Anda di halaman 1dari 4

Rambut Rontok, Bahayakah?

Oleh : Dinda Asa Ayukhaliza

Rambut menjadi salah satu bagian tubuh yang sangat memengaruhi penampilan.
Baik pria maupun wanita sejatinya ingin memiliki rambut yang sehat dan indah. Rambut
merupakan mahkota bagi semua orang. Bahkan tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari
sehat tidaknya rambut yang ada di kepalanya.

Namun, bagaimana jika ‘mahkota’ itu mengalami kerontokan? Rambut rontok


bukanlah masalah besar dan wajar dihadapi oleh semua orang. Tetapi jika rambut rontok
dalam jumlah yang banyak, mungkin perlu dikhawatirkan karena beberapa kondisi kesehatan
tertentu mungkin bertanggungjawab atas kerontokan yang dialami. Kerontokan rambut dapat
dialami siapa saja, dari yang muda hingga usia lanjut.

Rambut rontok atau alopesia adalah penurunan jumlah rambut pada kulit kepala.
Sebagian besar orang mengalami rambut rontok. Merupakan suatu hal yang normal untuk
kehilangan 100 helai rambut per harinya. Namun jika berlebihan, terkadang ada alasan medis
yang menjadi penyebab kerontokan.

Rambut Rontok yang Normal

Rambut manusia mengalami fase aktif dan pasif. Dalam pola pertumbuhan rambut
pendistribusiannya secara acak ke seluruh kulit kepala. Dalam satu periode rambut ada yang
tumbuh aktif sementara yang lain istirahat. 60 sampai 120 helai rambut mengalami fase
istirahat dalam setiap harinya, saat fase istirahat inilah rambut mengalami kerontokan dari
kulit kepala. Ini normal karena kerontokan itu tergantikan. Sedangkan jumlah total rambut di
kepala kita ada sekitar 100.000 lembar.

Anabel Kingsley, seorang pakar kulit kepala, berkata bahwa semakin panjang rambut
seseorang, rambut yang rontok akan terlihat lebih banyak. Rambut yang pendek tidak akan
terlihat banyak saat rontok. Karena itu seseorang yang berambut panjang sudah pasti akan
merasa mengalami kerontokan lebih parah dibanding mereka yang berambut pendek.

Kingsley menambahkan bahwa rambut adalah jaringan yang sangat sensitif dalam
tubuh manusia. Jika seseorang sakit atau stres, rambut dapat rontok. Untungnya ketika ia
sudah kembali ke situasi normal, rambut yang sehat dapat tumbuh kembali tanpa perlu diberi
perawatan apapun.

Secara alami, seseorang bisa kehilangan rambut 60-120 helai sehari. Apabila lebih
dari itu dan terus terjadi selama tiga bulan rutin, dapat menyebabkan penipisan rambut yang
berujung pada kebotakan. Jadi kerontokan rambut yang perlu diwaspadai adalah rambut
rontok yang melewati jumlah batas normal dan terjadi secara terus-menerus selama tiga bulan
atau lebih. Tentunya hal ini memerlukan perawatan yang intensif.

Penyebab Rambut Rontok

Selain bagian dari proses penuaan, rambut rontok juga bisa disebabkan oleh suatu
kondisi medis, keturunan, atau faktor psikologis. Seseorang yang sering menjalani proses
kimia pada rambut, misalnya mewarnai dan meluruskan rambut secara permanen, juga lebih
rentan untuk mengalami kerontokan rambut.

Rambut rontok parah bisa terjadi karena pengaruh gizi dan vitamin. Kulit kepala
merupakan tempat di mana rambut tumbuh dan akar rambut menempel. Sehingga
kesehatannya perlu dijaga dengan nutrisi yang cukup. Asupan gizi dan vitamin yang kurang
menyebabkan rambut menjadi mudah rontok. Kerontokan yang terjadi karena helaian rambut
yang tumbuh menipis dan menjadi mudah rapuh. Oleh karena itu, seseorang harus
memerhatikan keseimbangan makanan yang dikonsumsi dengan memperhatikan gizi
serta vitamin penting agar masalah rambut rontok dapat teratasi dengan baik.

Rambut rontok juga dapat dikarenakan siklus pertumbuhan rambut yang tidak
seimbang. Pertumbuhan rambut yaitu sekitar 1 inchi setiap bulannya. Pertumbuhan rambut
ini dapat berbeda-beda, tergantung dari hormon seseorang. Salah satu penyebab rambut
rontok parah yaitu adanya gangguan yang disebabkan hormon androgen. Akibat dari proses
pertumbuhan rambut yang tidak normal, maka rambut dapat rontok dalam jumlah yang cukup
banyak.

Kebotakan pria umumnya adalah akibat efek hormon. Folikel rambut yang terlalu
sensitif terhadap hormon dihidrotestosteron (DHT) diduga menjadi penyebab kerontokan
rambut yang berlebihan pada pria. Meningkatnya hormon DHT membuat rambut semakin
tipis dan tumbuh lebih pendek dari biasanya. Proses kebotakan akan terjadi secara bertahap
karena tidak semua folikel terpengaruh pada saat yang sama. Wanita yang telah memasuki
masa menopause biasanya juga akan mengalami kerontokan karena perubahan hormon.

Psikologis juga memengaruhi kerontokan rambut. Pada jenis ini, penderita akan
mengalami penipisan rambut kepala tetapi tidak selalu mengalami kebotakan. Kerontokan ini
cenderung berkurang tanpa penanganan medis khusus. Penyebabnya dapat berupa stres,
depresi, atau tekanan fisik yang berat (misalnya, setelah menjalani operasi besar atau baru
sembuh dari infeksi yang parah). Gangguan emosional atau stres adalah salah satu penyebab
kerontokan rambut yang cukup sering dialami. Seseorang yang memiliki gangguan emosional
akan merasa tertekan. Hal inilah yang menjadi penyebab kerontokan rambut yang parah.

Selanjutnya, sinar matahari atau radiasi matahari memiliki manfaat yang baik untuk
tubuh, namun tidak dipungkiri jika terlalu lama berada di bawah sinar matahari dapat
mengakibatkan berbagai penyakit salah satunya adalah menurunnya kesehatan pada rambut
yaitu yang berakibat kepada berkurangnya keratin rambut. Keratin merupakan protein yang
berada di rambut, kuku dan gigi pada manusia. Fungsi keratin untuk rambut adalah untuk
menjaga kesehatan rambut agar tetap berkilau.

Kerontokan rambut juga bisa disebabkan oleh obat-obatan. Misalnya, obat-obatan


yang biasa digunakan untuk menangani artritis, depresi, gangguan jantung, serta tekanan
darah tinggi. Kerontokan akan berkurang apabila penggunaan obat-obatan tersebut
dihentikan.

Kebotakan yang bersifat permanen karena rusaknya folikel rambut atau tempat
tumbuhnya akar rambut sering kali disebabkan oleh kondisi medis yang menyerang kulit.
Beberapa jenis penyakit yang dapat menyebabkan kebotakan permanen adalah lichen planus,
lupus eritematosus diskoid, skleroderma, dan folliculitis decalvans.

Mengatasi Rambut Rontok

Rambut rontok umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun karena


dapat memengaruhi kepercayaan diri, banyak penderitanya yang berusaha mencari bantuan
medis demi memperbaiki penampilan mereka. Rambut rontok dapat diatasi dengan cara alami
maupun dengan bantuan obat-obatan dan terapi.

Beberapa bahan alami yang dapat digunakan untuk mengatasi rambut rontok adalah
putih telur, campuran tomat, minyak zaitun, dan lidah buaya, bawang merah, santan, jahe,
minyak lavender, teh hijau, serta campuran madu dan lidah buaya. Beberapa jenis obat dan
terapi yang mungkin akan disarankan oleh dokter untuk mengatasi rambut rontok adalah
seperti losion minoxidil, tablet finasteride, terapi steroid, imunoterapi, terapi sinar ultraviolet,
transplantasi rambut, dan tato.

Selain itu, disarankan untuk tidak langsung menyisir rambut setelah keramas. Hal ini
akan membuat rambut menjadi lebih mudah rontok. Serta melakukan kegiatan keramas
secara rutin, misalnya dua kali sehari. Sebab rambut yang tidak dibersihkan secara rutin akan
lebih berminyak dan membuat rambut menjadi lebih mudah patah.

Rambut adalah bagian tubuh yang perlu untuk dirawat. Karena rambut dibutuhkan
untuk melindungi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dari sudut medis,
rambut sehat adalah rambut yang pertumbuhan, kelembaban, struktur, warna, dan fungsinya
baik. Maka dari itu diperlukan perawatan yang sesuai agar rambut menjadi sehat dan tidak
mengalami kerontokan berlebih.

(Penulis adalah mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Angkatan II Tahun 2016)

Anda mungkin juga menyukai