan kebijakan yang digagas dan disusun dapat mencapai
tujuan terwujudnya (Mzamanian, Daniel, 1983). Tindakan-tindakan ini sendiri
mengubah keputusan menjadi tindakan operasional dalam kuantitas waktu yang
diukur, dalam rangka melaksanakan usaha-usaha dari variabel besar hingga
kecil, sehingga dapat terwujud gagasan-gagasan dari program kebijakan hingga
menjadi wujud nyata (Lubis, 2021). Sehingga dalam ekologi pemerintahan,
wujud dari apa yang dirasakan masyarakat sebagai konsumen dari produk
ketetapan yang diperintahkan oleh pemerintah merupakan bagian dari apa yag
disebut dengan implementasi.
Namun dalam beberapa literature, dijelaskan hal yang paling penting
dalam implementasi kebijakan yang berkembang pada tahun 1990-an ialah
bagaimana pentingnya variable perilaku dari sumber daya manusia dalam
instansi selaku actor yang melaksanakan berbagai macam upaya sehingga dapat
diukur bagaimana keberhasilan tercapainya sebuah implementasi kebijakan
(Sirajuddin, 2016). Pendekatan tersebut tidak lain hal berkembang hingga saat
ini, dari bagaimana produk kebijakan dapat dirasakan oleh masyarakat dari
bagaimana para aktor tersebut dapat memperoleh dan memberikan wujud
implementasi sesuai dengan ketentuan dan harapan masyarakat. Berkenaan
dengan ini sumber daya manusia merupakan variable utama dalam proses
mewujudkan berbagai hipotesa dan gagasan yang diperlukan masyarakat terkait
pelayanan yang akan diberikan.
2.4.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan pola hubungan dan proses hubungan yang
dilakukan untuk menyalurkan hipotesa, perintah, dan arahan dari sumber pembuat
kebijakan terhadap mereka yang diberi sebuah kewenangan dar tugas dan
21
fungsinya menjalankan program kebijakan sehingga dalam luarannya
impelementasi kebijakan dapat terlaksana.
2.4.4 Disposisi
Disposisi sendiri erat kaitannya dengan accepted of conduct, dimana para
pelaksana kebijakan harus memiliki sikap dan perilaku yang semestinya sehingga
dapat mengatur pola tanggung jawab yang diberikan atas tugasnya, sehingga
dapat menjalankan proses pengolahan maupun pelaksanaan kebijakan itu sendiri.
Hal ini merupakan hal penting bagi individu setiap actor pelaksana dalam instansi
pemerintahan, sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
22
mencari petugas. Masing-masing bidang seperti Kepala Dinas, Sekda dan
Camat. Oleh karena itu, PATEN merupakan inovasi pelayanan administrasi
yang berbeda dengan pelayanan sebelumnya, karena Pelayanan Administrasi
Terpadu Daerah (PATEN) sederhana, murah dan cepat tanggap terhadap
warganya (Amrullah, Murdiansyah Herman, 2019).
23
mulai dari permohonan hingga penerbitan dokumen, dilakukan melalui suatu meja
atau loket pelayanan. Sistem ini warga hanya berhubungan dengan petugas
meja/loket pelayanan di kecamatan”. Maulidiah (2014:271) juga menyampaikan
pengertian PATEN sebagai kegiatan pemberian pelayanan publik di tingkat jalan
yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan yang diajukan oleh
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, sampai dengan tahap
penerbitan. dokumen secara lengkap melalui meja atau loket pelayanan publik,
upaya untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam proses pemberian
pelayanan publik selalu menjadi fokus utama seluruh lapisan masyarakat dalam
proses pemberian pelayanan publik, sehingga jauh dari pemangku kepentingan
di Indonesia, seperti kepala dinas terkait, sekretaris jalan dan kepala jalan.
Namun dengan adanya PATEN, warga tinggal menyerahkan dokumennya ke
petugas help desk/ loket pelayanan sambil duduk dan menunggu beberapa saat
sebelum dipanggil untuk mengambil dokumen yang telah dilengkapi (Prihatin et
al., 2019).
24
BAB III
DISKRIPSI WILAYAH
25
Sumber: Dokumen Kantor Kecamatan Gedeg 2021
26
organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria
specific, measurable, agresive but attainable, result oriented dan time
bond. Guna memenuhi kriteria tersebut, maka penetapan sasaran harus
disertai dengan penetapan indikator sasaran, atau disebut juga sebagai
tolak ukur keberhasilan sasaran. Berdasarkan makna penetapan sasaran
tersebut, maka Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto menetapkan
sasaran strategis sebagai berikut: Terwujudnya Pelayanan Publik yang
Optimal.
27
3.5 Gambaran Umum Kecamatan Gedeg
3.5.1 Luas Wilayah
Kecamatan Gedeg berada pada bagaian utara ibukota Kabupaten
Mojokerto dengan luas wilayah 24,85 km2
No DESA L P JUMLAH
1 Ngareskidul 2.046 2.059 4.105
2 Gembongan 2.153 2.075 4.228
3 Gempolkerep 1.900 1.966 3.866
4 Bandung 2.042 2.000 4.042
5 Gedeg 1.481 1.470 2.951
6 Pegerluyung 2.253 2.264 4.517
28
7 Kemantren 2.252 2.200 4.452
8 Terusan 3.668 3.768 7.436
9 Sidoharjo 3.705 3.572 7.277
10 Balongsari 1.491 1.442 2.933
11 Batankrajan 1.548 1.625 3.173
12 Pagerjo 1.159 1.090 2.249
13 Jerukseger 2.115 2.093 4.0208
14 Beratwetan 2.526 2.547 5.073
Jumlah 30.339 30.171 60.510
Sumber: Dokumen Kantor Kecamatan Gedeg 2021
3.7 Jumlah Instansi Vertikal/ UPT Dinas yang bekerja di wilayah Kecamatan
Instansi vertikal/ UPT Dinas yang ada di Kecamata Gedeg:
1. Pengairan
29
2. KUA
3. SKB
4. Korwil Pendidikan
5. Pukesmas Gedeg
6. Pukesmas Lespadangan
7. RSUD RA Basoeni
8. Perikanan
9. Pertanian, Perkebunan dan peternakan
10. Sosial
11. Statistik
12. PLKB
1. Desa Ngareskidul
2. Desa Gembongan
3. Desa Bandung
4. Desa Gedeg
5. Desa Gempolkerep
6. Desa Pegerluyung
7. Desa Kemantren
8. Desa Terusan
9. Desa Sidoharjo
10. Desa Balongsari
11. Desa Batankrajan
12. Desa Pagerjo
13. Desa Jerukseger
14. Desas Beratwetan
30
3.9 Mata Pencaharian Warga
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Gedeg
mayoritas adalah karyawan swasta. Hal ini dikarenakan wilayah gedeg yang
berbatasan langsung dengan wilayah kota dan semakin banyaknya industri
sehingga mendorong banyak masyarakat terutama generasi mudanya lebih
memilih untuk bekerja menjadi karyawan swasta. Berikut sepuluh besar
mata pencaharian penduduk Kecamatan Gedeg pada tahun 2019:
31
Keberatan Pabrik Gula Gempolkerep diwilayah Kcematan Gedeg
juga sangat menguntungkan. Biaya transportasi tebang angkut tebu nilainya
bisa ditekan. CSR dari pabrik gula bisa dimanfaatkan penduduk disekitar
untuk meningkatkan taraf hidup dan mengurangi angka kemiskinan.
32
BAB IV
PEMBAHASAN
33
yang menjelaskan tentang PATEN dan bagaimana SOP pelayanan PATEN,
ketiga sosialisasi kepada masyarakat pada forum formal dan non forum.
Pada sosialisi Pemerintah Kecamatan Gedeg juga lewat media sosial dan
baliho di setiap Desa atau Dusun. Dari sosialisasi tersebut masyarakat
Kecamatam Gedeg mulai mengetahui tentang PATEN tersebut dan
masyarakat dalam mengurus perizinan yang berupa IMB paling besar 200m
dan tidak bertingkat kecuali pengembangan perumahan dan IMU dengan
modal maksimal sampai dengan Rp. 50.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan sedangkan pelayanan non perizinan meliputi pengajuan surat
pindah datang, pengajuan surat pindah keluar, pengajuan KK, akta
kelahiran, dispensasi nikah, surat keterangan waris, legalisir KK dan KTP,
Rekom IMB, Rekom pengajuan SKCK, Pengajuan KTP, Subsidi listrik,
Proposal bantuan kemasyarakat, surat sosial, pemberian rekomendasi izin
keramaian, pemberian rekomendasi izin penggunaan jalan daerah untuk
kegiatan.
Dalam implementasinya sendiri, PATEN di Kecamatan Gedeg dalam
hal ini dapat dijabarkan dalam empat variabel yang menjadi ukuran
bagaimana terlaksana atau tidaknya sebuah kebijakan. Subjeknya sendiri
baik dari segi standar pelayanan, sarana prasarana sumber daya, hingga dari
bagaimana aparatur pelaksana terjun langsung terhadap masyarakat dalam
menjalankan pelayanan yang diberikan. Indikator yang menjadi variabel
untuk mengukurnya dapat dilihat sebagai berikut (Kania et al., 2019):
a) Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian informasi antar manusia.
b) Sumber daya
Suatu kebijakan akan lebih lengkap jika terdapat sumber
daya yang dapat mempermudah pelaksanaan kebijakan dalam
implementasinya.
c) Disposisi
Disposisi atau sikap pelaksana kebijakan merupakan faktor
penting ketiga dari pendekatan implementasi kebijakan.
d) Struktur Birokrasi
34
Struktur birokrasi ini mutlak diperlukan karena kebijakan
yang kompleks menuntut kontribusi banyak orang.
4.2 Komunikasi
Komunikasi sendiri yang merupakan pola hubungan dan proses hubungan
yang dilakukan untuk menyalurkan hipotesa, perintah, dan arahan dari sumber
pembuat kebijakan terhadap mereka yang diberi sebuah kewenangan dar tugas
dan fungsinya menjalankan program kebijakan sehingga dalam luarannya
impelementasi kebijakan dapat terlaksana (Putra & Nangameka, 2018). Bentuk
arahan informatif sendiri dapat dilihat dari bagaimana koordinasi pihak
Kecamatan Gedeg terkait komunikasi antar masyarakat dengan aparatur pelaksana
terkait PATEN ini sendiri. Ini merupakan sebuah bentuk tindakan awal dari
sebuah kebijakan dari bagaimana kebijakan harus dikomunikasikan terhadap
masyarakat. Tindakan-tindakan ini sendiri dimaksudkan mengubah keputusan
menjadi tindakan operasional nyata dalam kuantitas waktu yang diukur, dalam
rangka melaksanakan usaha-usaha dari variabel besar hingga kecil, sehingga dapat
terwujud gagasan-gagasan dari program kebijakan hingga menjadi wujud nyata
(Lubis, 2021).
Dalam Koordinasi pelaksanaan implementasi kebijakan dibutuhkan
komunikasi pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan tersebut.
Komunikasi yang dilakukan pelaksana kebijakan dengan masyarakat dengan
mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa yang Bagaimana nantinya Kepala
Desa mengumpulkan masyarakatnya untuk dilakukannya sosialisasi terkait
dengan program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). Dalam
hal ini, kebijakan harus dilaksanakan secara tepat, yang tidak hanya itu saja
implemetasi kebijakan mempunyai ukuran yang dapat melayani masyarakat sesuai
dengan Standar Operasional Pelayanan yang tertuang dalam Peraturan Bupati
Mojokerto Nomor 35 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan dan Uraian Tugas
Personil Kecamatan Pelaksana Pelayanan Admnistrasi Terpadu Kecamatan.
Berdasarkan informasi di lapangan, salah satu masyarakat bapak Sudarsono di
Kantor Kecamatan Gedeg pada tanggal 18 November 2022 mengatakan bahwa:
“Saya mengetahui tentang bentuk pelayanan PATEN ini melalui
sosialisasi yang ada di kantor desa Jerukseger dan mengetahuinya
35
melalui brosur dan baliho yang dikampanyekan oleh pihak
Kecamatan Gedeg berupa tentang apa itu PATEN”
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara Ibu Sunar pada tanggal 18 November
2022 mengatakan:
36
gambar 3. Sosialisasi Program PATEN
Gambar 3.3 merupakan salah satu bentuk komuniasi yang dilakukan oleh
Pemerintah Kecamatan Gedeg dalam bentuk sosialisasi merupakan bentuk dalam
sebuah komunikasi kepada masyarakat. Hal ini menjadikan bagaimana langkah
dalam perwujudan implementasi dapat terwujud secara bertahap. Dari bagaimana
masyarakat Kecamatan Gedeg mampu menerima dan mencerna prosedur dan
mekanisme yang dipaparkan oleh aparatur pelaksana terkait mekanisme
proseduran Pelayanan Terpadu Administrasi Kecamatan.
37
Dalam Rencana Kerja Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto Tahun
2022 sendiri, review terhadap Rancangan Awal RKPD 2022 terkait penunjang
imlementasi dari PATEN sendiri di Kecamatan Gedeg diatur didalamnya. Dimana
hal ini sendiri berkaitan dengan penganggaran dari upaya awal langkah
implementasi seperti sosialisasi dan penyebaran brosur terkait PATEN di
Kecamatan Gedeg sendiri. Hal ini disesuaikan dengan Rencana Strategis
Kecamatan Gedeg Tahun 2021-2026 dengan arah mewujudkan pelayana publik
yang optimal. Maka dari itu, PATEN menjadi salah satu kebijakan yang akan
mengarah pada perwujudan dari tujuan rencana strategis.
38
(PATEN)
Sumber: Dokumen Kantor Kecamatan Gedeg 2021
39
membutuhkan pelayanan PATEN. Menurut yang dikatakan oleh ibu sunar ketika
membutuhkan pelayanan administrasi non perizinan:
4.4 Disposisi
40
dengan sosialisasi terkait PATEN di Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto
sudah berjalan secara semestinya.
Disposisi menjadi penting karena dalam hal ini, dapat mengakibatkan
hambatan apabila dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pelaksana tidak
didasari pada rasa tanggung jawab dalam sikap dan perilakunya sendiri dalam
proses pengimplementasian sebuah kebijakan. Penempatan pegawai pelaksana
sesuai dengan kejuruan tugas dan fungsi sendiri menjadi hal utama agar dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, individu pelaksana dapat bergerak dan
menguasai proses pelayanan. Hal ini sendiri berkaitan dengan faktor imlementasi
kebijakan lainnya ayakni pada struktur birokrasi, daribagaimana pemecahan tugas
dan fungsi secara struktural dibahas sebagai langkah pengimplementasian sebuah
kebijakan.
Berkaitan dengan implementasi kebijakan Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Gedeg sendiri, dari hasil observasi
wawancara dimana responden menjelaskan bahwa sosialiasi terkait Pelayanan
Administrasi Terpadu pada sosialisasi program ini sendiri, berbagai informasi,
pemaparan prosedural dapat dicerna dan diterima secara baik oleh masyarakat
terkait apa sebenarnya pelayanan terpadu ini sendiri. Hal ini sendiri
mencerminkan bagaimana adanya wujud “the man on the right place”, dimana
dalam birokrasi Kecamatan Gedeg, penempataan dalam pemilihan narasumber
dari pihak kecamatan sendiri memiliki kecocokan pola komunikasi terhadap
masyarakat dalam membeberkan sebuah kebijakan, dan juga perilaku dari
pelaksana kecamatan sendiri yang mempu memberikan infromasi pelayanan yang
adaptif dan efektif sehingga masyarakat dalam sosialisasinya saja dapat menerima
berbagai pengarahan terkaitpelayanan administrasi yang ada di Kecamatan Gedeg
Kabupaten Mojokerto.
Tabel 5. Indikator Pelayanan Publik Pada Tahun 2022
41
optimal Jumlah PATEN yang terlayani tepat 1.159
waktu pelayanan
42
dikorelasikan terhadap nilai standar pelayanan sesuai Kemenpan RB, dapat
dikatakan sangat baik, karena berada pada interval IKM 88-100 dengan kategori
kualitas mutu pelayanan A. Nilai interval ini sendiri didasari pada beberapa
variabel pengukuran IKM yang telah dijelaskan dalam Laporan IKM Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, yang diantaranya kejelasan persyaratan pelayanan,
kejelasan informasi petugas layanan, ketiadaan biaya pelayanan, serta
kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
Kejelasan persyaratan pelayanan sendiri di benarkan oleh wawancara
masyarakat yang menyebutkan bahwa melalui sosialisasi oleh pihak kecamatan
dalam kurun waktu 1 tahun 2 kali dirasa sudah mampu menjelaskan informasi
secara adaptif kepada masyarakat. Ketiadan biaya pelayanan sendiri dibenarkan
oleh Camat Kecamatan Gedeg sendiri dimana setiap pelayanan pelanggan atau
masyarakat tidak perlu memungut biaya apapun terkait kepengurusan administrasi
perizinan maupun non perizinan. Sedangkan, kepuasan pelanggan sendiri di dasari
pada tercapainya indikator yang baik dari variabel indikator IKM, yang
dibuktikan oleh hasil konversi interval IKM terkait pelayanan PATEN di
Kecamatan Gedeg yang mencapai nilai kepuasan kurang lebih 91% dengan
kategori mutu pelayanan A yang disesuaikan oleh standart IKM pelayanan
terpadu satu pintu oleh KEMENPAN RB.
Ini menjadi indikator utama sebuah implementasi yang dimana dalam
implementasi kebijakan yang berkembang pada tahun 1990-an ialah bagaimana
pentingnya variable perilaku dari sumber daya manusia dalam instansi selaku
actor yang melaksanakan berbagai macam upaya sehingga dapat diukur
bagaimana keberhasilan tercapainya sebuah implementasi kebijakan (Sirajuddin,
2016). Dalam hal ini, pola disposisi dari tindak perilaku yang adaptif dari
pelaksana menjadi ukuran bagaimana PATEN di Kecamatan Gedeg dapat
diterima informasinya secara menyeluruh.
43
pengimplementasian secara terstruktur. Birokrasi sendiri dimaknai sebagai sebuah
alat yang dapat membantu meujudkan berbagai macam pelayanan terhadap
masyarakat. Birokrasi sendiri membuat pelayanan administrasi kepada masyarakat
setempat dapat dipertanggung jawabkan secara legal didepan mata hukum yang
sudah dikontekstualkan diberbagai peraturan (Putra & Nangameka, 2018).
Struktur birokrasi yang ideal sendiri terdiri dari beberapa runtutan
indikator dengan adanya Standar Operasional Pelayanan, utamanya terkait
PATEN di Kabupaten Mojokerto sendiri dituangkan pada Peraturan Bupati
Mojokerto Nomor 35 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan dan Uraian Tugas
Personil Kecamatan Pelaksana Pelayanan Admnistrasi Terpadu Kecamatan.
Terkait standar pelayanan, hal ini menjadi pengukur kualitas yang diberikan oleh
pelaksana yang wajib ditaati oleh pelaksana yakni pihak kecamatan setempat dan
penerima pelayanan yakni masyarakat setempat. Dalam pasal 3 sendiri, dijelaskan
dalam peraturan ada beberapa komponen terstruktur yang harus diliputi,
diantaranya persyaratan yang jelas, mekanisme dan sistem prosedur, sarana
prasarana maupun jaminan pelayanan yang memberikan kepastian sesuai dengan
SOP yang berlaku. Seperti mekanisme pelayanan PATEN sendiri di Kecamatan
Gedeg Kabupaten Mojokerto, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Petugas pelayanan
Pengajuan permohonan
melakukan pemeriksaan Berkas diproses oleh
pengurusan administrasi
kelengkapan berkas petugas pelayanan
kepada petugas
administrasi pelayanan lainnya
pelayanan kecamatan
kecamatan
Berkas administrasi
Penyerahan berkas oleh
Permohonan selesai ditandatangani dan
petugas pelaksana di
mendapatkan pelayanan diproses sesuai
ruang pelayanan
kebutuhan berkas
44
masyarakat Kecamatan Gedeg sendiri dapat dengan eksplisit melengkapi berkas-
berkas yang akan diurus pelayanannya sebelum melakukan pemberkasan hingga
penerimaan kembali berkas yang sudah dirujuk sebelumnya. Sebuah bentuk
implementasi dari adanya mekanisme prosedural struktur birokrasi ini, yang
dijelaskan pula dalam pola komunikasi kebijakan terkait sosialisasinya sendiri
berjlan dengan lancar dengan hasil dari bagaimana masyarakat di Kecamatan
Gedeg mampu memahami prosedur yang berlaku sehingga antar pihak pelaksana
dengan masyarakat sendiri, tidak terjadi misscommunication dari kebijakan
PATEN ini sendiri, bai di dalam maupun di luar kantor kecamatan.
Pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil wawancara pada bapak Supardi
yang dilakukan pada tanggal 19 November 2022 yang mengatakan
Menurut Pendapat saya yang di sampaikan oleh bapak Supardi itu sesuai
apa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Gedeg. Pada pengamatan
yang saya lakukan, Kasi Pelayanan menerapkan sesuai SOP yang ada dan para
pelaksana pelayanan PATEN orangnya ramah dan membantu menjelaskan secara
lengkap kepada lansia yang kurang mengetahi tata cara dalam mengurus
administrasi PATEN tersebut.
Selain itu, kebijakan internal sendiri menjadi bagian dari bagaimana
pentaan birokrasi Kecamatan Gedeg sehingga mampu mengimplementasikan
Pelayanan Terpadu Administrasi Kecamatan. Dalam keputusan Camat Gedeg
sendiri, peraturan menuntut adanya proses pelayanan yang cepat, tepat, dan juga
akurat sebagai bentuk meningkatkan kinerja birokrasi menuju ASN berkelas
Internasional. Tuntutan melalui peraturan internal lembaga ini sendiri menjadi
sebuah dasar dari bagaimana Camat sendiri memberikan tanggung jawab secara
penuh terhadap anggota hierarkinya sehingga pelaksanaan pelayanan di
Kecamatan Gedeg dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pelayanan-
pelayanan administrasi yang diperlukan.
45
Selain itu, monitoring dan evaluasi terhadap prosedur dan mekanisme
pelayanan sendiri di Kecamatan Gedeg sendiri dilakukan setiap satu kali dalam
satutahun. Dimana dalam hal ini, baik evaluasi internal maupun kritik dan
masukan masyarakat Kecamatan Gedeg sendiri dapat diwadahi setahun sekali
sehingga pada luaran selanjutnya dapat diperbaiki apa saja kebutuhan pelayanan
yang harus diperbaiki atau dikembangkan kembali. Pola pembuatan kebijakan
interna hingga monitoring ini sendiri merupakan bentuk berjalannya struktur
birokrasi dari bagaimana dalam pembuatan keputusan oleh Camat hingga saling
memonitoring antara pihak kecamatan dengan masyarakat menjadikan PATEN di
Kecamatan Gedeg berjalan cukup baik hingga saat ini. Ini merupakan wujud dari
bagaimana implementasi PATEN dalam variabel pembahasan struktur birokrasi
bisa dibilang cukup terpenuhi.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) merupakan suatu
proses penyelenggaraan pelayanan publik di tingkat kecamatan dari permohonan
sampai penyelesaian berupa terbitnya dokumen dalam satu tempat. Satu tempat
yang dimaksud adalah pelayanan cukup pada satu meja serta dengan adanya
sistem ini lebih memposisikan warga berhubungan dengan petugas loket jadi,
ketika ada warga yang ingin mengurus suatu administrasi tidak perlu lagi datang
pada petugas setiap bidangnya.
47
5.2 Saran
Dari berbagai hasil observasi penelitian sendiri, pelaksanaan Pelayanan
Terpadu Administrasi Kecamatan di Kecamatan Gedeg
1. Harus berjalan cukup baik, namun dilain hal, salah satu keputusan Camat
Gedeg sendiri dalam mengembangkan pelayanan sehingga dapat mencapai
ukuran ASN bertaraf Internasional sendiri harus terus dikejar oleh
birokrasi ini.
2. Kinerja pelayanan PATEN yang sudah optimal di Kecamatan Gedeg harus
dikembang dengan memerhatikan pergerakan teknologi global sehingga
Kecamatan Gedeg mampu menjadi contoh bagi kinerja kecamatan lain,
dilain hal sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat terpenuhi
sehingga masyarakat merasa kebutuhan yang diperlukan selalu tercukupi
oleh pihak Kecamatan.
3. Hal penting yang berjalan ini harus dijaga oleh pihak Kecamatan Gedeg
Kabupaten Mojokerto sehingga birokrasi ini sendiri menjadi salah satu
birokrasi yang bertransformasi secara baik dan berkelanjutan terkait
pelayanan PATEN. Namun tidak berhenti disitu juga, pelayanan lain harus
menjadi bagian lain yang bergerak bersama-sama dalam perkembangannya
dari catatan keberhasilan yang optimal ini.
48