Selesai mandi dan mempersiapkan diri, tidak lupa berpamitan dengan ibu, bapak
dan adik, sembari meminta do’a agar diberi keselamatan serta kelancaran hingga
kembali ke rumah. Terakhir kuucapkan salam setelah mencium kedua tangan mereka.
Aku menuju rumah Avren, seorang teman baikku yang telah berbagi sejuta
kisah denganku sejak kecil. Jarak antara rumahku dan rumahnya hanya puluhan meter,
kulihat dia telah siap dan kamipun berangkat bersama dengan berjalan kaki.
Sedangkan jarak rumahku dengan sekolah hanya sekitar 200 meter, namun
karena beberapa hari terakhir turun hujan yang amat deras, jalanan dan trotoar
dipenuhi genangan air dan becek, sehingga perjalanan sedikit terhambat karena harus
berhati-hati.
Namun, tiba-tiba saja, Avren mengeluarkan selembar kain dari dalam tasnya, dan
memberikannya kepadaku.
Nih, kamu pakai kain ini aja buat lap-in baju kamu, gapapa kok, pakai aja, biar
baju kamu kering dan bersih lagi” ujar Avren
Akhirnya kain tersebut aku pakai, hingga bersihlah seragamku, namun kain yang
diberikan avren menjadi kotor. Aku merasa sangat bersalah dan benar-benar
memberatkan dia.
Karena kain bersih tersebut akan digunakan untuk menutupi mulutnya karena
ternyata dia juga dalam keadaan batuk dan flu
.
“Makasih banyak ya vren, kamu memang teman terbaik yang pernah aku kenal,
aku gak bakal ngelupain semua kebaikanmu. Semoga kita tetap bersahabat sampai
kapanpun” ujarku sambil menatapnya.
“Udahlah Ham, kamu sahabat baikku sejak kecil, kita telah melalui semuanya
bersamaan, enggak mungkin dong aku biarin kamu ke sekolah dengan pakaian kotor
seperti tadi. Yuk, berangkat lagi” ujarnya sambil tersenyum.
Setelah selesai mengobrol, aku dan Avren melanjutkan perjalanan ke sekolah dengan
lebih hati-hati lagi.