Anda di halaman 1dari 4

Pertemuan 10

Manusia, Sains dan Teknologi


(Buku Pegangan Bab VII, Halaman 108-114)

Sains atau ilmu pengetahuan diawali dengan semangat rasionalisme (mengutamakan


logika atau akal sehat) yang berkembang sejak Zaman Renaisance atau Abad Pencerahan (abad
XIII) di Eropa. Semangat rasionalisme mendorong orang belajar keras, melakukan percobaan dan
penelitian sehingga menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru. Karya-karya para filsuf dan
ilmuwan sejak zaman Yunani-Romawi mendapat perhatian khusus untuk dipelajari.
Pencarian sains atau ilmu pengetahuan pada waktu itu meliputi (1) ilmu-ilmu eksata, yang
meliputi matematika, fisika, kimia, astronomi, biologi, kedokteran, (2) ilmu-ilmu sosial, yang
meliputi sejarah, hukum, ekonomi, politik, antropologi, sosiologi, dan (3) ilmu-ilmu budaya, yang
meliputi bahasa, sastra, filsafat, teologi, seni. Pencarian ilmu pengetahuan itu dilakukan secara
sungguh-sungguh. Kerja keras para ilmuwan (pencari ilmu pengetahuan) ini mewarisi berbagai
jenis ilmu pengetahuan pada generasi berikutnya. Ilmu yang ditemukan para ilmuwan pendahulu
itu disempurnakan oleh para ilmuwan generasi baru, ditemukan lagi, terus disempurnakan lagi,
dan seterusnya, menghasilkan banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita miliki sekarang ini.
Kemajuan ilmu pengetahuan yang terjadi pada abad ke-12 dan ke13 itu mendasarkan diri
pada kekuatan logika (rasionalisme, akal sehat) bidang studi yang sangat diminati oleh para
intelektual dan calon intelektual. Dalam perkembangannya, dunia intelektual diwarnai dengan
munculnya minat untuk mempelajari secara serius karya-karya filsuf legendaris dunia, yakni
Aristoteles (384-322) tentang moral dan etika dan filsafat. Karya-karya asli Aristoteles yang
sebelumnya ditulis dalam bahasa Yunani mulai diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Latin.
Karya-karya besar Aristoteles yang diminati, antara lain Politika, Etika, Puitika, Retorika,
dan Metafisika. Salah seorang sarjana yang berhasil menguasai karya-karya Aristoteles adalah
Albertus Magnus (1193-1280). Ia adalah orang Bavaria yang menjadi Pastor pada Ordo
Dominican. Pemikir Katolik termasyur yang hidup pada masa itu adalah Thomas Aquinas (1224-
1274), seorang bangsa Neapolis, belajar di biara Benediktus di kota Monte Cassiono yang
berminat masuk dalam Ordo Dominican. Ia belajar di bawah bimbingan Abertus Magnus. Karya
besar Thomas Aquinas, antara lain berjudul Summa Theologica (semacam Ensiklopedi Theologi).
Semangat zaman Renaisance (Pencerahan) mentransformasikan kembali kehidupan
intelektual, baik dalam bidang filsafat, sains, kedokteran, dan ilmu-ilmu pengetahuan klasik.
Fenomena perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa pada abad ke-13 sampai dengan abad ke-15

1
sulit dijelaskan secara tepat. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang ikut mendorong perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa itu, yakni (1) Kemajuan ekonomi yang mengesankan dan munculnya
kota-kota dagang baru di Eropa, (2) Relasi dan komunikasi yang intensif dengan kawasan
Byzantium, dan (3) Pengaruh peradaban Arab yang bergairah untuk mempelajari filsafat dan ilmu
pengetahuan yang telah berkembang lama di Yunani.
Tokoh intelektual yang perlu mendapat perhatian setelah Albertus Magnus dan Thomas
Aquinas adalah pemikir Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292). Hasil pemikirannya terwujud
dalam karya besarnya berjudul Opus Majus atau Greater Work. Teorinya ini melahirkan
kesadaran dan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang mesin, navigasi, mobil, dan mesin
terbang. Ia adalah ilmuwan dan penemu genius yang berhasil menciptakan kaca jendela, pipa
cerobong asap, kompas, kemudi, kaca mata, bubuk mesiu, kertas dan penemuan lainnya.
Lahirnya berbagai kolese, yakni lembaga semacam asrama dengan siswa dan pembimbing
yang tinggal bersama, memperbesar dan memperkuat semangat para siswa untuk menggeluti
dunia ilmu pengetahuan. Para siswa yang belajar di kolese dipersiapkan untuk masuk ke
universitas-universitas besar. Kolese-kolese ini bermunculan pada abad ke-13-14. Misalnya,
Kolose Robert de Sorbon, Perancis, di mana para siswanya dipersiapkan masuk ke Universitas
Paris. Sedangkan di Inggris kolese yang terkenal adalah Kolese Oxford dan Cambridge yang
kemudian menjadi Universitas Oxford dan Universitas Cambridge yang kini menjadi universitas
terbaik dunia pada saat ini.
Setelah lahirnya kolese-kolese tersebut, tahap berikunya adalah kemunculan universitas-
universitas di Eropa. Pada masa itu yang termasyur dan patut disebut adalah Universitas Oxford,
Universitas Cambridge, Universitas Paris, Universitas Prague, Universitas Viena, Universitas
Heidelberg, Universitas Louvain, Universitas Slamanca, dan Universitas Bologna, dan lain-lain.
Tradisi ilmu pengetahuan Ignatian yang dikembangkan oleh Ignasitius de Loyola sebagai
pelopor, bertujuan untuk mengembangkan intelektual setiap anak didik agar berkembang
sepenuhnya sesuai dengan talenta pemberian Tuhan. Maka, bertumbuh dan berkembanglah
lembaga-lembaga pendidikan, baik di tingkat kolese maupun tingkat universitas, yang mencetak
banyak kaum intelektual. Peran Gereja Katolik pada saat itu sangat besar. Lahirlah kaum
intelektual, para ilmuwan, pengusaha, pedagang, dan kaum terpelajar yang membentuk kelas baru
atau strata baru pada masyarakat Eropa yang dikenal kemudian dengan nama kaum borjuis. Kaum
borjuis inilah yang berpengaruh besar dalam masyarakat Eropa pada masa itu.
Setelah ilmu pengetahuan (sains) berkembang pesat, maka sebagai konsekuensi lebih
lanjut adalah berkembang pula ilmu teknologi. Ilmu teknologi adalah aplikasi atau penerapan dari
ilmu pengetahuan atau sains. Jadi, sains atau ilmu pengetahuan melahirkan teknologi. Maka,
2
muncullah bidang studi baru yang disebut ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek inilah
yang terus bertumbuh dan bekembang dan mempengaruhi peradaban umat manusia sampai
dengan saat ini. Iptek ini melahirkan industrialisasi di berbagai negara di Eropa. Industrialisasi di
berbegai negara di Eropa diawali dengan Revolusi Industri. Proses Revolusi Industri dalam skala
besar maupun kecil terjadi di berbagai bidang kehidupan manusia.
Ada beberapa faktor yang mendorong lahirnya Revolusi Industri di Inggris dan di Eropa
pada umumnya pada masa itu, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya organisasi dengan manajemen yang baik dan profesional. Dengan organisasi
dengan manajemen yang baik memungkinkan jalannya organisasi secara baik pula, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, sampai pada pemasaran hasil industri.
2. Tersedia tempat kerja yang memadai dan permanen. Dengan adanya tempat kerja yang
permanen maka peralatan kerja juga permanen dengan para pekerja profesional yang tetap.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang canggih dan mekanis. Dengan sarana dan prasarana
yang canggih itu maka mutu hasil produksi menjadi seragam dalam jumlah yang besar.
4. Tersedianya para tenaga ahli, setengah ahli, dan tenaga terampil yang terdidik dan terlatih
sesuai dengan standar tenaga kerja yang profesional.
5. Tersedianya bahan mentah yang cukup untuk kelangsungan industri, sekaligus pemasaran
yang luas bagi hasil produk industri.
Revolusi industri di Inggris dan di Eropa pada umumnya dalam berbagai bidang
berpengaruh besar pada perubahan peradaban dunia. Misalnya, sebelum era industrialisasi,
masyarakat Inggris bersifat feodal, aristokrat. Raja dan kaum bangsawan sebagai kelas atas. Kelas
berikutnya adalah tuan-tuan tanah. Lapisan terendah adalah para rakyat jelata, yang meliputi
petani, buruh, nelayan, dan pengrajin. Terjadilah stratifikasi sosial. Revolusi industi mengubah
struktur dan strata masyarakat Inggris secara spektakuler. Perubahan itu, antara lain susunan dan
sistem kerja berubah, sistem pengupahan dan jam kerja berubah, serta sistem nilai dalam
masyarakat. Munculnya kelas baru dalam masyarakat yang menguasai perekonomian Inggris serta
orang-orang yang tersisih (rakyat jelata) akibat pengaruh dari industrialisasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) pada abad berikutnya, yakni abad
XX mengalami kemajuan yang spektakuler. Iptek telah berhasil mengantarkan kesejahteraan dan
kemudahan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Berbagai jenis pekerjaan yang
sebelumnya mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan fisik manusia atau binatang, telah
diganti dengan peralatan teknologi hasil industri. Pada akhir abad XX kemajuan Iptek semakin tak
terbendung lagi. Peredaban umat manusia terus berkembangan sejalan dengan kemajuan Iptek.

3
Kemajuan Iptek bidang teknologi informatika berpengaruh sangat besar pada abad kita
sekarang ini. Teknologi informatika meliputi teknologi informasi dan teknologi transportasi.
Teknologi transportasi telah menciptakan alat-alat transportasi, pemindahan barang, jasa, dan
manusia dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang relatif cepat, seperti pesawat
terbang, mobil, kereta api, sepeda motor. Kemajuan bidang informatika meliputi telekomunikasi
dan komunikasi, seperti telepon, radio, televisi, komputer, internet, handphone. Era globalisasi
dipandang sebagai era strategis untuk memacu perkembangan Iptek di segala bidang kehidupan
manusia. Kemajuan Iptek memberikan kemudahan, kelancaran, kenyamanan bagi manusia.
Agar pemanfaatan Iptek mendatangkan manfaat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan
umat manusia (dan bukan sebaliknya mendatangkan kerusakan dan malapetaka), maka diperlukan
sumber daya manusia (SDM) menguasai Iptek sehingga penggunaan berbagai jenis peralatan
teknologi modern tersebut tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. *

Anda mungkin juga menyukai