Anda di halaman 1dari 18

TATA KELOLA

PERUSAHAAN
KELOMPOK 5

181210161 / IRA YUSITA


181210168 / ARNETA DWITASYA K
181210173 / ALYSHA BIANTARI P
181210176 / NURUL IZZAH F
181210179 / RAYNALDI KURNIAWAN
181210181 / METHA MELINDA
181210184 / HANA ALAMANDA
01
KORUPSI PADA PT
KERETA API INDONESIA

Persero yang terkait


pengadaan sertifikat tanah
FENOMENA 1
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Aceh
akhirnya menahan tersangka kasus dugaan korupsi pada PT KAI
(Persero) terkait pengadaan sertifikat tanah yang merupakan
aset perusahaan tersebut. Dir Reskrimsus Polda Aceh, Kombes
Pol Margiyanta mengatakan, tersangka yang ditahan berinisial
RI. Tersangka RI sendiri diketahui menjabat sebagai Manager
Aset Tanah dan Bangunan Wilayah Peureulak, Aceh Timur,
pada perusahaan BUMN itu. "Yang bersangkutan ditahan
karena terbukti mark up bersama tiga orang lainnya dalam
proses dan mekanisme pembuatan sertifikat aset PT KAI,"
ujarnya

Dikutip dari berita acehportal.com


IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah penyelidikan dilakukan, polisi pun akhirnya
menemukan adanya kenaikan harga dalam pembuatan
sertifikat aset, termasuk untuk biaya operasionalnya.
"Menaikkan harga, mulai dari pengadaan,
mekanismenya, itu rekayasa, yang nilainya sekian naik
menjadi sekian," kata Direktur. Selain RI sendiri, ada tiga
orang tersangka lain yang ditetapkan yakni S, IO dan
MA. Mereka bertiga nantinya juga akan ditahan
menyusul RI. "Mereka kooperatif selama ini, nanti akan
menyusul juga kita tahan," jelasnya.

Dikutip dari berita acehportal.com


HUBUNGAN DENGAN TATA
KELOLA
Korupsi terjadi disebabkan adanya
penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang
dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi
kepentingan pribadi dengan mengatas namakan
pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman.
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang
memperkaya diri yang secara langsung merugikan
negara atau perekonomian negara. Unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek, aspek
yang memperkaya diri dengan menggunakan
kedudukannya dan aspek penggunaan uang
Negara untuk kepentingannya.
PEMBAHASAN JURNAL
Upaya perbaikan yang membuahkan hasil tersebut
merupakan sebagai bentuk perwujudan kebijakan yang
efektif. Menurut La Patra, kebijakan kriminal dikatakan
efektif apabila mampu mengurangi kejahatan (reducing
of crime), baik dalam arti mampu melakukan
pencegahan kejahatan (prevention of crime) maupun
dalam arti mampu melakukan perbaikan terhadap
pelaku kejahatan itu sendiri (rehabilitation of criminals)
Sedangkan Lawrence M. Friedman berpandangan bahwa
untuk memahami hukum berlaku efektif atau tidak di
dalam masyarakat, harus diperhatikan komponen-
komponen sistem hukum yang berupa komponen
struktural, subtansi dan kultur.

Dikutip dari jurnal efektivitas penerapan GCG dalam


upaya pencegahan tindak pidana korupsi di PT
Kereta Api Indonesia ( Rizqi Yurice Prastika, 2020)
PEMBAHASAN JURNAL
Evaluasi tata kelola seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Badan Usaha
Milik Negara sendiri. Namun, peran Kementerian BUMN Perusahaan, dalam
hal ini, pemerintah harus mampu melakukan evaluasi secara detail dan
berkala pemantauan terkait pelaksanaan ini GCG, sedangkan penilaiannya
dilakukan oleh asesor independen yang berkompeten dan akuntabel.
Dibutuhkan sinergi dengan komitmen pemerintah memaksa Milik Negara
Perusahaan untuk menerapkan GCG secara transparan dan akuntabel,
dengan profesionalisme tingkat tinggi dan efektivitas. Salah satunya adalah
dengan komitmen Kerjasama dengan Korupsi Komisi Pemberantasan untuk
pemberantasan korupsi dan meningkatkan penerapan GCG di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara.

Dikutip dari jurnal Relationship between the


effectiveness of Good Corporate Governance
(GCG) policies with the occurrence of corruption
cases in the State-Owned Enterprises environment
(Rahmat Saleh Harahap, Setyo Riyanto, 2020)
02
AHOK BEBERKAN MASALAH
PERTAMINA
Mantan Direksi Masih Terima Gaji
Tinggi Hingga Utang Miliaran Dollar
FENOMENA 2
Pt. Pertamina dikabarkan mengalami kerugian
yang besar dalam manajemen perusahaan,
sehingga komisaris utama PT. Pertamina yaitu
Basuki Tjahja Purnama (Ahok) angkat bicara. Ia
memberitahu bahwa masalah yang dialami salah
satunya adalah jabatan yang menimpa jajaran
direksi, bahwa pihak manajemen perusaahan
melakukan penggantian direksi tanpa
sepengetahuan dirinya selaku komisaris utama
PT. Pertamina.

Dikutip dari berita pikiranrakyat.com


IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang terjadi pada kasus tersebut adalah
nepotisme terkait dengan jabatan direksi di PT.
Pertamina serta ketidaksesuaian gaji terhadap jabatan
direksi yang bersangkutan, sehingga dari masalah
tersebut dapat ditemukan solusi sesuai dengan CG
yang berlaku yaitu Transparansi, Akuntabilitas,
Keadilan, dan Responsibilitas. Karena tiap elemen
tersebut saling terhubung serta terikat agar dapat
memiliki sistem perusahaan yang sehat.

Dikutip dari berita pikiranrakyat.com


IDENTIKASI MASALAH
Selain itu jajaran direksi saat ini merupakan hasil
“lobi” dari para Menteri, bukan hasil kerja keras yang
sesuai. Selain posisi direksi, sistem rekruitmen pun
memiliki permasalahan yang sama. Manajemen pun
memiliki permasalah lain yaitu pemberian gaji dengan
jumlah yang tidak sesuai jabatan, ahok menjelaskan
bahwa pemberian nominal gaji tidak sesua dengan
jabatan melainkan sesuai dengan “lama bekerja” di
perusahaan.

Dikutip dari berita pikiranrakyat.com


HUBUNGAN
DENGAN TATA
KELOLA
Nepotisme merupakan sebuah tindakan
yang menyalah gunakan suatu kepentingan
perushaan demi kawanannya atau demi diri
sendiri. Yang artinya masalah ini serius
dalam kinerja tata kelola perusahaan.
Kedudukan dalam perusahaan yang akan
hancur dengan kecurangan tersebut.
PEMBAHASAN JURNAL
Transparansi, pada prinsip ini dimaksudkan agar
direksi bertanggung jawab penuh atas kebenaran dan
keakuratan setiap data beserta keterangannya bagi
seluruh pihak yang berkepentingan di perusahaan,
dengan kata lain pihak direksi harus melakukan
keterbukaan atas setiap tindakan serta
mengesampingkan kepetingan pribadi, pihak direksi
harus meminta persetujuan untuk mengambil
keputusan/melakukan suatu tindakan.

Dikutip dari jurnal tanggung jawab direksi dalam


penerapan prinsip good corporate governance
PEMBAHASAN JURNAL
Keadilan, pada prinsip ini tentu saja yang dimaksud adalah
untuk memberlakukan keadilan. Prinsip ini terwujud dalam
Pasal 94 UU Perseroan Terbatas yaitu mengenai
pengangkatan anggota direksi oleh RUPS dan Pasal 96 yang
memuat tentang ketentuan besarnya gaji dan tunjangan
anggota direksi yang ditetapkan berdasarkan RUPS.
Ketentuan pasal-pasal tersebut mencerminkan adanya
perlindungan terhadap hak pemegang saham dan perlakuan
yang adil untuk memilih anggota direksi, serta adanya hak
dari pemegang saham untuk menentukan besar dan jenis
penghasilan anggota direksi.

Dikutip dari jurnal tanggung jawab direksi dalam


penerapan prinsip good corporate governance
PEMBAHASAN JURNAL
Akuntabilitas, pada prinsip ini ini dapat dilihat dari ketentuan
Pasal 97 UU Perseroan Terbatas yakni bahwa direksi
bertanggung jawab atas pengurusan perseroan dan
pengurusan tersebut wajib dilaksanakan oleh setiap anggota
direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.

Dikutip dari jurnal tanggung jawab direksi dalam


penerapan prinsip good corporate governance
PEMBAHASAN JURNAL
Responsibilitas, pada prinsip ini mengharuskan
perusahaan untuk menjunjung tinggi supermasi
hukum salah satunya adalah dengan mengikuti
peraturan di bidang ketenagakerjaan

Dikutip dari jurnal tanggung jawab direksi dalam


penerapan prinsip good corporate governance
PEMBAHASAN JURNAL
Penerapan prinsip tata kelola yang tepat menuntut
fokus yang jelas pertumbuhan berkelanjutan sebagai
dasar minimalisasi risiko untuk memastikan jangka
Panjang kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain,
efektivitas perusahaan menyiratkan asumsi konsep
tanggung jawab global berdasarkan kepatuhan ketat
dengan hukum, penciptaan hubungan konstruktif
dengan semua masyarakat dan rasa hormat
lingkungan.

Dikutip dari jurnal Corporate Governance and


Global Responsibility (Daniela M. Salvioni, 2003)
X SEKIAN

DAN

Y TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai