Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan dan Kegunaan IPTEK dalam Islam

Saat ini kemajuan diberbagai bidang kehidupan telah berkembang secara pesat seiring
dengan perkembangan zaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan bukti
konkrit dari perkembangan zaman dan kemajuan dari daya pikir manusia. IPTEK sebenarnya
sudah berkembang sejak zaman dahulu dan memiliki banyak manfaat didalam kehidupan,
namun tidak semua manusia mampu mengetahui awal mula perkembangan IPTEK dan
kegunaan IPTEK menurut pandangan islam. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan
informasi mengenai sejarah perkembangan IPTEK dan kegunaan IPTEK menurut pandangan
islam dan manfaatnya dalam kehidupan khususnya bagi umat islam.

IPTEK merupakan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling
bekerjasama dalam memberikan manfaat dikehidupan. IPTEK singkatan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, dimana ilmu berarti pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun sistematis dengan metode tertentu, pengetahuan berasal dari kata “tahu” (mengerti)
dan teknologi adalah semua manifestasi dalam arti materil yang lahir dari daya cipta manusia
untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna mempertahankan kehidupan (Mujilan
dkk, 2016). Perkembangan IPTEK memiliki beberapa periode, dimulai sejak zaman purba
hingga saat ini.

Zaman purba atau zaman batu sudah memperlihatkan adanya perkembangan IPTEK,
namun perkembangannya tidak signifikan. Zaman purba (4 juta tahun lalu), terlihat
adanya perkembangan ilmu, seperti kemampuan mengamati, membedakan, memilih, dan
melakukan percobaan (Aditnanda, 2011). Hasil dari periode ini adalah pembuatan alat-alat
batu, yang kemudian lebih disempurnakan dengan besi dan perunggunya, juga sistem
bercocok tanam. Zaman yunani (600-200 SM), terjadi perubahan besar pada cara berpikir
umat manusia dan mulai berkembangnya teknologi. Pada zaman ini banyak para ilmuan
dengan penemuannya yang menakjubkan, seperti Pythagoras (580-500 SM), Sokrates (470-
399 SM), Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM), Eulid (330 SM) dan Archimides
(287-212 SM) dan penemu lainnya.
Zaman Pertengahan (31 SM-628 M) disebut zaman kegelapan karena
perkembangan ilmu pengetahuan terhenti dan berkembangnya agama Kristen di Eropa. Pada
masa ini perkembangan IPTEK di dunia islam mulai berkembang (Aditnanda, 2011).
Perkembangan IPTEK mulai berkembang secara pesat di dunia islam khususnya pada masa
daulah Abbasiyah I karena memandang ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang penting
dan mulia. Oleh karena itu, adanya perkembangan ilmu naqli dan perkembangan ilmu Aqli
(Sunanto, 2003).
Ilmu naqli adalah ilmu yang bersumber dari naqli (Al-Qur’an dan Hadist), yaitu ilmu
yang berhubungan dengan agama islam, seperti ilmu tafsir, ilmu hadist yang mulai
berkembang pada zaman khulafa ar-Rasyidin, ilmu kalam (Ilmu yang mempelajari Allah dan
para utusan-Nya beserta sifat-sifat-Nya), ilmu tasawuf (Ilmu yang mempelajari ketekunan
beribadah kepada Allah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah), ilmu bahasa, ilmu
fiqih (Ilmu yang mempelajari hukum islam). Sedangkan ilmu aqli adalah ilmu yang
didasarkan kepada pemikiran (rasio) seperti ilmu kedokteran, ilmu filsafat, ilmu optik, ilmu
astronomi, ilmu hitung, ilmu kimia, ilmu tarikh dan geografi (Sunanto, 2003).
Zaman Modern (658 M-Sekarang) diawali dengan zaman Renaissance (fase
kebangkitan kembali IPTEK di Eropa) dimana orang mulai mengandalkan
kekuatan rasio (akal), meninggalkan dogma-dogma agama dan ilmu alam terus berkembang
(Aditnanda, 2011). Kemudian tampil ilmuawan-ilmuwan seperti Copernicus, Galileo, dan
Keppler yang melakukan penelitian tentang tata surya. Lalu, Leonardo Pisa ahli aljabar dari
Italia, terus melakukan penyelidikan sehingga menemukan tiga akar dari persamaan pangkat
tiga. Dilanjutkan dengan penemuan Issac Newton yang mengembangkan ilmu pengetahuan
alam berdasarkan prinsip-prinsip matematika seperti teori gravitasi, perhitungan Calculus,
dan Optika. Pada abad ke-20, perkembangan IPTEK semakin menakjubkan seperti
berkembang teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi yang dikembangkan William
Henry Gates atau dikenal dengan nama Bill Gates, pemilik Microsoft Corporation bersama
sahabatnya Paul Allen.
Islam mengajarkan bahwa usaha pengembangan IPTEK merupakan bagian dari
pengabdian manusia kepada Allah dan untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah
(Mujilan dkk, 2016). Untuk meraih nilai pengabdian tersebut, pengembangan IPTEK harus
memenuhi ketentuan seperti niat karena Allah (Menuntut ilmu yang merupakan kewajiban
setiap umat islam diniatkan karena Allah), mengintegrasikan pengetahan yang disediakan
oleh Allah, berorientasi pada kemaslahatan umat manusia (IPTEK harus memiliki manfaat
dan tidak menimbulkan kerugian untuk orang lain), menjaga keseimbangan alam (IPTEK
harus memperhatikan dan menjaga keseimbangan alam) dan yang terakhir yaitu menyadari
bahwa iptek adalah hasil kerja manusia yang tidak dapat menghasilkan kebenaran mutlak
yaitu kebenaran iptek harus diposisikan dibawah kebenaran mutlak yang ditunjukkan oleh
Allah (Mujilan dkk, 2016).
Allah SWT tidak membiarkan manusia hidup dalam kebodohan. Oleh karena itu,
Allah melimpahkan potensi berupa akal dan qalbu untuk memahami elemen-elemen yang
terdapat di alam agar dapat diselidiki dan menggunakan benda yang terpendam dalam bumi
dan tersebar di langit demi untuk memenuhi kebutuhan manusia (Mujilan dkk, 2016). Untuk
itu Al-Qur’an sangat konsen dalam mendorong umat manusia dengan memberikan pedoman
berupa sains (pengetahuan) dan memberi perlengkapan untuk terus mencari ilmu
pengetahuan dan mengembangankannya menjadi nyata dalam teknologi agar manusia
menyadari akan kebesaran Penciptanya. Perkembangan IPTEK pada masa kini memiliki
manfaat yang banyak dalam kehidupan bermasyarakat.
Manfaat IPTEK dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilihat diberbagai bidang
seperti bidang informasi dan komunikasi, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan industri,
bidang politik, bidang sosial dan budaya (Sunanto, 2005). Sedangkan manfaat IPTEK
menurut sudut pandang islam yaitu memberikan kemudahan. Kedua, mengenal dan
mengagungkan Allah, yaitu dengan adanya perkembangan dan pemanfaatan IPTEK, manusia
dapat mengetahui kebesaran Allah dari hasil penemuan-penemuannya. Ketiga, meningkatkan
kualitas pengabdian kepada Allah. Seiring dengan perkembangan dan pemanfaatan IPTEK,
manusia dapat meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah karena terciptanya teknologi-
teknologi baru seperti jam tangan, Al-Qur’an digital, aplikasi pengingat sholat, dll. Terakhir
yaitu, menumbuhkan rasa syukur kepada Allah bahwa Allah sudah menyiapkan seluruh
sumber ilmu pengetahuan di dalam Al-Qur’an untuk dikembangkan manusia untuk
menghasilkan penemuan dan teknologi.
Allah sudah menyiapkan seluruh sumber ilmu pengetahuan didalam Al-Qur’an agar
dapat dipelajari dan dikembangkan umat islam untuk menciptakan suatu teknologi yang dapat
memudahkan manusia dalam menjalani proses kehidupan. Kemajuan IPTEK saat ini
merupakan bukti kebesaran Allah bahwa Allah sudah menyiapkan segalanya untuk manusia
dari hal terbesar hingga hal terkecil. Untuk itu, dalam mengembangkan IPTEK manusia
diwajibkan berniat karena Allah dan meyakini tidak ada kebenaran yang mutlak dan
penemuan yang hebat tanpa seizin Allah serta meyakini bahwa kemajuan IPTEK dizaman
sekarang merupakan bukti kebesaran Allah.
Daftar Pustaka

Mujilan, dkk. (2016). MATERI PEMBELAJARAN MPK AGAMA ISLAM. Depok:

Universitas Indonesia
Nanda, A. (2011). Pertumbuhan dan Perkembangan IPTEK. Ditrima dari
https://aditnanda.wordpress.com/2011/11/18/pertumbuhan-dan-perkembangan-iptek/
Sunanto, M. (2003). Sejarah Islam Klasik perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Jakarta:

Prenada Media

Sunanto, M. (2005). Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

______. (2009). Manfaat Teknologi dari Sudut Pandang Islam. Diterima dari

https://mischanz.wordpress.com/2009/12/16/manfaat-teknologi-dari-sudut-pandang
islam/

Anda mungkin juga menyukai