A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu dari masalah kesehatan utama di Indonesia,
dimana pada tahun 2017 Indonesia menempati urutan tiga besar secara global setelah india dan
china. Sampai saat ini TBC masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena menimbulkan
kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi dan menimbulkan dampak besar terhadap
kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan.
Berdasarkan hasil Inventory study tahun 2017 menunjukkan bahwa kasus TBC yang belum
dilaporkan (Under reporting) di seluruh faskes sebesar 41 % kasus dan khusus di rumah sakit
adalah 62% kasus. Hal ini menunjukkan urgensi perlunya penguatan sistem surveilans dan
jejaring internal layanan TBC di RS untuk memastikan adanya pelibatan seluruh unit/poli di RS
dalam hal penemuan kasus TBC.
Saat ini, sistem informasi rumah sakit (SIMRS) yang digunakan oleh masing-masing rumah
sakit beragam mulai dari pencatatan yang sudah elektronik maupun masih manual (paper based).
Pada SIMRS yang elektronik terdapat variasi dimana ada SIMRS yang sudah terintegrasi antar
seluruh unit/poli dan ada yang belum terintegrasi. Saat ini, Ditjen P2P bersama Dinkes Yankes
sedang mengupayakan mekanisme bridging sistem informasi antara SIMRS dengan sistem
informasi tuberkulosis (SITB). Upaya bridging sistem informasi ini tidak adapat menggantikan
fungsi dari SITB sebagai sistem informasi utama pencacatan dan pelapran TBC. Proses ini masih
berjalan dan untuk mengakselerasi penemuan kasus TBC pada tahn ini, diperlukan upaya
optimalisasi penemuan kasus TBC di RS yang dilakukan dengan tujuan yaitu menemkan kasus
TBC yang belum dilaporkan (missing case), menguatkan jejaring internal layanan TBC dengan
melibatkan seluruh unit/poli terkait dalam rangka peneuan kasus TBC di RS.
B. Tujuan
1. Untuk menyisir kasus TBC di Delapan (8) RS di Kabupaten Asahan
C. Hasil
1. Notifikasi kasus TBC yang tidak dilaporkan
D. Metode
1. Sesi diskusi
2. Koleksi data
3. Validasi data
4. Pertemuan umpan balik di Rumah Sakit masing-masing
E. Peserta
Fasilitator terdiri dari :
1. Wasor TB
2. TO TB
3. FE PPM TB
Peserta dari RS :
1. Staf rekam medis
2. Staf SIMRS
3. Unit IT rumah sakit
4. Staf laboratorium
5. Staf Poli Paru
6. Staf Poli Penyakit Dalam
7. Staf Poli Anak
8. Staf Radiologi
9. Staf/Admin BPJS atau asuransi
10. Ahli Farmasi