Kata ukhuwah berasal dari bahasa arab yang kata dasarnya adalah akh yang berarti
saudara, sementara kata ukhuwah berarti persaudaraan. Adapun secara istilah ukhuwah
islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya
yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan,
kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan berukhuwah akan
timbul sikap saling menolong, saling pengertian dan tidak menzhalimi harta maupun
kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata.
Ada beberapa hikmah yang harus kita ambil pelajaran untuk menjalin ukhuwah
islamiyah dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga Allah SWT senantiasa menurunkan
Berkah di didunia ini, antara lain:
1. Terciptanya solidaritas yang kuat antara sesama muslim
Dengan adanya saling tepa selira, merasakan kebahagiaan ketika orang lain bahagia
dan meresakan kesedihan ketika orang lain ditimpa musibah, akan membuahkan sikap
solidaritas yang kuat diantara sesama muslim. Seorang muslim akan lebih peduli dan
memberikan perhatian yang lebih kepada saudaranya sesama muslim. Dari sikap inilah Islam
dan kaum muslimin akan makin kuat dalam berbagai hal, termasuk secara ekonomi sehingga
terhindar dari jurang kemiskinan.
2. Terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa
Apabila seorang muslim mampu memberikan kasih sayang terhadap muslim lainnya,
dan kasih sayang itu diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, kita akan merasakan
betapa nikmatnya kebersamaan sebagai umat Islam dan bangsa yang kuat dan kukuh dan
tidak muda di adu domba yang sarat akan perpecahan. Apalagi dengan sikap ikhlas karena
mengharap ridha Allah.
Kasus DKTP dan kasus GB memperlihatkan bahwa pengaplikasian ukhuwah
islamiyah dikalangan umat Islam belum dilaksanakan secara menyeluruh. Ukhuwah
islamiyah yang mengandung makna sikap saling menyayangi antara persaudaraan sesama
umat Islam belum terlihat di kaum muslim sehingga muncul kasus tersebut. Ukhuwah
islamiyah harus diaplikasikan didalam kehidupan, sehingga hidup menjadi penuh
kebermanfaatan dan tidak merugikan orang lain.
3.2 Ukhuwah Wathoniyah
Ukhuwah wathoniyah adalah persaudaraan yang didasari oleh persamaan suku dan
bangsa. Mujilan et al (2016) menyatakan bahwa ukhuwah ini merupakan salah satu tanda-
tanda kebesaran Allah swt. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Al-Quran yang
artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (QS Al-Rum/30:22).
Kebinasaan yang disebut dalam ayat diatas dapat dikaitkan dengan perpecahan yang
diakibatkan oleh berbagai konflik berlatar SARA di Indonesia. Untuk itulah, ukhuwah
wathoniyah memiliki peranan penting dalam keutuhan Indonesia sebagai negara yang kaya
akan perbedaan. Pada kasus penyalahgunaan agama, ukhuwah ini berperan sebagai sarana
masyarakat sebagai warga Indonesia untuk saling peduli, mengingatkan, mengawasi, dan
melindungi tanpa memandang perbedaan agama. Dengan begitu, kasus penyalahgunaan
agama yang marak terjadi di Indonesia dapat dicegah dan dihambat perkembangannya.
Ukhuwah insaniyah mengandung arti bahwa seluruh manusia adalah bersaudara. Hal
ini tercantum dalam Al-Quran yang artinya: “Hai manusia! Kami ciptakan kamu dari satu
pasang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan suku bangsa,
supaya kamu saling mengenal bukan supaya saling membenci (bermusuhan). Sungguh, yang
paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah yang paling bertakwa. Allah Maha
Tahu, Maha Mengenal” (QS Al-Hujurat/49:13).
Dari ayat tersebut, dapat dilihat bahwa Al-Quran memandang ukhuwah insaniyah
sebagai persaudaraan yang umum dan luas (Chirzin, 2007). Hal ini dikarenakan ukhuwah
insaniyah tercipta dengan dasar persamaan dalam diri setiap manusia sebagai makhluk sosial.
Dasar persamaan manusia tersebut juga membawa ukhuwah ini memiliki peranan yang
penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Hal ini sebagaimana ukhuwah insaniyah
menganjurkan manusia untuk saling menyayangi dan tidak menyakiti. Ukhuwah insaniyah
memiliki peran yang besar sebagai pencegah perkembangan kasus penyalahgunaan agama
melalui dasar sesama manusia untuk berbuat baik, menyayangi dan tidak menyakiti,
melindungi, mengawasi, serta mengingatkan tanpa memandang perbedaan agama, suku,
maupun faktor-faktor pembeda lainnya.
Daftar Pustaka
Chirzin, M. (2007). Ukhuwah dan kerukunan dalam perspektif Islam. Jurnal aplikasi ilmu
ilmu agama, 8(1), 1-13. Retrieved from: http://digilib.uin
suka.ac.id/8321/1/MUHAMMAD%20CHIRZIN%20UKHUWAH%20DAN%20KE
UKUNAN%20DALAM%20PERSPEKTIF%20ISLAM.pdf
Dalmeri. (2014). REVITALISASI FUNGSI MASJID SEBAGAI PUSAT EKONOMI DAN
DAKWAH MULTIKULTURAL vol. 22 no. 2. Diterima dari
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/download/269/250
Fikri, A. (1997). Wawasan Islam dan Ekonomi: sebuah bunga rampai. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Hakim, L. (2012). Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Bandung: Erlangga
Mujilan, Kaelany, Nurwahidin, Afroni, S., Rozaq, A., Apendi, P., & Ahmad (2016). Modul
matakuliah pengembangan kepribadian agama islam. Depok: Universitas Indonesia.