Anda di halaman 1dari 3

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (selanjutnya disebut IMM) merupakan Organisasi Otonom

(Ortom) Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah amar makruf nahi munkar. Sebagai
perwakilan Muhammadiyah di kalangan mahasiswa, IMM dikenal sebagai organisasi perkaderan
sekaligus pergerakan. Tujuan dari dibentuknya IMM adalah “mengusahakan terwujudnya akademisi
Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mewujudkan tujuan muhammadiyah”.

Hampir di setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah terdapat IMM yang merupakan tempat
eksistensinya untuk mengepakkan sayap dakwah ikatan. Di Universitas Muhammadiyah (UMS)
sendiri terdapat berbagai fakultas, dan disetiap fakultas tersebut terdapat IMM Komisariat, termasuk
di Fakultas Psikologi.

IMM di Fakultas Psikologi ini bernama IMM Komisariat Al-Ghozali yang dulunya bernama IMM
Fakultas Psikologi. Berdasarkan sejarah bahwa komisariat ini sudah ada sejak 1983, namun pada saat
itu masih bergabung dengan Fakultas Geografi sampai tahun 1984. Kemudian pada tahun 1985, IMM
Fakultas Psikologi memutuskan berdiri sendiri. Adapun pergantian namanya menjadi IMM
Komisariat Al-Ghozali adalah pada tahun 2003.Diberi nama Komisariat Al-Ghozali karena diilhami
dari kebesaran nama Imam Al-Ghozali yang merupakan seorang tokoh filusuf Islam dan tasawuf .

IMM Al-Ghozali Fakultas Psikologi UMS memiliki ciri khas yang dinamakan Tri Kompetensi Dasar
IMM, yakni: Religiusitas, Intelektualitas dan Humanitas. Dengan ciri tersebutlah yang membedakan
antara IMM dengan organisasi lainnya. IMM Al-Ghozali tentunya peduli dengan masalah-masalah
seputar keagamaan, keilmuan serta kemanusiaan. Maka dari itu, sudah seharusnya IMM Al-Ghozali
ini turut serta mensukseskan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah di UMS ini, yakni Al
Islam dan Kemuhammadiyahan, Pendidikan, Penelitian, serta Pengabdian Masyarakat.

Prestasi IMM Al-Ghazali :


1. Sukses dalam menggaet mahasiswa dalam pengkaderan
2. Estafet pengembangan desa binaan di Jayan, Boyolali, Jawa Tengah
3. Pimpinan2 Al-Ghazali sudah ada yang sampai pada tingkat cabang dan dpd.

Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta resmi menyandang predikat A


“Unggul” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tertanggal 4 Agustus 2017.
Prestasi ini sekaligus menandakan komitmen Prodi Psikologi UMS dalam menjaga mutu kualitasnya
sebagai salah satu pusat studi psikologi di Indonesia. Predikat akreditasi A yang diperoleh Psikologi
UMS tidak lepas dari berbagai fasilitas yang dimiliki sebagai sarana penunjang kegiatan akademik
antara lain, ruag perkuliahan yang nyaman dan kondusif dilengkapi dengan AC dan LCD Proyektor,
Free Wifi disetiap ruangan, laboratorium praktikum, laboratorium pendukung, serta kegiatan
akademik termasuk penelitian dan pengabdian masyarakat baik dosen dan mahasiswa. Raihan
akreditasi A ini juga menjadikan Prodi Psikologi UMS sebagai satu-satunya Program Studi Psikologi
terakreditasi A se-PTS di Jawa Tengah.

VISI:
 Menjadi Pusat Pendidikan dan Pengembangan IPTEKS di bidang Psikologi Islam dan
Indigenous yang memberi arah perubahan di tahun 2029

MISI
 Menghasilkan lulusan yang menguasai Ipteks dalam bidang psikologi yang berkualitas,
profesional, dan Islami
 Mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni melalui penelitian dan publikasi
dalam bidang psikologi Islam dan Indigenous
 Mengembangkan pengabdian dalam bidang psikologi Islam dan Indigenous untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Tujuan
 Menjadi fakultas psikologi yang menghasilkan lulusan yang berkualitas, profesional, dan
Islami
 Menjadi fakultas psikologi yang mampu menghasilkan penelitian dan publikasi dalam
Psikologi Islam dan Indigenous
 Menjadi fakultas psikologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis
masyarakat melalui implementasi psikologi Islam dan Indigenous 

DPM Fakultas Psikologi Adalah salah satu organisasi mahasiswa yang berada di fakultas psikologi,
DPM yang berarti Dewan Perwakilan Mahasiswa adalah lembaga legislative mahasiswa. DPM
mempunyai 4 tugas utama,

Fungsi Legislasi

Legislasi merupakan tugas utama dari seorang anggota dewan karena dengan fungsi inilah seorang
anggota dewan mampu menyalurkan aspirasinya banyaknya produk perundang-undangan yang
diciptakan dalam satu periode kerja merupakan salah satu parameter keberhasilan dari DPM.

Fungsi Pengawasan

DPM mempunyai kewajiban untuk mengawasi kinerja dari lembaga eksekutif . Hal ini bertujuan agar
lembaga eksekutif bekerja secara optimal dan sesuai dengan amanat rakyat

(baca : mahasiswa yang memilih).

Fungsi Anggaran

DPM mengevaluasi kinerja dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) sehingga pengelolaan dana keuangan dan pemberian anggaran dilakukan berdasarkan
kinerja dari ormawa tersebut.

Fungsi Advokasi

Fungsi advokasi ini dilakukan untuk menyampaikan keluhan, masukan, saran dan kritik mahasiswa
kepada pihak pengelola universitas agar aspirasi serta permasalahan yang ada dapat terselesaikan.

DPM mempunyai tugas dan wewenang:

1. Membentuk peraturan kemahasiswaan yang dibahas bersama Ketua BEM yang bertujuan
untuk mendapat kesepakatan bersama
2. Membahas bersama Ketua BEM dengan memperhatikan pimpinan kelembagaan terkait
dalam hal memberikan persetujuan atas rancangan anggaran kemahasiswaan yang
diajukan oleh Ketua BEM
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan kemahasiswaan
4. Memberikan persetujuan atas sikap dan pandangan politis dari Ketua BEM
5. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan kemahasiswaan
6. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa

DPM memiliki beberapa hak yaitu :


1. Hak Interpelasi, yaitu hak yang mempertanyakan kebijakan – kebijakan lembaga eksekutif
2. Hak Budget, yaitu hak untuk mengusulkan anggaran
3. Hak Angket, yaitu hak untuk menghimpun pendapat dalam menyikapi sebuah kebijakan
4. Hak Insiatif, yaitu hak dalam mengajukan rancangan peraturan kemahasiswaan
Dewan perwakilan mahasiswa beranggotakan wakil – wakil mahasiswa yang dipilih. Seorang wakil
mahasiswa mengemban amanat untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa untuk
menjadi suatu kebijakan

Maka dari itu, wakil mahasiswa dituntut untuk dapat sensitif dalam mendengarkan keluhan
mahasiswa serta aktif dalam menuangkan pemikiran untuk menyusun suatu kebijakan yang akan
diberlakukan dalam lingkungan mahasiswa. Dalam praktik sehari – hari, seorang wakil mahasiswa
dituntut untuk mampu turun kebawah untuk menampung aspirasi mahasiswa sebesar besarnya dan
menuangkannya dalam suatu forum kerja yang berupa rapat – rapat serta Sidang Umum.

Anda mungkin juga menyukai